Anda di halaman 1dari 25

OTONOMI

DAERAH
Muhamad David Kamal
02.01.20.162
PPB 1.A
Daftar Isi
1. Latar Belakang Berdirinya Otonomi Daerah
2. Fokus Pemerintah Pusat Dalam Bidang Penataan Ruang
3. Rumusan Kebijakan dan Strategi Pokok Penataan Ruang Tahun 2004 dan Pasca 2004
4. Kebijakan Penataan Ruang Terhadap Konsep Pertanahan
a) Pengertian Konsolidasi Tanah
b) Tujuan Konsolidasi Tanah
c) Sasaran Konsolidasi Tanah
d) Fungsi Konsolidasi Tanah

2
Lanjutan
5. Penyusunan Perencanaan Tata Ruang di Daerah Perbatasan Kabupaten/Kota
a) Konsepsi Dasar Perencanaan Tata Ruang
b) Permasalahan dan Solusi Otonomi Daerah
c) Strategi Pengembangan Wilayah Perbatasan Melalui Pendekatan Manajemen
6. Peran Serta Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan

3
Latar Belakang
Berdirinya
Otonomi Daerah
Lanjutan
Berlakunya otonomi daerah melalui UU No.22 Tahun
1999 berimplikasi pada pada biasnya hierarki dalam
sistem perencanaan tata ruang wilayah. Dan dalam PP
Nomor 25 Tahun 1999 pasal 2 butir 13c disebutkan
bahwa penyusunan RTRWN berdasarkan tata ruang
kabupaten/kota dan provinsi.

5
Fokus Pemerintah
Pusat Dalam
Penataan Ruang
Terdapat 4 Fokus Pemerintah Pusat
Dalam Bidang Penataan Ruang
Lanjutan
1. Tercapainya keseimbangan pemanfataan ruang
makro antara kawasan berfungsi lindung dan
budidaya, antara kawasan perkotaan dan perdesaan.

2. Tercapainya pemulihan daya dukug lingkungan


untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih besar
dan menjamin keberlanjutan pembangunan.

3. Terwujudnya keterpaduan dan kerja sama


pembangunan lintas provinsi dan lintas sektor untuk
optimasi dan sinergi struktur pemanfaatan ruang.

4. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat akan


pelayanan publik yang memadai.
7
Rumusan Kebijakan
dan Strategi Pokok
Penataan Ruang Tahun
2004 dan Pasca 2004
Lanjutan
1. Memfungsikan kembali (revitalisasi) penataan ruang yang
mampu menangani agenda-agenda aktual, terbuka, akuntabel
dan mengaktifkan peran masyarakat.

2. Memantapkan RTRWN sebagai acuan pengembangan


wilayah, yang ditempuh melalui :

a. Operasionalisasi RTRWN melalui RTRW Pulau,


Provinsi, Kabupaten/Kota sebagai produk yang
mengintegrasikan rencana penataan ruang darat, laut
dan pesisir, serta udara.

b. Koordinasi lintas sektor dan lintas daerah.

c. Pengembangan sistem penataan ruang. 9


Lanjutan
3. Meningkatkan pembinaan pengelolaan KAPET sebagai pusat pertumbuhan baru dan kawasan tertentu yang memiliki
nilai strategis nasional.

4. Meningkatkan kapasistas penyelenggaraan penataan ruang didaerah dalam rangka mempercepat pelaksanaan otonomi
daerah melalui :

a. Penyelenggaraan Bimbingan teknis penyusun dan evaluasi RTRW provinsi, kabupaten/kota.

b. Peningkatan kapasistas hukum dan transparansi dalam penataan ruang.

c. Menyusun norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM)

5. Keterkaitan dengan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kapasitas penyelenggaraan penataan ruang di daerah,
maka langkah strategis yang pentang adalah :

a. Memperkuat peran gubernur dalam penyelenggaraan penataan ruang, khususnya untuk memfalitasi kerja sama
penataan ruang antar daerah dan mengendalikan pembangunan (pemanfatan ruang secara lebih efektif.

b. Memberdayakan tim koordinasi penataan ruang daerah (TKPRD), baik pada tingkat provinsi, kabupaten atau kota
dalam rangka menjalakan fungsi-fungsi koordinasi, inisiasi, supervisi dan mediasi.
10
Kebijakan Penataan
Ruang Terhadap
Konsep Pertanahan
a) Pengertian Konsolidasi Tanah
b) Tujuan Konsolidasi Tanah
c) Sasaran Konsolidasi Tanah
d) Fungsi Konsolidasi Tanah
Pengertian
Konsolidasi
Tanah
Konsolidasi tanah menurut Badan Pertanahan
Nasional sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) Kepala Badan
Pertanahan Nasional sesuai dengan Pasal 1 ayat (1)
Kepala Badan Pertanahan Nasional No.4 Tahun 1991
adalah “Kebijakan Pertanahan mengenai penataan
kembali penguasaan dan penggunaan tanah serta usaha
untuk kepentingan pembangunan tanah serta usaha
pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, untuk
meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan
sumber daya alam dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat.”
12
Tujuan
Konsolidasi
Tanah
1. Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional, tujuan konsolidasi
tanah adalah : “Untuk pemanfataan tanah secara
optimal melalui peningkatan efisiensi dan
produktivitas pengunaan tanah”.

2. Tujuan dari konsolidasi tanah pedesaan adalah untuk


meningkatkan produkstivitas tanah dan konservasi
sumber daya tanah.

13
Lanjutan
3. Sedangkan konsolidasi tanah perkotaan adalah untuk melakukan peningkatan efisiensi
penggunaan dan pemanfataan tanah. Dalam kaitannya dengan tanah perkotaan , konsolidasi tanah
diperkotaan ditujukan untuk :
a. Untuk mempercepat laju pembangunan permukiman.

b. Menghemat pengeluaran dana pemerintah untuk pembiayaan pembangunan lingkungan.


c. Mengobati penyakit-penyakit dari model pembangunan wilayah pemukiman secara
konvensional.
d. Meningkatkan adanya pemerataan penikmat dan keuntungan, agar keuntungan sebagai akibat
pembangunan wilayah dinikmati langsung oleh pemilik tanah (rakyat banyak)

14
Konsolidasi
Tanah Wilayah
Perdesaan
Sasaran Konsolidasi Tanah untuk wilayah pedesaan
adalah :

1. Wilayah yang potensial dapat memperoleh pengairan


tetapi belum tersedia jaringan irigasi.

2. Wilayah yang jaringan irigasinya telah tersedia tetapi


pemanfataannya belum tercapai.

3. Wilayah yang pengairannya cukup baik namun masih


perlu ditunjang jalan yang memadai.

15
Konsolidasi
Tanah Wilayah
Perkotaan
Sasaran Konsolidasi Tanah untuk wilayah perkotaan
adalah :

1. Wilayah pemukiman kumuh.

2. Wilayah pemukiman yang mulai tumbuh.

3. Wilayah yang direncakan menjadi pemukiman baru.

4. Wilayah yang relatif kosong.

16
Fungsi
Konsolidasi
Tanah
Konsolidasi Tanah Berfungsi :

1. Membantu Pemda dalam rangka pembangunan


daerah sesuai RTRW.

2. Menyesuaikan penggunaan tanah dengan RTRW.

3. Menyediakan tanah untuk kepentingan pembangunan


pada umumnya (prasarana jalan dan fasilitas umum).

4. Peningkatan kualitas lingkungan hidup dan


konservasi daya alam.

17
Penyusunan
Perencanaan Tata
Ruang Di Daerah
Perbatasan
Konsepsi Dasar
Perencanaan Tata
Ruang
Sesuai dengan amanat UUD 1945 Negara Kesatuan
Republik Indonesia, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan. Untuk dapat merealisasikan konsep otonomi
daerah, maka pemerintah daerah melakukan kegiatan pembangunan
diberbagai sektor guna memenuhi kebutuhan berbagai kehidupan
masyarakat. Diadakannya suatu perencanaan tata ruang bertujuan
untuk dapat menyerasikan berbagai kegiatan pembangunan antar
sektor dalam pembangunan daerah, sehingga dalam pemanfataan
ruang dan lahan dapat dilakukan seoptimal dan seefisien mungkin

19
Permasalahan
Otonomi Daerah
Dampak dari demokrasi dan desentralisasi yang tidak
terkendali akan menyebabkan kesenjangan antar daerah yang
membuat terjadinya konflik antar daerah yang nantinya akan
menganggu proses pembangunan secara keseluruhan.

Kendala lain dalam pelaksanaan tata ruang pada daerah


perbatasan adalah adanya kebutuhan masyarakat yang beragam.
Hal tersebut mengakibatkan munculnya ego sektoral masing-
masing daerah tanpa memperhatikan kepentingan-kepentingan
daerah lain.

20
Solusi Otonomi
Daerah
Agar tidak timbul permasalahan dan otonomi dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, pemerintah wajib
melakukan pembinaan berupa adanya koordinasi antara masing-
masing daerah, terutama dalam rencana tata ruang didaerah
perbatasan. Untuk itulah, dalam melakukan rencana tata ruang,
antara kabupaten atau kota hendaknya mengacu pada ketentuan
rencana rata ruang provinsi.

21
Strategi Pengembangan
Wilayah Perbatasan
Melalui Pendekatan
Manajemen
Salah satu upayanya adalah dengan menerapkan konsep
regional menagement yang lahir dari semangat kebersamaan dalam
rangka memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada
suatu daerah. Hal ini dapat terjadi karena karakteristik dari regional
menagement adalah memanfaatkan sumber daya, potensi lokal dan
kebutuhan pasar.

Dengan adanya konsep regional menagement dapat memb-awa


dan menggiring berbagai kepentingan yang terjadi pada setiap daerah.
Oleh karena itu, komitmen dan kerjasama serta sinkronisasi melalui
suatu konsensus diantara pemerintah bersangkutan dengan dukungan
pemerintah pusat. Sehingga, permasalahan pemerintah daerah,
khususnya daerah perbatasan dapat diminimalisir

22
Click icon to add picture

Peran Serta
Masyarakat Dalam
Pembangunan
Masyarakat
Dalam
Pembangunan
a) Kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajiban mereka, seperti
membayar pajak dan membayar retribusi atas pelayanann yang mereka
terima.

b) Kesediaan untuk menaati peraturan yang digariskan oleh pemerintah


kota maupun kabupaten, seperti mendapatkan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) sebelum mendirikan pembangunan, membuang
sampah pada tempat yang telah disediakan, dan peraturan-peraturan
lainnya.

c) Kesediaan mereka untuk membangun dan mengoprasikan sarana dan


prasarana kabupaten atau kota.

d) Kesediaan mereka untuk mencadangkan lahan dalam pembangunan


sarana dan prasarana perkotaan.

e) Kesediaan mereka untuk mengelola dan memelihara prasarana dan


sarana yang telah disediakan oleh pemerintah dengan baik. 24
Thank You
Muhamad David Kamal
081389353669
muhamaddavidkamal776@gmail.com

https://www2.slideshare.net/MuhamadDavidkamal

Anda mungkin juga menyukai