Anda di halaman 1dari 19

L3 – Zona Lahan dan Struktur Ruang Kota

(Teori Von Thunen dalam Konteks Kota)

PLA 207 - Analisis Lokasi dan Pola Ruang


Karakteristik Kota
• Tempat interaksi intensif antara kegiatan ekonomi dan sosial
– Transaksi akan menjadi maksimum ketika dilakukan di dalam
kota
• Secara internal, lokasi sangat menentukan keberadaan kegiatan
dan interaksinya
– Bagaimana pola kegiatan memilih lokasinya di dalam kota
– Bagaimana hasil pemilihan lokasi menentukan struktur ruang
kota

2
Komponen struktur ruang
KOMPONEN SISTEM ELEMEN DALAM STRUKTUR RUANG
Inti: titik awal sistem dan pusat pengendalian Permukiman awal dan kawasan pusat bisnis
(CBD)
Area geometris dan batas-batas sistem Perluasan dan batas-batas kawasan kota

Elemen: bagian, unit, atau titik yang membentuk Kelompok sosial, guna lahan, aktivitas, interaksi
kenggotaan sistem dan kelembagaan
Prinsip pengorganisasian: sesuatu yang Prinsip-prinsip struktur kota (misalnya: pasar
membuat sistem berjalan dan mengalokasikan lahan) dan penentu pertumbuhan
aktivitas dalam kawasan
Perilaku: bagaimana sistem bertindak dan Bagaimana sebuah kota “bekerja”, yaitu pola
berubah sejalan dengan waktu kegiatan dan kinerja pertumbuhan
Lingkungan: konteks eksternal yang Sumber dan tipe pengaruh eksternal terhadap
mempengaruhi sistem struktur kota
Lintasan waktu: kecenderungan perubahan dan Tahapan perkembangan: kronologis
evolusi perkembangan kawasan dan transportasi

3
Model struktur ruang kota klasik

4
Tiga “hukum” (rules) yang berpengaruh

Fungsi pemerintah Norma dan standar


dan lembaga publik perilaku sosial
Struktur
Ruang
Kota

Pasar lahan
yang kompetitif

5
Struktur kota dan von Thunen
• Adanya perbedaan dalam zona lahan dan struktur ruang kota
mengindikasikan
– Kegiatan tertentu hanya mampu membayar pada tingkat
tertentu
– Harga pada tingkat tertentu dipengaruhi oleh lokasinya
dari titik referensi, yang biasanya adalah pusat kota
(downtown, CBD – central business district)
• Harga pada dasarnya adalah sewa terhadap aksesibilitas
– Sangat dipengaruhi oleh keberadaan jaringan transportasi
– Namun juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan perilaku

6
Struktur ruang kota Indonesia #1
• Konteks kesejarahan: awal mula
– Mulanya hanya merupakan bagian dari pelabuhan → hubungan
antara jajahan dan penjajah; sedikit permukiman
– Perdagangan mengundang orang Cina sebagai pendatang →
memunculkan kawasan campuran Barat-Cina; pribumi berada di
luar
• Perkembangan pada abad ke-19
– Kawasan inti berkembang dan mulai muncul dampak negatif
terhadap lingkungan → buruknya sanitasi
– Masyarakat Barat merasa tidak nyaman dengan kondisi, mencoba
mencari alternatif di wilayah pinngiran → pengaruh gerakan Kota
Taman di Eropa
– Muncul pusat-pusat baru sebagai kawasan elite yang diinginkan,
dihubungkan dengan “kota lama” → membentuk sebuah arteri
baru
7
Struktur ruang kota Indonesia #2
• Periode kemerdekaan dan Soekarno
– Ditandai dengan proses pencarian identitas; proses anti-Barat dimulai
– Elemen dalam struktur keruangan kota mulai dimunculkan sebagai manifestasi
dari proses tersebut:
• Pembangunan monumen-monumen/landmark
• Pengembangan kawasan baru bergaya “Eropa”
– Mengesampingkan elemen penting lain: permukiman bagi masyarakat biasa
(“rakyat”)
• Periode Soeharto dan Orde Baru
– Investasi asing (outward looking) dan pertumbuhan sebagai primadona →
masuknya (massive influx) perusahaan global
– Pembangunan properti menjadi pesat → pencakar langit dan kawasan
komersial menjadi landmark baru kota
– Kampung menjadi sisi lain dari mata uang → berkembang pesat → kawasan-
kawasan informal

8
Elemen struktur kota Indonesia
• Zona pelabuhan (warisan kolonial)
– Kota lama, berkembang sebagai kawasan pelabuhan
• Kawasan pecinan
– Pusat perdagangan eceran, cenderung mengalami penurunan (degrading)
• Kawasan perdagangan campuran
– Membentuk pola perkembangan pita
• Kawasan perdagangan baru, “internasional”
– Kawasan perdagangan baru, yang menjadi pusat kegiatan baru
• Kawasan pusat pemerintahan
– Manifestasi dari prinsip-prinsip tradisional
• Kawasan permukiman elite dalam kota
– Warisan kolonial
• Kawasan permukiman menengah di pinggiran
– Mulai muncul tahun 1970an-1980an → Perumnas, BTN
• Kawasan industri
– Booming investasi tahun 1980an-1990an
• Kampung
– Permukiman tersebar, tidak terpola, menempati ruang kosong perkotaan; berkembang
tidak saja untuk kalangan bawah, juga menengah-atas
9
Pola penggunaan lahan
• Guna lahan akan menentukan nilai lahan, melalui
kompetisi di antara pemakai
• Nilai lahan mendistribusikan guna lahan menurut
kemampuan untuk membayar
• Semakin dekat dengan pusat kota, semakin tinggi
nilai lahan

10
Pengaruh Transportasi

11
Komposisi keruangan/zona lahan

12
Variasi perjalanan vs Perilaku

13
Contoh nilai lahan: Beijing

14
Contoh nilai lahan: Jakarta

15
Contoh nilai lahan: Jakarta

16
Faktor kunci: Interaksi Transportasi vs Guna Lahan

Infrastructures (supply) Friction of Space Spatial Accumulation


(demand)

Transport System Spatial Interactions Land Use

• Traffic assignment • Spatial interaction • Economic base theory


models models • Location theory
• Transport capacity • Distance decay • Traffic generation and
parameters attraction models
• Modal split

17
Tugas
• Review materi pertemuan 4
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai