Tanah milik adat (Girik, Petuk, Kekitir, Grant, dll) Tanah Partikelir (Particuliere Landrerijen)
Tanah Pendudukan Jepang (SE Mendagri No.
Tanah yang sudah dibebaskan oleh H.20/5/7 tgl. 9 Mei 1950 jo. SE Mendagri No.
pemerintah baik BUMN/D, BMN/D Agr.40/25/13 tgl. 13 Mei 1953
Tanah Waste grond (domein verklaring) Tanah Kongsi
Tanah konsesi yang diberikan Sultan Tanah Grond Governement van Netherland
Indie (GG)
Tanah hak yang tidak dipetakan (HGB, Tanah bekas Eigendom, opstal, dan erfpacht
HGU, Hak Milik, Hak Pakai)
Tanah negara yang di atasnya berpenghuni Tanah yang telah dibebaskan oleh
yang menduduki atau menguasai tanpa BUMN/D, BMN/D namun belum
alas hak apapun (wilde occipatie) dimanfaatkan
Tanah milik adat dan masyarakat hukum Tanah negara yang di atasnya
adat yang masih kosong dari berpenghuni yang menduduki atau
pengusahaannya menguasai dengan alas hak
VI*, Girik, Kekitir, Tanah Bengkok, Agrarisch Tanah Komunal, Pipil (Sedahan Kering,
TA
Eigendom Jawa Barat Sedahan Basah), Fadol (Jual beli dibuat
TA
Petok/Klangsiran (1973-1974) TA oleh Punggawa), Druwe, Pelaba Pura,
Bekas Tanah Kotapraja/Gemeente van
TN Pekarangan Desa, Ayahan
Bandoeng, BTP**, TN eks RvE, RvE, RvO *** Perdikan (Tanah Swatantra), Bekas Tanah
Kotapraja/Gemeente van Surabaya, Surat TN TN eks RvE, RvE, RvO *** TN
Ijo, BTP **, TN eks RvE, RvE, RvO ***
TA VI*, Girik, Agrarisch Eigendom
Jakarta Bali
Bekas Tanah Kotapraja/Gemeente Jawa Timur
TN van Batavia, BTP **, TN eks RvE, --- TA
RvE, RvO ***
Perda NTT No. 8 / 1974 TN
*) Verponding Indonesia **) Bekas Tanah Partikelir ***) Recht van Eigendom, ****) Penguasaan secara turun temurun sebelum 24 Sept 1960 yang dibuktikan
(Eigendom > 10 bouw) Erfpacht, Opstal keterangan riwayat tanah oleh Kepala Desa (rumah panggung dan tanaman keras)
Alas Hak Tanah Adat/Tanah Negara di Sumatera
*) Penguasaan secara turun temurun sebelum 24 Sept 1960 yang dibuktikan **) Surat Keterangan Tanah/Ganti ***) Recht van Eigendom, ****) Bekas Tanah Partikelir
keterangan riwayat tanah oleh Kepala Desa (rumah panggung dan tanaman keras) Rugi dari Kepala Desa Erfpacht, Opstal (Eigendom > 10 bouw)
Alas HakTanah Adat/Tanah Negara di Kalimantan dan Sulawesi
Kalimantan Utara
Sulawesi Tengah Gorontalo
TA ---
TA --- --- TA
TN SKT/GR*
TN SKT/GR * SKT/GR *, Bekas Tanah Kotapraja
Kalimantan Barat TN
(Totiloyo, Eyato, Biya)
TA ---
*) Surat Keterangan Tanah/Ganti **) Bekas Tanah Partikelir ***) Penguasaan secara turun temurun sebelum 24 Sept 1960 yang dibuktikan ****) Recht van Eigendom,
Rugi dari Kepala Desa (Eigendom > 10 bouw) keterangan riwayat tanah oleh Kepala Desa (rumah panggung dan tanaman keras) Erfpacht, Opstal
Alas Hak Tanah Adat/Tanah Negara di Maluku dan Papua
Papua Barat
TA Tanah adat/marga Papua
TA Tanah adat/marga
Overeenkomst, Pelepasan dari
TN
marga, Tanah Negara bekas Erfpacht TN TN eks RvE, RvE, RvO**
Maluku Utara
TA ---
Maluku
Tanah pertuanan raja/kepala desa
TA
(Bapa Raja)
Pekerjaan
Pemetaan Klasiran Pembukuan
Rincikan
HASIL :
HASIL : HASIL : Peta Rincikan
Untuk wajib pajak
Register Desa Legger A diberi D
pembukuan di tambah buku Pembukuan
(seluruh tanah carakan yang (Legger D), disebut
yang dipetakan di Hanya untuk tanah memuat nama girik yang
desa tersebut), pemajakan yaitu wajib pajak merupakan kutipan
termasuk tanah pemberian kelas berdasarkan urut dari buku C, jadi
kuburan, tanah tanah (darat, abjad yang tidak akan ada
digunakan untuk B buku D apabila
negara, tanah hak sawah, tanah
pembukuan (leger tidak ada buku C.
barat kering) B) dan C
pembukuan
Tentang Letter C, Girik, Petuk, Kekitir
Girik adalah kutipan dari Buku C yang pelaksanaannya dilakukan
Kantor Pajak Bumi dan merupakan Surat Ketetapan Pajak Bumi Landrente Regelling (Peraturan Pajak)
masing-masing wajib pajak dan diserahkan kepada wajib pajak oleh 1. Peraturan pajak bumi Pulau Jawa dan Madura 1939
Kantor Pajak Bumi melalui Desa yang isinya menunjukkan di wilayah (S. 1939 No. 240)
Girik 2. Peraturan pajak bumi Pulau Bali 1939 (S. 1939 No.
mana objeknya, siapa nama pembayar pajak buminya, jenis
241)
tanahnya Sawah/Darat, letak bidang tanah di persil berapa, klas
3. Peraturan pajak bumi Pulau Sulawesi 1939 (S. 1939
desa, luas tanahnya dan besarnya pajak bumi yang harus dibayar. No. 242)
4. Peraturan pajak bumi Pulau Kalimantan 1939 (S.
Letter C 1939 No. 243)
5. Peraturan pajak bumi 1939 (S. 1939 No. 686)
6. Petunjuk (instruksi) pajak bumi 1939 (Bijblad No.
Tanda bukti dasar sebagai Isi Letter C 14291)
catatan penarikan pajak
Nama Pemilik
daftar pajak bumi :
Nomor urut pemilik (1) Luas tanah, hektar (ha) dan are (da)
Letter C Induk
Kantor Pajak (2) Pajak, R (Rupiah) dan S (Sen)
Pelayanan PBB
Nomor bagian persil Sebab dan hal perubahan
Salinan Letter C
Kantor Desa/ Kelas desa D (darat) / S tanda tangan dan stempel
Kelurahan (sawah) desa
Contoh Girik Contoh Riwayat Tanah
Pasal 60 ayat (2) huruf f Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat bukti
tertulis petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961.
Verponding Indonesia (VI)
Adalah pajak tanah (landrent) yang dipungut pada suatu areal atau bagian areal yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal,
Pengertian ditinjau dari penggunaannya terdiri dari kolam, hutan nipah, pekarangan termasuk bangunan/rumah atas tanah-tanah hak
milik adat yang ada diwilayah Gemeente (perkotaan).
Contingenten (Pajak Sewa Tanah), yang wajib dibayarkan rakyat kepada VOC dalam bentuk
Hasil Bumi
Jenis
Dalam bentuk
zaman Raffles
Verplichte leverantie (Penyerahan Wajib), kebijakan VOC berupa penyerahan wajib hasil cultuurstelsel
(landrent)
bumi oleh rakyat Indonesia di setiap daerah dengan harga yang telah ditentukan VOC,
seperti lada, kayu, beras, kapas, kapas, nila, dan gula.
1. Hak Milik Indonesia, ialah tanah-tanah yang tunduk pada hukum adat
Objek 2. Hak Eigendom (ketentuan ke-4 Stb.1870-55) ayat 7 pasal 51 IS (indische Staatsregeling) Stb.1925-447
3. Hak Milik Tanah Partikelir (Landerijenbezitsrecht)
Verponding Indonesia (VI)
1. Tanah hak milik Indonesia orang-orang Indonesia pribumi (efelijk Individueel bezit)
2. Hak Eigendom Pemegang hak erfelijk Individueel bezit atas permintaan yang bersangkutan.
a. Hak ini dinamakan agrarische seperti diatur pelaksanaannya dalam Stb.1872-117 jo Stb.1873-38 berlaku di Jawa dan Madura.
Subjek
b. Hak ini tetap merupakan hak milik Indonesia dan tidak tunduk pada ketentuan BW (Burgerlijk Wetboek), bagi orang-orang
Eropa di Hindia Belanda dahulu.
c. Landerijen bezitsrech adalah hak atas tanah bagi golongan Timur Asing (tionghoa,Arab dan lain-lain).
Form 1 : Kohir Penetapan Pajak Pertama (Kohier van de Inlandsche verponding). Form ini merupakan register yang mencantumkan
tanah yang akan dikenakan pajak, letak, batas, nama wajib pajak, besarnya uang, dll.
Form 2 : Surat Pajak (surat bukti pembayaran pajak untuk masa tahun tertentu) dan sekaligus juga merupakan surat tagihan pajak.
Pada sisi kiri atas ada kalimat sbb: “ Awas surat ini hendaknya dibawa pada tiap-tiap membayar pajak “ Bandingkan form ini dengan :
Model surat pemberitahuan Pajak Terhutang, Surat tagihan PBB seperti tersebut pada UU PBB No.12/1985.
Form 3 : kohir Tambahan Pajak. Ada penambahan pembayaran uang pajak karena adanya perubahan perkembangan pada
bangunan dan sarana lingkungan setempat.
Pasal 60 ayat (2) huruf f Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat bukti
tertulis petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961.
IB (Individueel Bezitter) di Jambi
diterbitkan berdasarkan Regeeringsomslagvel dari Residen atau Bupati
Tanah Keprabon adalah Tanah ‘Dede Keprabon’ adalah tanah Magersari, Magersari merupakan hak adat yang
tanah yang digunakan desa yang berasal dari Kasultanan dan diberikan kepada pengguna tanah Kasultanan/
sebagai bangunan misalnya Kadipaten dengan Hak Anggaduh yang Kadipaten karena memiliki ikatan historis dan diberikan
istana dan kelengkapannya digunakan oleh masyarakat atau institusi. hanya kepada pribumi dan digunakan oleh yang
meliputi kraton, alun-alun, bersangkutan.
Masjid Gedhe, Pasar Memiliki Serat Belum memiliki
Beringharjo, serta makam dan Ngindung (menggunakan perjanjian) dan Anganggo
Kekancingan Serat Kekancingan
Masjid Kagungan Dalem yang (tanpa memungut hasil dan sifatnya mandiri), adalah
tersebar di Yogyakarta. hak adat yang diberikan kepada masyarakat/institusi
Serat kekancingan adalah hak guna atas untuk menggunakan tanah bukan Keprabon
tanah tersebut.
Anggaduh, hak adat yang diberikan untuk mengelola,
memungut dan mengambil hasil dari tanah
Pelungguh adalah gaji seorang pamong Kasultanan/Kadipaten yang bukan Keprabon kepada
selama menjabat. Desa dalam menyelenggarkaan pemerintahan desa
pengarem arem adalah tanah untuk selama digunakan
seorang pamong yang sudah pensiun
selama masih hidup. Andarbe, diberikan sebagai bentuk hak milik dari
Baik pelungguh maupun pengarem arem Kaultanan/Kadipaten karena ada ikatan historis
itu adalah tanah kas desa bapak. tertentu.
Tanah Kasultanan (Sultan Ground (SG)
RM Triyanto Prastowo Sumarsono (ahli waris turun-temurun Sultan Hamengku Buwono ke VII):
Tanah SG adalah tanah yang bukan Hak Milik Penduduk dan bukan Hak Milik Pemerintah/ Negara
Jenis Tanah SG :
1. Tanah AB (Afkhiring Bosh), tanah ini dipergunakan untuk tanaman keras dan tumpang sari;
2. Tanah HB (Housing Bosh), tanah untuk perumahan;
3. Tanah OO (Oro-Oro), semak belukar, padang Ilalang dan hutan;
4. Tanah Wedi Kenser, tanah bantaran tepi sungai;
5. Tanah RVO OPSTAL (Hak Guna Bangunan);
6. RVE ERFAK (Hak Pakai), untuk perumahan karyawan pabrik / perusahaan dan gudang-
gudang;
7. Tanah OG (Onderneming Ground), tanah pertanian, perkebunan, kehutanan untuk tembakau,
tebu dan panili;
8. Tlogo / Telaga, Pangonan / Resan, Tanah Lapangan untuk penggembalaan ternak;
9. Tanah Gisik-Gisik / Pasir di sepanjang tepi pantai,
10. NIS (Nerderland Indische Spoorweg), tanah SS (Stasiun Spoorweg) / Tanah yang dipakai
untuk jalan Kereta Api Belanda, sekarang digunakan PT. KAI Persero / Perusahaan Kereta Api
Indonesia (Persero).
Tanah Adat / Tanah Pakraman di Bali
Tanah Druwe (Druwe Desa), tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh Desa
Prakaman, misal : Tanah Pasar, Tanah Lapang, Tanah Kuburan, Tanah
Bukit.
Tanah Pelaba Pura, tanah yang dulunya milik desa yang khusus digunakan
untuk keperluan Pura, yaitu tempat bangunan Pura dan yang
dipergunakan guna pembiayaan keperluan Pura seperti pembiayaan
upacara-upacara rutin, hingga perbaikan pura.
Pengertian Penyerahan tanah dalam erfpacht Grant controluer yang diberikan oleh Sultan kepada
Pengertian Deli Maatschappij dalam bentuk Akte Penyerahan Hak
Dibuat dalam bahasa Belanda diterjemahkan ke Tanah (Grant D)
Bahasa
Bahasa Melayu
Dikenal dengan “Grant Nomor Satu”, yang berarti
Bijblaad 4351, Keputusan Residen (Kroesen) No. 34 berhak untuk memecah menjadi persil yang lebih kecil
Peraturan tgl. 20 Mei 1885, dan Keputusan Pemerintah No. 24 untuk diserahkan kepada pihak ketiga untuk
Istilah Lain
tgl. 26 Oktober 1889 Bijblaad 5271. membangun rumah dengan persetujuan di bawah
tangan yang berlaku sampai akhir Desember 1969 dan
membayar “pacht” untuk keperluan Dana Gemeente
a. Untuk ketentuan BW mengenai hak usaha
(golongan Eropa dan Timur Asing) Keputusan Residen (Kroesen) No. 34 tgl. 20 Mei 1885
Jenis b. Untuk golongan pribumi : pribumi Deli Serdang, Peraturan
dan Ketetapan Residen No. 57 tgl. 18 Feb 1891.
Swapraja dari Sumatera Timur, dan Keturunan
imigran yang sudah bercampur dengan pribumi
Ditulis dalam bahasa Belanda diterjemahkan dalam
Bahasa bahasa Melayu yang menyimpang dari model tertulis
a. Nomor registrasi g. Batas tanah dalam huruf arab
b. Tanggal registrasi h. Luas tanah
c. Tanggal pemberian hak i. Ukuran-ukuran batas
Isi
d. Tanggal pengesahan j. Jumlah “sewa”
Permasalahan : Perjanjian awal disebutkan sebagai
e. Letak tanah k. Nama pemegang hak Masalah
“dipinjamkan” tetapi kemudian ternyata “disewakan”.
f. Kegunaan tanah l. catatan
Permasalahan Grant Sultan
Hak Grant Sultan diartikan sebagai Tanda Bukti Asal muasal kota Medan:
Hak Atas Tanah yang diberikan oleh Sultan kepada a. Urung XII Kota (Medan Baru)
Kawula Swapraja dan hamba sahaya Raja-raja b. Urung Serbanyaman
Pribumi, untuk perumahan maupun kebun. c. Urung Sukapiring
d. Urung Senembah
Penerbitan grant: e. Percut
a. Daerah masyarakat melayu di bawah f. Daerah yang diperintah oleh Sultan (Kota Matsum,
“oeroeng”, grant diterbitkan oleh Kepala Glugur, P. Brayan, dll)
Oeroeng
b. Daerah kerajaan Melayu, Grant diterbitkan Peralihan hak:
oleh Pejabat bukan pewaris kedudukan Sultan a. Peralihan kepada hamba sahaya Gubernemen harus
dengan atas nama Sultan (Perjoet, membayar 5% dari nilai persil
Soengeitoen, Bedagai, Padang). b. Peralihan kepada orang non-pribumi diharuskan
c. Daerah kekuasaan langsung Sultan dan membayar 10% dari nilai persil
Daerah yang diperintah oleh Kuasa Sultan
(Labuan), Grant dikeluarkan Kepala Oeroeng.
Masalah:
a. Letak tanah sulit diidentifikasi
Grant yang dikeluarkan oleh Kepala Oeroeng
b. Penyebutan batas tidak sesuai dengan di lapangan
disebut “Grant Datuk” atau “Surat Lampung”, yang
c. Kepastian letak diragukan
menerangkan bahwa Kepala Oeroeng mengetahui
d. Tanah tidak dikuasai oleh penerima grant melainkan
seseorang menguasai sebidang tanah
digarap orang lain
e. Banyak grant sultan tidak terdaftar
Tahun 1890, Sultan Deli menerbitkan surat
f. Saat ini hanya ada 8 buku register, yang lainnya hilang
keterangan penyerahan tanah (“Kurnia”)
Permasalahan Grant Sultan
Hak Sultan terhadap grant Pengelola grant sultan berpindah sesuai keadaan
a. Sultan sebagai penguasa struktur pemerintahan, mulai dari Kepala
b. Adanya pernyataan, pengakuan atau izin oleh Oeroeng, ke Kantor Kerajaan, ke Kantor Biro
Sultan terhadap penguasaan seseorang atas Urusan Tanah Gemeente, ke Kantor Urusan Tanah
bidang tanah Kotapraja, ke Kantor Sub Direktorat Agraria,
terakhir di Kantor Pertanahan Kota Medan.
Permen Pertanian dan Agraria No. 2 Tahun 1962 Tentang Penegasan Konversi dan
Pendaftaran Bekas Hak-hak Indonesia Atas Tanah
Pasal 4 Pasal 8
(1) Di dalam hal perbuatan hukum yang disebutkan dalam Pasal 19 Jika di daerah-daerah dimana
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, yaitu pemindahan hak Peraturan Pemerintah Nomor 10
atas tanah pemberian hak baru atas tanah, penggadaian tanah atau Tahun 1961 sudah mulai
peminjaman uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan, maka diselenggarakan terjadi perbuatan
permohonan penegasan konversi dan pendaftaran tersebut Pasal 1 hukum sebagai dimaksudkan dalam
diajukan dengan perantaraan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang Pasal 4 dan tidak dimintakan
bersangkutan, yang disampaikan kepada Kepala Kantor Pendaftaran penegasan konversi menurut
Tanah bersama dengan akta yang dibuat olehnya, yang membuktikan ketentuan-ketentuan Peraturan ini,
perbuatan hukum tersebut di atas. Di dalam akta tersebut hak-hak itu maka hak yang bersangkutan
disebut dengan nama bekas hak yang dimintakan penegasan dianggap sebagai hak pakai dengan
konversinya. jangka waktu paling lama 5 tahun
(2) Di dalam terjadi lelang sebagai yang disebutkan di dalam Pasal 21 sejak berlakunya Undang-undang
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, maka permohonan Pokok Agraria dan sesudah jangka
tersebut diajukan dengan perantaraan Kepala Kantor Lelang yang waktu tersebut lampau tanahnya
bersangkutan. menjadi tanah negara.
Bentuk-bentuk Hak Kepemilikan Era Kolonial Belanda Sebelum UUPA
RECHT VAN GEBRUIK RECHT VAN BRUIKLEN Kleine erfpacht = Perkebunan Kecil
HAK PAKAI PINJAM PAKAI
(Pasal 821 BW) (Pasal 1740 BW) Huisvesting erfpacht = Perumahan
Subjek Calon Pembeli Objek P3MB/Prk.5 Syarat Permohonan Pembelian (kepada Kantah)
a. ASN penghuni rumah/pemakai tanah yang belum mempunyai a. permohonan bermeterai cukup melalui Ketua Panitia
rumah/tanah; P3MB/Prk.5;
b. ASN penghuni rumah/pemakai tanah, asalkan dengan pembelian b. surat kuasa, apabila dikuasakan;
yang baru tidak melebihi dari 2 rumah/bidang tanah; c. fotokopi identitas pemohon atau kuasa apabila
c. ASN bukan penghuni rumah/pemakai tanah yang belum dikuasakan (KTP atau KK), yang telah dicocokkan
mempunyai rumah/tanah; dengan aslinya oleh petugas loket;
d. ASN tetapi yang menjadi penghuni rumah pemakai tanah, yang d. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah;
belum mempunyai rumah/tanah. e. dasar perolehan/penguasaan tanah;
f. fotokopi SPPT-PBB Tahun berjalan yang telah
Dapat dikecualikan kepada pihak lain dengan ketentuan: dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket;
a. Pemerintah tidak menggunakan Objek P3MB/Prk.5; dan g. Surat Pernyataan bermeterai cukup yang berisi:
b. merupakan pihak yang menguasai terakhir Objek P3MB/Prk.5 1) penguasaan fisik dan tidak dalam sengketa atau
dengan itikad baik (perorangan maupun Badan Hukum) perkara di Pengadilan, serta tidak diletakkan sita
jaminan;
2) kesanggupan membayar nilai tanah dan
bangunan;
3) bukan tanah aset Pemerintah/Pemerintah
Daerah/BUMN/BUMD; dan
4) persetujuan para penghuni lain, apabila pemohon
bukan penghuni tunggal.
Proses Penerbitan Sertifikat Tanah P3MB / Prk.5
UU No. 3/Prp/1960 jo. PP No. 223/1961 jo. Prk 5/1965
Teknis Perintah Penaksiran Peraturan Dirjen Agraria No. 3 / 1968
Sidang Pelaksana Panitia
Pelaksana
Anggota Tim (Instansi)
Pengantar untuk proses Pengumuman
Surat Peninjauan 1. Kanwil BPN DKI Jakarta
pengukuran dan SKPT Koran (Mas
Permohonan Lapangan 2. Dinas Perumahan
ke Kantah Media) 1 bulan)
3. Dirjen Imigrasi
4. Dinas Pajak Prov. DKI
Jakarta
Susunan Panitia:
a. Kabid HHP (Ketua merangkap anggota);
Pemohon Kantah Kanwil Panitia Penilai Tanah b. Babid yang membidangi aset di Pemprov
Panitia memeriksa (anggota);
Mengajukan Membentuk Menunjuk Penilai c. Ka. Kantah (anggota);
Pengukuran dokumen dan lapangan
permohonan Panitia Pertanahan d. Kabid yang membidangi aset di Pemkot/kab.
untuk persetujuan prinsip
(anggota);
Terbit Peta e. Kabid yang membidangi bangunan di
Bidang Membuat Berita Acara Penilaian tanah Pemkot/Kab. (anggota), khusus DKI Jakarta
Hasil penilaian Pemeriksaan dan bangunan. Kabid yang membidangi aset provinsi;
Biaya dibebankan f. Kasi bidang HHP (Sekretaris).
Penyampaian Pengumuman di Surat kepada Pemohon
Menerbitkan
Permohonan Kabar Harian selama 14 Muatan Berita Acara Pemeriksaan:
Keputusan
dan Peta hari kalender Hasil diserahkan a. uraian mengenai pemohon;
Penjualan
Bidang ke Kanwil b. uraian mengenai tanah dan bangunan; dan
Keputusan Jika tidak ada keberatan c. pertimbangan dari Panitia P3MB/Prk.5 yang
Penjualan Menyampaika Membuat Berita Acara berisi rekomendasi setuju atau tidaknya
n Keputusan Pengumuman persetujuan prinsip untuk membeli
Penjualan rumah/bangunan dan memperoleh hak atas
Mendaftarkan Keputusan tanah objek P3MB/Prk 5.
Hak Hak
Permohonan hak tanah P3MB/Prk.5 yang telah diterima di Kementerian dan masih dalam proses:
1) belum mendapat persetujuan prinsip dalam bentuk peta 6;
2) telah mendapat persetujuan prinsip dalam bentuk peta 6;
3) belum ditetapkan dalam surat keputusan dalam bentuk peta 7,
disampaikan kembali ke Kantor Wilayah
Eigendom Tanah
Gemeente Negara
UU 1/58
Eigendom
Beheerecht
Gemeente Konversi
Merangkap Bendaharawan kadaster dan semua pendapatan Kantor (lihat Kadastraal Trief dlm BW)
RECHTS KADASTER disetorkan setiap tanggal 10 tiap bulan ke Kas Negara. Tunduk pada Comptabilieteits Wet.
(Kadaster Hukum) KEPALA
BENTUK KANTOR Hoofdeljk Aansprakelijk (bertanggung jawab langsung atas semua perbuatan hukum yang
KADASTER dilaksanakan.
Hanya mendaftar orang-orang yang tunduk kepada hukum BW
MURNI NEGATIF
1. Bernaung dibawah Dept. Justitie (Dep. Kehakiman)
2. Melaksanakan administrasi sesuai instruksi Dept. Kehakiman Pemerintah Hindia Belanda.
SISTEM
(Formulir menjadi warkah)
3. Melaksanakan Landmeters Instructie Tahun 1939
KANTOR 4. Melaksankan semua keputusan Pengadilan negeri yang sudah mempunyai kekuatan hukum.
Registration KADASTER
of Deeds Menjadi ruang lingkup Kantor Kadaster (Werkking van Het Kadaster
S.70-164 Jo. 16-705) yang waktu itu dibawah Departement van
SISTEM Justitie (Departemen Kehakiman) yang secara rapih diadministrasikan
PENDAFTARAN di Kantor Kadaster sewaktu Jaman Ordonansi Balik Nama
Recht van Eigendom
(Overschrijvings Ordonanntie S. 1834 - 27) yaitu:
Publicitiets
Recht van Opstal Koleteral 1. Ada Nomor Akta Eigendom, Erfpacht dan Opstal
Recht van Erfpacht
beginsel (asas HAK YANG 2. Ada Nomor Kohir verponding
publisitas) TERDAFTAR 3. Ada Nama Eigenaar (Pemegang Haknya)
4. Ada meet brief (Surat Ukur)
ASAS
5. Ada surat pemberitahuan peralihannya (landmeterkenissen) dan
ada berita Negaranya
Contoh Akte Eigendom Asli dalam Tulisan Tanah
Pasal 60 ayat (2) huruf a dan b Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat
bukti tertulis grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27),
a. yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik, atau
b. sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang
bersangkutan
Contoh Akte Eigendom Asli dalam Ketikan
Pasal 60 ayat (2) huruf a dan b Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat
bukti tertulis grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27),
a. yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik, atau
b. sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang
bersangkutan
Contoh Akte Eigendom Asli dalam Ketikan
Pasal 60 ayat (2) huruf a dan b Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat
bukti tertulis grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27),
a. yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik, atau
b. sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang
bersangkutan
Contoh Berita Negara
(Landmeterkenissen) Contoh Meetbrief (Surat Ukur)
(Asli Dalam Ketikan)
UUPA
24/9/1960
Hukum Agraria Nasional
Hukum Agraria Hindia Belanda UUPA jo. PP No. 10/1961 jo. PMA No. 2 / 1960
Sebelum Setelah
UUPA UUPA
Pasal 1a PP No. 8 / 1953 tentang Penguasaan tanah-tanah Negara: tanah Negara ialah tanah yang dikuasai penuh oleh Negara
Pasal 1 angka 3 PP No. 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah: tanah Negara atau tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu
hak atas tanah.
PP No. 11 / 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar; dimana pada Pasal 9 ayat (2) dan (3) dinyatakan
bahwa penetapan tanah terlantar meliputi penetapan hapusnya hak (dalam hal “tanah hak”) dan sekaligus memutuskan
hubungan hukum serta ditegaskan sebagai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (dalam hal tanah hak dan juga tanah
yang telah diberikan dasar penguasaan).
Pasal 1 butir 2 Permenag/Ka. BPN No. 9 / 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan
Hak Pengelolaan: tanah Negara adalah tanah yang langsung dikuasai Negara sebagaimana dimaksud dalam UUPA.
Permen ATR/Ka. BPN No. 11 / 2016 Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan; Tanah atau Tanah yang langsung dikuasai oleh
Negara yang selanjutnya disebut tanah Negara adalah Tanah yang Tidak dilekati dengan sesuatu Ha katas Tanah dan bukan
merupakan Barang Milik Negara/Barang Milik Daerah dan Badan usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah.
Permen ATR/Ka. BPN No. 7 / 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak Guna Usaha: Tanah Negara adalah
tanah yang tidak dilekati dengan suatu hak atas tanah, bukan merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat, bukan
merupakan tanah wakaf, dan/atau bukan merupakan Barang Milik Negara/Daerah/Desa atau BUMN/BUMD.
Penguasaan Tanah Dengan Itikad Baik (Good Faith)
Lembaga uitwijzingsprocedure yaitu seseorang karena kadaluwarsa waktu menguasai
30 Tahun
sebidang tanah dengan itikad baik selama jangka waktu 30 tahun secara terus
Terus-menerus menerus. (PASAL 584 B.W. yo PASAL 610 B.W. yo pasal 1010 B.W.)
Dalam hal pemilik atas bidang tanah tidak dapat dibuktikan sebagaimana dimaksud Pasal 60, maka
20 Tahun penguasaan secara fisik atas bidang tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara
Terus-menerus berturut-turut oleh yang bersangkutan dan para pendahulu-pendahulunya dengan itikad baik.
Pasal 61 ayat 1, Permenag/Ka BPN No. 3/1997
Pihak yang menguasai tanah Negara dengan itikad baik sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (2)
huruf f berupa perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan keagamaan atau instansi
Pemerintah yang secara fisik menguasai, menggunakan, memanfaatkan dan memelihara tanah
Perseorangan Negara secara turun temurun dalam waktu tertentu dan/atau memperoleh dengan cara tidak
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 23 (1) Perpres No. 71/2012
Tidak melanggar ketentuan perundang-undangan dalam hal ini penguasaan yang tidak didasarkan
Badan Hukum, Badan Sosial,
pada ketentuan yang berlaku yaitu : UU No. 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian
Badan Keagamaan atau Instansi Pemerintah
Dan tidak melanggar ketentuan. Tanah Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya.
Pasal 22 Permen ATR/Ka. BPN No.6 / 2018 tentang PTSL Isi menyatakan:
Unsur itikad baik : kenyataan secara fisik menguasai, menggunakan, a. tidak terdapat keberatan dari pihak lain atas tanah yang dimiliki atau tidak dalam keadaan sengketa;
memanfaatkan dan memelihara tanah secara turun temurun dalam dan
waktu tertentu dan/atau memperoleh dengan cara tidak melanggar b. tidak termasuk atau bukan merupakan: aset Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Badan Usaha Milik
ketentuan peraturan perundang-undangan. Negara/Badan Usaha Milik Daerah; atau Kawasan Hutan
Menguasai Tanah Negara
Ganti rugi diberikan kepada pemilik Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 memiliki makna bahwa negara dalam menguasai bumi adalah
dengan itikad baik, penguasaan dalam rangka mengatur dan mengawasi segala macam kepemilikan tanah, agar
lebih dari 20 tahun, disertai bukti kepemilikannya dan penggunaannya tidak dilakukan dengan secara semena-mena atau
pembayaran pajak secara berurut melawan hukum.
dan riwayat perolehannya.
Keadaan Fisik Tanah Negara
Tanah Negara dengan ada garapan, yaitu bidang tanah yang digarap Tanah Negara dengan tidak ada garapan (Tanah Negara Kosong),
secara nyata, dibuktikan dengan adanya ladang atau kebun yang ada yaitu bidang tanah yang tidak pernah terdapat garapan berupa
tanam tumbuhnya atau bekas tanam tumbuhnya dan/atau sudah ladang atau kebun budidaya, hanya berupa semak belukar atau
terdapat bangunan baik permanen maupun tidak permanen yang tanaman hutan,.
dibuktikan dengan :
Apabila masyarakat tidak dapat membuktikan alas hak
1. surat izin dari lembaga yang berwenang ataupun tanpa surat izin; penguasaannya terus menerus, ada riwayatnya maka berlakulah
2. surat keterangan penggarapan tanah dari Kepala Desa; asas actori incumbit probatio (barang siapa mempunyai sesuatu
3. surat pernyataan dari penggarap yang bersangkutan yang hak atau mengemukakan suatu peristiwa harus membuktikan adanya
diketahui Ketua atau Kepala Desa setempat; atau hak atau peristiwa itu).
4. Surat riwayat penggarapan tanah secara terus menerus.
Pendudukan Tanah
TANAH GARAPAN
Adalah sebidang tanah yang sudah atau belum dilekati dengan sesuatu
hak yang dikerjakan atau dimanfaatkan oleh pihak lain baik dengan
persetujuan atau tanpa persetujuan yang berhak dengan atau tanpa
jangka waktu tertentu.
Permasalahan Surat Keterangan Tanah (SKT)
Gubernur Bupati/Walikota
Hak Milik Hak Milik
Pertanian < 2 ha Memberikan keputusan untuk
Perumahan < 2.000 m2 pemindahan hak
Subjek: HGB
- Transmigran Memberikan keputusan untuk
- Pelaksanaan LR pemindahan hak bagi WNI dan
- Bekas gogol tidak tetap Badan Hukum Indonesia
HGU Banyak menimbulkan masalah :
Hak Pakai Dicabut dengan Instruksi
Luas < 25 ha Memberikan keputusan untuk 1. Masuk dalam Kawasan Hutan
Bukan untuk tanaman keras Mendagri No. 593/5707/SJ
pemindahan hak bagi WNI dan 2. Di atas tanah yang telah bersertifikat
Perpanjangan < 5 tahun Badan Hukum Indonesia 3. Kerusak lingkungan hidup tgl. 12.5.1984
HGB Membuka Lahan
Luas < 2.000 m2 Luas 2 – 10 Ha
Jangka waktu < 20 tahun
WNI dan Badan Hukum
Indonesia
Hak Pakai
Luas < 2.000 m2
Jangka waktu < 10 tahun Camat
WNI dan Badan Hukum
Indonesia Membuka Lahan
Luas < 2 Ha
Membuka Lahan
Luas 10 – 50 Ha
Permasalahan Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR)
SKGR mirip dengan akta otentik dari Notaris, tetapi tidak membayar PPh
(UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan jo. PP No. 34 Tahun 2016
tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah
Bentuk Dan/Atau Bangunan, Dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas Tanah
Dan/Atau Bangunan Beserta Perubahannya) dan BPHTB (UU No. 21 Tahun
1997 tentang BPHTB jo. UU 28 Tahun 2009 Pajak Daerah dan Redistribusi)
Tanah Usaha Sewa Negeri (Opdracht Tot Betaling (OTB))
Opdracht Tot Betaling (OTB) artinya surat penagihan / Opgave Van Grondhuur keterangan tentang pembayaran sewa tanah kepada Naam van de
huurder (ster) (Nama dari penyewa) berdasarkan surat keputusan gubernur Jawa Barat atas tanah pemerintah (GG/De Gouvernement van
OTB Nederlandsche Indie)
Tanah yang boleh disewakan, a. Yang akan diberikan hak milik (opstal), atau suatu alasan tidak dapat atau sebaiknya tidak diberikan suatu hak
b. Yang diperuntukan penanaman tanaman tua
Objek adalah tanah Negara Bebas: c. Yang luasnya minimal 10 ha, apabila lebih harus ada persetujuan menteri
a. WNI
Yang boleh menyewa : b. orang asing
Subjek c. badan hukum
Permohonan sewa disampaikan kepada Kepala Pengawas Agraria, apabila ditolak disampaikan kepada pemohon melalui Kepala Inspeksi Agraria,
Permohonan apabila diterima disampaikan melalui Kepala Agraria Daerah/Kota setempat dan ditindaklanjuti dengan membuat perjanjian sewa menyewa.
a. Jangka waktu paling lama 10 tahun, tetapi dapat dihentikan apabila tanahnya diperlukan oleh Pemerintah
b. Setelah perjanjian selesai, penyewa mengosongkan tanahnya dan diberikan ganti rugi atas bangunannya
Perjanjian c. Penggunaan tanah harus sesuai dengan perjanjian sewa menyewa
Isi Perjanjian: d. Tidak boleh disewakan lagi kepada pihak lain
e. Harga sewa paling sedikit 3% dari harga miliknya
f. Pelanggaran terhadap perjanjian, dapat membatalkan perjanjian tanpa ganti rugi
g. Membuat tanda batas untuk tanah sewa
h. Penyewa memilih domisili Kantor Daerah/Kota yang bersangkutan
Tembusan surat perjanjian a. Departemen Agraria d. Kepala Pengawas Agraria
b. Kepala Jawatan Agraria
Tembusan disampaikan kepada : c. Kepala Inspeksi Agraria e. Kepala Kantor Pusat Pembendaharaan Negara
Contoh OTB
Contoh OTB
Objek Tanah Landreform
(Pasal 1 PP No. 224/1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Rugi)
Tanah kelebihan dari batas maksimum (UU No. 56 Prp/1960) dan tanah negara dari pemilik
yang melanggar peraturan perundang-undangan
Tanah yang diambil oleh Pemerintah dari pemilik yang berada diluar daerah (pindah
Kecamatan > 6 bulan dan tidak memungkinkan untuk mengurus tanah)
Tanah lainnya yang dikuasai oleh Negara dan ditegaskan lebih lanjut oleh Menteri Agraria
Permasalahan SK Ka. Inspeksi Agraria (Kinag) terkait Redistribusi
1. Fisik tidak dikuasai
2. SK Redistribusi tidak terdaftar menjadi Hak Milik
3. SK Redistribusi tetapi tidak bisa terbit sertipikat, karena sertipikat telah dikonversi
pihak lain (Tanah Negara diadatkan)
4. Dalam SK Redistribusi tidak diukur secara kadaster
5. Perubahan Tata Ruang (contoh : Pertanian menjadi Pemukiman/Industri)
6. Diproses melalui konversi, baik Prona maupun Rutin
7. Ketidaksesuaian Daftar Nominatif (nama fiktif)
8. Tidak memenuhi syarat untuk ganti rugi, sertipikat harus diproses melalui redis
bukan prona
9. Dikuasai orang lain (Perusahaan), Perusahaan dibebani uang pemasukan ke
Negara
10. Tanah kelebihan dari batas maksimum (UU No. 56 Prp/1960) dan tanah negara
dari pemilik yang melanggar peraturan perundang-undangan
11. Tanah yang diambil oleh Pemerintah dari pemilik yang berada di luar daerah
(pindah Kecamatan lebih dari 6 bulan dan tidak memungkinkan untuk mengurus
tanah)
12. Tanah Swapraja dan bekas swapraja yang beralih kepada negara
13. Tanah lainnya yang dikuasai oleh Negara dan ditegaskan lebih lanjut oleh
Menteri Agraria
Penertiban Tanah-Tanah Objek Redistribusi Landreform
Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 11 Tahun 1997
tentang Penertiban Tanah-Tanah Obyek Redistribusi Landreform
SK Redistribusi Tanah Obyek Landreform Tanah dinyatakan sebagai tanah negara untuk
berlaku selama 15 tahun, batal dengan ditata kembali sesuai dengan peruntukan dan
sendirinya dan tidak berlaku lagi pemanfaatannya
15 tahun
Bila tanah pertanian, maka tanahnya Bila tanah non pertanian, maka tanahnya
diredistribusikan kembali kepada petani atau ditata dan diberikan hak melalui kegiatan
petani bekas penerima redistribusi tanah yang konsolidasi tanah atau dikeluarkan dari Obyek
masih menguasai dan mengerjakan tanah Landredorm dan pemberian haknya diproses
serta memenuhi persyaratan (PP No. berdasarkan permohonan sesuai peruntukan
224/1961), maksimal 2 tahun sejak dikeluarkan dan penggunaannya.
Surat Keputusan Redistribusi yang baru.
Permasalahan Surat Mencari Tanah
15 tahun Kepada pemilik SK Redisitribusi yang telah dibatalkan karena telah melewati batas waktu
selama 15 tahun (Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 11 Tahun 1997),
SK tersebut batal demi hukum (nietigheid van rechtswege) yang mengakibatkan tidak
adanya lagi hubungan kepemilikan dengan tanah, maka apabila pemilik akan memohon
pengukuran ulang, maka hendaknya permohonan tersebut ditolak.
Kepada pemilik sertipikat Hak Milik lama yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal
18 ayat (1) PP 24/1997, yang bersangkutan harus dapat membuktikan lokasi
tanahnya untuk dilakukan pengukuran (berlaku asas actori incumbit probation
(siapa yang mengaku memiliki hak maka ia harus membuktikannya), tidak dengan
cara mengajukan Surat Mencari Tanah ke Kantor Pertanahan
Dalam hal di atas bidang tanah tersebut telah ada hak atas nama pihak lain dan dikuasai
fisiknya dengan itikad baik, maka berlakukan ketentuan sesuai dengan Surat Edaran
Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018
Konsep Grondkaart
Grondkart
Grondkaart adalah peta di mana
sebidang tanah bersama
Grondkaart adalah reduksi dari rencana bangunan yang ada di atasnya, air
kadaster yang bila diperlukan bisa yang mengalir melaluinya, dan
diperbaiki dan dilengkapi sebagainya digambarkan dalam
bentuk penampang: gambar
situasi, penampang tanah.
De grondkaart is een reductie der kadastrale plannen, Kaart waarop een stuk grond met de daarop staande
welke, waar noodig, aangevuld en verbeterd werden. (De gebouwen, de daardoor loopende wateren enz. in
ingenieur; weekblad gewijd aan de techniek en de plattegrond is afgebeeld: grondteekening; situatie-
economie van openbare werken en nijverheid jrg 12, teekening; plattegrond (Groot Woordenboek der
1897, no 32) Nederlandsche Taal ; 1897).
Pengertian dan Fungsi Grondkaart
Pengertian Grondkaart :
Secara bahasa, Grond berarti tanah dan Kaart berarti Peta, wawasan tentang grondkaart yakni
pemahaman tentang kekuatan hukum yang mendasari legalitas Grondkaart yaitu meliputi dasar hukum
administrasi (makro) dan hukum materiil (mikro).
Tanah yang dibestemmingkan (diperuntukkan) untuk kepentingan negara akan diberikan Grondkaart.
Kekuatan hukum Grondkaart pertama kali Tahun 1895 (Besluit Van Gouverneur General tanggal 14
Oktober 1895 No. 7) mengenai Grondkaart sebagai pengganti resmi dari bukti administrasi tentang
kepemilikan lahan;
Fungsi Grondkaart :
Berdasarkan Agrarische Wet (Staatsblad 1870 No. 55) dan Agrarisch Besluit (Staatsblad 1870 No.118) :
a. fungsi gambar ukur (Meetbrief) yang dibuat untuk keperluan orang atau badan hukum swasta, dan
sebagai lampiran surat tanda bukti hak atas tanah utk selanjutnya diberikan Acte van Eigendom,
Acte van Erfpacht atau Acte van Opstal.
b. Fungsi peta tanah (Grondkaart) yang dibuat untuk keperluan Pemerintah/Negara dan tidak
diperlukan hak atas tanah (Grosse Akta). Berdasarkan azas Domein dalam hukum Agraria kepada
instansi pemerintah tidak diberikan surat tanda bukti hak atas tanah (Pasal 1 Agrarisch Besluit).
Perbedaan Grondkaart dengan Surat Ukur (Meetbrief)
Pengertian Surat Ukur (Meetbrief):
Adalah pengukuran dan pemetaan tanah yang dilakukan oleh landmester (Petugas Pengukuran
Kadaster) sesuai dengan Werkking Van Het Kadaster S.70-164. Atas permohonan perorangan maupun
badan hukum swasta.
Surat Keputusan
Grondkaart
Proses Verbal Penyerahan Hak (Grond Rechten) Grondkaart
Tanah Kerajaan
(Zelfbestuur) diberikan
Proses Verbal Berlaku
ganti rugi
Tanah ketentuan
Grondkaart di Diberikan kepada
Di tetapkan oleh komtabel
hadapan Tanah (GG) SS dan dibuatkan
Gubernur Jenderal (perbenda
Resident Grond Governement grondkaart
haraan
tidak diberikan ganti rugi negara)
PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Keputusan Bersama Menteri Dalam Badan Pengusahaan Pelabuhan
berdasarkan PP No. 56/1991 Negeri & Menteri Perhubungan No. (BPP) dari tahun 1969-1983
tanggal 19 Oktober 1991 tentang 191/969 & SK 83/o/1969 tanggal 27 berdasarkan PP No. 14/1983
Pengalihan Bentuk Perusahaan Desember 1969 tentang tanggal 30 April 1983 jo. PP No.
Umum Pelabuhan I menjadi Penyediaan dan Penggunaan Tanah 4/1985 tanggal 5 Februari 1985
Perusahaan Perseroan (Persero). Untuk Keperluan Pelabuhan. tentang Perum Pelabuhan I.
Tanah Swapraja (Tanah Kekuasaan Kesultanan)
Tanah / Desa Perdikan (desa yang dimerdekakan), berasal dari tanah pemberian
raja kepada seseorang atas jasanya kepada raja atau untuk kepentingan lain
yang dipandang perlu oleh raja.
Macam-macam desa perdikan:
a. Pamijen (geprivelieerden dorp), tanah dari raja karena rakyatnya berjasa
kepada raja.
b. Pesantren (godsdientschooldorp), tanah dari raja untuk kiai yang berjasa
kepada raja.
c. Keputihan atau Mutihan (urome liedendorp), tanah dari raja untuk orang-
orang alim, rakyatnya diminta benar-benar menjalankan kegiatan agama.
d. Pakuncen, tanah yang diistimewakan oleh karena, karena terdapat kuburan
raja, kuburan wali, kuburan bupati, dll yang dianggap keramat.
NASIONALISASI Pemerintah Kolonial Belanda, otomatis menjadi milik Negara atau RIS, pengalihan
hak dan kewajibannya disebut overneming
PENGAMBILAN
TANAH Bezitneming
Ketika sejumlah perusahaan Belanda berakhir masa konsesinya dan maksud untuk
mengajukan permohonan perpanjangan ijin usahanya, pemerintah RI umumnya
menolak semua permohonan ini dan sebagai konsekuensinya mereka tidak lagi
melanjutkan usahanya dan harus meninggalkan Indonesia. aset yang mereka
tinggalkan kemudian di negosiasikan dengan pemerintah RI sebagai bentuk
transaksi pembelian, sementara kewajiban hutang mereka tetap ditanggung oleh
perusahaan induk yang bersangkutan
UU No. 86 / 1958
Bijblad No. 11372 Jo. 12476, Pengambilan tanah untuk Permendagri No. 15/1975, Pembebasan tanah untuk
1932 keperluan instansi melalui panitia 1975 kepentingan instansi
PP No. 8/1953 tentang Penguassan Tanah Negara, Tanah Keppres No. 55/1993, tentang Pengadaan Tanah Bagi
1953 yang dikuasai oleh instansi/ pemerintah daerah 1993 Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
UU No. 86/1958, Nasionalisasi perusahaan milik Belanda Perpres No. 36/2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi
1958 yang diserahkan penguasaannya kepada instansi/daerah 2005 Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
UU No. 23 Prp 1959, Pengambilan tanah untuk keperluan Perpres No. 65/2006, tentang Perubahan Perpres No.
1959 penguasaan perang yang diserahkan penguasaannya 2006 36/2005
kepada instansi
UU No. 2/2012 jo. Perpres No. 71/2012 jo. Perpres No. 40/2014 jo.
1961 UU No. 20/1961, Pencabutan hak 2012 Perpres No. 99/2014 jo. Perpres No. 30/2015 jo. Perpres 148/2015, ttg
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Autentisitas Dan Kredibilitas Alat Bukti (Dokumen)
(Penjelasan Pasal 41 Ayat 3 Uu 43/2009 Tentang Kearsipan)
Kertas
Tinta
Material / Ekstern Tanda tangan
Stempel
dll
Isi
Bahasa
Substansi / Intern Ejaan
Tanggal
dll
Contoh Pengujian Dokumen
Hal yang Dokumen di Kantor Pertanahan
No. Dokumen an. Tan Kim Ang
Dibandingkan Jakarta Selatan
Struktur (Structure)
1. Judul SURAT KETEPAN PADJAK HASIL SURAT KETETAPAN PADJAK
Dokumen BUMI HASIL BUMI
2. Stempel - Tertulis “KANTOR DERAH” - Tertulis “KANTOR
- Tertulis “PENDAFTARAN DAERAH”
TANAH MILIK KE I” - Tertulis “PADJAK
- Tulisan “DJATINEGARA” HASIL BUMI ke I”
arial dengan gaya normal - Tulisan
- Dua lingkaran luar sama “DJATINEGARA” arial
tebalnya dengan gaya renggang
- Ukuran bintangnya kecil atas-bawah (vertikal)
- Jenis huruf arial semua - Dua lingkaran luar
tebal/bold beda tebalnya
- Ukuran bintangnya
besar
- Jenis huruf arial, yang
tebal/bold hanya
tulisan “KANTOR
DAERAH”
3. Daftar Isian - Isian “No.” pada bagian - Isian “No.” pada bagian
Desa/Kampung/Marga/Nega Desa/Kampung/Marga/
ra dsb. Tidak diisi Negara dsb. diisi
- Nama wajib-padjak - Nama wadjib-padjak
4. Judul Kolom Golongan Kewedanan Golongan Kewedanaan
Isi (Content)
1. Judul - Jenis huruf Times New - Jenis huruf Times New
Dokumen Roman Roman
- Penulisan dengan tulisan - Penulisan dengan
tebal/bold tulisan tidak tebal/tidak
bold
2. Stempel Kantor Tinta Baru Tinta Lama
Daerah
3. Stempel Tinta Baru Tidak ada stempel dimaksud
Penjesuaian
P.H.B. TAHUN
1941
4. Tulisan Tangan Tinta baru dan masih jelas Tinta lama dan sudah lutur
mengikuti kondisi kertas
Konteks (Context)
1. Satuan Luas ha | ha ha | da
2. Pengisian Memuat keterangan terkait Kelasiran Tidak memuat keterangan terkait
kolom Sebab Kelasiran, karena kelasiran
dan tanggal memang tidak dimuat pada
perubahan kolom tersebut
tanah
3. Luas Tanah Dilakukan penjumlahan atas luas Tidak dilakukan penjumlahan
tanah atas luas tanah
3 Gradasi Unsur Kesengajaan