Disampaikan oleh:
Ruang Terbatas Populasi Manusia Aktivitas Manusia Tidak Ruang Bukan Hanya Mengatur Aktivitas Mengatur Intensitas
Terus Meningkat Terbatas Untuk Manusia di Sekitar Daerah Rawan Kegiatan Pemanfaatan
Ukuran ruang yang Jumlah penduduk Ruang menampung semua Hewan dan Bencana Lahan
tersedia di muka bumi terus mengalami aktivitas manusia, dari bekerja, tumbuhan juga Dengan RTR, manusia Kegiatan pemanfaatan
tidak pernah peningkatan tempat tinggal, rekreasi hingga memerlukan ruang dapat mengantisipasi lahan diatur seideal
bertambah. peristirahatan terakhir pembangunan dan mungkin menyesuaikan
(Tempat Pemakaman Umum) aktivitas di sekitar daya tampung dan daya
daerah rawan bencana dukung lahan
Tujuan Penataan Ruang
Economic
Development
Conservatism Socialism
▪ Satisfy needs
▪ Self-reliance
Pembangunan berkelanjutan dan inklusif tidak hanya mendukung peluang ekonomi baru tetapi juga memastikan akses yang sama terhadap kesempatan
yang diciptakan untuk semua lapisan masyarakat
Penguatan Struktur Ekonomi Percepatan Pertumbuhan Berbasis Inovasi Modernisasi Ekonomi Berbasis Kualitas
25% 38,1 %
Share investasi terhadap PDB
Share ekonomi KTI
Peringkat 10 EoDB
0.02% 30%
Tingkat Kemiskinan Energi Baru dan Terbarukan
❑ Pilar-pilar pembangunan terkati erat dengan daya saing sumber daya manusia dan daya
saing wilayah yang mengarah ke pembangunan ekonomi yang berbasis inovasi
❑ Transformasi Ekonomi harus dimulai pada tahun 2020-2024 untuk memberikan landasan
SDM dan Ekonomi Pemerataan Tata Kelola kokoh menuju Indonesia Maju
Iptek Berkelanjutan Pembangunan Pemerintahan
Sumber:
Melayani, Profesional, Terpercaya 1, Background Study Visi Indonesia Emas 2045, Bappenas (2019)
2. Saat ini Kementerian PPN/Bappenas sedang menyusun rancangan RPJPN 2025-2045 6
Penataan Ruang: Kebijakan Nasional, Potensi, dan Tantangan
1.4 Visi Indonesia Emas 2045: Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan
8
b. Keberlanjutan dan Kesinambungan Mewujudkan transformasi ekonomi
c. Pembangunan Indonesia Centrist
Kemiskinan menuju 0%
dan ketimpangan
berkurang
3 Mewujudkan transformasi tata kelola
“
Agenda Pembangunan yang merata dan berkualitas
. ...untuk membawa kapal besar bangsa
Indonesia menggapai cita-cita Indonesia
“ Intensitas emisi GRK
RPJPN 2025-2045
7 Mewujudkan sarana dan prasarana yang
berkualitas dan ramah lingkungan
Emas 2045 menjadi 5 besar ekonomi dunia.” menurun menuju Net
Zero Emission
8 Mewujudkan kesinambungan pembangunan
DEMAND SIDE: DAYA SAING WILAYAH SUPPLY SIDE: DAYA DUKUNG WILAYAH
Arah Kebijakan
1. Meningkatkan pemerataan antarwilayah Kawasan Barat dan Timur Indonesia maupun Jawa dan luar Jawa
2. Meningkatkan keunggulan kompetitif pusat-pusat pertumbuhan wilayah
3. Meningkatkan kualitas tata kelola pelayanan dasar, daya saing, serta kemandirian daerah
4. Meningkatkan sinergi pemanfaatan ruang wilayah
5. Pendekatan Tematik, Holistik, Integratif, dan berbasis Spasial (THIS)
Omnibus Law UU
79 Undang-Undang direvisi Cipta 186 Pasal
menjadi UU Cipta Kerja yang Kerja 15 BAB
mengatur multisektor
11 Klaster
Peningkatan Ekosistem Investasi dan Investasi Pemerintah Pusat dan
Dukungan Riset dan Inovasi
Kegiatan Usaha Percepatan PSN
Asas UU No. 6/2023 Pasal 13: Penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha
meliputi
Pasal 2: UU No. 6/2023 diselenggarakan berdasarkan asas: 1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR);
1) Pemerataan hak; 2) Persetujuan Lingkungan; dan
2) Kepastian hukum;
3) Persetujuan Bangunan Gedung.
3) Kemudahan berusaha;
4) Kebersamaan, dan
5) Kemandirian. Pasal 14: KKPR diberikan sebagai kesesuaian rencana lokasi kegiatan
dan/atau usaha dengan RDTR, dengan ketentuan:
PERKADA RDTR
Penetapan RPJPD paling lambat 6 bulan setelah RPJPD periode sebelumnya berakhir.
2 Penetapan RPJMD paling lambat 6 bulan setelah Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah hasil
pemilihan umum 2024.
Penyusunan RPJPD dan RPJMD dilakukan melalui penyelarasan antara sasaran, arah kebijakan, dan
sasaran pokok pembangunan jangka panjang dan menengah dengan tujuan, kebijakan, serta rencana
3 struktur dan rencana pola ruang wilayah
Gubernur, Bupati, dan Walikota agar menugaskan perangkat daerah yang membidangi perencanaan
4 daerah untuk melaksanakan penyelarasan RPJPD dan RPJMD dengan RTRW di
Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan petunjuk teknis
Langkah-langkah Penyelarasan RPJMD dengan RTRW di Langkah-langkah Penyelarasan RPJPD dengan RTRW di
Provinsi /Kabupaten/Kota Provinsi /Kabupaten/Kota
❏ Visi dan misi kepala daerah dalam RPJMD selaras dengan tujuan ❏ Visi dan misi kepala daerah dalam RPJPD selaras dengan tujuan
penataan ruang dalam RTRW provinsi/kabupaten/kota penataan ruang dalam RTRW
❏ Tujuan dan sasaran dalam RPJMD selaras dengan arah kebijakan dan ❏ Arah kebijakan dalam RPJPD selaras dengan kebijakan dan strategi
strategi dalam RTRW provinsi/kabupaten/kota penataan ruang dalam RTRW
❏ Program pembangunan daerah dalam RPJMD selaras dengan indikasi ❏ Sasaran pokok RPJPD selaras dengan indikasi program utama dalam
program utama RTRW provinsi/kabupaten/kota RTRW
Melayani, Profesional, Terpercaya Sumber: SE Mendagri No 100.4.4/110/SJ Tanggal 10 Januari 2023 tentang Penyelarasan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
14
RTR dan Rencana Pembangunan
1.121.4Penyelarasan RPJPD dengan RTRW di Provinsi/Kabupaten/Kota (SE MENDAGRI No. 100.4.4/110/SJ Tanggal 10 Januari 2023)
Langkah 1 dipedomani
VISI MISI DAERAH
Tercantum
RPJPD
TUJUAN RTRW
Belum Tercantum
Potensi unggulan daerah Perlu pencermatan lebih lanjut
berbasis ruang terhadap kebijakan dan strategi
Kebijakan dan Strategi RTRW
Langkah 2
Melayani, Profesional, Terpercaya Sumber: SE Mendagri No 100.4.4/110/SJ Tanggal 10 Januari 2023 tentang Penyelarasan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
15
2 Perencanaan Tata Ruang Daerah
Perencanaan Tata Ruang Daerah
2.1 Aspek Penyelenggaraan Penataan Ruang
Upaya pembentukan Upaya meningkatkan Upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan Upaya agar
landasan hukum bagi kinerja penataan ruang perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian penyelenggaraan
Pemerintah Pusat, yang diselenggarakan pemanfaatan ruang penataan ruang dapat
Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, diwujudkan sesuai
dan masyarakat Pemerintah Daerah, dan (Pasal 1 ayat 11)
dengan ketentuan
dalam penataan ruang masyarakat peraturan perundang-
Perencanaan Tata Pengendalian undangan
Pemanfaatan Ruang
(Pasal 1 ayat 10) (Pasal 1 ayat 10) Ruang Pemanfaatan Ruang
Upaya mewujudkan (Pasal 1 ayat
Suatu proses untuk Upaya mewujudkan tertib
Struktur Ruang dan 16)
menentukan Struktur Tata Ruang
Dilakukan melalui Dilakukan melalui: Ruang dan Pola Pola Ruang sesuai
penyusunan dan a. Peningkatan kualitas Ruang, meliputi dengan RTR melalui
penetapan pedoman penyusunan dan penyusunan dan
dan efektivitas
yang memuat NSPK penetapan RTR pelaksanaan program Penilaian pelaksanaan Terdiri atas kegiatan:
penyelenggaraan
bidang penataan beserta KKPR dan pernyataan a. Pemantauan
penataan ruang pembiayaannya
ruang mandiri pelaku UMK, b. Evaluasi
b. Peningkatan peran penilaian perwujudan RTR, c. Pelaporan
(Pasal 3) masyarakat dalam Penyusunan RTR
pemberian insentif dan
penyelenggaraan (Pasal 5) Pelaksanaan KKPR dan disinsentif, pengenaan (Pasal 210)
penataan ruang SPPR sanksi, serta penyelesaian
(Pasal sengketa PR
(Pasal 97)
PP No. 21/2021 223)
(Pasal 148)
PP No. 21/2021: Pasal 6 ayat (1), (4) dan (5) PP No. 21/2021: Pasal 5 ayat (2) dan (3)
Terobosan Penetapan 1 2 3 4
RTRW dalam Penyusunan Pengajuan Pembahasan Penyampaian
PP No. 21/2021 RTRW Ranperda RTRW Ranperda RTRW Ranperda RTRW
di DPRD (Loket)
Pasal 60-84:
Pemprov/Pemkab/Pemkot dan Dari Gubernur/Bupati/Wali Kota Gubernur/Bupati/Walikota DPRD Dari Gubernur/Bupati/Wali
Jangka waktu penyusunan Prov/Kab/Kota, dan perangkat
Perangkat Daerah terkait kepada DPRD Prov/Kab/Kota. Kota kepada Menteri ATR
dan penetapan RTRW daerah terkait
dibatasi paling lama 18
bulan, terhitung sejak Di dalamnya memuat:
pelaksanaan penyusunan a. Pengaturan wilayah perairan Maks. 10 hari
pesisir
RTRW. (khusus untuk RTRW Provinsi)
b. BA pembahasan dari Pemprov
Kajian lingkungan hidup (khusus untuk RTRW
strategis diintegrasikan ke Kabupaten/Kota)
dalam materi teknis RTRW, *Mengintegrasikan
c. Validasi dokumen kajian lingkungan Maks. 10 hari program/kegiatan sektor, kegiatan
tidak lagi disusun dalam hidup strategis dari Menteri LHK* *Catatan: Jika tidak diterbitkan hingga batas waktu, yang bersifat strategis nasional,
dokumen terpisah. d. Rekomendasi peta dasar dari BIG* maka dokumen yang diajukan oleh Pemda dianggap batas daerah, garis pantai, dan
telah disetujui.
kawasan hutan.
Khusus untuk RTRW Prov.,
materi teknis muatan
perairan pesisir yang 6 5
9 8 7
diintegrasikan harus sudah Penerbitan Pembahasan
mendapat persetujuan
Penetapan Evaluasi Persetujuan
Persetujuan Lintas Sektor
teknis dari Menteri KKP. Perda RTRW Ranperda RTRW Bersama
Substansi (Persub) (Linsek)*
Khusus untuk RTRW Mendagri (khusus untuk Gubernur/Bupati/ Wali ATR, Pemprov/Pemkab/
Gubernur/Bupati/
Kab/Kota, evaluasi Ranperda RTRWP)/Gubernur (khusus Kota dan DPRD Prov. Menteri ATR Pemkot, DPRD, dan K/L/D
Wali Kota terkait
RTRW sebelum penetapan untuk RTRWK)
dilakukan oleh Gubernur,
bukan lagi oleh Kemendagri.
Maks. 2 bulan Maks. 20 hari
Pembahasan
Harmonisasi 7 Surat Keterangan 6 5 Penyusunan Rancangan
Ranperkada RDTR
Pembahasan
Kesesuaian Substansi (KKS) Peraturan RDTR
sudah dibahas di Rancangan
Kanwil Kumham 1. Diberikan apabila telah Peraturan RDTR 1. Penyusunan kajian kebijakan
Provinsi memenuhi kelengkapan ranperkada RDTR
administrasi dan substansi RDTR
2. Penyusunan ranperkada RDTR
2. KKS digunakan oleh Pemerintah
Daerah sebagai dasar untuk
mengajukan Surat Permohonan
Persetujuan Substansi RDTR
Tahapan rekomendasi
Maksimal 20 hari
BIG dalam penyusunan
RDTR dihilangkan
Ranperkada yang
telah disusun harus
disampaikan ke Biro 4 3
Penetapan Perkada RDTR Penerbitan Persetujuan
Hukum Provinsi untuk
dilakukan Substansi (Persub)
Pembahasan
Menteri ATR (dapat
Bupati/Walikota
didelegasikan kepada Gubernur)
14
Belum Perda RTRW
1. Kab. Indragiri Hilir (Sudah Persub)
5
Sudah Terbit Persub 2.Kab. Indragiri Hulu (Sudah Persub)
3.Kab. Kuantan Singingi
Proses Persub
35
1
Proses Penetapan
Melayani, Profesional, Terpercaya Sumber: Database Direktorat Binda I dan II (per tanggal 3 Juli 2023 pukul 14.15 WIB) 23
Capaian Kinerja Perencanaan Tata Ruang
2.8 RDTR Kabupaten/Kota
38*
Provinsi Proses Persub 40
415
345 Sudah Terbit Persub 31
Kabupaten
RDTR Proses Penetapan Daerah 2
Melayani, Profesional, Terpercaya Sumber: Database Direktorat Binda I dan II (per tanggal 3 Juli 2023 pukul 14.15 WIB) 24
Perencanaan Tata Ruang Daerah
2.9 Isu Strategis, Permasalahan, dan Kebijakan Strategi (1/2)
Isu Strategis dan Permasalahan Penyediaan RTR Strategi dan Kebijakan Penyediaan RTR
Ketidaksesuaian rencana pola ruang dengan LSD yang Upaya Verifikasi Aktual dan revisi Kepmen ATR/BPN No. 1589/SK-
ditetapkan dalam Kepmen ATR/BPN No. 1589/SK-
HK.02.01/XII/2021 LSD dengan KP2B/LP2B tentang Penetapan LSD di 8
HK.02.01/XII/2021 LSD dengan KP2B/LP2B tentang
Penetapan LSD di 8 Provinsi Provinsi
Masih terdapat perbedaan batas daerah, garis pantai, dan Melakukan koordinasi dengan Kemendagri terkait batas daerah, dengan BIG
batas kawasan hutan pada dokumen RDTR karena terkait garis pantai, dan dengan KLHK terkait penetapan kawasan hutan
perbedaan sumber data dan tahun pemrosesan data
terbaru
Aspek Melakukan koordinasi dengan BIG selaku wali data peta rupa bumi
Terbatasnya ketersediaan peta RDTR skala 1:5000
Teknis Indonesia (RBI)
Penyelarasan RZWP3K dalam RTRW Provinsi Percepatan penetapan muatan Integrasi RZWP3K dalam darat dan laut
Aspek Tumpang tindihnya data administrasi pertanahan dalam Konsolidasi data administrasi pertanahan dalam penyusunan Rencana
Hukum penyusunan RDTR Detail Tata Ruang (RDTR) dalam rangka pemenuhan kepastian hukum
Akademisi (Conceptor)
Media (Expender)
Sumber: Astuti, dkk (2020); Sudiana (2020) • Dukungan publikasi untuk promosi dan
menciptakan brand image
• Penghubung antar stakeholders baik nasional
maupun global
Pusat 126
Provinsi 73
Kabupaten 319
Kota 165
Fokus 1 Perizinan dan Tata Niaga Fokus 2 Keuangan Negara Ruang Lingkup Aksi pada Kebijakan Satu Peta 2019-
2024
Aksi 1 Aksi 6
Penyelesaian Tumpang Tindih Pemanfaatan Penguatan digitalisasi perencanaan
Ruang melalui pendekatan Kebijakan Satu Peta penganggaran di tingkat pusat, daerah, dan
desa
Aksi 2 Aksi 7
Penguatan pengendalian ekspor dan impor Peningkatan efektivitas pencegahan korupsi Pengukuhan Integrasi RZWP3K Penyelesaian Batas
dalam pengadaan barang/jasa pemerintah Kawasan Hutan dengan RTRWP Administrasi
Aksi 3 Aksi 8
Peningkatan kualitas data pemilik Penguatan tata kelola penerimaan negara
manfaat/beneficial ownership serta bukan pajak (PNBP) pada komoditas mineral
pemanfaatan untuk perizinan, pengadaan dan batubara
barang/jasa, dan penanganan perkara
Aksi 9 Analisis Kawasan Integrasi RDTR
Aksi 4
Penataan aset pusat IKN dengan OSS
Perbaikan tata kelola di kawasan pelabuhan
Aksi 10
Penguatan partai politik dalam pencegahan
Aksi 5 korupsi
Percepatan proses digitalisasi sertifikasi badan
usaha dan profesi pendukung kemudahan Aksi 11 Penyelesaian Perbaikan Tata
berusaha Optimalisasi interoperabilitas data berbasis NIK
untuk program pemerintah
Tumpang Tindih Kelola Perizinan
Pertambangan Perkebunan Sawit
Fokus 3 Penegak Hukum dan Reformasi Birokrasi