Disampaikan dalam acara Workshop Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Bidang Pertanian dan Perikanan di Kab. Asmat
Jakarta, 10 Oktober 2022
OUTLINE
2
PENGEMBANGAN DAN HILIRISASI SAGU DALAM
MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
2
ARAH KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN
4
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KERANGKA PEMBANGUNAN RPJMN 2020-2024
VISI 2045 Berdaulat, Maju, Adil Dan Makmur
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
2020-2024 RPJP
N
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
1
Pelayanan Dasar dan 1 Pangan 1
Sentra-Sentra
Pertumbuhan
1 Transportasi 1 Hukum dan Regulasi
Perlindungan Sosial 2 Telekomunikasi
2 Energi
2
Komoditas 2 Pertahanan dan Keamanan
Pariwisata, Ekonomi Kreatif
2
SDM Berkualitas dan 3
dan Digital
Unggulan Daerah 3 Sumber Daya Air
Berdaya Saing 3 Politik
4 Industri Manufaktur 3 Pertumbuhan Perkotaan Perumahan dan
4
Pemukiman
5 Kelautan dan Kemaritiman
PENGARUSUTAMAAN
1
Peningkatan ketersediaan pangan
Peningkatan tata kelola sistem
5 hasil pertanian dan pangan hasil laut
pangan nasional 2 secara berkelanjutan untuk menjaga
• Penguatan sistem logistik pangan
stabilitas pasokan dan harga
• Pengembangan resi gudang kebutuhan pokok
• Pengelolaan sistem pangan berkelanjutan
• Pengelolaan sistem pangan perkotaan • Fasilitasi budidaya padi, jagung, ternak dan
• Pengelolaan limbah pangan komoditas pangan strategis
• Penyediaan input produksi (termasuk pupuk)
Peningkatan Ketersediaan, Akses dan • Sistem perbenihan nasional
Peningkatan produktivitas, Kualitas Konsumsi Pangan
keberlanjutan sumber daya pertanian Peningkatan produktivitas, keberlanjutan
dan digitalisasi pertanian 3 sumber daya manusia (SDM) pertanian
4 dan kepastian pasar
• Pengelolaan lahan (lahan suboptimal, lowland, upland, dan Indikator RPJMN 2020-2024: • Penguatan basis data petani
lahan kering) Tingkat penerapan oleh petani • Pembentukan korporasi petani, asuransi pertanian
• Efisiensi air • Pembiayaan inklusif
• Jalan produksi dan jalan usaha tani
80-95% tahun 2024
• Pelatihan dan penyuluhan
• Pertanian digital dan penggunaan teknologi pesawat nirawak (baseline 2019: 65%)
6
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
FOKUS 2021-2022: REVITALISASI SISTEM PANGAN NASIONAL
YANG HANDAL DAN BERKELANJUTAN
7
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PROGRAM PRIORITAS (PP) DAN KEGIATAN PRIORITAS (KP) PADA
PRIORITAS NASIONAL 2 RKP TAHUN 2023
Program Prioritas
Kerangka Program Prioritas pada PN 2 Pada setiap Program Prioritas terdiri atas Kegiatan Prioritas yaitu:
dikategorikan berdasarkan wilayah per pulau,
diantaranya:
KP 1 Pengembangan Kawasan Strategis
PP 1
Pembangunan Wilayah Sumatera
PP 2 KP 2 Pengembangan Sektor Unggulan
Pembangunan Wilayah Jawa-Bali
PP 3 Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara
PP 4 KP 3 Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pembangunan Wilayah Kalimantan
PP 5
Pembangunan Wilayah Sulawesi KP 4 Pengembangan Daerah Tertinggal,
PP 6 Kawasan Perbatasan, Perdesaan, dan
Pembangunan Wilayah Maluku
Transmigrasi
PP 7 Pembangunan Wilayah Papua
KP 5 Kelembagaan dan Keuangan Daerah
8
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
HIGHLIGHT PRIORITAS DAN FOKUS TERKAIT KETAHANAN PANGAN
DALAM PAPUA SEHAT RIPPP 2022-2041 (Draft)
ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
STRATEGI
Meningkatkan perbaikan gizi masyarakat
2
Penguatan pendidikan gizi melalui pemanfaatan pangan lokal
untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga
9
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
HIGHLIGHT PRIORITAS DAN FOKUS TERKAIT KETAHANAN PANGAN
DALAM PAPUA PRODUKTIF RIPPP 2022-2041 (Draft)
ARAH KEBIJAKAN
Mengembangkan pemerataan kawasan ekonomi
STRATEGI
Mengembangkan kawasan pengembangan ekonomi (KPE) di setiap wilayah adat dengan pendekatan
ekonomi hijau dan biru
10
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PENGEMBANGAN DAN HILIRISASI SAGU
2 DALAM MENDUKUNG KETAHANAN
PANGAN NASIONAL
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
DI 62 DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2021
Peta Capaian Indeks Pembangunan Manusia di Daerah Tertinggal Tahun 2021
70
60
50
40
30
2014.89
10
0
a i i at h ra ya ya i pi a ai l at at ur re ra ta gi
ug ya ya a or an oe bu ju
a an ar
ya ra
ar an bi an da
o ya lu
Si
gi i m ng ika Ja Ja pi ap a m t aw at ig li a ai at Da ta im at at ta Da ba Be
N d
Do De As Te
l y k u M d e l D a R el B t U B T e l N a e l N U t m
To nn nc
a S on en S n T u S an ar
a as as ai S iS te as ar
a Le
m
o La Pu k W n
M o ng ove
ul au S ab u ru a gi B a w Ni g ar i as ar Ro Ni B
ra lu ua
r B P B B ba iR g N kw u
be Te So an no uk
ula am S um Mus M a al
am p Se
r M M
M Ke
6 7 8 9 10 11
Diseminasi &
Kelembagaan Infrastruktur Tata Ruang Master Plan Tepung Komposit
Sosialisasi
Diperlukan keselarasan yang Pembangunan infrastruktur Revisi tata ruang dilakukanPenyusunan Dilakukan melalui Pengembangan tepung
komprehensif antara dalam upaya peningkatan dalam melindungi Masterplan Sagu di penyuluhan dan komposit sebagai upaya
penguatan modal, edukasi, produksi eksploitasi sagu yang setiap kawasan perlu kampanye massif secara peningkatan pasar dan
perbaikan sistem kerja dan sebagian besar masuk untuk membangun bertahap bahwa sagu pengurangan impor
manajemen, relasi dan dalam hutan lindung koordinasi dan sinergi sebagai makanan sehat
dukungan regulasi/parasana Pemerintah Pusat dan dan bergizi
Daerah
Grand Design
Pengembangan Sagu Skema Pembiayaan Pembangunan Pengolahan Pengembangan Industri
Indonesia Tepung Sagu Skala Besar Pangan Berbasis Sagu
Pelibatan Masyarakat
Dusun/Desa Sagu
Peningkatan Konsumsi
Langsung Pangan Sagu
1 2 3
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
• Mewujudkan pengembangan • Optimalisasi rekayasa
• Bentuk antisipasi kekurangan
pasokan pangan pada kondisi agro-industri tepung sagu dari inovasi/teknologi
iklim ekstrim dapat diganti hulu hingga hilir
• Dukungan riset untuk industri
dengan sagu dari luasan sekitar • Menyediakan jalan akses, dekstrin, pati termodifikasi,
120.000 ha hutan/kebun sagu kepastian kepemilikan lahan pemanis, asam organik dari
• Strategi sosialisasi/penyuluhan petani dalam berusaha, sumber sagu
pada berbagai lapisan energi listrik, informasi
komunikasi teknologi dan • Memasok kebutuhan pangan
masyarakat bahwa sagu sebagai global dengan memperkuat
pangan nasional yang sehat sarana produksi modern
logistik pelabuhan, transportasi
• Pemanfaatan inovasi dan antar negara serta memberikan
teknologi insentif pajak
Sumber: Grand Design Pengembangan Sagu Nasional Indonesia (2020)
17
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PENGEMBANGAN SAGU DI WILAYAH
3 PAPUA DALAM MENDUKUNG
KETAHANAN PANGAN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PAPUA DALAM
RPJMN 2020-2024
TARGET PEMBANGUNAN WILAYAH PULAU PAPUA TAHUN 2024
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN:
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi 6,6
Share Ekonomi Regional (% per PDRB 2024) 2,1 • Percepatan pembangunan untuk mengejar
Kebutuhan Investasi (Rp triliun) 41,1 ketertinggalan dibanding wilayah lainnya
melalui transformasi ekonomi dari berbasis
Tingkat Kemiskinan (%) 18,2 SDA ke industri berbasis komoditas lokal dan
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 2,5 pariwisata, hilirisasi industri pertambangan,
minyak, dan gas bumi.
• Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua dan
Papua Barat berlandaskan pendekatan budaya
dan kontekstual Papua, dan berbasis ekologis
dan wilayah adat.
• Peningkatan kawasan konservasi dan daya
dukung lingkungan untuk pembangunan
rendah karbon.
STRATEGI:
• Peningkatan pelayanan dasar;
• Penguatan pusat-pusat pertumbuhan wilayah
• Penataan pelakasanaan otonomi khusus
• Penguatan konektivitas
• Pengarusutamaan penanggulangan bencana dan adaptasi
perubahan iklim
• Penguatan koordinasi kementerian/Lembaga dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dan evaluasi
pembangunan di Tanah Papua
19
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS Sumber : RPJMN 2022-2024
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH PAPUA TAHUN 2022
ARAH KEBIJAKAN
Mendorong transformasi perekonomian wilayah
menjadi basis hilirisasi komoditas unggulan wilayah Mempercepat pembangunan sumberdaya manusia
pertanian. Orang Asli Papua
Mendorong pengembangan wilayah dan Mengoptimalkan pelaksanaan otonomi khusus
TARGET PENGEMBANGAN WILAYAH PAPUA percepatan pembangunan kesejahteraan berbasis berlandaskan pendekatan budaya dan kondisi sosio-
TAHUN 2022 tujuh wilayah adat ekologis Wilayah Papua
20
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN WILAYAH PAPUA TAHUN 2022
PETA PEMBANGUNAN WILAYAH PAPUA TAHUN 2022 KEGIATAN PRIORITAS
• Pengembangan Kawasan Strategis melalui pengembangan KI Teluk Bintuni, KEK Sorong,
dan DPP Raja Ampat yang berlokasi di Provinsi Papua Barat; serta Destinasi Pariwisata
Pengembangan Biak-Teluk Cendrawasih yang berlokasi di Provinsi Papua;
• Pengembangan Komoditas Unggulan yang difokuskan pada sektor perikanan (melalui
pengembangan SKPT Biak Numfor, SKPT Mimika dan SKPT Merauke), serta peningkatan
produktivitas kakao, kopi, lada, pala, cengkeh, perikanan tangkap, sagu, kelapa, buah
merah, dan ubi jalar;
• Pengembangan Kawasan Perkotaan yang difokuskan pada pembangunan kota baru
(Sorong) dan kota sedang (Jayapura);
• Pembangunan Daerah Tertinggal, Kawasan Perbatasan, Perdesaan, dan Transmigrasi yang
difokuskan pada pengembangan ekonomi kawasan perbatasan negara di 3 PKSN yaitu,
PKSN Jayapura, PKSN Tanah Merah, dan PKSN Merauke; pemenuhan pelayanan dasar,
infrastruktur dasar, konektivitas wilayah, dan tata kelola di 17 kecamatan lokasi prioritas
perbatasan; revitalisasi 5 kawasan transmigrasi yaitu Kawasan Transmigrasi Werianggi
Werabur, Kawasan Transmigrasi Bomberay-Tomage, Kwasan Transmigrasi Senggi, Kawasan
Transmigrasi Salor dan Kawasan Transmigrasi Muting/Jagebob; pengembangan 4 KPPN
yaitu KPPN Jayapura, KPPN Merauke, KPPN Raja Ampat, dan KPPN Manokwari; percepatan
pembangunan 2.449 kampung tertinggal menjadi kampung berkembang, dan peningkatan
30 kampung berkembang menjadi kampung mandiri; 30 kabupaten daerah tertinggal yang
dipercepat pembangunannya dengan fokus intervensi pada 19 kabupaten di tahun 2022,
serta 5 kabupaten daerah tertinggal terentaskan yang dibina; dan
• Kelembagaan dan Keuangan Daerah yang difokuskan pada peningkatan rata-rata capaian
penerapan SPM daerah hingga 77,78 persen (khususnya bidang sosial, Trantibumlinmas,
dan perumahan rakyat), peningkatan kualitas dan kuantitas SDM ASN yang selaras dengan
sektor unggulan dan arah pembangunan kewilayahan Papua, penguatan GWPP pada fungsi
pembinaan dan pengawasan kinerja pemerintah kabupaten/kota, peningkatan kapasitas
keuangan daerah (pendapatan daerah, kualitas belanja daerah, dan tata kelola keuangan
daerah), percepatan sertipikasi tanah, peningkatan pelayanan pertanahan modern berbasis
digital, penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan, serta percepatan penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang pusat dan daerah.
21
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
PENGEMBANGAN KAWASAN SAGU DI PAPUA
1 4
Kawasan sagu di papua selama ini masih Keragaan sagu: produksi 2019 mencapai 465 ribu ton REKOMENDASI
dalam bentuk “hutan sagu”, dalam upaya tepung sagu. Lahan sagu seluas 302 ribu ha (96%)
untuk meningkatkan produktivitas dan adalah perkebunan rakyat dan 12 ribu ha (4%) Perbenihan;
kemudahan dalam budidaya diperlukan merupakan perkebunan swasta. Lahan sagu Papua Penilaian dan Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT),
pengusahaan ke arah “kebun sagu” (156 ribu ha) 1 Pemeliharaan Kebun Induk dan Kebun Sumber Benih
2 Kegiatan yang dilaksanakan penataan 5 komoditas sagu.
Dalam kebijakan nasional, sagu merupakan
FAKTA
masih tradisional.
Kelembagaan;
Kurangnya pemahaman penggunaan, manfaat Kesehatan dan Pembentukan dan Penguatan Lembaga Ekonomi
keunggulan pati sagu didalam formulasi produk makanan. Selain 4 Masyarakat (LEM) berbasis korporasi petani dan
itu, rendahnya harga tepung terigu, tapioka dan maizena kemitraan dengan sektor swasta
dibanding tepung sagu
Kawasan Agrowisata
Pasar hasil komoditas sagu masih terbatas dan belum Sosialisasi dan Kampanye:
Sagu: Kampung Yoboi, 5 Manfaat kesehatan komoditas sagu, perbanyakan
berkembang dengan baik. Produk olahan sagu masih sulit diolah
oleh rumah tangga (terbatas pemanfaatan) Sentani, Kab. Jayapura kedai/resto menyajikan hasil dari sagu
22
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KONDISI PENGEMBANGAN KOMODITAS SAGU DI PAPUA BARAT (1/3)
29,01%
Kab. Sorong Selatan
41,62%
• 90% lahan sagu dunia ada di Indonesia, dimana 85% nya tersebar Hutan Sagu : 148,004 Ha Kab. Teluk Bintuni
Hutan Sagu : 202.353 Ha
di Papua Barat dan Papua;
PERKEMBANGAN
• Harga tual sagu masyarakat di Papua Barat (Rp.800 - Rp. 5.000 PT. ANJ Agri Papua
/Tual) lebih rendah dibandingkan dengan Riau (Rp.45.000/tual) 1,250 ton/bulan
• Aeral sagu yang berupa hutan (Akses jalan yang sangat terbatas)
menyulitkan masyarakat dalam menditribusikan sagu ke pabrik
pengolahan
13,87%
Kab. Kaimana
Hutan Sagu : 70,765 Ha 23
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KONDISI PENGEMBANGAN KOMODITAS SAGU DI PAPUA BARAT (2/3)
• Provinsi Riau yang memiliki luas hutan sagu yang jauh di bawah
Papua Barat namun berhasil menjadi produsen tepung (pati)
BENCHMARK
24
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KONDISI PENGEMBANGAN KOMODITAS SAGU DI PAPUA BARAT (3/3)
KEHUTANAN
KEHUTANAN
BUDIDAYA
HUTAN
SAGU
SAGU
TAHAP PENGEMBANGAN
INDUSTRI EBT
PENGOLAHAN BIOETANOL &
PAKAN BIOMASSA
25
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
KONSEP PENGEMBANGAN SAGU PAPUA:
PENGEMBANGAN DENGAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN HULU-HILIR
Kelembagaan Petani Sagu
1. Kelompok Tani
2. Kemitraan BUMD/Swasta/Badan Pengelola
Pendampingan Potensi Sagu Instansi Penanggung Jawab
1. Penyediaan Tenaga Penyuluh Pendampingan Panen dan Pasca panen
3. Pemerintah Daerah
2. Pelatihan Bintek dan Studi 1. Teknologi Tepat Guna Cara Panen
4. Kementrian Pertanian
Instansi Penanggung Jawab 2. Pendampingan Industri Kecil Kepada Masyarakat
5. Kementrian KUKM
3. Pemerintah Daerah Instansi Penanggung Jawab
6. Kementrian BUMN
4. Kementrian Pertanian 3. Pemerintah Daerah
5. Kementrian LH dan Kehutanan 4. Kementrian Pertanian
6. Kementrian Perindustrian 5. Kementrian Perindustrian
7. BRIN KELEMBAGAAN
Sarana Prasarana PETANI SAGU
1. Jalan Usaha Tani PENDAMPINGAN Industri Turunan Sagu
2. Jaringan Jalan PENDAMPINGAN PANEN DAN PASCA 1. Pelatihan Industri Kecil Sagu
3. Irigasi PANEN 2. Pelatihan Bimtek, Studi Banding
POTENSI SAGU
4. Listrik 3. Pembangunan Pabrik Sagu
5. Air Bersih Instansi Penanggung Jawab
6. Telkomunikasi 4. Pemerintah Daerah
Instansi Penanggung Jawab 5. Kementrian Perindustrian
INDUSTRI
7. Pemerintah Daerah SARANA DAN 6. Kementrian Koperasi dan UKM
TURUNAN SAGU
8. Kementrian PUPR PRASARANA
9. Kementrian Pertanian PERKEBUNAN SAGU
10. Kementrian Kominfo Tata Niaga Pemasaran
11. PLN 1. Pameran Komoditas Sagu
TEMATIK 2. Promosi dan Business Gathering
Lahan Investor Komoditas Sagu
1. Deliniasi Lahan INDUSTRI Instansi Penanggung Jawab
TATA NIAGA
2. Hutan Sagu Menjadi Kebun Sagu SAGU PEMASARAN 3. Pemerintah Daerah
Instansi Penanggung Jawab LAHAN 4. Kementrian Perdagangan
3. Pemerintah Daerah 5. Kementrian BUMN
4. Kementrian LH dan Kehutanan 6. Kementerian Investasi
5. Kementrian Pertanian 7. Kementerian Pertanian
26
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
TERIMA KASIH