Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PENATAAN

RUANG PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS
Muhamad David Kamal
02.01.20.162
PPB 1.A
PENATAAN RUANG
Menurut Pasal 1 Ayat 13 dan 14 UU 26 Tahun 2007 Penataan Ruang 13 adalah suatu proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
Pemanfataan ruang14 adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana
tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program berserta pembiayaannya.
Your Logo or Name Here 2
TUJUAN PENATAAN
RUANG
1. Memenuhi efisiensi dan produktivitas.
2. Mewujudkan distribusi sumber daya yang baik.
3. Menjaga keberlanjutan.

Your Logo or Name Here


3
RUANG LINGKUP
PENATAAN RUANG
Penataan ruang diatur dalam UU
No. 26 Tahun 2007 yaitu ruang dibagi
menjadi 3 kategori.

1. R.Daratan

2. R.Lautan

3. R.Udara

Your Logo or Name Here


4
Insert or Drag and Drop Image Here

Teori Lokasi merupakan upaya untuk


memperoleh pedoman dalam penentuan lokasi kegiatan
dalam upaya untuk dapat mengisi ruang dengan efisien.

Secara umum pemilihan suatu lokasi oleh suatu


unit aktivitas ditentukan oleh beberapa faktor seperti (1)
bahan baku, (2) permintaan lokal, (3) bahan baku yang
Lokasi dan Teori Lokasi dapat dipindahkan, (4) dan permintaan luar. (Hoover dan
Giarratani, 2007)
Lokasi adalah suatu area (tempat) yang
secara umum dapat dikenali atau dibatasi
dimana terjadi suatu kegiatan tertentu.
Your Logo or Name Here 5
Ilustrasi Jarak Pengusahaan 3 Komoditas/ Produk :

1. Lingkaran (daerah) dengan jari-jari OP akan paling


menguntungkan bagi komodtas/produk 1.

2. Daerah diantara lingkungan dengan jari-jari OP dan


OQ untuk komoditas/ produk II.

3. Daerah antara OQ dan OC untuk komoditas/ produk


III.

O P Q C
Teori Lokasi Kegiatan Pertanian
Permasalahan yang muncul dalam ekonomi tata
I
ruang pertanian (1) jenis produk yang memberikan nilai
II
output maksimal, (2) besarnya luas produksi dan
III
intensitas produksinya dalam memenuhi pasar, dan (3)
alokasi penggunaan faktor produksi untuk mencapai Your Logo or Name Here 6
harga produksi yang minimum.
Teori Lokasi Pertanian Von Thunen

Menurut Djojodipuro (1992) Von Thunen mengidentifikasi tentang


perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan pertanian atas dasar perbedaan
sewa lahan.

Inti dari teori Von Thunen adalah teori lokasi pertanian yang
menitikberatkan pada 2 hal yaitu (1) jarak lokasi pertanian, dan (2) sifat
produk pertanian (mudah-tidaknya busuk, harga, beban angkut atau biaya
transportasi).

Your Logo or Name Here 7


Lanjutan
Teori lokasi Von Thunen terdiri dari dua bagian, yaitu
keadaan terisolasi (isolated area) yang terdiri dari daratan yang
teratur, dan kondisi yang telah dimodifikasi (terdapat sungai
yang dapat dilayari).

Semua penggunaan lahan pertanian mekasimalkan


produktivitasnya masing-masing, dimana dalam hal ini
tergantung pada jarak lokasi dari pasar (pusat kota).
Banyaknya kegiatan yang berpusat pada pasar atau kota
menjadikan kota memiliki nilai yang lebih ekonomis untuk
mendapatkan keuntungan maksimal bagi para pelaku
pertanian.

Your Logo or Name Here 8


Insert or Drag and Drop Image Here

Secara umum konsep pendekatan operasional


pengembangan kawasan pertanian dapat dirumuskan
sebagai berikut.

1. Setiap kawasan harus memiliki spesialisasi dan


kompetensi inti dalam pengembangan komoditas
unggulan.

Pengembangan Lokasi 2. Terdapat kegiatan subsektor hulu dan hilir yang


dapat menjadi pendorong pengembangan komoditas
Pertanian unggulan yang memiliki kemampuan daya saing.

Menurut Setiyanto dan Irawan (2015) Pendekatan 3. Mempunyai keterkaitan antara pengembangan
pembangunan kawasan komoditas unggul pertanian subsistem usaha tani komoditas dengan subsistem
adalah pendekatan terpadu berbagai klaster agribisnis agribisnis hulu dan hilir.
dan perlu dikaitkan dengan pencapaian empat target
Your Logo or Name Here 9
kementan.
Lanjutan
Implementasi pengembangan kawasan komoditas
unggulan dilandasi oleh Permentan No.50/2012. Pengemb-
angan kawasan dimaksudkan untuk memadukan program
kegiatan pembangunan pertanian menjadi satu kesatuan
yang utuh, baik dalam prespektif sistem maupun wilayah
sehingga dapat mendorong peningkatan daya saing
komoditas, wilayah serta pada gilirannya kesejahteraan
petani sebagai pelaku usahatani.

Your Logo or Name Here 10


Insert or Drag and Drop Image Here

Kawasan agropolitan adalah kawasan agribisnis atau


sentra produksi pertanian terpilih dimana pada kawasan
tersebut terdapat kota pertanian yang pusat pelayanan
Konsep Agropolitan dan (Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian).
Penerapannya di Indonesia
Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan
perdesaan serta kemiskinan di perdesaan telah
mendorong upaya-upaya pembangunan di kawasan
perdesaan. Your Logo or Name Here 11
Tahapan Pengembangan Kawasan Agropolitan
Menurut Rutiadi dan Hadi (2004) ada tiga tahapan
yang perlu dilakukan dalam pengembangan kawasan
agropolian yaitu :

1. Penetapan Lokasi

a) Tingkat kemajuan wilayah.

b) Luas wilayah

c) Batas wilayah.

d) Kemajuan sumber daya manusia/petani.

2. Penyusunan produk tata ruang.

3. Penguatan sumber daya manusia dan kelembagaan.

Your Logo or Name Here 12


Konsep Agropolitan
Konsep agropolitan menurut Friedmann dan Douglass
(1976) adalah sebagai berikut.

1. Terdiri dari Distrik-distrik agropolitan. Distrik


agropolitan adalah sebagai kawasan pertanian
perdesaan yang memiliki kepadatan penduduk
sekurang-kurangnya 200 jiwa per Km2.

2. Dimensi luasan geografis wilayah akan menjadikan


jumlah penduduk Distrik berkisar 50.000 – 150.000
jiwa.

3. Tiap satuan Distrik harus mempunyai cukup wewenang


dan sumber-sumber ekonomi agar dapat merencanakan
dan melaksankan sendiri pembanguna-nnya.

Your Logo or Name Here 13


Tujuan Pengembangan Kawasan Agropolitan
1. Menciptakan pembangunan desa-kota secara berimbang.

2. Menciptakan keterkaitan desa-kota yang sinergis.

3. Mengembangkan ekonomi melalui upaya


konsentrasi/akumulasi nilai tambah diperdesaan berbas-is
aktivitas pertanian.

4. Pembangunan lingkungan permukiman perdesaan.

5. Menciptakan daerah yang lebih mandiri dan otonom.

6. Menahan arus perpindaham penduduk perdesaan ke


perkotaan secara berlebihan.

7. Pemulihan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Your Logo or Name Here 14


Dukungan Infrastruktur Kawasan Agropolitan
1. Sub-sistem agribisnis hulu. Prasarana dan sarana
yang disediakan dapat berupa kios-kios sarana
produksi pertanian, gudang, pelataran parkit, dan
tempat bongkar muat barang.

2. Sub-Sistem usaha tani. Prasarana dan sarana yang


disediakan dapat berupa (1) penyediaan air bersih
untuk pencucian hasil dengan sistem perpiaan atau
sumur dalam dan (2) penyediaan air baku untuk
meningkatkan produksi dengan saluran irigasi
terbuka, irigasi tetes, embung-embung, sumur bor,
dan sprinkler.

3. Sub-sistem pengolahan

4. Sub-sistem pemasaran hasil.

5. Sub-sistem jasa penunjang. Your Logo or Name Here 15


Strategi Pengembangan Kawasan Agropolitan
1. Kawasan Agropolitan memerlukan pendekatan struktur
ruang, dimana penataan ruang memegang peranan
penting dalam menentukan penggunaan lahan dikawasan
agropolitan.

2. Dari segi penataan ruang, diperlukan komitmen tegas


untuk menjadikan sebuah kawasan sebagai kawasan
agropolitan sehingga ada kesatuan visi dalam kegiatan
harian di kawasan tersebut.

3. UU Penataan ruang menegaskan peran desa sebagai


sentra produksi dimana aksesibilitas minimum wajib
dicapai agar dapat memerankan fungsi sebagai simpul
kegiatan tingkat 3

Your Logo or Name Here 16


Lanjutan
4. Simpul-simpul kegiatan ekonomi akan ditentukan oleh
jaringan jalan. Oleh karena itu, perlu ditetapkan
rencana jaringan jalan berwawasan agropolitan dalam
RTRW Kabupaten.

5. Potensi masalah koordinasi antara wilayah


administratif perlu diantisipasi dengan menuangkan
rencana kedalam rencana tata ruang.

6. Agar pertumbuhan kota terjadi sesuai rencana, maka


perlu tata kota yang disesuaikan dengan rencana
Agropolitan.

Your Logo or Name Here 17


Thank You
Muhamad David Kamal
081389353669
muhamaddavidkamal776@gmail.com
https://www2.slideshare.net/MuhamadDavidkamal
Daftar Pustaka

Koeswahyono, I. (2012). Hukum Penatagunaan Tanah dan Penataan Ruang di Indonesia. Malang: UB Press.
Sitorus, S. (1019). Penataan Ruang. Bogor: IPB Pess.
Waskita & Arnowo, H. (2017). Pertahanan, Agraria, dan Tata Ruang.. Jakarta: Kencana.
Pramono, W. D., & Suminar, R. E. (2019). Ekonomi Wilayah Untuk Perencanaan Tata Ruang. Yogyakarta: Deepublish.

Your Logo or Name Here 19

Anda mungkin juga menyukai