Anda di halaman 1dari 91

Mata Kuliah

Rancang Kota

Disusun oleh:

Dr. Ir. Ira Safitri D., S.T., M.Si.


Sri Hidayati Djoeffan, Ir., M.T.
Fachmy S. Pradifta, S.T., M.T.
ELEMEN FISIK SPASIAL KOTA
Urban design is taken to mean:
.. The relationship between buildings and streets, squares, parks, and other open spaces which
make up the public domain; the relationship of one parts of a village town or city with other parts;
and the interplay between our evolving environments of buildings and the values, expectations
and resources of people:
In short the complex relationships between all the various elements of built and unbuilt space,
and those responsible for them. (DoE , 1995a, p.2)

Perancangan kota adalah proses dan hasil pengorganisasian dan pengintegrasian seluruh
komponen lingkungan (buatan dan alam), sedemikian rupa sehingga akan meningkatkan citra
setempat dan perasaan berada di suatu tempat (sense of place), dan kesetaraan fungsional,
serta kebanggaan warga dan diinginkannya suatu tempat menjadi tempat tinggal.
Hal tersebut dapat ditemukan pada berbagai seting dan kepadatan fisik, mulai dari daerah
perkotaan, pinggiran kota, hingga pedesaan .... mulai dari skala lingkungan permukiman hingga
keseluruhan daerah, dan dapat terpusatkan pada permasalahan kota secara keseluruhan atau
komponen khusus, misalnya lingkungan permukiman, pusat bisnis, sistem ruang terbuka, atau
karakter jalan utama. (Dannenbrink (dalam Brarrch, I996))
ELEMEN FISIK SPASIAL KOTA

• Upaya memahami kota memerlukan untuk mencari tahu ragam elemen fisik, membenda, dan
memiliki sifat keruangan atau dengan kata lain elemen fisik-spasial.
• Elemen-elemen fisik-spasial primer pada lingkungan perkotaan adalah sosok bangunan atau
gedung, yang memiliki potensi sifat massa dan ruang. Elemen-elemen lainnya hanya keseturutan
setelah dikenali elemen basis tersebut.
(Pangarso, 2019)

Struktur keruangan lingkungan perkotaan ditentukan oleh adanya


jaringan jalur sirkulasi dan tingkatan aglomerasi kegiatan.
(Yunus dalam Pangarso, 2019)
ELEMEN FISIK SPASIAL KOTA
ASPECTS FACTORS
Image goals
Social functions

Anatomi Lingkungan Economic functions


Urban functions Natural and site functions
Perkotaan Cultural resources
(Thoreau dalam Pangarso, 2019) Standards and design for health, safety and security
Citizen reactions
Massing
Land use
Urban frame Circulation
Infrastructure
Public facilities & services
Building program
Urban fabric Building treatment
Building land use prototypes
The synthesis, or how the parts come together
The composition or mix of all the elements of consideration above
The interaction of all the elements of consideration above
Urban quality of life
The character or image of total place
The well being of the individual
The well being of social grouping
ELEMEN FISIK SPASIAL KOTA

Elements of Urban Form


Macro to Micro
Creating Places for People;
An Urban Design Protocol for Australian City
www.urbandesign.gov.au
ELEMEN CITRA KOTA

Spatial Element of The City


(Lynch, 1960)

Elemen-elemen yang digunakan Lynch


untuk mengungkapkan citra kota.
Dihasilkan berdasarkan mental image Keberhasilan desain
dari pengguna ruang kota. yang membentuk place
• Path (jalur) • Legibility
(keterbacaan)
• Edge (tepian)
• Identity & Order
• District (kawasan)
(identitas dan
• Node (simpul) susunan)
• Landmark (tengaran) • Imageability
(karakter)
IMAGE OF THE CITY PATHS

• Elemen paling penting dalam citra kota


• Jalur-jalur dimana pengamat biasanya bergerak dan melaluinya.
• Rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan
secara umum.

Jalur mempunyai identitas yang lebih baik jika memiliki tujuan yang
besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun) serta ada penampakan
yang kuat (misalnya pohon) atau ada belokan yang jelas.
IMAGE OF THE CITY
PATHS

Jalan raya
IMAGE OF THE CITY
PATHS

Gang
IMAGE OF THE CITY
PATHS

Trotoar
IMAGE OF THE CITY
PATHS

Jalur Kereta Api


IMAGE OF THE CITY
PATHS

Kanal
IMAGE OF THE CITY EDGES

• Elemen linear yang tidak digunakan atau dipertimbangkan sebagai path


oleh pengamat.
• Pengakhiran dari sebuah kawasan atau batasan sebuah kawasan dengan
yang lainnya.
• Batas-batas antara dua wilayah, sela - sela linier dalam kontinuitas: pantai,
potongan jalur kereta api, tepian bangunan, dinding.

Fungsi dari elemen ini adalah untuk memberikan batasan terhadap


suatu area kota dalam menjaga privasi dan identitas kawasan,
meskipun pemahaman elemen ini tidak semudah memahami paths
IMAGE OF THE CITY
EDGES

Bentang Alam
IMAGE OF THE CITY
EDGES

Bentang Alam
IMAGE OF THE CITY
EDGES

Buatan Manusia
IMAGE OF THE CITY
EDGES

Buatan Manusia
IMAGE OF THE CITY DISTRICTS

• Elemen ini adalah elemen kota yang paling mudah dikenali setelah jalur/
paths
• Kawasan kota yang bersifat dua dimensi dengan skala kota menengah
sampai luas, dimana manusia merasakan ’masuk’ dan ’keluar’ dari
kawasan yang berkarakter beda secara umum.
• District dapat dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam
suatu wilayah.

Kesamaan tadi bisa berupa kesamaan karakter/ ciri bangunan secara fisik, fungsi wilayah, latar belakang
sejarah dan sebagainya.

Daerah yang memiliki ciri–ciri yang hampir sama -> memberikan citra yang sama

Nama-nama district juga membantu memberikan identitas, juga distrik-distrik etnik dari kota tersebut.
IMAGE OF THE CITY
DISTRICTS

Central Business Districts (CBD)


IMAGE OF THE CITY
DISTRICTS

Broadway
IMAGE OF THE CITY
DISTRICTS

Kawasan Heritage
IMAGE OF THE CITY
DISTRICTS

Kota Lama Semarang


IMAGE OF THE CITY NODES

• Simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya saling
bertemu dan dapat diubah arah atau aktivitasnya
• Titik-titik, spot-spot strategis dalam sebuah kota dimana pengamat bisa
masuk, dan yang merupakan fokus untuk ke, dan dari mana, dia berjalan.
• Elemen ini juga berhubungan erat dengan elemen district, karena simpul-
simpul kota yang kuat akan menandai karakter suatu district.

Tidak setiap persimpangan jalan adalah sebuah nodes, yang


menentukan adalah citra place terhadapnya.

Nodes mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki


bentuk yang jelas (karena mudah diingat), serta tampilan berbeda dari
lingkungannya ( fungsi,dan bentuk).
IMAGE OF THE CITY
NODES

Persimpangan Jalan
IMAGE OF THE CITY
NODES

Persimpangan Jalan
IMAGE OF THE CITY
NODES

Plaza
IMAGE OF THE CITY
NODES

Stasiun
IMAGE OF THE CITY
NODES

Stasiun
IMAGE OF THE CITY LANDMARK

• Elemen fisik suatu kota sebagai referensi kota dimana pengamat tidak dapat
masuk kedalamnya, tetapi penanda bersifat eksternal terhadap pengamat.
• Elemen eksternal yang merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota

Landmark sudah dikenali dalam jarak tertentu secara radial dalam


kawasan kota dan dapat dilihat dari berbagai sudut kota; tetapi ada
beberapa landmark yang hanya dikenali oleh kawasan tertentu pada
jarak yang relatif dekat.

Landmark bisa terletak di dalam kota atau diluar kawasan kota (bedakan
antara gunung dan monumen).
IMAGE OF THE CITY
LANDMARK

Bentang Alam
IMAGE OF THE CITY
LANDMARK

Bangunan tinggi
IMAGE OF THE CITY
LANDMARK

Bangunan bersejarah
IMAGE OF THE CITY
LANDMARK

Monumen
ELEMEN BENTUK FISIK KOTA
8 Elemen Bentuk Fisik Kota / Elements of Urban Physical Form
(Shirvani, 1985)

Rancang kota berurusan dengan • Land Use (tata guna lahan)


perancangan fisik dan spasial lingkungan
perkotaan. • Building Form and Massing (tata massa bangunan)
Hampir mustahil seorang perancang kota • Circulation and Parking (sirkulasi dan parkir)
mendesain seluruh aspek dari lingkungan
perkotaan (lihat kembali total urban • Open Space (ruang terbuka publik)
design)
• Pedestrian ways (jalur pejalan kaki)
Domain rancang kota berada pada area
mulai dari eksterior bangunan hingga ke • Activity Support (pendukung aktivitas)
arah luar.
• Signage (penanda)
”Let us say that the spaces
between the buildings are the • Preservation (pelestarian)
domain of urban design. But how
we design these spaces?”
ELEMEN RANCANG KOTA
1. Land Use (tata guna lahan)
Tata Guna Lahan bersifat dua dimensional dan didalamnya terdapat 3
dimensional yang mengakomodasi masing-masing fungsinya (Shirvani,
1985).

The Benefit of Mixed Development


• More convenient access to facilities
• Travel-to-work congestion is minimized
• Greater opportunities for social interaction
• Socially diverse communities
• Visual stimulation and delight of different buildings within close
proximity
• A greater feeling of safety, with ‘eyes on streets’
• Greater energy efficiency and more efficient use of space and
buildings
• More consumer choice of lifestyle, location and building type
• Urban vitality and street life
• Increased viability of urban facilities and support for small business
(such as corner shops)
Mixed-use developments create vibrant urban
environments that bring compatible land uses,
public amenities, and utilities together at various
scales.
These developments seek to create pedestrian
friendly environments, higher-density development,
and a variety of uses that enable people to live,
work, play, and shop in one place, which can
become a destination.
(American Planning Association)
ELEMEN RANCANG KOTA

2. Building Form and Massing (tata massa bangunan)


Hal-hal yang mempengaruhi tata massa bangunan diantaranya:
• Tipologi bangunan
• Intensitas (KDB, KLB, KDH, ketinggian bangunan)
• Sempadan (GSB, GSS)
• Konservasi kawasan (vista, skyline)
• Pencahayaan, ventilasi perkotaan
• View
ELEMEN RANCANG KOTA

3. Circulation and Parking (sirkulasi dan parkir)


Kebutuhan akan sarana transportasi membuat ruang-ruang kota didominasi oleh prasarana pergerakan
KOMPONEN PENATAAN

SISTEM SIRKULASI DAN JALUR Sistem Jaringan Jalan Sistem Sirkulasi Sistem Sirkulasi
PENGHUBUNG dan Pergerakan Kendaraan Umum Kendaraan Pribadi

Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri


dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi
kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi,
sirkulasi kendaraan informal setempat dan
sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk
masyarakat penyandang cacat dan lanjut
Sistem Sirkulasi Sistem Pergerakan Sistem Parkir
usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir,
Kendaraan Umum Transit
perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan Informal Setempat
sistem jaringan penghubung.

Sistem Perencanaan Sistem Sirkulasi Pejalan Sistem Jaringan Jalur


Jalur Servis/Pelayanan Kaki dan Sepeda Penghubung Terpadu
Lingkungan (Pedestrian Linkage)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 06/PRT/M/2007


Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Grid Grid and Squares Web

Radial Irregular
Curvilinear
ELEMEN RANCANG KOTA

4. Open Space
(ruang terbuka publik)
Dapat berupa Ruang Terbuka
Hijau (RTH) dan Ruang
Terbuka Non-Hijau
2 RUANG PUBLIK
Menciptakan ruang kota
yang baik adalah tujuan
7 1. Ruang Terbuka Hijau
utama dari perancangan
2. Ruang Terbuka Biru
Ruang Publik 3. Jalur Pejalan Kaki
4. Plaza / Lapangan
5. Jalan
6. Frontage Bangunan
4 7. Bangunan Publik
8. Ruang Antar Bangunan
6

5 3

8 1 Sumber:
www.placenorthwest.co.uk
ELEMEN RANCANG KOTA
5. Pedestrian ways (jalur pejalan kaki)
‘Five C’ principles of pedestrians and cycle-friendly streets :
CONNECTIONS (continuity)
Do good pedestrian routes connect the places where people want to go?
CONVENIENCE (security)
Are routes direct, and are crossings easy to use? Do pedestrians have to wait more than 10 seconds to cross roads?
CONVIVIAL (attractiveness)
Are routes attractive, well lit and safe, and is there variety along the street?
COMFORTABLE (safety)
What is the quality and width of the footway, and what obstructions are there?
CONSPICUOUSNESS (system coherence)
How easy is it to find and follow a route? Are there surface treatments and signs to guide pedestrians?
Llewelyn-Davies (2000)
DESIGN OF STREET SPACES

• Sidewalks
are the pedestrian’s portion of the street space. Pedestrians must share this space with the countless pieces of
hardware and furniture, much of which is required for the traffic control of vehicles.

• Street furniture
can be an amenity, such as proving welcomed seating, but is often an impediment.

• Street lighting
High levels of illumination have been found to reduce pedestrian accidents, and to improve pedestrian security and
area image.

Watson et. al. (2003)


800 m

400 m

Sumber: Prioritas utama perancangan ruang publik dan keterhubungan dari, dan
Global Street Design Guide
menuju, stasiun adalah pejalan kaki (pedestrian)
(GDCI & NACTO, 2016)
Dengan mengurangi jalur kendaraan dan menambah
jalur pejalan kaki serta kendaraan umum dapat
meningkatkan kapasitas ruang jalan
Contoh transformasi ruang jalan yang berorientasi Sumber: Global Street Design Guide. (GDCI & NACTO, 2016)
kendaraan menjadi lebih berorientasi manusia
Contoh perwujudan perancangan
ruang kota yang memudahkan
bagi pengguna kendaraan umum
dan pejalan kaki
Seoul Station, Korea Selatan SEOUL STATION

Jalur Pedestrian yang baik


menghubungkan titik-titik
transportasi umum dan ruang
terbuka secara menerus dan
tanpa hambatan
Keberadaan public art di
jalur pejalan kaki dapat
membantu dalam
penciptaan tempat
(placemaking).
ELEMEN RANCANG KOTA
6. Activity Support (pendukung aktivitas)
Sebagai cara untuk mengakomodasi kegiatan khas, kearifan lokal dan pembentuk “place”
ELEMEN RANCANG KOTA
7. Signage (penanda)
ELEMEN RANCANG KOTA
8. Preservation (pelestarian)
Adaptive Reuse
TUGAS APRESIASI ELEMEN RANCANG KOTA

• Tugas ini menggunakan metode pictorial graphic analysis dalam memahami dan
mengapresiasi elemen rancang kota di sekitar tempat tinggal.
• Pelajari elemen rancang kota berdasarkan Elemen Fisik Spasial Kota (Shirvani,
1987) atau Elemen Citra Kota (Lynch, 1960).
• Carilah representasi atau perwujudan elemen tersebut di sekitar anda dan
presentasikan dalam 1 halaman A4 berupa sketsa, essay foto, montage, dan
bentuk analisis grafik lainnya.
• 1 orang mahasiswa mengambil 1 macam elemen, harus ada perwakilan dari
setiap elemen dalam satu kelas.
• Media dan teknik presentasi visual dapat menggunakan sketsa tangan manual
atau digital.
• Tugas dikumpulkan dalam 2 minggu.
• Selamat mengerjakan!
Contoh

Anda mungkin juga menyukai