FAKULTAS TEKNIK
PERTEMUAN 2
CITRA KOTA DAN TEMPAT
Citra kota dapat disebut juga sebagai kesan atau persepsi antara pengamat
dengan lingkungannya. Kesan pengamat terhadap lingkungannya tergantung
dari kemampuan beradaptasi “pengamat” dalam menyeleksi, mengorganisir
sehingga lingkungan yang diamatinya akan memberikan perbedaan dan
keterhubungan. Persepsi atau perseive dapat diartikan sebagai pengamatan
yang dilakukan secara langsung dikaitkan dengan suatu makna. Persepsi
setiap orang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
pengalaman yang dialami, sudut pengamatan, dan lain-lain.
Citra kota belum tentu merupakan identitas. Citra Kota dapat dibuat secara
instan, sedangkan identitas membutuhkan waktu yang lama untuk
membentuknya. Jati diri kota berkaitan dengan ritme sejarah yang telah
melalui proses panjang sehingga jati diri suatu kota tidak dapat diciptakan
begitu saja berbeda dengan citra kota.
Sumber: google.com
Citra/ kesan/ wajah pada sebuah kota merupakan kesan yang diberikan oleh
orang banyak bukan individual. Citra kota lebih ditekankan pada lingkungan
fisik atau sebagai kualitas sebuah obyek fisik (seperti warna, struktur yang
kuat, dll), sehingga akan menimbulkan bentuk yang berbeda, bagus dan
menarik perhatian.
Sumber: google.com
Kevin Lynch melakukan riset didasarkan pada citra mental jumlah penduduk
dari sebuah kota terhadap kotanya tersebut. Dalam risetnya, ia menemukan
betapa pentingnya citra mental itu karena citra yang jelas akan memberikan
banyak hal yang sangat penting bagi masyarakatnya, seperti kemampuan
untuk berorientasi dengan mudah dan cepat disertai perasaan nyaman karena
tidak tersesat, identitas yang kuat terhadap suatu tempat, dan keselarasan
hubungan dengan tempat-tempat yang lain. Citra kota dapat didefinisikan
sebagai gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-rata
pandangan masyarakatnya. Kevin Lynch dalam risetnya meminta para
penduduk untuk menjelaskan kepadanya suatu gambaran mental terhadap
kota yang mereka diami: Apa yang diingat? Di mana letaknya di dalam
kawasan? Bagaimana rupanya? Ke mana saya harus pergi dari tempat ini ke
tempat yang lain? Lynch mengamati dengan baik bahwa rata-rata berbagai
jawaban orang relatif sama, dan sering jauh berbeda dengan realitas di dalam
kawasan. Misalnya, sketsa-sketsa yang dibuat orang dengan tim peneliti
sering jauh berbeda dengan peta kota yang sebenarnya. Ia mengamati bahwa
masalah itu terutama tidak disebabkan oleh ketidakbiasaan orang untuk
menggambar sketsa, melainkan karena kesulitan mereka untuk mengingat
keadaan tempatnya.
Secara fisik paths adalah merupakan salah satu unsur pembentuk kota. Path
sangat beranaka ragam sesuai dengan tingkat perkembangan kota, lokasi
geografisnya, aksesibilitasnya dengan wilayah lain dan sebagainya.
Berdasarkan elemen pendukungnya, paths dikota meliputi jaringan jalan
sebagai prasarana pergerakan dan angkutan darat, sungai, laut, udara,
terminal/ pelabuhan, sebagai sarana perangkutan. Jaringan perangkutan ini
cukup penting khususnya sebagai alat peningkatan perkembangan daerah
pedesaan dan jalur penghubung baik produksi maupun komunikasi lainnya.
Berdasarkan frekuensi, kecepatan dan kepentingannya jaringan penghubung
di kota dikelompokan menjadi:
- Jalan arteri primer
- Jalan arteri sekunder
- Jalan kolektor primer
- Jalan kolektor sekunder
- Jalan utama lingkungan
- Jalan lingkungan
Paths ini akan terdiri dari eksternal akses dan internal akses, yaitu jalan-jalan
penghubung antar kota dengan wilayah lain yang lebih luas. Jaringan jalan
adalah pengikat dalam suatu kota, yang merupakan suatu tindakan dimana
kita menyatukan semua aktivitas dan menghasilkan bentuk fisik suatu kota
Sumber: google.com
2. Edges
Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung. Edge
memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge
merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk
yang merupakan pengakhiran dari sebuah district atau batasan sebuah district
dengan yang lainnya. Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitas
tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas: membagi
atau menyatukan. Contoh: adanya jalan tol yang membatasi dua wilayah yaitu
pelabuhan dan kawasan perdagangan.
Sumber: google.com
3. Districts
Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas khusus yang
dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola dan wujud yang
khas begitu juga pada batas district sehingga orang tahu akhir atau awal
kawasan tersebut. District memiliki ciri dan karakteristik kawasan yang berbeda
dengan kawasan disekitarnya. District juga mempunyai identitas yang lebih
baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat
homogen, serta fungsi dan komposisinya jelas. Contoh: kawasan perdagangan,
kawasan permukiman, daerah pinggiran kota, daera pusat kota.
Sumber: google.com
Sumber: google.com
5. Landmark
Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat penempatan yang
menarik perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk yang unik serta
terdapat perbedaan skala dalam lingkungannya. Beberapa landmark hanya
mempunyai arti di daerah kecil dan hanya dapat dilihat di daerah itu, sedangkan
landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa di lihat dari
mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena
membantu orang mengenali suatu daerah. Selain itu landmark bisa juga
merupakan titik yang menjadi ciri dari suatu kawasan. Contoh: patung Lion di
Singapura, menara Kudus, Kubah gereja Blenduk.
Sumber: google.com
Rangkuman
Citra kota dapat disebut juga sebagai kesan atau persepsi antara pengamat dengan
lingkungannya. Citra kota belum tentu merupakan identitas. Citra Kota dapat dibuat
secara instan, sedangkan identitas membutuhkan waktu yang lama untuk
membentuknya. Jati diri kota berkaitan dengan ritme sejarah yang telah melalui
proses panjang sehingga jati diri suatu kota tidak dapat diciptakan begitu saja berbeda
dengan citra kota