Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

PERANCANGAN KAWASAN AGROPOLITAN DESA PEORE,


KECAMATAN SAUSU
6.1 Rancang Site Plan 2D Kawasan Agropolitan
Rancang tapak (Siteplan) adalah gambaran/peta rencana peletakan bangunan atau kavling
dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. Perencanaan
tapak melakukan proses pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh kebutuhan
rancangan didalam tapak. Perencanaan tapak dapat dilakukan dengan memperhatikan
kondisi tapak dan kemungkinan dampak yang muncul akibat perubahan fisik di atasnya.
Tujuan dari perencanaan tapak adalah agar keseluruhan program ruang dan kebutuhan-
kebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi, lingkungan
alam, lingkungan fisik buatan, dan lingkungan sosial disekitarnya.

Pada gambar siteplan 2D dijelaskan mengenai penggunaan lahan dari segi perletakan
massa bangunan yang sesuai dengan aktivitas dan keterkaitan antar ruang serta pola
sirkulasinya. Penggunaan dan juga peruntukkan lahan di kawasan perancangan Permukiman
Skala Besar Kelurahan Duyu terdiri atas beberapa fungsi kawasan, antara lain:

A. Fungsi Utama

Adapun fungsi utama dalam kawasan perancangan yaitu :


1. Area Pertanian
Pada aktivitas pertanian memiliki fungsi utama seperti lahan sawah sebagai tempat
produksi dan pengolahan. Ruang Pengolahan atau lapangan tempat penjemuran
gabah, tempat ruang pengepakan, serta gudang sebagai tempat penyimpanan
peralatan/pupuk pertanian dan penyimpanan hasil dari pengolahan yang telah
dilakukan.
2. Area Perkebunan
Area Perkebunan merupakan jenis kegiatan atau aktivitas pengolahan lahan
perkebunan, meliputi : kelapa, coklat, dan kakao yang tentunya menjadi basis utama
diwilayah perancangan, dimana hasil dari lahan perkebunan dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan pribadi, serta penjualan untuk
peningkatan perekonomian. Lahan perkebunan sebagai tempat produksi dan

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 169


pengolahan, halaman atau lapangan sebagai tempat kegiatan pengolahan, tempat
pengepakan hasil produksi atau olahan, serta gudang sebagai tempat penyimpanan
hasil pengolahan.

B. Fungsi Penunjang

Adapun fungsi penunjang dalam kawasan perancangan ialah :


 Area Perumahan Masyarakat
Perumahan masyarakat menjadi tempat tinggal atau hunian dari masyarakat yang
berada di lokasi perancangan, dengan tipe bangunan pada umumnya berupa
permanen dengan bahan dasar bangunan batako yang kokoh serta jauh dari terkesan
kumuh yang dilengkapi dengan jaringan air bersih dan instalasi kelistrikan.
 Area Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan jasa di wilayah perancangan berupa kios/toko tempat menjual
kebutuhan pokok/ kebutuhan sehari-hari masyarakat di wilayah perancangan, serta
juga menjadi tempat penjualan hasil dari produksi dan pengolahan pertanian dan
perkebunan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
 Area Peribadatan
Peribadatan merupakan sarana tempat spiritualitas masyarakat sesuai dengan
kepercayaan masing-masing individu dalam masyarakat di lokasi perancangan,
dimana terdapat agama, yaitu : islam dengan tempat ibadah mesjid
C. Fungsi Pelayanan
Adapun fungsi pelayanan dalam kawasan perancangan ialah :
 Area Pemerintahan
Area atau pusat pemerintahan meruapakan salah satu sarana tempat pengurusan
administrasi Desa yang berkaitan dengan bagian pemerintahan, dimana hadirnya
pusat pemerintahan ini membantu pengontrolan wilayah antara stakeholder
(lembaga pemerintah) dengan penduduk wilayah atau masyarakat, seperti fasilitas
Kantor Desa, dan Balai penyuluhan kondisi pertanian dan perkebunan.

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 170


 Area Kesehatan
Area kesehatan merupakan jenis sarana pelayanan yang menunjang segala sesuatu
terkait dengan keadaan atau masalah kesehatan dilingkungan masyarakat atau
penduduk wilayah perancangan, seperti puskesmas pembantu.
 Area Pendidikan
Pendidikan sebagai bagian dari fungsi pelayanan, dimana hadirnya sarana
pendidikan sebagai bagian dari edukasi dan pemberdayaan sumber daya manusia,
seperti : Taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 171


Gambar 6. 1 Site Plan Kawasan Perancangan
Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 172


6.2 Rancang Urban Design Guide Line (UDGL) Kawasan Agropolitan
Dalam mewujudkan perancangan kawasan agropolitan Desa Peore, Kecamatan Sausu
berbasis Kota Tangguh Bencana diperlukan kegiatan analisis terhadap kawasan perancangan
dengan menggunakan salah satu metode panduan rancang kota , yaitu rancangan Urban
Design Guide Lines (UDGL). Urban Design Guide Lines (UDGL) merupakan panduan
rancang kota yang disusun untuk menjembatani kualitas desain pada tingkat mikro serta
merupakan penghubung antara kebijakan pemerintah dengan perancangan fisik pada
kawasan. Tujuan dari analisis atau pembuatan UDGL adalah untuk merancang suatu
kawasan agropolitan yang akan diinginkan sesuai dengan rencana desain. Data UDGL
kawasan agropolitan memiliki 2 ciri utama, yaitu prescriptive dan performance.

 Prescriprtive didapat dari hasil analisis yang sifatnya terukur dan penuh dengan
pertimbangan, dengan kata lain menurut Shirvani (1985:147), Perspective Design
Guidelines merupakan panduan untuk memberikan ketentuan-ketentuan dan mencoba
untuk membuat suatu batasan/kerangka yang harus dipatuhi perancang sebagai limitasi
dan sifatnya sudah spesifik sekali, seperti contohnya KDB, KLB, dan GSB.

 Performance didapatkan dari hasil analisis yang sifatnya fleksibel dan dapat
disesuaikan dengan kondisi di lapangan, dengan kata lain menurut Shirvani
(1985:147), Performance Design Guidelines merupakan panduan yang menyediakan
berbagai ukuran dan kriteria untuk suatu perancang dan bersifat tidak ketat
dikarenakan hanya menyebutkan kriteria kinerja yang harus diikuti.

Dalam analisis UDGL terdapat faktor-faktor yang diperhitungkan dengan baik dan cermat,
antara lain UDGL yang bersifat Makro dan sifatnya Mikro :

1. Dalam UDGL bersifat makro mengatur hal-hal sebagai berikut :

 Pada kawasan UDGL agropolitan dirumuskan dalam beberapa blok kawasan


dengan dasar pembagian yakni penggunaan lahan, karakteristiknya dan fungsi serta
skala pelayanannya.

 Aktivitas Kawasan, berisi guidelines bagi aktivitas yang terjadi pada kawasan
perancangan baik aktivitas utama, aktivitas penunjang, maupun aktivitas pelayanan
pada kawasan perancangan yaitu kawasan agropolitan Desa Peore, Kecamatan
Sausu.

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 173


 Pola dan Massa Bangunan, berisi tentang pengaturan pendirian bangunan yang
didalamnya mencakup pola, tata massa bangunan, ketinggian bangunan dan
aktivitas dalam bangunan.

 Traffic Management, mencakup pengaturan sirkulasi/aksesibilitas berupa akses


jalan kendaraan bermotor dan pedestarian ways/ jalur pejalan kaki, serta lahan
parkir di beberapa lokasi kawasan perancangan.

2. Dalam UDGL bersifat mikro mengatur hal-hal sebagai berikut :

 Perencanaan/pengaturan pola street furniture. Hal ini bertujuan utama dalam


memberikan kenyamanan pengguna jalan dengan peningkatan kualitas visual serta
fungsional.

 Pengaturan pola penghijauan atau tata hijau. Hal ini bertujuan dalam memberikan
udara sejuk serta pemandangan yang indah dengan pengaturan sistem vegetasi pada
kawasan perancangan

 Pengaturan open space dan public space. Hal ini berkaitan dengan pengaturan
perencanaan ruang terbuka kawasan yang baik serta bersifat softspace (elemen jenis
tumbuhan, tanaman atau rerumputan) maupun hardspace (elemen perkerasan :
paving stone, batu bata, aspal dll), dan mencakup desain ruang public space.

 Penganturan prasarana pendukung lainnya. Pengaturan prasarana pendukung


lainnya seperti : sistem sanitasi (mck/wc umum), papan arah evakuasi, papan
edukasi terkait kondisi potensi bencana, sistem peringatan dini (early warning
system) kebencanaan.

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 174


Perkebunan

Gudang Penggilingan dan


Pengepakan

Pertanian Lap. Penjemuran


Perkebunan Perkebunan

Gambar 6. 2 Zona Fungsi Utama Kawasan Perancangan


Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 175


Mesjid RTH

Perumahan Toko/Kios
RTH

Gambar 6. 3 Zona Fungsi Penunjang Kawasan Perancangan


Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 176


Puskesmas Pembantu TK / Sekolah Dasar
RTH

Balai Pengawasan
Pertanian dan perkebunan

Kantor Desa
TK / Sekolah Dasar

Gambar 6. 4 Zona Fungsi Pelayanan Kawasan Perancangan


Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 177


Gambar 6. 5 Segmentasi Kawasan Perancangan
Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 178


Tabel VI. 1 Panduan Rancang Kota Peruntukan Kawasan Perancangan

Segmentasi Peruntukan Karakteristik Pengunjung


Kawasan
I Kawasan lahan pertanian dan perkebunan yang Petani
juga merupakan basis unggulan dalam kawasan
perancangan, meliputi terdapatnya : lahan
persawahan, lahan perkebunan kakao dan
kelapa, serta perkebunan buah naga
masyarakat.
II Kawasan pengolahan produk pertanian dan Petani Dan Buruh
perkebunan, meliputi : halaman atau lapangan
tempat penjemuran atau penggilingan, ruang
tempat pengemasan atau pengepakan
III Kawasan perkantoran sebagai bagian dari  Kepala Desa
kelengkapan administrasi wilayah yaitu :  Kepala dan staf Balai
Kantor Desa, serta terdapat pula Balai pengawasan pertanian
pengawasan pertanian dan perkebunan yang dan perkebunan
mengawasi jalannya kegiatan agropolitan
(pertanian dan perkebunan) yang menjadi basis
unggulan lokasi perancangan
IV Kawasan hunian atau perumahan masyarakat Masyarakat
diwilayah perancangan, serta tempat aktifitas
pemenuhan kebutuhan pokok meliputi : Kios
dan Toko.
Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 179


Tabel VI. 2 Panduan Rancang Kota Pengaturan Aktivitas Kawasan Agropolitan Desa Peore

Komponen Aktivitas Kawasan Guidelines


Fungsi Karakteristik Performance Prescriptive
Aktivitas Aktivitas
Fungsi Aktivitas  Lahan Pertanian 1. Luas lahan pertanian dan perkebunan (kawasan Agropolitan)
Utama Pertanian  Ruang pengolahan serta di Desa Peore
tempat penjemuran ± 223,09 Ha.
 Ruang pengemasan atau 2. Kawasan agropolitan menjadi sektor unggulan di Desa Peore,
packing house dimana pada umumnya mata pencaharian masyarakat di sektor
 Gudang Penyimpanan agropolitan.
Aktivitas  Lahan Perkebunan
Perkebunan  Ruang tempat
pengolahan
 Ruang pengemasan atau
packing house
 Gudang Penyimpanan

Fungsi Aktivitas Rumah atau hunian 1. Ketinggian bangunan dengan 1 lantai berjarak 4 meter
Penunjang Perumahan masyarakat dengan 2
kriteria lantai

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 180


2. Ketinggian bangunan dengan 2 lantai berjarak 4,5 meter

Dengan penetapan KDB atau Koefisien Dasar Bangunannya


yaitu 89,69 % atau 90 %

Aktivitas  Toko Toko dan Kios merupakan salah satu sarana prasarana
Perdagangan dan  Kios pendukung aktivitas perdagangan dan jasa dengan jumlah
Jasa perancangan kios 5 unit dan toko 4 unit, luas masing-masing :
kios (9 m2) dan toko (25 m2).
1. Toko

2. Kios

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 181


Aktivitas Mesjid Mesjid merupakan sarana tempat ibadah umat islam di lokasi
Peribadatan perancangan dengan luas ± 600 m2 dengan jumlah unit 2

Aktivitas Taman Area RTH atau open space dengan luas lahan 1.250 m2
RTH atau open
space

Fungsi Aktivitas  Kantor Desa  Kantor Desa memiliki luas 40 m2 dan dijadikan sebagai
Pelayanan Pemerintah  Balai pengawasan pusat data administrasi terkait dengan lingkup desa.
pertanian dan
perkebunan

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 182


 Balai pengawasan pertanian dan perkebunan dengan luas
lahan ± 300 m2.

Aktivitas Puskesmas Pembantu Puskesmas pembantu merupakan salah satu fasilitas sarana
Kesehatan kesehatan yang ada di lokasi perancangan dengan luas lahan
±300 m2

Aktivitas  Taman Kanak-kanak  Taman kanak-kanak dengan luas lahan 500 m2


Pendidikan  Sekolah Dasar

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 183


 Sekolah Dasar dengan luas lahan 1000 m2

Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 184


Tabel VI. 3 Panduan Rancang Kota Pola Dan Massa Bangunan Kawasan Agropolitan Desa Peore

Item Pola dan Massa Bangunan


Performance Prescriptive
Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan mengikuti pola jalur linear

satau sejajar dengan arah jalan, serta dengan


Gedung Perumahan Masyarakat
penetapan KDB atau Koefisien Dasar

Bangunannya yaitu 89,69 % atau 90 %

dan juga memiliki ketinggian maksimal

bangunan 2 lantai dengan jarak bangunan

2 lantai, yaitu 4,50 m.


Gedung Mesjid

Gedung Kios

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 185


Gedung Kantor Desa

Gedung Puskesmas Pembantu

Gedung Balai Pengawasan Pertanian dan


Perkebunan

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 186


Gedung Sekolah Dasar

Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 187


Tabel VI. 4 Panduan Rnacang Kota Traffic Management Dan Street Furniture Kawasan Agropolitan Desa Peore
Item Traffic Management Dan Street Furniture
Performance Perspective
Elemen Jalan Jalan utama kawasan perancangan termasuk
dalam kategori jalan lokal dengan lebar ± 4
meter, sedangkan terdapat pola jalan
lingkungan yang terdapat pada akses menuju
kawasan lahan pertanian dan perkebunan
memiliki lebar ± 3 meter, dengan sistem
pengerasan kasar.

Sirkulasi dan Parkir Area sirkulasi dan parkir ditempatkan


pada wilayah kantor desa, balai
pengawasan pertanian dan perkebunan,
serta terdapat pula di kawasan segmentasi
II, yaitu di bagian

Pedestarian atau jalur Jalur pejalan kaki di rencanakan guna


pejalan kaki
membuat nyaman para pengguna trotoar
atau pejalan kaki, sehingga memudahkan
untuk proses mobilisasi agar tidak
menghambat akses kendaraan bermotor.
Untuk itu dibuatkan jalur pejalan kaki

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 188


dengan lebar ±1,5 meter.
Penanda Penanda digunakan sebagai rambu lalu
lintas dengan kriteria :
 Tinggi papan penanda jalan lokal 6
meter
 Tinggi papan penanda jalan
lingkungan 3 meter
 Bahan papan penanda
menggunakan besi
Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 189


Tabel VI. 5 Panduan Rancang Kota Mitigasi Bencana Kawasan Agropolitan Desa Peore
Item Mitigasi bencana
Performance Prescriptive
Tanggul Pembuatan tanggul merupakan salah
satu upaya mitigasi bencana dalam
mencegah naiknya debit air di sungai
sausu yang pada akhirnya menyebabkan
banjir. Dengan adanya tanggul
menghambat debit air, serta sebagai pola
mitigasi bencana agar tidak terendamnya
lahan pertanian dan perkebunan
masyarakat. Pembuatan tanggul ini
dilakukan disepajang sungai sausu,
terkhususnya yang mengalir di dekat
kawasan lokasi perancangan (Desa
Peore, Kecamatan Sausu).
Rambu arah evakuasi Rambu arah evakuasi mengarahkan
masyarakat menuju ke tempat evakuasi
atau titik kumpul yang aman bagi
masyarakat sewaktu terjadinya bencana.
Rambu arah evakuasi ini direncanakan
dengan kriteria : tinggi rambu arah
evakuasi : 10 meter dengan bahan papan

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 190


penanda menggunakan besi

Sumber : Hasil analisis kelompok. 2021

Studio Perancangan dan Pembangunan Kota 191

Anda mungkin juga menyukai