Anda di halaman 1dari 12

PERCAMPURAN (BAC0N, 1984, GIBBERA, DARI GRUEN, 173

1. HUNIAN. Karena suatu sentra tanpa hunian dapat menimbulkan “kota hantu” diluar jam kerja
dan bisnis. Populasi yang paling ideal untuk suatu sentra adalah mereka yang paling merlukan
tinggal di sentra kota dan mereka yang dapat menghidupkan area itu ( Gruen, 1973)
2. PEMERINTAH. Fasilitas-fasilitas pemerintah nasional dan daerah Selayaknya berada pada
urban core. Namun fasilitas pemerintah lokal, atau yang dapat disebarkan, dapat saja terletak pada
discrict cores.
3. PERKANTORAN.
4. PERDAGANGAN. Namun perlu diingat untuk memisahkan antara perdaganagan eceran,(retail)
dan perdagangan grosir (wholesase), karena keduanya memerlukan persyaratan lokasi yang
berbeda, dan dapat sailing mengacaukan. Namun tentunya hubungan antara perdagangan eceran
dan grosir harus tetap terjaga, untuk kontinuitas barang.
5. KEBUDAYAN DAN SENI.

GROWN PLANNED

 KAWASAN STRATEGIS (STARTEGIC AREA)


 Adanya tingkat perubahan yang tinggi
 Penanaman modal yang besar
 Kemampuan untuk menyangga kawasan itu sendiri beserta lingkungannya (suselo, 1990)
 KARATERISTIK METROPOLIS (BLUMENFELD, 1971)
 Terpisah tempat hunian dengan tempat kerja
 Adanya keberagaman pekerjaan yang tinggi, baik dari segi lokasi maupun jumlah
 Jumlah dan macam pekerjaan senatiasa bervariasi
 Karyawan senatiasa mencari tempat bekerja yang paling menguntungkan, sehinga
bersifat mobile
 Ada pembagian pekerjaan dengan spesiasasi yang makiin meningkat
 TIGA POLA PERTUMBUHAN KOTA :
 Pertumbuhan horisotal: pertambahan area dimana ketinggian dan kepadatan tidak
bertambah
 Pertumbuhan vertikal: pertambahan kepadatan, dimana area kepadatan tidak bertambah
 Pertumbuhan interstitial: pertambahan kepadatan, dimana area dan ketinggian tidak
bertambah. Dimana ketiga pertumbuhan ini berinteaksi bersama, sehingga menghasilkan
perkembangan kota metropolis lazimnya dapat dikatakan sebagai perkembangan yang
mengikuti pola perkembangan dari dalam ke luar ( inside-out city), yaitu perkembangan
dengan penambahan, dengan pola-pola dalam kota definit, namun tidak ada batas luar
yang defint.
 URBANITAS (URBANITY) ( GRUE, 1973) :
 Kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang lain
 Kesempatan untuk berkarmenukar idea dan barang secara bebas
 Penikmatan kebebasan manusia yang tercerminkan dengan terjangkauan atas aneka
pilihan

Kota menawarkan pilihan, dan pilihan adalah factor penting bagi kebebasan pribadi. Pilihan yang
beraneka mengenai tempat berkerja, kesempatan pendidikan, perdagangan barang. Serta piliha-pilhan
pengalaman budaya,, hiburan, bahkan religus.

 SENTRA TUNGGALGUNA ( UNIFUNCTION CENTERS )


 Industrial
 Ciliv centers
 Financial centers
 Cultural centers
 Centers for performing arts
 Education centers
 Office centers
 Religios centers
 KELEMAHAN :
 Adanya mobilitas yang dipaksakan
 Adanya strelitas dan kekakuan
 Adanya beban finansial
 Kurang optimalnya pemanfaatan fasilitas dan karean perkembangan kota bersifat
piecemcal growth, maka kota berkembang menjadi pusat segala guna ( omnifuncational
center)
 BERBAGAI SIMPTOM:
 Tumbuhnya kecamatan pada peak hours
 Tidak konstanya pengunanaan fasilitas-fasilitas dan utilitas umum.
 “kota hantu”
 KEUNTUNGAN SENTRA-SENTRA NEKAGUNA (MULTIFUNCTIONAL FACILITES –
MULTIFUNCATIONAL CENTERS)
 Adanya perobohan pemisah yang memisahkan warga daengan berbagia tingkat
ekonomi,rasa, dan social
 Adanya suplay area hijau yang cukup, dengan kemungkinan pencapain yang mudah
 Adanya rasa identifikasi yang kuat dengan elemen-elemen struktur perkantoran
 Adanya keterbutuhan anatr berbagai sentra lingkungan perkantoran dengan jejalur
transpostasi public
 TEORI AJANG MEMUSAT (CENTRAL PLACE PLACE THEORY)
WALTER CHRISTALLER
 Penduduk membutuhkan berbagai barang dan jasa
 Range, yaitu jarak yang perlu ditempuh orang untuk mendapatkan barang kebutuhan
 Threshold, yaitu jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan
kesinambung suplay barang dan jasa
Barang dan jasa yang ber-treshod dan range besar disebut barang dan jasa tingkat tinggi,
dan biasanya terdapat hanya di kota-kota besar yang berpenduduk banyak.
Kota-kota yang tersebar didaratan imajiner tadi disebut central places. Kota-kota tersebut
menyajikan berbagai barang dan jasa untuk wilayah di sekelilingnya dengan memebentuk suatu hierarki,
bentuk segienam (hexagon). Lingkaran-lingkaran yang mencerminkan I wilayah-wilayah itu saling
tumpangtindih (0verlap). Masing-masing perpotongan itu dipotong oleh sauatu garis lurus (orang
berbelanja akan menuju pusat terdekat).

 PRINSIP DASAR TERAPAN TEORI CHRISTALLER


 Optimasi pasaran(market optimize principle)
 Optimasi lalulintas (traffic optimizing principle)
 Optimasi pengaturan (administration optimizing principle)
 KOTA (SIMPUL JASA-DISTRIBUSI) MENGANDUNG TIGA KEGIATAN PRODUKTIF
DASAR :
 Mengatasi jarak fisik anatara produsen dengan konsumen ( disebut kegiatan jasa
angkutan)
 Mengatasi jarak pemilikan atas barang dan jasa (disebut kegiatan jasa perdagangan)
Mengatasi jarak kegunaan sesuatu barang dan jasa (disebut kegiatan jasa
pengolahan/peningkatan kualitas/manufaktur-industri)
1. Lokasi
2. Lokasi
3. Lokasi
1. Perumusan kriteria pemilihan lokasi dan tapak
2. Penetapan alternatif-alternatif lokasi (daerah/region)
3. Pemilihan lokasi berdasarkan kriteria pemilihan lokasi
4. Penetapan altrnatif-alternatif tapak (dalam lokasi terpilih)
5. Pemilahan tapak berdasarkan kriteria pemilihan tapak
 TIGA PRINSIP POKOK FASILITAS NEKAGUNA (GRUEN, 1973)
1. Pendekatan perencanan dan perancangan tiga dimensional (the there dimensional
approach)
2. Pengunaan lahan secara nekaguna (multipurpose use of land)
3. Prinsip bidang datar ( the platform principle)
 (CHAPIN,1965)
 Area untuk berkerja
 Area untuk tinggal
 Area rekreasi
 (CIAM)
 Karya
 Wisma
 Suka
 Marga
 Penyempurna
 STUDI KARAKTERISTIK KOTA :
1. Delineasi area CBD dan satellite business centers analisis pola pemakaian uang
2. Perkiraan-perkiran kemungkinan perubahan kebutuhan ruang dimasa mendatang
3. Kemungkinan ruang-ruang pengembangan untuk sentra-sentra baru ini
 TUGAS ARSITEK :
1. Pemilihan tapak dan studi area layan
2. Perencanaan lingkungan
3. Pencapaian
4. Konsep fungsional
5. Perencanaan pusat kawasan
6. Pengunaan besament
7. Perencanaan ruang-ruang anatara bangunan
8. Tinjuan terhadap pemekaran dimasa mendatang
9. Pra-pemasaran
10. Citra arsitektural
11. Tanda-tanda dan petunjuk grafis
12. Kaitan dengan komunita setempat
13. Kaitan penyewa-pemilik
14. Public amenties

 PERUNTUKAN LAHAN
 Perumahan
 Perumahan tak bersusun
 Perumahan bersusun dua
 Perumahan bersusun banyak
 Perdagangan dan jasa
 Perdagangan kota
 Perdagangan terbatas (lingkungan)
 Jasa
 Perkantoran
 Industri
 Industri ringan (rumahtangga)
 Industri sedang
 Industri berat
 Kalkural
 Pendidikan
 Budaya dan rekreasi
 Ruang terbuka
 Pertanian
 Fasilitas umum
5.SINERGI NEKA-GUN
 Office +4
 Hotel +3
 Cultural +3
 Health club +5
 Entertainment +4
 Food service +5
 Retail +4

SUPERBLOK
Batang (hindro T. Soemardjan) :

Bangunan lebih dari 1 blok, dengan multi fungsi

- Project : kurang dari 1 ha


- Mega Building Project : 1-5 ha
- City Zone Project : lebih dari 5 ha

PostModern Vs, superblock (Budi A Sukada)

1. Acces and visibility


2. Kedekatan dengan pusat kegiatan
3. Tersedianya prasarana
4. Rencana kota yang mendukung

Ciri Superblok/mixed Use Development Project :


A. Terdapat 3 fungsi urban atau lebih dari
1. Retail
2. Office
3. Hunian
4. Hotel
5. Entertainment/cultural/recreation
B. Terjadi integasi dan senegasi fungsional
C. Ada ketergantungan

Manfaat Superblok (Ali Topan)


1. Kelengkapan fasilitas
2. Peningkatan kaulitas fisik pertumbuhan
3. Efisiensi pergerakan
4. Vitalitas dan generator pertumbuhan
5. Penghematan pendanaan perluas kota
6. Vertikalitas : hambat perluas kota
7. Integrasi system-sistem

Bahaya Superblok

1. Skala usaha, dominal


2. Skala bangunan (make no large plans)
3. Ruang-ruang mati, wayfinding
4. Penggusuran, hilangnya sense of place
5. Masalah pembebana kota

APARTEMEN ≠ RUMAH SUSUN ?

“MASY.MENE NGAH KEATAS” “MASY. MENE NGAH KEBAWAH

 APRTEMEN SEWA
 APARTEMEN MILIK BERSAMA
 KONDOMINIUM

KARAKTERISK

MASY. MENENGAH KEATAS

SASARAN DI INDONESIA

 MASY. IND. BERPENGHASILAN MENENGAH KEATAS


 TENAGA KERJA ASING
 KARAKTERISIK MASY.IND BERPENGHASILAN MENENGAH
KETAS
- CORAK KEHIDUPAN LEBIH MAJU/MODERN
- INDIVIDUALIS/SEMI INDV
- MUDAH BERADATASI DG : LINGK
- KEBUTUHAN PRIVACY TINGGI
- TERBIASA HIDUP DI BANG. TINGGI (T.KERJA DI BANG. TINGGI)
- MASIH MENGANGGAP RUMAH SBG. STATUS SIMBOL (=JATI DIRI
PEMILIKNYA)
 KARAKTESITIK T.K . ASING
- INDIVIDUALIS TINGGI
- MENYUKAI KETENANGAN/PRIVACY TINGGI
- MEMILIKI KEDISPLINAN WAKTU
- MEMENTINGKAN KEAMANAN & KENYAMANAN
- BIASANYA MERUP. KECIL
- KONTAK PERSONAL MEMANDANG ORG. BUKAN SBG
PRIBADI

] ASPEK PERSYARATAN

BANG . APARTEMEN

LOKASI

 PALING LAMA 30 MENIT MENCAPAI T. KERJA DAN PUSAT 2


PELAYANAN YANG LEBI LUAS
 MEMP. AKSESIBILITAS KE TRANPORT UMUM
 DIDAERAH YANG DAPAT MEMBERIKAN KE SEIMBANGAN SOSIAL
SERTA KERASIAN DAN KETERPADANAN ANTAR KAWASAN YG
MENJADI LINGK NYA
 MEMBERI KESEMPATAN UTK, DAPAT MEMBINA INDIVIDU DAN
KELUARGA SERTA TERJAMIN DARI SEGALA BAHAYA
 SUDAH TERDAPAT JAR. INFRASTRUKTUR YG.LENGKAP
(SUMBER : DITJEN.CIPTA KARYA, DPU 1980, P :1

SUASANA

 suasana segar & bebas banyak menyediakan ruang terbuka baik secara fisik maupun emosional
 suasana yang mampu mendorong penghuniannya untuk menyesuaikan diri dg lingkungannya
 menmanfaatan elemen-elemen lingkungan( sinar matahari,vegetasi,cuaca) dan ragam arsitektur
(teras/porch,tritisan,warna &bahan lokal)
 suasana yang baik meningkatkan daya jual tinggi.

LINGKUP KEGIATAN

KEGIATAN PENGELOLAAN

Bersifat mengatur, memelihara dan melayani kepentingan penghuniannya

Tujuan : agar penghuni merasa puas

PROGRAM RUANG

- BERDASARKAN JENIS KEGIATAN


 KEGIATAN HUNIAN
- Ruang duduk - gudang
- Ruang makan - ruang pembantu
- Ruang tidur - jemuran
- Dapur - ruang sirkulasi & ruang teras
- Km/wc
 KEGIATAN NON HUNIAN
- Kelompok umum
- Parker tamu & karyawan
- Hall & information desk
- Pedestrian
- Toilet /km/wc
- Ruangan supir
- Boks surat

- Kelompok pengelola & operasional


- Ruang general manager & ass
- Ruang.bag. marketing
- Ruang.bag. akunting
- Ruang.bag. teknik

- Kelompok jasa
- Pasar swalayan
- Agen penjualan
- Salor
- Tempat penukaran valuta asing

- Kelompok Jasa
- Restoran
- Kolam renang
- Rg.kebugaran/senam
- Arena jogging
- Arena bermain anak
- Lap.teknis
- Ra.pertemuan

 BERDASARKAN SIFAT KEGIATAN


DAN TINGKAT PRIVACY
a) RUANG PRIVAT
 Unit-unit hunian / dwelling units
b) RUANG SEMI PUBLIK
 Rg. Pengelola & operasional
 Rekreasi & OR
 Kelompok jasa
 Kelompok pelayanan
c) RUANG PUBLIK
 Kelompok Ruang Umum

STRUKTUR

Pada bang. Apartemen berlantai banyak/sedangkan system struktur hrs. memperhatikan daya dukungan
vthd

 Beban geser gaya gempa


 Gaya lentur akibat beban angina
 Gaya lentur akibat beban konstr
 Daya dukung bang.thd : beban diatasnya
 Kondisi lingkungan, disekitarnya khusus nya yang berkaitan dengan “ tingkat ke sesuaian “ dan
“dampak nya thd lingkungan”

SISTEM UTILITAS

a. Penyedian air bersih


b. Pembuangan air kotor
c. Pencegahan kebakaran ( fire protection)
d. Penerangan buatan
e. Telekomunikasi
f. Security system
g. Elevator
h. Escalator

FAKTOR PRIVACY SANGAT PENTING BAGI BANG.APART


PENNGEMBALIAN FUNGSI HUNIAN KE DALAM KOTA

Sebetulya masalah mengenai multifungsi dan superblock merupakan hal pokok tersendiri.memangsering
ke-2 hal ini dikaitkan satu sama lain. Hal ini memang tidak salah. Hanya seperti yang sering disinggung
memang terjadi beberapa kerancuan terutama terhadap istilah “superblok” terlebih dahulu disini akan
dibahas mengenai masalah superblok. Dalam membicarakan bisnis. Orang akan mengunkan banyak cara
untuk mengusahakan apa yang akan dijual itu laku sehingga tak heran kalau akhir-akhir ini sering dibaca
didalam kolam Koran bahwa dalam kondisi yang sangat sulit, bisnis property, mencari berbagai cara
untuk menjual.

“market unit” oleh para developer dan juga ini bukan salah kaum akademis saja yang harus mencoba
mendukung persoalan ini dalam kedudukanyang lebih wajar, karena suatu sebutan yang keren mudah
dijual. Jelas akan lebih mudah untuk mencari klien. Dan kelihatannya istilah superblok mampu
mendukung tujuan tadi, itu yang kesatu, kedua latar belakang bahwa memang struktur perkotaan yang
berangkat Indonesia. Karena struktur kota-kota diindonesia lebih banyak berangkat dari pola kalving yang
kecil memang tidak membentuk blok-blok yang umum dikenal di America

Superblok belakangan ini emang mulai muncul melalui kota-kota dikarenakan memang melalui rata-rata
ekonomi yang berbeda, dan terjadi pemilihan lahan yang berbeda. Perbedaan ini terjadinya pihak swasta
yang berperan sebagai rector dalam gembangkan suatu ek. Sebab sampai 60-70 an entah lebih dominan
pembangunan setelah regulasi maka peran begitu meningkat mungkin yang akan dengan korok.
Kemudian berbicara dgn multifungsi , trendncangan dari 12-usaha keras pemerintah daerah untuk
ingatkan optimasi pengunaan lahan yang tinggi didaerah orang. Walaupun dari dulu fungsi sudah terjadi
jenis kegiatan ada besaran yang berbeda skala berbeda. Baik multi fungsi pun superblok tidak dicarikan
definisi rijid. Hal ini juga akan berkaitan waktu, bahwa I yang besar hari ini tentu besar untuk mendatang
perhatian perbedaan sebelum persis hingga 10 tahun yang akan dating sehingga di satu kota pihak
multifungsi sebenarnya adalah hal umum dikota-kota dan kampong-kampung dijakarta. Hanya jenis dan
besaran tidak sama dengan daerah multifungsi katakanlah kota Jakarta. Dalam hal ini tinjuan dari aspek
perkotaan menjadi penting karena kalau sudah berbicara tentang satu multifungsi pada satu daerah dengan
skala yang relative besar untuk satu saat maka memang ini merupakan perwujudan untuk mengusahakan
terciptanya inensitas pengunaan tanah yang tinggi tetapi seperti telah di terangkan bahwa pengertia
optimasi pengunaan tanah ini bias dilihat dari aspek (min)
Umumnya pertama dilihat dari aspek ekonomi karena peran swasta yang besar tapi hal ini tidak dapat
dilupakan untuk mempertanggung jawabkan dari aspek social bahwa aspek social bias dilakukan
,dikontrol

Dikendalikan oleh pemerintah, hal itu adalah umum tapi pada kelompok masyarakat tertentu dengan latar
belakang budaya tertentu, bias saja bahwa swasta bias perperan yang sama dalam mecoba dan
memberikan arti aspek social pada daerah multifungsi yang dimaksud dengan hal ini adalah kalau
berbicara tentang multi fungsi, berbicara lahan yang luas, KDB (Koelisien Dasar bangunan-red) & LKB
(Koelsien luas bangunan-red ) besar sekarang kalau proyek-proyek dalam skala lebih mini plaza. Plaza
Indonesian dan seterusnya, ini hanya untu kelompok masyarakat tertentu. Blok m dengan terminal,
dengan peremajaan lingkungan diharapkan akan menjadi lingkungan yang lebih besar yang mampu
menjawab semua strata kependudukan dan kemasyarakatan dikota Jakarta tanpa menekan pada kelompok
tertentu dilihat dari strata social ekonomi, maka sebenarnya daerah-daerah multifungsi terutama pada
daerah-daerah yang luas adalah daerah-daerah yang akan diciptakan sebagai bagian ruang keidupan kota.
Sehingga kiranya untuk mengklafikasikan beberapa proyek dicoba untuk mengklafikasikan beberapa
proyek-proyek besar seperti itu memang bagian dari ruang kehidupan kota yang sedang diusahakan untuk
diciptakan

Ruang kehidupan kota yang diusahakan untuk diciptakan, ada beberapa kriteria yang sudah dikatakan tadi
bahwa perancangan harus terintegasi: terintegasi bisa dilakukan pihak yang merencanakan baik
swasta/pemerintah daerah bersama-sama dan proyek ini juga merupakan suatu ruang kehidupan suatu
ruang kehidupan kota juga memberikan berbagai strata yang ada ini juga bisa berubah dari waktu
kewaktu dan sejalan dengan perubahan struktur ekonomi masyarkat. Karena itu dilihat dari segi
perancangan kelihatannya dalam ruang kehidupan kota akan banyak muncul ruang-ruang umum yang
sekarang di ubah tidak lagi merupakan jalan-jalan raya kendaraan tapi dalam kawasan yang besar seperti
itu( dengan berbagai ragam jenis kegiatan). Kawasanumum itu bisa saja merupakan ruang-ruang yang
terjadi dalam bangunan umum tapi sifatnya umum, supaya bisa diciptakan kawasan yang besar dan enak
dalam arti kata praktis, nyaman dan sebaginya, serta terutama berperan bagi pejalan kaki. Oleh karena itu
dalam tata perencanangan,pejalan kaki lah yang akan benar-benar mengisi kehidupan dalam kawasan –
kawasan yang kita bicarakan dalam radius-radius tertentu.

Ruang-ruang umum ini sekaligus bagi para developer merupakan pinyu-pintu utama untuk menyedot
pengunjung sehingga dari jenis kegiatan penghuni dari penataan ruang ruang umum .
diharapkan/sebaiknya diiusahakan agar kehidupan kota yang cukup panjang dalam sehari itu bisa
diciptakan karena ruang-ruang umum merupakan pintu-pintu dan ruang kehidupan dilingkungan tersebut.
Kalau kelihatanya sepi dengan sendirinya tidak mudah menarik pengunjung yang lain. Salah satu kasus
yang sering dibicarakan tentang pusat perbelanjaan yang cukup besar disurabaya. Adalah suatu kasus
yang tidak begitu menunjang proyek yang begitu besar tapi ruang kehidupan umumnya begitu sepi
sehingga terjadi lingkaran setan, dimana ternyata developernya berpindah tangan. Kondisi social ekonomi
masyarakat perlu diperhitungkan pada masa-masa tertentu dan hal ini bisa berubah.

Sebagai contoh katakanlah makanan Amerika yang ada di pojok bawah sarina dengan kegiatan yang
mampu dilakukan sampai pukul dua pagi yang kebetulan terletak disudut jalan raya utama kota
Jakarta.dengan suatu penataan yang cukup menatang, terbuka.
Dengan sendirinnya akan menyedot siapapun yang lewat disana,sehingga ruang-ruang yang bentuk
didalam rancangan terutama ruang-ruang merupakan muka dari kelompok bangunan sebaiknya
memeberikan beberapa kemudahan dan tawaran yang tadi disebut

Jadi yang disebut dengan daerah multifungsi khusunya untuk kota Jakarta harus mulai diarahkan
sebagaimana yang sering dilontarkan akhir-akhir ini oleh bapak presiden yaitu mengembalikan kegiatan
komersial tapi juga diusahakan terkait dalam mengambalikan fungsi hunian kedalam kota. Hal ini
merupakan problem, siapa yang mau tinggal dalam bentuk yang bagiamana,sebagai contoh mengenai
kemayoran, tentang rumah susun hingga bagaimana isi rumah susun berkerja dalam suatu kompleks, area
perencanaan yang cukup besar. Apalagi kemayoran cukup khusus dimana rumah susun hunian
diperuntukan bagi kelompok masyarakat yang perpenghasilan rendah tapi yang dimaksud dengan hunian
disini tergantung daerahnya artinya tidak mutlakk untuk yang berpenghasilan yang rendah saja/menegah
saja tetapi dengan inti mengembalikan hunian kepusat kota kalau memang bisa diusahakan dengan
sendirinya kesulitan-kesulitan dapat terselesaikan terutama masalah lalu lintas. Persoalanya kadang-
kadang aneh, disatu pihak karena orang keluar tetapi disatu kegiatan lainya dilahan di dalam kota
memang orang-orang yang dikirim keluar. Perlu kedalam kota minimal 2 kali, oleh karena itu diperlukan
jaringan pencapaian yang jelas kemudian jaringan kurang, akan bergerak betambah maka lalu lintas
macet itu adalah wajar dan normal. Sekarang masalahnya apakah memang orang orang yang dikirim
keluar tapi kegiatannya berbeda didalam kota sebagaian besar/sebaliknya orang-orang itu saja ditarik
kedalam kota maka dengan sendirinya pergerakan yang selama ini terjadi mungkinakan hilang dengan
sendirinya tidak semudah itu akan terjadi karena pengembalian hunian ke pusat kota, aspek ekonomi
menampakkan perubahan sikap, bentuk dunia adalah suatu konsekuensi logis. Di sini dibicarakan budaya
dan politik yang kuat dari pemerintah mungkin bijaksana bahwa suatu saat sekarang ini kita
usahakan/pemerintah mampu agar dari bidang ekonomi, golongan menengah ketas yang diajak untuk
mengembalikan ketengah untuk tinggal dalam bangunan yang bentuknya tidak bersifat individu seperti
tinggal dirumah susun dirumah susun apapun bentuknya. Sehingga mungkin saja hubungan kalangan
rendah dalam rumah susun tidak sulit seperti sekarang ini karena secara psikologi hal ini banyak terjadi
pada masyarakat rendah. Kalau berbicara rumah susun untuk kalangan tinggi disebut apartemen dan kalau
lebih keren lagi kita memakai istilah conlinence. Ini juga mempengaruhi beberapa hal yang berkaitan
dengan bisnis, terkait dengan bisnis, terkait pada marketing maka ada beberapa istilah yang sering kita
pakai dan Akhirnya di sebut kondominium.

Anda mungkin juga menyukai