Anda di halaman 1dari 6

 Pengertian kota :

kota adalah daerah pemukiman yang terdiri atas bangunan rumah yang
merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat.
Kota itu sendiri secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu wilayah yang
sangat potensial dari segi manapun, mulai dari sektor pekerjaan, sektor
kesehatan, sektor pendidikan, dan sebagainya.

 Klasifikasi Kota
Kota Kecil (20.000 sampai 50.000 jiwa) kota magelang (jawa tengah)
Kota Sedang (50.000 sampai 100.000 jiwa)
Salah satu contoh kota sedang di Indonesia yakni Ungaran, ibu kota
Kabupaten Semarang.
Kota Besar (100 ribu hingga 1 juta jiwa) salah satu contoh kota besar di Indonesia
adalah batam pekanbaru malang
 Kota Metropolitan (sekitar 1 juta jiwa) DKI Jakarta.
 Bandung, Jawa Barat.
 Semarang, Jawa Tengah.
 Surabaya, Jawa Timur.
 Medan, Sumatera Utara.
 Palembang, Sumatera Selatan.
 Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
 Manado, Sulawesi Utara.

Kota Megapolitan (lebih dari 5 juta jiwa)

Ciri-ciri kota
Berbicara tentang segala sesuatu yang membedakan kota dengan wilayah lainnya, Kota juga memiliki
ciri-ciri khusus, nih. Sama seperti desa, ada dua kategori besar untuk mengidentifikasi suatu wilayah
sebagai kota, yakni ciri fisik dan ciri sosial.

Ciri fisik social


Ciri fisik kota dapat dilihat dari fasilitas yang lazim ditemui di wilayahnya. Fasilitas tersebut berupa
sarana yang menunjang kehidupan penduduknya. Beberapa contohnya, yakni:

 Tempat parkir
Sebagai sarana penunjang mobilitas penduduk yang memiliki alat transportasi
pribadi.

 Pusat keramaian
Sebagai lokasi atau ruang bagi berkumpulnya warga-warga di kota. Tempat ini
menjadi pusat kegiatan sosial atau acara baik formal maupun nonformal. Contohnya
seperti alun-alun, mall, dan beberapa tempat unik untuk berkunjung

 Sarana olahraga atau lapangan yang luas


Tempat ini menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat untuk beraktivitas fisik
maupun mengadakan acara besar yang membutuhkan ruang yang bisa menampung
banyak orang.

 Pasar induk
Untuk menunjang kehidupan masyarakat kota mendapatkan bahan pangan atau
kebutuhan rumah tangga mereka.

Ciri Sosial Kota

Kemudian, kita bahas tentang ciri sosial kota. Jika ciri fisiknya menyangkut tentang fasilitas,
ciri sosial berkaitan dengan nilai dan pelapisan sosial yang dianut masyarakat di perkotaan.
Ciri sosial pada umumnya dilihat dari hal-hal sebagai berikut:

 Jenis pekerjaan yang dijalani


Di kota, cukup banyak dan beragam bidang pekerjaan, mulai dari pegawai kantor,
aparatur sipil, dosen, dan peneliti, hingga pedagang serta pekerja serabutan.
Pekerjaan yang memiliki kestabilan dan menentukan hajat hidup orang banyak
biasanya akan mendapatkan tingkat sosial lebih tinggi dibanding yang lainnya. 

 Tingkat pendapatan
Makin tinggi pendapatan seseorang, maka akan tinggi pula strata sosial yang mereka
miliki. 
 Kepemilikan barang-barang yang unik dan mahal
Hal ini juga menjadi tolok ukur yang menentukan lapisan sosial di kota. Kepemilikan
benda yang dinilai unik dan tidak dimiliki orang banyak, karena faktor harga dan nilai
yang tidak bisa dijangkau banyak orang, akan menentukan kasta sosial tertentu bagi
pemiliknya.

 Sistem kekerabatan
Sistem ini berlandaskan pada kepentingan atau patembayan, yang berarti antar
individu memiliki ikatan sosial yang lemah, tidak saling mengenal orang di
lingkungannya, nilai, norma, dan sikap menjadi kurang berperan dalam berinteraksi.

 Mobilitas tinggi
Masyarakat kota terkenal dengan kesibukan dan frekuensi berpindah tempat yang
tinggi. Salah satunya karena struktur pola keruangan kota yang padat, membuat
masyarakatnya aktif bepergian dari rumah menuju tempat lokasi kerja

 Cara berpikir rasional


Orang yang hidup di kota akan jauh lebih realistis dan berpandangan rasional,
terlebih pada ekonomi. Maka dari itu, tak bisa dipungkiri bahwa tingkat penghasilan
dan gaya hidup yang mewah menjadi sesuatu yang dikejar bagi penduduk kota.


Tapi tentu saja satu hal yang harus diingat, seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, bisa
jadi di masa depan, ciri-ciri kota bisa bertambah, atau justru malah berkurang. Nah, itu tadi beberapa
ciri-ciri kota yang ditinjau dari bermacam aspek. Selanjutnya, kita akan membahas kota dari sisi pola
keruangannya. Tetap semangat, kan? Yuk terus simak ya!

Tata ruang kota

adalah kebijakan perencanaan untuk menata ruang kota, baik itu di lingkup nasional, regional,

hingga lokal. Agar wilayah kota menjadi teratur, pemerintah perlu merencanakan dengan matang

tata ruang kota agar tertib dan tidak melahirkan masalah sosial di masyarakat. Namun, seiring

berjalannya waktu, muncul teori-teori yang menjelaskan segala aspek keruangan dan struktur

kota. Teori tersebut antara lain:


Teori inti ganda

dua orang ilmuwan geografi, bernama Edward Ullman dan C.D. Harris berpendapat bahwa
sebuah kota, jauh lebih kompleks dari penggambaran dua teori sebelumnya mengenai kota. 

Gagasan utama dari teori inti ganda adalah inti atau pusat dari suatu kota tidak hanya berada
di pusat atau tengah kota tersebut, tetapi  terdapat juga  inti lain yang terpisah. Inti-inti
tersebut berkembang berdasarkan penggunaan lahannya yang fungsional. Selain itu, segi
kekuatan ekonomi juga menjadi dasar pertimbangan.

Teori inti ganda ini berbeda dengan teori sebelumnya. Kompleksitas dari teori ini
mengelompokkan sembilan zona dari struktur keruangannya, antara lain:

ZONE 1 CBD
Seperti halnya dengan teori konsentris dan sektor, zone ini berupa
pusat kota yang menampung sebagian besar kegiatan kota. Sebagai
pusat kota dan kegiatan inti,

Zona 2 (PERDAGANGN GROSIR & MANUFAKTUR RINGAN )


Merupakan daerah yang banyak terdapat kegiatan grosir dan manufaktur ringan.

 Zona 3 ( PERMUKIMAN KELAS BAWAH )


Sebagai permukiman kelas bawah. Zona ini mencerminkan daerah yang kurang
baik untuk pemukiman sehingga penghuninya umumnya dari golongan rendah
dan pemukiman juga relatif lebih jelek dari zone 4. Zona ini dekat dengan pabrik-
pabrik, jalan kereta api dan drainasenya jelek.

Zona 4 (PERMUKIMAN KELAS MENENGAH )


Permukiman kelas menengah. Daerah ini juga dekat dengan pusat kota, Zone ini
tergolong lebih baik dari pada zone 3 baik dari segi fisik maupun
penyediaan fasilias kehidupannya. Penduduk yang ada disini pada
umumnya mempunyai penghasilan yang lebih tinggi dari penduduk
zone 3.
 Zona 5 (PERMUKIMAN KELAS ATAS )
permukiman kelas atas , Zone ini mempunyai kondisi paling baik untuk
pemukiman dalam arti fisik maupun penyediaan fasilitas. Zona ini biasanya bagi
orang-orang yang menginginkan tempat tinggal yang tenang dan jauh dari keramaian
kota.

 Zona 6 (deerah manufaktur berat )


Daerah manufaktur berat. Zona ini umumnya terletak jauh dari permukiman atau
pusat kota, Zona ini merupakan konsentrasi pabrok-pabrik besar. Berdekatan
dengan zone ini biasanya mengalami berbagai pemasalahan lingkungan seperti
pencemaran, dan kebisingan,

 Zona 7 (Kawasan usaha tepian)


Khusus bagi daerah pusat bisnis di luar kota. Umumnya terbentuk karena ada orang-
orang yang memiliki kepentingan bisnis, tetapi tidak ingin melakukannya di pusat

kota. Zone ini muncul untuk memenuhi kebutuhan penduduk zone 4 dan 5 dan

sekaligus akan menarik fungsi-fungsi lain untuk berada di dekatnya.

 Zona 8 (permukiman di pinggiran kota)

permukiman di pinggiran kota (suburban) Zone ini membentuk komunitas

tersendiri dalam artian lokasinya. Zona ini semata-mata digunakan untuk


tempat tingal.

 Zona 9 (industry tepian kota )

daerah penunjang kota, tetapi terletak di pinggiran kota untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang tinggal di wilayah pinggiran kota (suburban)

Anda mungkin juga menyukai