Disusun Oleh :
Fitrah Nugraha
F 231 19 004
Sarana dan prasarana suatu wilayah merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
manusia. Dengan adanya sarana dan prasarana suatu wilayah, manusia dapat menjalankan
aktifitas sehari-hari nya dengan lancar. Begitu juga bagi pemerintah, Sarana dan Prasarana
merupakan hal terpenting untuk menjalankan roda ekonomi dan pemerintahan. Sarana
pendidikan berfungsi langsung terhadap proses belajar mengajar, seperti alat pelajaran, alat
peraga dan media pendidikan (Gunawan, 1996:115). Sementara itu, Sarana
kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Serta Sarana
Peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang perlu
disediakan di lingkungan perumahan. Dilakukannya penelitian ini dengan studi kasus untuk
melihat perbandingan kebutuhan dengan ketersediaan Sarana Eksisting di Kelurahan Besusu
Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif. Data yang
diperoleh melalui wawancara dan observasi lapangan serta pengambilan dokumentasi untuk
melihat foto fisik pada seluruh wilayah Kelurahan Besusu Barat. Bardasarkan hasil analisis
ditemukan bahwa ketersediaan sarana peribadatan sesuai dengan kondisi eksisting
dikelurahan besusu barat sudah memenuhi kebutuhan rohani bagi masyarakat. keperluan
sarana pendidikan dan pembelajaran dikelurahan besusu barat belum memenuhi standar serta
untuk sarana klinik bersalin dan apotik sudah memenuhi standar keperluan sarana, tetapi
sarana posyandu belum memenuhi standar, dan balai pengobatan warga, puskesmas
pembantu puskesmas, dan tempat praktek dokter dikelurahan besusu barat belum tersedia,
hanya terdapat rumah sakit yakni rumah sakit bhayangkara palu yang sudah dapat memenuhi
kebutuhan kesehatan masyarakat.
Kata kunci : Sarana dan Prasarana, Kelurahan Besusu Barat, ketersediaan sarana eksisting
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Palu adalah ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Kota Palu berbatasan dengan
kecamatan Labuan Kabupaten Donggala di sebelah utara, kecamatan Marawola dan
kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi di sebelah selatan, kecamatan Parigi barat Kabupaten
Parigi Moutong di sebelah timur, dan kecamatan Banawa selatan kabupaten Donggala di
sebelah barat. Kota Palu merupakan Kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan,
sungai, pegunungan, dan teluk. Koordinatnya adalah 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT.
Penduduk kota Palu berjumlah 374.020 jiwa dengan luas wilayah 395.06 km² (2016).
Kota Palu dibagi menjadi 8 kecamatan yaitu Palu barat, Palu selatan, Palu timur, Palu
utara, Mantikulore, Ulujadi, Tatanga, dan Tawaeli. Kota Palu memiliki 45 kelurahan. Di
kecamatan Palu timur terdapat 5 kelurahan yaitu Besusu barat, Besusu tengah, Besusu timur,
Lolu selatan, dan Lolu utara dengan luas total 7,71 km². Dan jumlah penduduk total yaitu
67.485 jiwa dengan kepadatan penduduk 8.740 jiwa/km².
Berdasarkan posisi geografisnya Palu Timur memiliki batas-batas wilayah mulai dari
Utara sampai Teluk Palu. Kecamatan palu timur terdiri dari 5 kelurahan , yaitu kelurahan
besusu barat, kelurahan besusu tengah, kelurahan besusu timur, kelurahan lolu utara dan
kelurahan lolu selatan. Kecamatan palu timur merupakan Kecamatan Palu Timur merupakan
salah satu kecamatan tertua di Kota Palu dengan luas daratan 7,71 km². Letak Kecamatan
Palu Timur tepat berada di tengah Kota Palu dengan ibukota kecamatan Besusu Barat.
Kelurahan Besusu Barat sebagai Ibu kota Kecamatan, adalah merupakan salah satu
kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Palu Timur, serta merupakan Kelurahan
perkotaan yang memiliki letak yang sangat Strategis, hanya 1 Km jarak tempuh dari Ibu
Kota, dan memiliki Luas Wilayah pemukiman 181.57 Ha/m2.
Pada perkembangannya kota administratif palu, berubah menjadi kotamadya,
berdasarkan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pembentukan Kotamadya Palu.
Dan arah perubahan ini membawa pada suatu kebijakan melakukan pemekaran di beberapa
Kelurahan dan Kecamatan, Pemerintah Daerah melalui Surat Keputusan Walikota Palu
Nomor 21 Tahun 1995 tentang Pembentukan, Penggambungan dan Penghapusan Kelurahan
di Kota Palu, dan salah satu kelurahan yang dimekarkan ialah Kelurahan Besusu,
dimekarkan menjadi 3 (tiga) kelurahan sebagai berikut :
1. Kelurahan Besusu Barat
2. Kelurahan Besusu Tengah
3. Kelurahan Besusu Timur
Berdasarkan hasil pemekaran tersebut ditetapkanlah pada tanggal 15 Desember 1995
Kelurahan Besusu Barat sebagai Kelurahan Induk sedangkan Besusu Timur dan Besusu
Tengah merupakan kelurahan Binaan hingga sampai pada tahun 1997 Kelurahan Besusu
Timur dan Besusu Tengah statusnya menjadi Kelurahan Depenitif.
Kelurahan Besusu Barat terletak pada ketinggian antara 0-5 meter, dengan luas wilayah
0,87 Km2 atau 11,28 %. Dan terbagi atas 23 Rukun Tetangga (RT) dan 9 Rukun Warga
(RW). Orbitasi ( jarak antara kelurahan Besusu Barat dengan pusat pemerintahan ) ialah
sebagai berikut :
Jarak ke ibu kota Kecamatan 0 Km
Jarak ke ibu kota 1 Km
Jarak ke ibu kota Provinsi 0 Km
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang diangkat dalam Paper ini adalah Bagaimana perbandingan
kebutuhan dengan ketersediaan Sarana Eksisting di Kelurahan Besusu Barat?
1.3 Tujuan
Mengetahui perbandingan kebutuhan dengan ketersediaan Sarana Eksisting di Kelurahan
Besusu Barat
1.4 Sasaran
Sasaran dari Paper ini adalah tersedianya Sarana di Kelurahan Besusu Barat sesuai
dengan kebutuhan.
LANDASAN TEORI
Kebutuhan Per
Jumlah Kriteria
Satuan Sarana
Jenis Penduduk Luas Luas Standard
No. Keterangan
Sarana pendukung Lantai Lahan (m2/jiwa) Radius Lokasi dan
(jiwa) Min. Min. pencapaian Penyelesaian
(m2) (m2)
1. Taman 1.250 216 500 0,28 m2/j 500 m’ Di tengah 2 rombongan
Kanak- termasuk kelompok warga. prabelajar @ 60
rumah
kanak penjaga Tidak murid dapat
36 m2 menyeberang bersatu dengan
jalan raya. sarana lain
Bergabung
2. Sekolah 1.600 633 2.000 1,25 1.000 m’ dengan taman Kebutuhan harus
Dasar sehingga terjadi berdasarkan
pengelompokan perhitungan
kegiatan. dengan rumus 2,
3. SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 m’ Dapat dijangkau 3 dan 4.
4. SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 m’ dengan Dapat digabung
kendaraan umum. dengan sarana
Disatukan dengan pendidikan lain,
lapangan olah mis. SD, SMP,
raga. SMA dalam satu
Tidak selalu harus komplek
di pusat
lingkungan.
5. Taman 2.500 72 150 0,09 1.000 m’ Di tengah
Bacaan kelompok warga
tidak menyebe-
rang jalan
lingkungan.
CATATAN Acuan diambil dari SNI 03-1733-1989, Tata cara perencanaan kawasan
perumahan kota
2.3 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar
penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut.
Dasar penyediaan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-
unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan
grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan
penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan
terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area
tertentu.
Beberapa jenis sarana yang dibutuhkan adalah :
a) posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia
balita;
b) balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk
dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan (currative)
tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu juga untuk vaksinasi;
c) balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) / Klinik Bersalin), yang berfungsi melayani
ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia sampai
dengan 6 tahun;
d) puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam
penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit di wilayah kerjanya;
e) puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit pelayanan
kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu
pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil;
f) tempat praktek dokter, merupakan salah satu sarana yang memberikan pelayanan
kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha penyembuhan tanpa
perawatan; dan
g) apotik, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik
untuk
penyembuhan maupun pencegahan.
Dapat dilihat dari tabel diatas untuk keperluan sarana pendidikan dikelurahan besusu
barat mulai dari pendidikan taman kanak-kanak dengan keperluan sarananya sebanyak 15 dan
kondisi eksisting sebanyak 4,sarana pendidikan SD dengan keperluan sarananya sebanyak 11
dan kondisi eksisting sebanyak 7,sarana SLTP/SMP dengan keperluan sarananya sebanyak 4
dan kondisi eksisting sebanyak 1,sarana pendidikan SMA dengan keperluan sarananya
sebanyak 4 dan kondisi eksisting sebanyak 1,dan Taman bacaan dengan keperluan sarananya
sebanyak 7 dan kondisi eksisting belum tersedia. Dari data yang ada pada tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa keperluan sarana pendidikan dan pembelajaran dikelurahan besusu barat
belum memenuhi standar standar.
5.1 Kesimpulan
Kelurahan Besusu Barat sebagai Ibu kota Kecamatan, adalah merupakan salah satu
kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Palu Timur, serta merupakan Kelurahan
perkotaan yang memiliki letak yang sangat Strategis, hanya 1 Km jarak tempuh dari Ibu
Kota, dan memiliki Luas Wilayah pemukiman 181.57 Ha/m2.Penilitian ini menggunakan
Penilitian Kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode dan teknik pengumpulan data terdiri dari
pengumpulan data primer yakni Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
ke lapangan/ wilayah studi untuk melihat kondisi eksisting ketersediaan sarana daerah dengan
fokus area di Kelurahan Besusu Barat dan pengumpulan data sekunder Merupakan kegiatan
pengumpulan data melalui pencatatan terhadap dokumen yang termasuk dalam metode
penelitian yang bersifat sekunder yang berguna untuk bahan analisis tentang berbagai aspek
berupa aspek social,ekonomi dan lingkungan wilayah studi maupun kondisi sarana dan
prasarana yang berada di Kelurahan Besusu Barat.
Untuk mendapatkan Hasil dari analisis kebutuhan dan ketersediaan sarana
Peribadatan,sarana Pendidikan dan pembelajaran,serta sarana kesehatan dikelurahan Besusu
barat yakni menggunakan Teknik Analisis Data Statistika dan Deskriptif. Teknik analisis data
statistika adalah teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian kuantitatif. Teknik
analisis data statistika merupakan teknik analisis data yang mengolah data yang sudah
dikumpulkan oleh seorang peneliti dengan cara memberikan deskripsi dalam bentuk analisa
bilangan atau analisa angka. Sedangkan teknik analisis data deskriptif adalah teknik analisis
data yang digunakan untuk kegiatan pengolahan data dengan cara memberikan deskripsi dan
memberikan gambaran pada setiap sumber data penelitian yang telah dikumpulkan oleh
seorang peneliti di lapangan.
5.2 Saran
Bagi masyarakat setempat agar dapat menjaga dan merawat sarana-sarana yang telah
tersedia dikelurahan besusu barat dengan sebaik-baiknya dan bagi pemerintah daerah agar
sekiranya dapat mengadakan penyediaan sarana-sarana lainnya yang belum memenuhi
standar keperluan bagi masyarakat dikelurahan besusu barat.
DAFTAR PUSTAKA