Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PENGANTAR TEKNOLOGI

KEBUMIAN DAN ENERGI (PTKE)

Oleh :
DIMAS ANDRE WIBOWO
071001900021

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2019
 SIKLUS PERMINYAKAN DI INDONESIA

1.1 Siklus Bisnis Industri Hulu Migas


A. Sektor Hulu
Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha hulu migas di
Indonesia secara jelas telah diatur di Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2004
serta perubahannya di PP No. 34 Tahun 2005. Atapun mengenai BP Migas
sendiri diatur pada PP No. 42 Tahun 2002.
Secara teknis sendiri , tidaklah mudah untuk memproduksikan migas tersebut
ke atas permukaan bumi. Dikarenakan migas merupakan campuran molekul
karbon dan hidrogen yang terbentuk dari sedimen sisa-sisa hewan dan
tetumbuhan yang terperangkap selama jutaan tahun. Akibat kombinasi efek
temperatur dan tekanan di dalam kerak bumi maka terbentuklah reservoir-
reservoir minyak dan gas yang berada jauh di bawah permukaan tanah.
Adapun setelah suatu perusahaan ditetapkan sebagai pemenang oleh
pemerintah Indonesia, tahapan-tahapan kegiatan usaha perusahaan tersebut
yaitu:
• Eksplorasi (GnG/geology and geophysics)
Kegiatan ekplorasi merupakan awal kegiatan dimana perusahaan melakukan
aktivitas untuk menemukan cadangan minyak atau gas bumi. Hal ini dimulai
dari survey untuk menemukan hidrokarbon sampai dengan pembuktian
cadangan migas yang ditemukan. Dalam tahap eksplorasi, perusahaan
melakukan aktivitas survei geologi, survei geofisika, survei seismik dan
melakukan pemboran eksplorasi.
1. Survei Geologi
Survei ini dilakukan untuk menentukan struktur batuan yang dapat menjebak
hidrokarbon dengan teknik pemetaan permukaan. Survei ini difokuskan pada
batuan yang ada pada permukaan bumi yang merupakan penyusun lapisan atas
kerak bumi. Batuan yang diduga mengandung hidrokarbon akan dikirim ke
laboratorium untuk diteliti lebih lanjut guna mengetahui kandungan
hidrokarbon yang terdapat pada batu tersebut.
2. Survei Geofisika
Merupakan kegiatan yang dilakukan guna mencari kandungan hidrokarbon
pada lapisan bumi dengan menggunakan peralatan gravimeter dan
magnetometer. Alat ini berfungsi untuk membaca besar gravitasi dan medan
magnet bumi.
3. Survei Seismik
Kegiatan ini dilakukan untuk mencari cekungan yang diduga memiliki
kandungan minyak dan gas bumi. Survei ini dilakukan dengan cara membuat
gelombang kejut dan kemudian radiasi gelombang tersebut akan direkam
dengan seismometer. Data yang dihasilkan digunakan untuk
menginterpretasikan struktur lapisan tanah, besarnya lokasi dan besarnya
reservoir migas yang ada.
4 . Kegiatan Pemboran Sumur
Setelah dilakukan survei diatas, maka tahap selanjutnya adalah melakukan
pengeboran sumur eksplorasi dan well logging untuk mengetahui adanya
cadangan migas di daerah tersebut dan mengukur tingkat keekonomian
cadangan tersebut. Misalnya pemboran wild-cat, hasilnya adalah konfirmasi
adanya hidrokarbon (jenis, besar kandungan), sifat batuan (porositas,
permeabilitas, kekuatan), struktur dan keadaan (tekanan dan temperatur)
lapisan yang ditembus sumur / reservoir tersebut. Selain itu, kegiatan
pengeboran ini dapat menentukan luas daerah yang mengandung hidrokarbon.
• Pengembangan Lapangan Migas
Perusahaan akan membuat rencana pengembangan untuk lapangan yang
terbukti memiliki cadangan minyak yang ekonomis. Rencana pengembangan
lapangan migas tersebut diajukan ke BP Migas dengan menghitung jumlah
cadangan, jumlah sumur, produksi perhari dan berapa lama lapangan tersebut
berproduksi.
Perusahaan juga mengajukan biaya pengembangan lapangan yang terdiri dari
biaya kapital dan biaya operasional. Biaya kapital merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk investasi yang memiliki manfaat jangka panjang, termasuk
biaya infrastruktur dan biaya eksplorasi. Biaya operasional merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan.
• Kegiatan Produksi
Setelah rencana kegiatan pengembangan lapangan di setujui oleh BP Migas,
maka perusahaan akan melanjutkan ke tahap produksi. Tahap pertama adalah
menentukan koordinat sumur yang akan di bor dan kemudian melakukan
pengeboran. Biaya yang termasuk dalam aktivitas pengeboran ini, diantaranya
biaya sewa rig, mud, testing, cementing dan biaya pendukung lainnya. Supaya
efisien, dalam keberlangsungannya produksi memberikan data dan informasi
lebih lengkap sehingga peta cadangan dapat direvisi setiap tahun dengan
tingkat keakurasian makin tinggi. Adapun dalam proses produksi dapat terbagi
menjadi:
1. Primary recovery
Berupa pengangkatan alami (natural flow) ataupun pengangkatan buatan
(artificial lift) dengan pompa angguk (sucker-rod), pompa listrik terendam
(ESP – electrical submersible pump), pompa hidrolik, dan gas-lift.
2. Secondary Recovery (SecRec)
Disebut SecRec apabila ada sumur produksi dan injeksi yang membentuk pola
pendesakan migas. Contoh : water flood.
3. Enhanced Oil Recovery (EOR)
Disebut EOR apabila terjadi reaksi kimiawi yang mengubah interaksi batuan
dan fluida reservoir. Contoh : injeksi polimer, injeksi soda kaustik.
SecRec dan EOR adalah proses meningkatkan perolehan setelah primary
recovery dilakukan. Produksi sudah tidak ekonomis lagi apabila untuk jangka
panjang diperkirakan pendapatan dari produksi tidak dapat lagi menutupi biaya
operasi. Untuk itu sumur harus ditutup (plugged), disemen.
B. Sektor Hilir
Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha hilir migas di
Indonesia secara jelas telah diatur di Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004
serta perubahannya di PP No. 30 Tahun 2009. Atapun mengenai BPH Migas
sendiri diatur pada PP No. 67 Tahun 2002.
Migas / hidrokarbon yang telah diproduksi ada yang langsung diekspor ke luar
negeri ada pula yang diolah terlebih dahulu. Adapun secara umum, kegiatan
usaha hilir migas yaitu:
• Pengolahan
Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian,
mempertinggi mutu, dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau gas
bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan.
Pengolahan migas dilakukan pada refineries atau kilang minyak. Adapun
pengolahan tersebut terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu proses primer dan
proses sekunder. sebagian orang mendefinisikan proses primer sebagai proses
fisika, sedangkan proses sekunder adalah proses kimia. hal itu bisa dimengerti
karena pada proses primer biasanya komponen atau fraksi minyak bumi
dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu titik didih. Sementara
pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat kimia kimia,
seperti perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya
terjadi proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang
berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi
Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-
fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah
(seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu.
Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di
dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan
fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di
bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan
mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses
lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.
Produk-produk utama kilang minyak adalah: Minyak bensin (gasoline).
Minyak bensin merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak;
Minyak tanah (kerosene); LPG (Liquified Petroleum Gas); Minyak distilat
(distillate fuel); Minyak residu (residual fuel); Kokas (coke) dan aspal; Bahan-
bahan kimia pelarut (solvent); Bahan baku petrokimia; serta Minyak pelumas.
Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak yang hampir seluruhnya
dioperasikan oleh Pertamina, antara lain: Pangkalan Brandan, Sumatera Utara;
Dumai/Sei Pakning, Riau; Plaju, Sumatera Selatan; Cilacap, Jawa Tengah;
Balikpapan, Kalimantan Timur; Balongan, Jawa Barat; Cepu, Jawa Tengah;
dan Sorong, Irian Jaya Barat.
• Pengangkutan/ distribusi
Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan minyak bumi, gas bumi, dan/atau
hasil olahannya dari wilayah kerja atau dari tempat penampungan dan
pengolahan, termasuk pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan
distribusi. Migas ataupun produk hasil olahannya dapat diangkut menuju user
langsung (industri), instalasi/depot, ataupun SPBU/SPBG menggunakan rail
tank wagon, pipeline, kapal tanker, maupun truk pengangkut.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan untuk penetuan cara
pengangkutan atau distribusi ini supaya ekonomis yaitu: jenis tangki muatan
(cargo containment), kapasitas dan jumlah tangki muatan, kondisi lingkungan,
jarak dari pemasok, kecepatan pengangkut, boil-off rate (kecepatan boil off dari
gas), keterbatasan operasi, peraturan yang ada, dll.
• Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan
pengeluaran minyak bumi dan/atau gas bumi, BBM, bahan bakar gas dan atau
hasil olahan pada lokasi di atas atau di bawah tanah untuk tujuan komersial,
misalnya depot dan tangki timbun terapung (floating storage).
Usaha penyimpanan BBM maupun gas (LPG, LNG) di Indonesia telah
melibatkan peran swasta dan badan usaha milik negara dalam
pembangunannya, untuk mendukung kecukupan suplai kebutuhan BBM
mapun gas di tiap wilayah.
• Perniagaan
Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor minyak bumi
dan/atau hasil olahannya, termasuk niaga gas bumi melalui pipa.
Kegiatan usaha niaga terbagi 2 yaitu pertama, usaha niaga umum (wholesale)
yaitu suatu kegiatan pembelian, penjualan, ekspor dan impor BBM, bahan
bakar gas, bahan bakar lain dan hasil olahan dalam skala besar yang menguasai
atau memiliki fasilitas dan sarana niaga dan berhak menyalurkannya kepada
semua pengguna akhir dengan menggunakan merek tertentu.
Kedua, usaha niaga terbatas (trading) merupakan usaha penjualan produk-
produk niaga migas, dalam hal ini adalah minyak bumi, BBM, bahan bakar gas,
bahan bakar lain, hasil olahan, niaga gas bumi yang tidak memiliki fasilitas dan
niaga terbatas LNG. Badan usaha yang memiliki izin usaha niaga, dapat
melakukan kegiatan pengangkutan dan atau penyimpanan sebagai penunjang
usaha niaganya sepanjang tidak ada transaksi usaha pada rangkaian kegiatan
usaha niaganya.

 PERKEMBANGAN PERMINYAKAN DI INDONESIA


 Perminyakan Sebelum Kemerdekaan
Pemanfaatan dan penggunaan minyak bumi dimulai oleh bangsa
Indonesia sejak abad pertengahan. Menurut sejarah, orang Aceh
menggunakan minyak bumi untuk menyalakan bola api saat memerangi
armada Portugis. Selama ini yang lebih dikenal sebagai awal eksplorasi
atau pencarian migas dilakukan adalah pengeboran sumur Telaga
tunggal oleh Zijker, namun penelitian yang dilakukan oleh salah satu
anggota IAGI (Awang HS) menemukan bahwa usaha pengeboran
pertama kali sebenarnya sudah dilakukan oleh Jan Reerink, tahun 1857.

Gambar.1 Usaha eksplorasi minyak di Indonesia dimulai menjelang


abad ke-20 di Jawa dan di Sumatera Utara. Disusul kemudian di
Papua.

Awal sejarah perkembangan eksplorasi dan eksploitas migas secara


modern di Indonesia ditandai saat dilakukan pengeboran pertama pada
tahun 1871 ini, yaitu sumur Madja-1 di desa Maja, Majalengka, Jawa
Barat, oleh pengusaha belanda bernama Jan Reerink diatas. Akan tetapi
hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan dan akhirnya sumur
pengeborannya ditutup. Akan halnya Telaga Tunggal, tokoh yang
terkenal adalah Jan Zijlker (nama Jan adalah nama “pasaran” orang
Belanda). Tahun 1880, ia ditugaskan atasannya mengunjungi sebuah
perkebunan tembakau di Sumatra Utara. Jan Zijlker adalah manager of
the East Sumatra Tobacco Company. Di sana, ia melihat penduduk
setempat (Langkat) menggunakan obor dengan suatu zat untuk
membuatnya tahan lama menyala. Zijlker mengenal zat itu sebagai
minyak tanah Penemuan sumber minyak dengan pengeboran moderen
yang pertama di Indonesia ini yang akhirnya lebih dikenal sebagai awal
eksplorasi yang terjadi pada tahun 1883 yaitu diketemukannya
lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga Said di dekat Pangkalan
Brandan oleh seorang Belanda bernama A.G. Zeijlker.
Penemuan-penemuan selanjutnya juga dilakukan dengan pengeboran
sumur ini kemudian disusul oleh penemuan lain yaitu di Pangkalan
Brandan dan Telaga Tunggal. Penemuan lapangan Telaga Said oleh
Zeijlker menjadi modal pertama suatu perusahaan minyak yang kini
dikenal sebagai Shell. Pada waktu yang bersamaan, juga ditemukan
lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah, Minyak Hitam di dekat
Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Riam Kiwa di daerah Sanga-
Sanga, Kalimantan.Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 prusahaan
asing yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan
perusahaan yang bernama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang
kemudian dengan Shell Transport Trading Company melebur menjadi
satu bernama The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum
Company. Pada tahun 1907 berdirilah Shell Group yang terdiri atas
B.P.M., yaitu Bataafsche Petroleum Maatschappij dan Anglo Saxon.
Pada waktu itu di Jawa timur juga terdapat suatu perusahaan yaitu
Dordtsche Petroleum Maatschappij namun kemudian diambil alih oleh
B.P.M.
Awal masuknya Amerika dalam industri Migas di Indonesia.
Pada tahun 1912, perusahaan minyak Amerika mulai masuk ke
Indonesia. Pertama kali dibentuk perusahaan N.V. Standard Vacuum
Petroleum Maatschappij atau disingkat SVPM. Perusahaan ini
mempunyai cabang di Sumatera Selatan dengan nama N.V.N.K.P.M
(Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) yang sesudah
perang kemerdekaan berubah menjadi P.T. Stanvac Indonesia.
Perusahaan ini menemukan lapangan Pendopo pada tahun 1921 yang
merupakan lapangan terbesar di Indonesia pada jaman itu.
Gambar 2. Masuknya “investor” ke Indonesia dimulai sejak
terbentuknya perushaan migas Belanda yang disusul oleh perusahan
berasal dari Amerika sekitar 1920-1940.

Untuk menandingi perusahaan Amerika, pemerintah Belanda


mendirikan perusahaan gabungan antara pemerintah dengan B.P.M.
yaitu Nederlandsch Indische Aardolie Maatschappij. Dalam
perkembangan berikutnya setelah perang dunia ke-2, perusahaan ini
berubah menjadi P.T. Permindo dan pada tahun 1968 menjadi P.T.
Pertamina.Pada awalnya Pemerintah Hindia Belanda memberlakukan
pembedaan antara Shell dengan perusahaan lain. Pada tahun 1920
masuk dua perusahaan Amerika baru yaitu Standard Oil of California
dan Texaco. Pada tahun 1920 ini di Amerika diundangkan “General
Lisencing Act” yang mengusulkan untuk non discriminasi.
Kemudian, pada tahun 1930 dua perusahaan ini membentuk
N.V.N.P.P.M (Nederlandsche Pasific Petroleum Mij) dan menjelma
menjadi P.T. Caltex Pasific Indonesia, sekarang P.T. Chevron Pasific
Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi besar-besaran di
Sumatera bagian tengah dan pada tahun 1940 menemukan lapangan
Sebangga disusul pada tahun berikutnya 1941 menemukan lapangan
Duri. Di daerah konsesi perusahaan ini, pada tahun 1944 tentara Jepang
menemukan lapangan raksasa Minas yang kemudian dibor kembali
oleh Caltex pada tahun 1950.
Pada tahun 1935 untuk mengeksplorasi minyak bumi di daerah Irian
Jaya dibentuk perusahaan gabungan antara B.P.M., N.P.P.M., dan
N.K.P.M. yang bernama N.N.G.P.M. (Nederlandsche Nieuw Guinea
Petroleum Mij) dengan hak eksplorasi selama 25 tahun. Hasilnya pada
tahun 1938 berhasil ditemukan lapangan minyak Klamono dan disusul
dengan lapangan Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, karena hasilnya
dianggap tidak berarti akhirnya diseraterimakan kepada perusahaan
SPCO dan kemudian diambil alih oleh Pertamina tahun 1965.

Gambar 3. Pasca PD II dan kemerdekaan, mulai munculnya


perusahaan lokal dan dibentuknya PERTAMINA sebagai perusahaan
nasional yang pertama. Merupakan cikal bakal PERTAMINA.

Setelah perang kemerdekaan di era revolusi fisik tahun 1945-1950


terjadi pengambilalihan semua instalasi minyak oleh pemerintah
Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T. Minyak Nasional
Rakyat yang pada tahun 1954 menjadi perusahaan Tambang Minyak
Sumatera Utara (PT MTMSU). Perusahaan ini bersifat lokal.
Operasinya belum secara nasional. Pada tahun 1957 didirikan P.T.
Permina oleh Kolonel Ibnu Sutowo yang kemudian menjadi P.N.
Permina pada tahun 1960. Pada tahun 1959, N.I.A.M. menjelma
menjadi P.T. Permindo yang kemudian pada tahun 1961 berubah lagi
menjadi P.N. Pertamin. Pada waktu itu juga telah berdiri di Jawa
Tengah dan Jawa Timur P.T.M.R.I (Perusahaan Tambang Minyak
Republik Indonesia) yang menjadi P.N. Permigan dan setelah
tahun1965 diambil alih oleh P.N. Permina. Pada tahun 1961 sistem
konsesi perusahaan asing dihapuskan diganti dengan sistem kontrak
karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.M. Permina.
Tahun 1965 menjadi momen penting karena menjadi sejarah baru
dalam perkembangan industri perminyakan Indonesia dengan dibelinya
seluruh kekayaan B.P.M. – Shell Indonesia oleh P.N. Permina. Pada
tahun itu diterapkan kontrak bagi hasil (production sharing) yang
menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah
konsesi P.N. Permina dan P.N. Pertamin. Perusahaan asing hanya bisa
bergerak sebagai kontraktor dengan hasil produksi minyak dibagikan
bukan lagi membayar royalty.

Gambar 4. Jeda antara saat ditemukan (discovery) hingga puncak


produksi dicapai dalam 20-30 tahun. Saat ini sekitar diperlukan waktu
10 hingga 15 tahun utk memproduksikan lapangan baru.

Tahun 1960 anjungan pengeboran (Jack-up Rig) mulai beroperasi


secara massal. Dan sSejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran juga
dilakukan di Indonesia baik di darat maupun di laut oleh P.N. Pertamin
dan P.N. Permina bersama dengan kontraktor asing. Tahun 1968 P.N.
Pertamin dan P.N. Permina digabung menjadi P.N. Pertamina dan
menjadi satu-satunya perusahaan minyak nasional. Di tahun 1969
ditemukan lapangan minyak lepas pantai yang diberi nama lapangan
Arjuna di dekat Pemanukan, Jabar. Tidak lama setelah itu ditemukan
lapangan minyak Jatibarang oleh Pertamina. Kini perusahaan minyak
PERTAMINA ini tengah berbenah diri menuju perusahaan bertaraf
internasional.Pertumbuhan dan pengembangan lapangan migas di
Indonesia mencapai puncaknya ketika produksi minyak Indonesia
mencapai diatas satu setengah juta barel perhari yang dicapai pada
tahun 1977 (Gambar 4 ).

Anda mungkin juga menyukai