Anda di halaman 1dari 50

Bentuk & Struktur

Internal Kota
• Struktur Kota  susunan pembentuk kota
• Struktur Kota  Gambaran distribusi Tata Guna Lahan dan
Sistem Jaringan;
• Struktur Kota  Pola Kota yang menginformasikan antara
lain kesesuaian lahan, kependudukan, guna lahan, system
transportasi, dan sebagainya, dimana ke semuanya saling
berkaitan satu sama lain.
• Struktur Kota  model yang dibangun untuk menjelaskan
kenampakan suatu kota berdasarkan struktur dan
penggunaan ruangnya.
DOXIADIS
Nature, Man, Society, Shells, Network

PATRICK GEDDES
Place, Work, Folk

KUS HADINOTO
Wisma, Karya, Marga, Suka, Penyempurna

KEVIN LYNCH
Path, Edge, Landmark, Nodes, District
Permukiman/ perkotaan merupakan totalitas lingkungan yang
terbentuk dari 5 unsur:

1. ALAM (NATURE)
Memberikan pondasi tempat permukiman terbentuk atau dibentuk.

2. INDIVIDU MANUSIA (MAN)


Pemain sentral dalam perkotaan, tanpa adanya manusia, perkotaan
tidak akan terbentuk.

3. MASYARAKAT (SOCIETY)
Aglomerasi dari unsur manusia, dengan adanya masyarakat, individu-
individu antropos tersebut mampu melakukan perubahan.

4. BANGUNAN/ RUANG (SHELLS)


Tanpa adanya cukup ruang, tidak mungkin ada kota.

5. JEJARING (NETWORKS)
Menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lainnya.
Karakteristik permukiman
sebagai suatu kawasan
memiliki unsur:

1. PLACE
Lokasi dimana seseorang
hidup dan menetap (tempat
tinggal)

2. WORK
Ekonomi (tempat bekerja)

3. FOLK
Manusia dan masyarakat
Di Indonesia, Kus
Hadinoto mengadaptasi
menjadi 5 unsur pokok:
Bagaimana orientasi orang di dalam
kota?

Bagaimana “peta” yang tergambar


dalam pikiran orang mengenai kotanya?

Dasar penelitian  Boston, Jersey City,


dan Los Angeles.

Citra (imageability)  sifat suatu objek


fisik yang menyebabkan kemungkinan
besar akan membuat kesan yang kuat
(image) pada setiap orang.
Jalur yang biasa, sering, atau potensial yang dilalui
oleh pengamat untuk bergerak.

Contoh: jalan, rel kereta api, kanal, lintasan pejalan


kaki

Titik acuan bersifat eksternal, biasanya berupa


struktur fisik yang menonjol. Apabila dilihat dari
jauh,dari berbagai sudut pandang dan jarak, di atas
elemen lainnya dijadikan acuan.
Bagian kota berukuran sedang sampai dengan besar,
tersusun sampai dua dimensi yang dapat dimasuki
pengamat (secara mental), dan dapat dikenali dengan
karakter umumnya

Batas antara dua kawasan yang memisahkan


kesinambungan, elemen linier yang tidak dianggap /
digunakan sebagai “path”
Titik/ lokasi yang strategis yang dapat dimasuki pengamat. Dapat berupa konsentrasi
penggunaan/ ciri fisik yang penting.
PENDEKATAN EKOLOGIKAL
Teori Konsentris, Sektoral, Inti Ganda, dsb

PENDEKATAN EKONOMI
Teori Sewa dan Nilai Lahan

PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA


Bentuk Fisik Kota

PENDEKATAN SISTEM KEGIATAN


Sistem Aktivitas
Kota dipandang sebagai suatu objek studi, dimana di
dalamnya terdapat masyarakat yang kompleks, telah
mengalami proses interrelasi antar manusia, dan antar
manusia dengan lingkungannya.

Pola Keteraturan Penggunaan Lahan Kota

Teori Utama:

1. Konsentris
2. Sektoral;
3. Inti Ganda

Teori Lainnya:

1. Konsektoral Eropa
2. Konsektoral Amerika
3. Poros
4. Historis
Pengamatan pada Kota Chicago.
Kota akan berkembang ke segala arah, merata, dan
bentuknya melingkar.

Faktor perkembangan kota  Persaingan ruang untuk


zona ekonomi dan permukiman.

Contoh: Chicago, London, Kalkuta, Adelaide , dan


Sebagian besar kota di Indonesia.

Asumsi Teori Konsentris:

1. Kota dibangun di daerah datar;


2. Industri komersial dominan dan pesat;
3. Nilai tanah tertinggi di pusat kota dan menurun semakin
jauh dari pusat kota.
4. Transportasi tidak rumit, sederhana, dinilai mudah, cepat,
dan murah ke segala arah.
5. Penduduk miskin bertempat tinggal di dekat pusat kota;
6. Tidak terjadi konsentrasi industri berat.
1. Central Business District (CBD) / Pusat Kegiatan (PK)
- Inti Kota;
- Terdapat gedung pemerintahan, kantor swasta, bank, pusat
bisnis / komersil lainnya;
- Nilai jual / sewa lahan paling tinggi;
- Permukiman sedikit.

2. Zone of Transition / Zona Transisi


- Zona campuran pusat usaha dengan permukiman;
- Tergantung / terikat dengan CBD;
- Penduduk heterogen, penghasilan rendah, tidak stabil;
- Lingkungan permukiman buruk dan ditemukan slum area;
- Terdapat industri manufaktur.

3. Zone of Independent Workers’home / Zona Permukiman Kelas


Rendah (Low Class Residential)
- Dihuni pekerja kelas rendah;
- Rumahnya kecil – kecil dan rumah susun.
4. Zone of Better Residences / Zona Permukiman Kelas
Menengah (Medium Class Residential Zone)
- Dihuni pekerja kelas menengah dengan keahlian dan
pendidikan;
- Terdapat permukiman kelas menengah berupa apartemen.

5. Commuters’ Zone / Zona Komuter / Zona Permukiman Elit


- Dihuni oleh pengusaha dan pejabat;
- Terdapat Real Estate / Permukiman Elit;
- Zona peralihan kota dan desa;
- Zona penglaju / komuter.
https://bike-lab.org/2020/08/12/burgess-concentric-circle-map-in-gis/
Pengamatan pada Kota Calgary, Kanada
Pengelompokkan penggunaan lahan kota menjulur
seperti potongan kue tar.

Faktor perkembangan kota  kondisi geografis dan


rute transportasi (di samping faktor spasial)

Contoh: California, Alberta, Boston, dan Calgary.

Asumsi Teori Sektoral:

1. Daerah dengan harga jual / sewa tanah tinggi


terletak di luar kota;
2. Daerah dengan harga jual / sewa tanah rendah di
jalur – jalur yang memanjang dari pusat ke
perbatasan kota;
3. Zona pusat sebagai daerah pusat kegiatan.
1. Central Business District (CBD) / Pusat Kegiatan (PK)
Terdiri dari bangunan kantor, hotel, pasar, bank, pusat
perbelanjaan, dan sektor komersil lainnya.

2. Transportasi , Grosir, dan Industri Manufaktur


Terdiri dari kawasan industri ringan (pabrik kecil) ,
perdagangan, dan jalur tarnsportasi utama

3. Permukiman Kelas Rendah


Kawasan tempat tinggal kaum buruh (urbawisma). Mereka
bekerja di CBD.

4. Permukiman Kelas Menengah

5. Permukiman Kelas Atas


Pertumbuhan kota berawal dari pusat pertumbuhan
(inti kota). Kemudian berkembang semakin
kompleks, sehingga muncul nucleus – nucleus (inti)
baru sebagai kutub pertumbuhan. Seperti perguruan
tinggi, kompleks industri, dan terminal bus.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan beberapa


inti (CBD):

1. Perbedaan fasilitas yang dibutuhkan untuk


kegiatan tertentu (industri, dsb);
2. Aktivitas serupa dikumpulkan untuk efektivitas,
dan keuntungan ekonomi. Seperti kawasan
industri, pendidikan, sehingga muncul inti baru.
3. Aktivitas dan tingkat pendapatan yang berbeda,
menyebabkan munculnya kelompok perumahan
yang berbeda kelas.
1. Pusat Kota atau CBD
2. Daerah Grosir dan Manufaktur
Digunakan untuk kawasan niaga dan industri ringan.

3. Permukiman Kelas Rendah


Digunakan untuk kawasan murbawisma
4. Permukiman Kelas Menengah
Digunakan untuk kawasan madyawisma

5. Permukiman Kelas Tinggi


Digunakan untuk kawasan adiwisma

6. Daerah Manufaktur Berat

7. Daerah Luar CBD (Pusat Niaga Baru di Pinggiran kota

8. Permukiman Suburban

9. Daerah Industri Suburban (kaw. Industri luar kota)


Mengambil lokasi penelitian kota – kota di Inggris. Dikemukakan oleh Ernest Griffin dan Larry Ford.
Tempat penelitian di kota – kota Amerika Latin.
Menggabungkan teori konsentris dan sectoral, namun
penekanan konsentris lebih ditonjolkan.
Menekankan peranan sarana transportasi (jalan dan rel Dasar analisis : sejarah perubahan dan perkembangan
kereta api) sangat mempengaruhi keruangan kota. tempat tinggal penduduk di dalam kota.
• Didasarkan pada pemahaman bahwa nilai lahan, rent dan
cost, mempunyai kaitan yang erat dengan pola penggunaan
lahan.

• Jalur dan simpul transportasi mempunyai peranan besar


terhadap perkembangan kota.

• Teori : Teori Sewa Lahan & Teori Nilai Lahan

• Persaingan paling kuat terdapat di kota bagian pusat 


tersajikan lokasi – lokasi yang paling menguntungkan &
tanah yang ada bersifat langka.

• Di kawasan kota yang nilai tanahnya tinggi, gedung – gedung


pun cenderung meninggi, sehingga tanah dapat dimanfaatkan
sebanyak – banyaknya. Jika nilai tanah menurun, tinggi
gedung pun berkurang.
PENDEKATAN MEMAHAMI STRUKTUR INTERNAL KOTA
 Ditekankan pada bentuk – bentuk fisikal kawasan
3. PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA perkotaan yang tercermin dari jenis penggunaan lahan,
sistem jaringan jalan, dan blok – blok bangunan
(Smailes, 1955).
 Didasarkan pada areal yang secara fisik menunjukkan
kenampakan ke-kota-an (Conzen, 1960).
 Menyoroti eksistensi keruangan kekotaan pada bentuk -
bentuk/ wujud dari karakteristik kota.

Bentuk Morfologi Kota Sangat Bervariasi

Karena percepatan pertumbuhan kenampakan fisik kota


tidak sama untuk setiap bagian terluar kota. Sementara
itu, batas administrasi kota relatif sama untuk periode
waktu yang lama.
Kota berbentuk ini umumnya bertumbuh di sepanjang Melihat bentuknya terlihat bahwa dimensi memanjang
jalur transportasi dan mempunyai kesempatan lebih besar daripada dimensi lebar. Hal ini kemungkinan
perluasan yang relative seimbang ke segala arah. timbul karena adanya hambatan fisik kota pada salah
satu sisinya.
• Bentuknya sebagian lingkaran, arah ke luar kota • Bentuk semacam ini merupakan bentuk paling ideal
memiliki perkembangan yang relative seimbang. dari suatu kota, karena kesempatan berkembang ke
• Bentuk kipas ini disebabkan oleh adanya hambatan- arah luar dapat dikatakan seimbang.
hambatan yang menghambat pertumbuhan kota • Jarak dari pusat kota ke bagian luarnya sama.
pada arah-arah tersebut.
• Tidak ada kendala-kendala fisik yang berarti pada
sisi-sisi luar kota.
• Bentuk ini mirip “rectangular city”, namun dimensi • Peranan jalur transportasi sangat dominan. Dalam hal
memanjangnya jauh lebih besar daripada dimensi ini pengaruh jalur transportasi tidak hanya pada satu
melebar. arah, tetapi ke beberapa arah ke luar kota.
• Pada bentuk ini terlihat adanya peran jalur memanjang • Hal ini dimungkinkan jika daerah “hinterland” dan daerah
(jalur transportasi) yang sangat dominan dalam pinggirannya tidak memberikan hambatan fisik terhadap
mempengaruhi perkembangan kota, dan terhambatnya perkembangan kota.
perluasan ke arah samping.
Pola ini terbentuk pada suatu daerah dengan kondisi
geografis yang khusus, dimana kota tersebut telah
menciptakan latar belakang kendala pertumbuhannya
sendiri. Misalnya pada sebuah kota pulau (island city)
yang mengikuti bentuk cekungan yang ada.
Awal pertumbuhan berupa bentuk kompak skala kecil • Kota ini sebenarnya juga merupakan bentuk
 terbentuk “Exclaves” di daerah pertanian / sekitarnya terpecah, namun karena terjadinya hanya di
 menyatu dan membentuk kota yang lebih besar dan sepanjang rute tertentu, maka kota ini seolah-olah
kompak. merupakan mata rantai yang dihubungkan oleh rute
transportasi.
• Dapat berkembang menjadi Ribbon City.
Kota ini sebenarnya merupakan kota yang kompak, • Kondisi ini biasanya terdapat pada kota-kota besar
namun berhubung ada perairan yang cukup lebar yang dikelilingi oleh kota satelit.
membelah kotanya, maka seolah-olah kota tersebut • Dalam hal ini terjadi penggabungan antara kota besar
terdiri dari 2 bagian yang terpisah. utama dengan kota satelit di sekitarnya, sehingga
kenampakan morfologi kotanya mirip “telapak katak”
dimana pada ujung-ujungnya terdapat bulatan.
PENDEKATAN MEMAHAMI STRUKTUR INTERNAL KOTA
 Penekanan  Perilaku manusia dan dinamikanya
mengakibatkan pola – pola keruangan tertentu dalam kota.
4. PENDEKATAN SISTEM KEGIATAN
 Sistem Akitivitas  Kota sebagai Sebuah Sistem dan
terdapat kekuatan – kekuatan dinamis yang mempengaruhi
struktur tata ruang kota.

Charles Colby (1993)


PENGERTIAN STRUKTUR RUANG
RUANG adalah wadah yang meliputi ruang darat, laut, & udara, termasuk
ruang di dalam Bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lainnya hidup, melakukan kegiatan serta memelihara
kelangsungan hidupnya.

STRUKTUR RUANG adalah susunan pusat – pusat permukiman, sistem


jaringan serta system prasarana maupun sarana. Semua hal itu
berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial – ekonomi yang secara
hirarki berhubungan fungsional.

TATA RUANG adalah wujud structural dan pola pemanfaatan ruang baik
yang direncanakan ataupun tidak. Wujud structural pemanfaatan ruang
adalah susunan unsur – unsur pembentuk rona lingkungan alam, sosial,
dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan structural berhubungan
satu dengan yang lainnya membentuk tata ruang.
PENGERTIAN STRUKTUR RUANG
STRUKTUR RUANG KOTA adalah gambaran system pusat pelayanan
kegiatan internal kota dan jaringan infrastruktur kota, yang
dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kota dan melayani fungsi
kegiatan yang ada/direncanakan dalam wilayah kota pada skala kota,
yang merupakan satu kesatuan dari system regional, provinsi, nasional
atau internasional. Mencakup:

a. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan Kegiatan Kota


Menggambarkan lokasi pusat – pusat pelayanan kegiatan kota,
hirarkinya, cakupan/skala layanannya, serta dominasi fungsi
kegiatan yang siarahkan pada pusat pelayanan kegiatan tersebut.

b. Rencana Sistem Prasarana Kota


Mencakup system prasarana yang mengintegrasikan kota dalam
lingkup yang lebih luas maupun bagian wilayah kota serta
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada/direncanakan
dalam wilayah kota, sehingga kota dapat menjalankan peran dan
fungsinya sesuai dengan tujuan penataan ruang kota yang
ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai