Anda di halaman 1dari 22

TUGAS REVIEW METODE PENELITIAN DAN

PENULISAN ILMIAH

PRODUCTIVITY COAL GETTING DIRECT


HAULING PIT TO PORT STOCKPILE PERIODE
MARET 2015 DI PT. HAMPARAN MULYA SITE
PT.PADANG KARUNIA GROUP MUARA TEWEH
DESA HAJAK KM 24 KABUPATEN BARITO
UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

OLEH :
RIO NANDO SIRAIT DBD 113 126
Laporan Kerja Praktek dari :
MAULANA SYAHRI GINTING
DBD 111 0021
MESCHAC TIMOTHEE SILALAHI
DBD 111 0113
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif
disamping minyak dan gas bumi. Dipilihnya batubara sebagai sumber
energi karena batubara relatif lebih murah dibanding minyak bumi.
Khususnya di Indonesia yang memiliki sumber batubara yang sangat
melimpah,sehingga batubara menjadi sumber energi alternatif yang
potensial. Berdasarkan perhitungan cadangan batubara Indonesia
diperkirakan sebesar 42,6 milyar ton dan masih berpotensi untuk
diproduksi 80 tahun mendatang.
Batubara pada saat ini lebih banyak digunakan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik .walaupun sebenarnya batubara bermanfaat
juga bagi sektor rumah tangga, industri, dan transportasi. Untuk sektor
rumah tangga manfaat batubara sebagai bahan bakar dibentuk briket
batubara. Dalam dunia industri dan transportasi batubara diubah
dalam bentuk cair atau berupa batubara yang bermanfaat sebagai
pengganti bahan bakar minyak. Dengan meningkatkan potensi
batubara Indonesia diharapkan pemanfaatan batubara sebagai bahan
energi aleternatif dapat berjalan maksimal.

ii

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari review kerja praktik ini adalah sebagai
pemenuhan studi pada kurikulum pembelajaran program S-1 Jurusan
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui nilai efisiensi dan match factor alat gali muat angkut
pada proses Coal Getting di PT. Hamparan Mulya.
2. Mengetahui hasil Productivity coal getting di PT. Hamparan
Mulya.
3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi productivity coal
getting di PT. Hamparan Mulya
1.3

Manfaat
Manfaat dari Kerja Praktik ini agar mahasiswa dapat
menerapkan teori-teori yang telah diterima dalam perkuliahan guna
menunjang pemahaman materi di lapangan disamping itu dapat
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang nantinya siap bersaing di dunia pekerjaan. Manfaat
lain dari Kerja Praktik ini adalah untuk mengetahui Productivity coal
getting Direct Hauling Pit To Port Stocpile di PT. Hamparan Mulya.

1.4

Rumusan Masalah
1. Bagaimana menghitung nilai efisiensi dan match factor alat gali
muat angkut pada proses Coal Getting di PT. Hamparan Mulya?

iii

2. Bagaimana hasil produktivitas coal getting di PT. Hamparan


Mulya?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Productivity coal
getting direct hauling pit to port stockpile di PT. Hamparan Mulya?
1.5

Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan dalam produksi penyusun
membatasi masalah antara lain :
a.
Kemampuan produksi alat gali muat angkut pada proses coal
b.

getting
Alat mekanis yang digunakan adalah alat muat Excavator

c.

Komatsu PC-300 dan alat angkut Dump Truck Volvo


Perhitungan dilakukan untuk mengetahui produktivitas alat gali
muat dan angkut, efisiensi alat mekanis, serta keserasian alat

d.

(match factor)
Nilai bucket fill factor dan swell factor merupakan ketetapan
dari PT. Hamparan Mulya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Batubara
Batubara adalah

berupa

sedimen

organik

bahan

bakar

hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah


mengalami pembusukan secara biokimia, kimia dan fisika dalam

iv

kondisi bebas oksigen yang berlangsung pada tekanan serta


temperatur tertentu pada kurun waktu yang sangat lama.
Sampai pada abad ke 20, para ahli kimia hanya mengetahui dua
metode analisis dan pemisahan batubara yang mereka gunakan,
diantaranya

adalah

destilasi

destruktif

dan

ekstraksi

pelarut

menunjukkan bahwa batubara hanya mengandung karbon, dan


konsentrasi hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur yang lebih sedikit.
Adanya kandungan senyawa anorganik seperti aluminium dan silikon
oksida akan menghasilkan abu pada hasil pembakaran batubara.
Proses destilasi akan menghasilkan tar, air, dan gas. Hidrogen
merupakan

komponen utama dari gas yang dihasilkan, walaupun

amonia, gas karbon monoksida dan dioksida, benzen dan beberapa


uap gas hidrokarbon juga terbentuk.

Gambar 2.1. Batubara dan Rumus bangun batubara


Reaksi pembentukan batubara dapat diperlihatkan sebagai berikut :
C6H12O5 C20H22O4 + CH4 + H2O + COx
2.2

Proses pembentukan batubara


Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan purba yang
kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami
proses pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia,
maupun geologi. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori
bahan bakar fosil. Secara ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan

1.

yang terjadi, yakni:


Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat
dimana

tumbuhan

yang

telah

mati

mengalami

pembusukan

(terdeposisi) dan menjadi humus. Humus ini kemudian diubah


menjadi gambut oleh bakteri anaerobic dan fungi hingga lignit
2.

(gambut) terbentuk.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit

2.3

menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.


Sistem Penambangan
vi

Berdasarkan bentuk dan karateristik lapisan batubara dan lapisan


penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan pada penambangan
batubara adalah tambang terbuka (open pit). Secara umum kegiatan
penambangan batubara melalui beberapa tahap, yaitu :
1.

Pembersihan Lahan (land clearing)


Pembersihan lahan dilakukan sebelum operasi pengupasan
tanah penutup dengan cara pembabatan dan pembersihan pohonpohon baik besar maupun kecil, semak belukar, dan bongkahan
batuan.

2.

Pengupasan lapisan tanah penutup


Kegiatan pengupasan tanah penutup (stripping overburden)

dilakukan untuk memunculkan endapan batubara. Pekerjaan ini


meliputi pengupasan top soil dan common soil. Alat-alat yang
digunakan terdiri dari : back hoe, dump truck, dan bulldozer.

3.

Penggalian batubara
Kegiatan penggalian dilakukan setelah lapisan tanah penutup

dipindahkan. Pada bagian atas lapisan A dilakukan pengupasan


silicified coal (material pengotor). Penggalian batubara dilakukan
sejajar jurus (strike) perlapisan batubara, kemudian menerus menuju
endapan yang lebih dalam sesuai dengan karakteristik dan penyebaran
batubara.
4.

Pemuatan batubara
vii

Kegiatan ini bertujuan untuk memindahkan batubara hasil galian ke


alat angkut, yang selanjutnya dibawa ke tempat penimbunan (stockpile
sementara).
5.

Pengangkutan

Pengangkutan

bertujuan

untuk

memindahkan

batubara

hasil

penggalian dari front penambangan menuju ke stockpile sementara dengan


menggunakan alat angkut dump truck, serta alat muat back hoe.
2.4

Memahami Sifat Fisik Material & Kondisi Medan Kerja


Material yang berada di permukaan bumi ini sangat beraneka ragam,

baik jenis, bentuk danlain sebagainya. Oleh karena itu, alat yang digunakan
untuk memindahkannya pun beranekaragam pula. Material yang dimaksud
dalam pemindahan tanah (earth moving) meliputi :tanah, batuan, vegetasi
(pohon, semak belukar dan alang-alang).

2.5

Defenisi Produktivitas
(Productivity) Produktivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai


hasil yang optimal.
Productivity coal getting adalah ukuran yang menyatakan bagaimana
pencapaian produksi batubara dalam kegiatan coal getting (pengambilan
batubara).
2.5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitias Alat Muat
(Hydraulic Excavator)
viii

Besar kecilnya produktivitas yang dicapai oleh hydraulic excavator


dipengaruhi oleh :
a. Bucket Capacity (Ukuran Bucket)
Semakin besar ukuran bucket maka volume material yang terambil
setiap cycle akan semakin besar.
b. Swell Factor
Sweel factor adalah sifat fisik material yang diukur dari perubahan
volume padat / bank (Bcm) menjadi volume gembur / loose (Lcm).
c. Bucket Fill Factor
Bucket fill factor merupakan Persentasi / porsi bucket yang terisi
material terhadap total kapasitas bucket.

d. Cycle Time (Waktu edar)


Waktu yang diperlukan untuk proses pemuatan material ke dump
truck.Cycle time unit hydraulic excavator meliputi waktu :
- Digging (penggalian material)
- Swing loaded (gerakan swing dengan muatan)
- Dumping (penumpahan material ke vessel)
- Swing empty (gerakan swing kosongan)
e. Job Efficiency Factor

ix

Faktor koreksi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran


produksi yangsebenarnya. Untuk menentukan faktor efisiensi ini
perlu disesuaikan dengan kondisi operasi yang sebenarnya.
2.6

Operasional Tambang
Operasional tambang merupakan proses operasional tambang yang

menyangkut mengenai produksi.


2.6.1 Produksi
a.

Cycle Time

Waktu edar (cycle time) yaitu waktu yang diperlukan alat dalam
melakukan aktivitas penambangan, yang terbagi atas 2 bagian yaitu :
1.

Loading Time

Loading adalah proses pemuatan batubara dari front tambang oleh alat
gali muat kealam alat angkut dalam hal ini alat gali muat menggunakan
excavator dan alat angkut menggunakan dump truck.
2.

Hauling Time
Hauling adalah proses pengangkutan batubara yang telah dimuat dari

front

tambang

ke

stockpile

atau

tempat

penyimpanan

sementara

menggunakan alat angkut (dump truck).


3.

Weighing Time

Weighing adalah atau disebut weight bridge atau jembatan timbang,


didefenisikan sebagai suatu alat/ tools yang digunakan untuk mengukur
berat suatu unit / barang/ benda/ material.
4.

Dumping Time

Dumping adalah proses pengeluaran batubara dari vessel batubara ke


tempat penyimpanan batubara sementara atau stockpile, yang nantinya akan
dilakukan proses selanjutnya dan akhirnya akan dilakukan proses
pengapalan atau barging.

b.

Faktor Pengisian (Fill Factor)


Untuk

menentukan

besarnya

faktor

pengisian

menggunakan tabel fill factor (tabel 2.1):

Tabel 2.1 Fill Factor


Bucket
Kondisi penggalian

Fill
Factor

Penggalian secara alami tanah, lempung, atau tanah


Mudah

lunak
1.0 - 1.2
Penggalian secara alami tanah berpasir dan tanah

Rata-rata

kering
1.0 - 1.1
Penggalian secara alami tanah berpasir dengan

Agak susah
Susah

kerikil
Material hasil peledakan

c.

0.8 - 0.9
0.7 - 0.8

Faktor Pengembangan Material (Swell Factor)

Faktor pengembangan material (swell factor) diperoleh dengan


membagi massa jenis batubara dalam keadaan terberai (loose condition)
dengan massa jenis batubara dalam keadaan asli (bank condition).
d.

Efisiensi Kerja

xi

Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu yang digunakan


untuk berproduksi dengan waktu kerja yang tersedia. Hal ini merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat,
semakin banyak waktu yang digunakan untuk pengoperasian alat maka
semakin besar produksi yang dicapai.
e.

Ketersediaan Alat

Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi


produktivitas alat muat maupun alat angkut.
F.

Keseimbangan Alat Muat Dan Alat Angkut (MF)

Keseimbangan atau sinkronisasi kerja antara truck dengan alat muat,


dapat diukur dengan menggunakan Faktor Keseimbangan atau Match
Factor (MF).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

3.1.1 Sejarah Perusahaan


PT. Hamparan Mulya site PT. Padang Karunia Group merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara di
provinsi Kalimantan Tengah dimana PT Hamparan Mulya selaku pemegang
izin Wilayah Ijin Usaha Pertambangan (IUP) berdasarkan SK Bupati No.
188.45/472/2009 dengan luas 4.298 Ha di wilayah Sabuh, Kecamatan
Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara.

xii

PT. Hamparan Mulya site PT. Padang Karunia Group tergabung dalam
Triputra Group bersama perusahaan pemegang izin WIUP lainnya seperti
PT. Adaro. Saat ini PT. Hamparan Mulya sudah berada pada periode
produksi tahun kesembilan dan terus-menerus melakukan ekspansi wilayah
untuk mencari potensi cadangan batubara lainnya berdasarkan formasi
pembawa batubara.
3.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
PT. Hamparan Mulya terletak sekitar 200 km ke Timur Laut dari
Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Selanjutnya, ada 2 jalur alternatif
menuju muara teweh dari Palangka Raya yaitu sebagai berikut :
1.

Melalui jalur darat, dapat ditempuh selama 7 jam dengan


menggunakan kendaraan roda empat dengan rute Palangka Raya
Buntok - Muara Teweh.

2.

Melalui jalan udara, pesawat langsung dari Palangka Raya ke


Muara Teweh, dengan waktu penerbangan selama 45 menit.
Secara geografis, koordinat PT. Hamparan Mulya site PT. Padang

Karunia Group ditampilkan pada tabel 3.1. Daerah penelitian terletak di


sekitar daerah aliran Sungai Teweh bagian selatan dan anak Sungai Teweh,
dimana Sungai Teweh sendiri merupakan anak Sungai Barito.
3.1.3 Keadaan Iklim dan Curah Hujan
Kondisi iklim di wilayah IUP PT. Hamparan Mulya adalah tropis,
mempunyai suhu udara minimum 24 C, suhu udara maksimum 32 C dan
xiii

suhu udara rata-rata 28C. Sebagaimana umumnya daerah tropis maka


dilokasi tambang PT. Hamparan Mulya mempunyai dua musim yakni
musim kemarau dan musim hujan. Hari hujan dan curah hujan antara lain
dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi, dan putaran atau
pertemuan arus udara. Musim kemarau pada bulan April sampai dengan
September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai dengan Maret.
3.1.4 Flora dan Fauna
1.
Flora (Tumbuhan)
Keanekaragaman flora (tumbuhan) yang terdapat di kawasan area
pertambangan PT. Hamparan Mulya menurut Balai Konservasi Sumber
Daya Alam Kalimantan Tengah antara lain karet, meranti, ulin, damar,
punsi, rotan dan berbagai jenis perdu serta rawa dan semak belukar,
2.

Fauna (Hewan)

Keanekaragaman fauna (hewan) yang terdapat di kawasan area


perusahaan PT. Hamparan Mulya menurut Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Kalimantan Tengah terdiri dari ular, biawak, babi hutan, tupai, monyet
serta berbagai jenis burung dan ikan air tawar.
3.1.5 Sosial dan Kependudukan
Penduduk disekitar lokasi penambangan batubara PT. Hamparan
Mulya mayoritas islam dimana umumnya adalah penduduk asli dan
pendatang, yaitu suku Dayak Bakumpai, Banjar, Jawa yang sudah lama
bertempat tinggal di sekitar lokasi penambangan. Mata pencaharian
penduduk setempat pun beragam utamanya adalah menanam padi dan

xiv

berkebun karet dengan sebagian lainnya berkebun kelapa sawit, dan yang
lain pada umumnya bekerja sebagai pedagang, disamping pegawai
perusahaan swasta seperti perusahaan kayu atau perkebunan dan sebagai
pegawai negeri.

3.2

Kondisi Geologi

3.2.1 Kondisi Geologi Regional Dan Stratigrafi


Daerah Barito memiliki morfologi yang domain adalah morfologi
yang memiliki ketinggian 25 m 100 m di atas permukaan air dengan
dataran rendah terdapat pada bagian Selatan membentang sejauh lebih
kurang 150 Km ke Utara dan merupakan tanah dengan derajat keasaman
kurang dari 7.
3.2.2

Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada kerja praktik ini antara
lain :
1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Kamera
4. Stopwatch
5. Alat Pelindung Diri (APD)
6. Laptop dan perlengkapan pendukung lainnya

3.3

Tata Laksana Penelitian

3.3.1 Langkah Kerja


1. Studi literatur (pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian)
2. Observasi lapangan untuk mengetahui tempat, serta kondisi lapangan,
dimana akan diadakan penelitian dan pengambilan data.
xv

3. Melakukan penelitian dan pengumpulan data yang berkaitan dengan K3


di tempat pengambilan batubara.
4. Mengevaluasi dan mengolah data.

3.3.2 Metode Penelitian


1. Studi Literatur
Dengan mengumpulkan data-data yang ada kaitannya dengan K3
maupun hasil penelitian selama di lapangan.
2.

Observasi (Pengumpulan Data)


Data yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas
dalam penulisan ini.

3. Interview (Wawancara)
3.3.3 Waktu Penelitian
Jadwal kegiatan kerja praktik di PT. Hamparan Mulya terhitung
dari awal bulan Februari sampai dengan pertengahan bulan Maret
2015.

xvi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Nilai Efisiensi dan Match Factor Alat Gali Muat Angkut Pada
Proses Coal Getting
1. Perhitungan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
a) Loading
Pengambilan data cycle time loader diambil langsung di
lapangan dengan menggunakan stopwatch, untuk Excavator
PC-300 rata-rata cycle time adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Cycle Time Loader
Alat Muat
PC-300-8

Rata-rata cycle time


0,5 menit

b) Hauling
Pengambilan data cycle time hauling diambil langsung di lapangan
dengan menggunakan stopwatch, untuk Dump Truck volvo FMX 440 ratarata cycle time adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Cycle Time Hauling Dumptruck
Jenis DT

Volvo FMX 440

Rata-rata CT Ke

Rata-rata CT Ke

Pit-KM 3

Pit-KM 0

80 menit

100 menit
xvii

c) Weighing (Penimbangan)
Pengambilan data cycle time weighing diambil langsung di lapangan
dengan menggunakan stopwatch, untuk Dump Truck volvo FMX 440 ratarata cycle time adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Cycle Time Weighing Dumptruck
Alat Muat

Rata-Rata Cycle Time

Rata-Rata Cycle Time

Dumping to Port KM

Dumping to Port KM 0

3
0,65 menit

1,95 menit

Dump Truck Volvo FMX


440

d) Dumping
Pengambilan data cycle time Dumping diambil langsung di lapangan
dengan menggunakan stopwatch, untuk Dump Truck volvo FMX 440 ratarata cycle time adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Cycle Time Dumping Dumptruck
Alat Muat

Rata-Rata Cycle Time

Rata-Rata Cycle Time

Dumping di Port KM

Dumping di Port KM 0

3
0,65 menit

1,95 menit

Dump Truck Volvo FMX

440
e) Kombinasi Alat Muat dan Alat Angkut
Tabel 4.2 Cycle Time Dumping Dumptruck
Kombinasi
Alat Muat dan
Alat Angkut
PC 300 dengan
Volvo FMX 440
to km 3
PC 300 dengan
Volvo FMX 440
to km 0

Loading

Hauling
Weighing

Dumping

Hauling

Total

Kosong

Time

Time

isi

0.65

1,95

1.30

0.65

32.32

menit

menit

menit

menit

menit

5.39

51.29

2.95

1.95

45.63

107.21

menit

menit

menit

menit

menit

menit

80 menit

Pembahasan
4.2.1 Perhitungan Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
xviii

1. Loading
Pengambilan data cycle time loader diambil langsung di lapangan
dengan menggunakan stopwatch, untuk PC-300-8 rata-rata cycle time nya.
2. Hauling
Cycle time kegiatan hauling diambil langsung dari lapangan dengan
menggunakan stopwatch. Perhitungan waktu hauling diambil mulai dari
titiak awal start di pit sampai kembali di loading spot.
4.2.2 Fill Factor (backhoe)
Pada pemuatan material ke dalam alat angkut maka faktor pengisian
sangat perlu diperhitungkan pada alat muat oleh karena pengisian bucket
yang bervariasi. Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas
nyata suatu alat dengan kapasitas teoritis alat tersebut. Faktor pengisian
bucket diperoleh berdasarkan kondisi penggalian dan material yang akan
diambil. Dari (tabel 4.3) diperoleh fill factor sebesar 110 %, dimana material
yang akan diambil berupa material lempung.
4.2.3 Faktor pengembangan (swell factor)
Faktor Pengembangan perlu diperhatikan karena akan berpengaruh
pada kapasitas alat muat dan alat angkut, apabila suatu material digali dari
tempat aslinya atau dalam keadaan insitu, maka akan terjadi penambahan
volume (swell), hal ini disebabkan oleh butiran material yang semakin besar
sehingga rongga-rongga yang ada akan terisi oleh udara. Faktor
pengembangan material (swell factor) diperoleh dengan membagi berat jenis
dalam keadaan terberai (loose condition) dengan berat jenis dalam keadaan
asli (bank condition).
4.2.4 Efisiensi Kerja
xix

Efisiensi kerja merupakan waktu yang benar-benar terpakai untuk


produksi.
Estimasi Produksi Alat Muat
Jenis alat muat yang direncanakan pada development area adalah
tipe backhoe, jumlah alat yang direncanakan adalah backhoe PC 300 yaitu 1
unit ( untuk coal getting ).
Estimasi Produksi Alat angkut
Jenis alat angkut yang akan digunakan pada development area adalah
7 unit untuk batubara, untuk menghitung estimasi produksi alat muat
peneliti menggunakan kombinasi alat muat dan alat angkut yaitu :
4.2.5

Sinkronisasi Alat Muat Dan Alat Angkut


Untuk memperoleh target produksi yang telah ditetapkan, maka

diperlukan kesesuaian alat angkut dan alat muat (macth factor sama dengan
satu). Hal ini untuk menghindari waktu tunggu atau hambatan alat muat atau
alat angkut.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

xx

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai efisiensi bisa didapatkan dengan pengamatan langsung sehingga
akan didapat hasil produksi dan produktivitas dari alat muat dan alat
angkut.
2. Setelah

dilakukan

pengamatan

langsung

dilapangan

dengan

mengumpulkan data tentang, data cycle time alat muat, data cycle time
alat angkut, efisiensi kerja, kesediaan alat, jam kerja, swell factor, fill
factor, maka akan didapatkan hasil produktivitas coal getting untuk alat
muat.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas coal getting adalah:
Kondisi Cuaca, Density Batubara, Efisiensi Kerja, Swell Factor, Fill
Factor, Kesediaan Alat, Hauling Road Maintenance.

5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat kami berikan untuk PT. Hamparan
Mulya antara lain :
1.

Dengan alat angkut yang rata-rata beroperasi saat ini ada 7 maka
untuk mendapatkan faktor keserasian dan efisiensi kerja yang
baik adalah dengan menambahkan 3 unit alat angkut lagi
sehingga

akan

meminimalisir

penggunaan

waktu

dan

meningkatkan produktivitas dalam proses coal getting

xxi

2.

Penanganan terhadap unit yang mengalami breakdown harus


dipercepat agar tidak mengganggu kegiatan hauling dan

3.

menurunkan produktivitas coal getting.


Penanganan terhadap jalan hauling, seperti debu, lubang, grade
jalan yang harus ditingkatkan karena akan sangat mengganggu
kegiatan hauling dan membahayakan para driver jika jalan

4.

hauling tidak baik.


Penggunaan safety yang harus ditingkatkan, seperti safety belt,
helm, dan safety vest agar tidak terjadi kecelakaan kerja yang

5.

juga akan mengganggu jalannya produksi batubara.


Pengawasan pengawas terhadap jalan nya kegiatan coal getting
dan hauing kepada operator dan driver harus ditingkatkan, untuk
mengurangi ketidakefisiensi penggunaan waktu kerja.

xxii

Anda mungkin juga menyukai