Anda di halaman 1dari 91

Aspek Yuridis Alas Dasar (Grondrechten)

Penguasaan Hak Atas Tanah


Di Seluruh Indonesia

Dr. Iing R. Sodikin Arifin, S.H., C.N., M.H., M.Kn


Tenaga Ahli Menteri ATR/Ka. BPN.
Bidang Hukum dan Litigasi
Tanah Yang Tidak Dibangun Physical Kadaster (Tidak Dipetakan)
Oleh Belanda maupun Pemerintah RI berdasarkan PP No. 10 Tahun 1961 (pengukuran desa demi desa)

Tanah milik adat (Girik, Petuk, Kekitir, Grant, dll) Tanah Partikelir (Particuliere Landrerijen)
Tanah Pendudukan Jepang (SE Mendagri No.
Tanah yang sudah dibebaskan oleh H.20/5/7 tgl. 9 Mei 1950 jo. SE Mendagri No.
pemerintah baik BUMN/D, BMN/D Agr.40/25/13 tgl. 13 Mei 1953
Tanah Waste grond (domein verklaring) Tanah Kongsi

Tanah Kehutanan (Boschwejen) Agrarische Eigendom (Hak Milik Pribumi)

Tanah grondkaart Tanah Eigendom Gemeente (Pemerintah Daerah)

Tanah konsesi yang diberikan Sultan Tanah Grond Governement van Netherland
Indie (GG)
Tanah hak yang tidak dipetakan (HGB, Tanah bekas Eigendom, opstal, dan erfpacht
HGU, Hak Milik, Hak Pakai)

Tanah kesultanan (Zelfbestuur) Tanah Pelabuhan (Havenwezan)


Kemungkinan Keadaan Tanah Secara Fisik di Lapangan

Tanah negara yang


benar-benar kosong

Tanah negara yang di atasnya berpenghuni Tanah yang telah dibebaskan oleh
yang menduduki atau menguasai tanpa BUMN/D, BMN/D namun belum
alas hak apapun (wilde occipatie) dimanfaatkan

Tanah milik adat dan masyarakat hukum Tanah negara yang di atasnya
adat yang masih kosong dari berpenghuni yang menduduki atau
pengusahaannya menguasai dengan alas hak

Tanah milik adat dan masyarakat hukum


Tanah yang telah diberikan dengan suatu hak (HM, adat yang diusahakan dengan tanaman
HGB, HGU, dll) umur panjang
Alas Hak Tanah Adat/Tanah Negara di Jawa, Bali, NTB dan NTT

VI*, Girik, Kekitir, Tanah Bengkok, Agrarisch Tanah Komunal, Pipil (Sedahan Kering,
TA
Eigendom Jawa Barat Sedahan Basah), Fadol (Jual beli dibuat
TA
Petok/Klangsiran (1973-1974) TA oleh Punggawa), Druwe, Pelaba Pura,
Bekas Tanah Kotapraja/Gemeente van
TN Pekarangan Desa, Ayahan
Bandoeng, BTP**, TN eks RvE, RvE, RvO *** Perdikan (Tanah Swatantra), Bekas Tanah
Kotapraja/Gemeente van Surabaya, Surat TN TN eks RvE, RvE, RvO *** TN
Ijo, BTP **, TN eks RvE, RvE, RvO ***
TA VI*, Girik, Agrarisch Eigendom
Jakarta Bali
Bekas Tanah Kotapraja/Gemeente Jawa Timur
TN van Batavia, BTP **, TN eks RvE, --- TA
RvE, RvO ***
Perda NTT No. 8 / 1974 TN

VI*, Petuk, Girik, Agrarisch NTT


TA
Eigendom, Tanah Ulayat (Baduy)
Banten

TN BTP **, TN eks RvE, RvE, RvO ***


D.I. Yogyakarta NTB

Girik, Kekitir, Petuk, Anggaduh, Anganggo, Girik, SK Riwayat Tanah **** TA


TA Girik, Kekitir, Petuk, Agrarisch Eigendom Ngindung, Magersari, Pelunggu, Andarbe, TA
Jawa Tengah TN eks RvE, RvE, RvO ***, Tanah Kotapraja TN
Penganrem arem, Sultan Ground, Paku Alam Ground
Perdikan, Bekas Tanah Kotapraja/Gemeente
TN
van Batavia, BTP **, TN eks RvE, RvE, RvO *** TN eks RvE, RvE, RvO *** TN

*) Verponding Indonesia **) Bekas Tanah Partikelir ***) Recht van Eigendom, ****) Penguasaan secara turun temurun sebelum 24 Sept 1960 yang dibuktikan
(Eigendom > 10 bouw) Erfpacht, Opstal keterangan riwayat tanah oleh Kepala Desa (rumah panggung dan tanaman keras)
Alas Hak Tanah Adat/Tanah Negara di Sumatera

TA SK Riwayat Tanah* SK Riwayat Tanah* TA


Aceh Riau
SKT/GR**, TN eks RvE, RvE, RvO ***, SKT/GR**, BTP **** TN
TN
BTP ****

SK Riwayat Tanah*, Grant Controleur,


TA Grant Deli Maatschappij, Grant Sultan SK Riwayat Tanah* TA
Sumatera Utara
SKT/GR**, TN eks RvE, RvE, RvO ***, Kepulauan Riau SKT/GR**, Rekomendasi
TN TN
BTP **** dari Badan Otoritas Batam

Ulayat Nagari, dikuasai oleh Kerapatan Adat Nagari


(lembaga adat di Minangkabau) (belum didaftar) Individueel Bezitrecht (IB)
TA Ulayat Suku, dikuasai penghulu suku (belum didaftar) Sumatera Barat Jambi TA
dari Resident van Djambi
Ulayat Kaum, dikuasai mamak kepala waris (didaftar)
SKT/GR** TN
TN SKT/GR**, TN eks EEO ***, BTP ****

TA SK Riwayat Tanah* Kep. Babel SK Riwayat Tanah* TA


Bengkulu
SKT/GR**, Pengoperan Penguasaan Fisik, SKT/GR** TN
TN
TN eks RvE, RvE, RvO ***, BTP ****

TA SK Riwayat Tanah* SK Riwayat Tanah* (Tanah


TA
Sumatera Selatan Lampung Adat tidak tertulis)
SK Gubernur Sumatera Selatan No.142/KPTS/III/1983
TN SKT/GR**, erf TN
SKT/GR **, TN Eks RvE, RvE, RvO, BTP ****

*) Penguasaan secara turun temurun sebelum 24 Sept 1960 yang dibuktikan **) Surat Keterangan Tanah/Ganti ***) Recht van Eigendom, ****) Bekas Tanah Partikelir
keterangan riwayat tanah oleh Kepala Desa (rumah panggung dan tanaman keras) Rugi dari Kepala Desa Erfpacht, Opstal (Eigendom > 10 bouw)
Alas HakTanah Adat/Tanah Negara di Kalimantan dan Sulawesi
Kalimantan Utara
Sulawesi Tengah Gorontalo
TA ---
TA --- --- TA
TN SKT/GR*
TN SKT/GR * SKT/GR *, Bekas Tanah Kotapraja
Kalimantan Barat TN
(Totiloyo, Eyato, Biya)
TA ---

TN SKT/GR* Adat Recht (Hukum Tua/Minahasa


TA
Landrente Regeling), Pasini
Kalimantan Timur Sulawesi Utara Bekas Tanah Kotapraja, BTP **, TN
TA --- TN
eks RvE, RvE, RvO ****
SKT/GR*, bekas kotapraja
TN
(Kutai Kartanegara) Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah --- TA
TA --- SKT/GR * TN
TN SKT/GR*
Sulawesi Barat Sulawesi Selatan
Kalimantan Selatan
TA --- Girik, SK Riwayat Tanah *** TA
TA ---
SKT/GR*, Bekas Tanah Bekas Tanah Kotapraja (Gowa, Bone),
TN SKT/GR*, BTP ** TN TN
Kotapraja (Maradika) BTP **, TN eks RvE, RvE, RvO ****

*) Surat Keterangan Tanah/Ganti **) Bekas Tanah Partikelir ***) Penguasaan secara turun temurun sebelum 24 Sept 1960 yang dibuktikan ****) Recht van Eigendom,
Rugi dari Kepala Desa (Eigendom > 10 bouw) keterangan riwayat tanah oleh Kepala Desa (rumah panggung dan tanaman keras) Erfpacht, Opstal
Alas Hak Tanah Adat/Tanah Negara di Maluku dan Papua
Papua Barat
TA Tanah adat/marga Papua
TA Tanah adat/marga
Overeenkomst, Pelepasan dari
TN
marga, Tanah Negara bekas Erfpacht TN TN eks RvE, RvE, RvO**

Maluku Utara
TA ---

TN eks Recht van Erfpacht,


TN
Bekas Tanah Swapraja (Ternate)

Maluku
Tanah pertuanan raja/kepala desa
TA
(Bapa Raja)

TN BTP * , TN eks RvE, RvE, RvO**

*) Bekas Tanah Partikelir **) Recht van Eigendom,


(Eigendom > 10 bouw) Erfpacht, Opstal
Alas Hak Penguasaan Hak Atas Tanah

Belanda, Land Rent Pemerintah RI, Pajak Hasil Bumi IPEDA


1 belasting kadaster/ UU No. 14 Prp 1951 jo. Pajak Berlaku 1.11.1965 (SK
Menteri Iuran Negara
fiskale kadaster Tanah Adat UU No. 11 Prp 1959
No. PM.PPU 1-1-3

Girik Adat/Petuk/Kekitir Letter C/D, Buku C


2 Verponding Indonesia (Girik Peta Rincikan
Perkotaan Stbl 1923 No.425 ) (Fiscal Kadaster)

Larangan menerbitkan Girik

3 PBB, UU 12/85 oleh Dirjen Pajak kepada


Kepala Kantor PBB (SE-
jo. UU 12/94
15/PJ.6/1993, 27 Maret 1993)
Menjadi SPPT

4 31 Des 2013, UU No. 28/2009 SPPT PBB


tentang Pajak Daerah dan Pajak Terutang, Bumi dan Bangunan
Retribusi Daerah
Pemetaan Desa
Buku : Voorschrift De Landrente Metingen (Aturan Untuk Ukuran-Ukuran Landrente)

Pekerjaan
Pemetaan Klasiran Pembukuan
Rincikan

HASIL :
HASIL : HASIL : Peta Rincikan
Untuk wajib pajak
Register Desa Legger A diberi D
pembukuan di tambah buku Pembukuan
(seluruh tanah carakan yang (Legger D), disebut
yang dipetakan di Hanya untuk tanah memuat nama girik yang
desa tersebut), pemajakan yaitu wajib pajak merupakan kutipan
termasuk tanah pemberian kelas berdasarkan urut dari buku C, jadi
kuburan, tanah tanah (darat, abjad yang tidak akan ada
digunakan untuk B buku D apabila
negara, tanah hak sawah, tanah
pembukuan (leger tidak ada buku C.
barat kering) B) dan C
pembukuan
Tentang Letter C, Girik, Petuk, Kekitir
Girik adalah kutipan dari Buku C yang pelaksanaannya dilakukan
Kantor Pajak Bumi dan merupakan Surat Ketetapan Pajak Bumi Landrente Regelling (Peraturan Pajak)
masing-masing wajib pajak dan diserahkan kepada wajib pajak oleh 1. Peraturan pajak bumi Pulau Jawa dan Madura 1939
Kantor Pajak Bumi melalui Desa yang isinya menunjukkan di wilayah (S. 1939 No. 240)
Girik 2. Peraturan pajak bumi Pulau Bali 1939 (S. 1939 No.
mana objeknya, siapa nama pembayar pajak buminya, jenis
241)
tanahnya Sawah/Darat, letak bidang tanah di persil berapa, klas
3. Peraturan pajak bumi Pulau Sulawesi 1939 (S. 1939
desa, luas tanahnya dan besarnya pajak bumi yang harus dibayar. No. 242)
4. Peraturan pajak bumi Pulau Kalimantan 1939 (S.
Letter C 1939 No. 243)
5. Peraturan pajak bumi 1939 (S. 1939 No. 686)
6. Petunjuk (instruksi) pajak bumi 1939 (Bijblad No.
Tanda bukti dasar sebagai Isi Letter C 14291)
catatan penarikan pajak
Nama Pemilik
daftar pajak bumi :
Nomor urut pemilik (1) Luas tanah, hektar (ha) dan are (da)
Letter C Induk
Kantor Pajak (2) Pajak, R (Rupiah) dan S (Sen)
Pelayanan PBB
Nomor bagian persil Sebab dan hal perubahan
Salinan Letter C
Kantor Desa/ Kelas desa D (darat) / S tanda tangan dan stempel
Kelurahan (sawah) desa
Contoh Girik Contoh Riwayat Tanah

Pasal 60 ayat (2) huruf f Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat bukti
tertulis petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961.
Verponding Indonesia (VI)

Adalah pajak tanah (landrent) yang dipungut pada suatu areal atau bagian areal yang ditunjuk oleh Gubernur Jenderal,
Pengertian ditinjau dari penggunaannya terdiri dari kolam, hutan nipah, pekarangan termasuk bangunan/rumah atas tanah-tanah hak
milik adat yang ada diwilayah Gemeente (perkotaan).

Staatsblad 1923 No.425


Dasar Hukum Staatsblad 1927 No.51
Staatsblad 1931 No.168.

Contingenten (Pajak Sewa Tanah), yang wajib dibayarkan rakyat kepada VOC dalam bentuk
Hasil Bumi
Jenis
Dalam bentuk
zaman Raffles
Verplichte leverantie (Penyerahan Wajib), kebijakan VOC berupa penyerahan wajib hasil cultuurstelsel
(landrent)
bumi oleh rakyat Indonesia di setiap daerah dengan harga yang telah ditentukan VOC,
seperti lada, kayu, beras, kapas, kapas, nila, dan gula.

3 macam pajak 1. Untuk tanah-tanah hak barat Verponding Eropa


sampai dengan 2. Untuk tanah-tanah hak milik adat yang ada diwilayah Gemeente Verponding Indonesia.
tahun 1961 3. Untuk tanah-tanah hak milik adat luar wilayah Gemeente Landrente atau pajak bumi.

1. Hak Milik Indonesia, ialah tanah-tanah yang tunduk pada hukum adat
Objek 2. Hak Eigendom (ketentuan ke-4 Stb.1870-55) ayat 7 pasal 51 IS (indische Staatsregeling) Stb.1925-447
3. Hak Milik Tanah Partikelir (Landerijenbezitsrecht)
Verponding Indonesia (VI)
1. Tanah hak milik Indonesia  orang-orang Indonesia pribumi (efelijk Individueel bezit)
2. Hak Eigendom  Pemegang hak erfelijk Individueel bezit atas permintaan yang bersangkutan.
a. Hak ini dinamakan agrarische seperti diatur pelaksanaannya dalam Stb.1872-117 jo Stb.1873-38 berlaku di Jawa dan Madura.
Subjek
b. Hak ini tetap merupakan hak milik Indonesia dan tidak tunduk pada ketentuan BW (Burgerlijk Wetboek), bagi orang-orang
Eropa di Hindia Belanda dahulu.
c. Landerijen bezitsrech adalah hak atas tanah bagi golongan Timur Asing (tionghoa,Arab dan lain-lain).

Form 1 : Kohir Penetapan Pajak Pertama (Kohier van de Inlandsche verponding). Form ini merupakan register yang mencantumkan
tanah yang akan dikenakan pajak, letak, batas, nama wajib pajak, besarnya uang, dll.

Form 2 : Surat Pajak (surat bukti pembayaran pajak untuk masa tahun tertentu) dan sekaligus juga merupakan surat tagihan pajak.
Pada sisi kiri atas ada kalimat sbb: “ Awas surat ini hendaknya dibawa pada tiap-tiap membayar pajak “ Bandingkan form ini dengan :
Model surat pemberitahuan Pajak Terhutang, Surat tagihan PBB seperti tersebut pada UU PBB No.12/1985.

Form 3 : kohir Tambahan Pajak. Ada penambahan pembayaran uang pajak karena adanya perubahan perkembangan pada
bangunan dan sarana lingkungan setempat.

Form 4 : Kohir Tentang Perubahan Pajak (perubahan objek dan subjek).

Jumlah Tanah hak org Indonesia = 22.009 persil


DKI Jaya Tanah hak org Tionghoa = 518 persil
22.665 Tanah hak org Arab = 138 persil
Verponding Indonesia (VI)
Bahwa tanah yang berstatus hak milik adat yang dikenakan Landrette dan Verponding Indonesia hal ini menimbulkan keinginan setiap orang
untuk mempunyai petuk pajak/girik dengan sendirinya sebagai wajib pajak. Hal tersebut membenarkan praktek untuk menggunakan data yang
tercantum dalam petuk pajak sebagai petunjuk yang kuat. Mengenai status tanahnya sebagai tanah milik adat dan wajib pajak sebagai
pemiliknya. Dalam kenyataan kemudian, petuk pajak/Landrette, Girik, Pipil, Kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya PP No.
10/1961 diakui sebagai bukti kepemilikan dalam konversi/ pendaftaran tanah sebagaimana diatur dalam PP No. 10/1961 juncto PP No.
24/1997, karena petunjuk yang kuat tanah itu berstatus milik adat dan pemiliknya adalah yang tertera dalam surat ketetapan pajak/IPEDA.
Setelah berlakunya UU No. 12 tahun 1985 jo UU No. 12 Tahun 1994 tentang PBB yang menjadi WP adalah orang/badan yang secara nyata
mempunyai sesuatu hak atas bumi atau memperoleh manfaat atas bumi dan/atau memiliki, menguasai dan/atau memperoleh manfaat atas
bangunan-Pasal 1 ayat (2) Juncto UU No. 12/1994 sekarang menjadi UU No. 28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan
sekarang UU No. 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah dalam bentuk SPPT.
Penjelasan
Dalam Hukum Pertanahan Girik, petuk pajak, pipil diakui sebagai alat
bukti tertulis pembuktian hak lama, yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pertanian dan Agraria No. 2/1962 tentang Penegasan konversi dan
pendaftaran bekas hak-hak Indonesia dan dipertegas dengan Keputusan
Menteri Dalam Negeri No. SK.26/DDA/70 daerah dimana sebelum 24
September 1960 sudah dipungut pajak hasil bumi (verponding Indonesia)
dapat dikonversi ke hak atas tanah sesuai dengan UUPA dengan alat
bukti antara lain berupa surat pajak hasil bumi yang dikeluarkan sebelum
24 September 1960 jo. Pasal 60 ayat (2) huruf f Permenag No. 3/1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24/1997 tentang Pendaftaran
Tanah, yang menyebutkan : “Alat bukti tertulis yang digunakan untuk
pendaftaran hak-hak lama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat
(1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dinyatakan lengkap
apabila dapat ditunjukkan kepada Panitia Ajudikasi dokumen-dokumen
petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961”
Contoh V.I. Contoh Buku Kohir

Pasal 60 ayat (2) huruf f Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat bukti
tertulis petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961.
IB (Individueel Bezitter) di Jambi
diterbitkan berdasarkan Regeeringsomslagvel dari Residen atau Bupati

Contoh I.B. Lampiran I.B.


Hukum Tua (Adat Recht)

TERGISTER DALAM BUKU DAFTAR


MINAHASA ADAT RECHT MINAHASA LANDRENTE REGELING GARISAN TANGAN ORANG BAIK
SUBJEK MAUPUN OBJEKNYA

SEPANJANG TANAH TERSEBUT


DI ATAS BIDANG TANAH YANG
DIKUASAI SECARA FISIK BISA
DIKLAIM BERDASARKAN ADAT RECHT KALAU TIDAK DIKUASAI DAN PETA
DITEGASKAN MENJADI HAK MILIK
DIATASNYA TELAH DITERBITKAN RICIKAN YANG SUSAH DI
(PMPA NO. 2 TAHUN 1962 JO. 26 DDA
SERTIPIKAT HM, HGB, HP DAN REKONTRUKSI LETAKNYA
1970 JO. PMNA/BPN NO. 3 TAHUN
DIKUASAI MASYARAKAT
1997)

ALAT BUKTI TERSEBUT SERING DIMENANGKAN DI LEMBAGA PERADILAN DAN


TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN HUKUM TETAP DAN PASTI (INKRACHT)
Contoh Tanah Pasini Register Desa Hukum Tua (Adat Recht)
Tanah Adat D.I. Yogyakarta
Tanah Kasultanan (Sultan Ground (SG)) dan Tanah Kadipaten (Paku Alam Ground (PAG)
SG dan PAG
Jenis Serat Kekancingan

Tanah Keprabon adalah Tanah ‘Dede Keprabon’ adalah tanah Magersari, Magersari merupakan hak adat yang
tanah yang digunakan desa yang berasal dari Kasultanan dan diberikan kepada pengguna tanah Kasultanan/
sebagai bangunan misalnya Kadipaten dengan Hak Anggaduh yang Kadipaten karena memiliki ikatan historis dan diberikan
istana dan kelengkapannya digunakan oleh masyarakat atau institusi. hanya kepada pribumi dan digunakan oleh yang
meliputi kraton, alun-alun, bersangkutan.
Masjid Gedhe, Pasar Memiliki Serat Belum memiliki
Beringharjo, serta makam dan Ngindung (menggunakan perjanjian) dan Anganggo
Kekancingan Serat Kekancingan
Masjid Kagungan Dalem yang (tanpa memungut hasil dan sifatnya mandiri), adalah
tersebar di Yogyakarta. hak adat yang diberikan kepada masyarakat/institusi
Serat kekancingan adalah hak guna atas untuk menggunakan tanah bukan Keprabon
tanah tersebut.
Anggaduh, hak adat yang diberikan untuk mengelola,
memungut dan mengambil hasil dari tanah
Pelungguh adalah gaji seorang pamong Kasultanan/Kadipaten yang bukan Keprabon kepada
selama menjabat. Desa dalam menyelenggarkaan pemerintahan desa
pengarem arem adalah tanah untuk selama digunakan
seorang pamong yang sudah pensiun
selama masih hidup. Andarbe, diberikan sebagai bentuk hak milik dari
Baik pelungguh maupun pengarem arem Kaultanan/Kadipaten karena ada ikatan historis
itu adalah tanah kas desa bapak. tertentu.
Tanah Kasultanan (Sultan Ground (SG)
RM Triyanto Prastowo Sumarsono (ahli waris turun-temurun Sultan Hamengku Buwono ke VII):
Tanah SG adalah tanah yang bukan Hak Milik Penduduk dan bukan Hak Milik Pemerintah/ Negara
Jenis Tanah SG :
1. Tanah AB (Afkhiring Bosh), tanah ini dipergunakan untuk tanaman keras dan tumpang sari;
2. Tanah HB (Housing Bosh), tanah untuk perumahan;
3. Tanah OO (Oro-Oro), semak belukar, padang Ilalang dan hutan;
4. Tanah Wedi Kenser, tanah bantaran tepi sungai;
5. Tanah RVO OPSTAL (Hak Guna Bangunan);
6. RVE ERFAK (Hak Pakai), untuk perumahan karyawan pabrik / perusahaan dan gudang-
gudang;
7. Tanah OG (Onderneming Ground), tanah pertanian, perkebunan, kehutanan untuk tembakau,
tebu dan panili;
8. Tlogo / Telaga, Pangonan / Resan, Tanah Lapangan untuk penggembalaan ternak;
9. Tanah Gisik-Gisik / Pasir di sepanjang tepi pantai,
10. NIS (Nerderland Indische Spoorweg), tanah SS (Stasiun Spoorweg) / Tanah yang dipakai
untuk jalan Kereta Api Belanda, sekarang digunakan PT. KAI Persero / Perusahaan Kereta Api
Indonesia (Persero).
Tanah Adat / Tanah Pakraman di Bali

Tanah Druwe (Druwe Desa), tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh Desa
Prakaman, misal : Tanah Pasar, Tanah Lapang, Tanah Kuburan, Tanah
Bukit.

Tanah Pelaba Pura, tanah yang dulunya milik desa yang khusus digunakan
untuk keperluan Pura, yaitu tempat bangunan Pura dan yang
dipergunakan guna pembiayaan keperluan Pura seperti pembiayaan
upacara-upacara rutin, hingga perbaikan pura.

Tanah Pekarangan Desa, merupakan tanah yang dikuasai oleh desa


pakraman yang diberikan kepada krama negak untuk tempat tinggal
dengan ayahan yang melekat.

Tanah Ayahan, merupakan tanah yang dikuasai desa pakraman yang


penggarapannya diserahkan kepada krama desa setempat dengan hak
untuk dinikmati dengan perjanjian tertentu serta kewajiban memberikan
ayahan
Tanah Adat di Jawa Barat

Adalah tanah yang diterima (untuk diusahakan) sebagai


pengganti gaji (bagi pamong desa dan sebagainya)

Adalah tanah yang diterima (untuk diusahakan) dalam kaitan


Tanah Bengkok dengan jabatan yang dipegang (tanah jabatan)

Pasal 1 angka 10 Permendagri 4/2007 : “Tanah Desa adalah


barang milik desa berupa tanah bengkok, kuburan, dan titisara.”

Hasil pengelolaan tanah bengkok dapat digunakan untuk


tambahan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa selain
penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa
Permasalahan Grant
Hak Grant Controleur Hak Grant Deli Maatschappij

Pengertian Penyerahan tanah dalam erfpacht Grant controluer yang diberikan oleh Sultan kepada
Pengertian Deli Maatschappij dalam bentuk Akte Penyerahan Hak
Dibuat dalam bahasa Belanda diterjemahkan ke Tanah (Grant D)
Bahasa
Bahasa Melayu
Dikenal dengan “Grant Nomor Satu”, yang berarti
Bijblaad 4351, Keputusan Residen (Kroesen) No. 34 berhak untuk memecah menjadi persil yang lebih kecil
Peraturan tgl. 20 Mei 1885, dan Keputusan Pemerintah No. 24 untuk diserahkan kepada pihak ketiga untuk
Istilah Lain
tgl. 26 Oktober 1889 Bijblaad 5271. membangun rumah dengan persetujuan di bawah
tangan yang berlaku sampai akhir Desember 1969 dan
membayar “pacht” untuk keperluan Dana Gemeente
a. Untuk ketentuan BW mengenai hak usaha
(golongan Eropa dan Timur Asing) Keputusan Residen (Kroesen) No. 34 tgl. 20 Mei 1885
Jenis b. Untuk golongan pribumi : pribumi Deli Serdang, Peraturan
dan Ketetapan Residen No. 57 tgl. 18 Feb 1891.
Swapraja dari Sumatera Timur, dan Keturunan
imigran yang sudah bercampur dengan pribumi
Ditulis dalam bahasa Belanda diterjemahkan dalam
Bahasa bahasa Melayu yang menyimpang dari model tertulis
a. Nomor registrasi g. Batas tanah dalam huruf arab
b. Tanggal registrasi h. Luas tanah
c. Tanggal pemberian hak i. Ukuran-ukuran batas
Isi
d. Tanggal pengesahan j. Jumlah “sewa”
Permasalahan : Perjanjian awal disebutkan sebagai
e. Letak tanah k. Nama pemegang hak Masalah
“dipinjamkan” tetapi kemudian ternyata “disewakan”.
f. Kegunaan tanah l. catatan
Permasalahan Grant Sultan
Hak Grant Sultan diartikan sebagai Tanda Bukti Asal muasal kota Medan:
Hak Atas Tanah yang diberikan oleh Sultan kepada a. Urung XII Kota (Medan Baru)
Kawula Swapraja dan hamba sahaya Raja-raja b. Urung Serbanyaman
Pribumi, untuk perumahan maupun kebun. c. Urung Sukapiring
d. Urung Senembah
Penerbitan grant: e. Percut
a. Daerah masyarakat melayu di bawah f. Daerah yang diperintah oleh Sultan (Kota Matsum,
“oeroeng”, grant diterbitkan oleh Kepala Glugur, P. Brayan, dll)
Oeroeng
b. Daerah kerajaan Melayu, Grant diterbitkan Peralihan hak:
oleh Pejabat bukan pewaris kedudukan Sultan a. Peralihan kepada hamba sahaya Gubernemen harus
dengan atas nama Sultan (Perjoet, membayar 5% dari nilai persil
Soengeitoen, Bedagai, Padang). b. Peralihan kepada orang non-pribumi diharuskan
c. Daerah kekuasaan langsung Sultan dan membayar 10% dari nilai persil
Daerah yang diperintah oleh Kuasa Sultan
(Labuan), Grant dikeluarkan Kepala Oeroeng.
Masalah:
a. Letak tanah sulit diidentifikasi
Grant yang dikeluarkan oleh Kepala Oeroeng
b. Penyebutan batas tidak sesuai dengan di lapangan
disebut “Grant Datuk” atau “Surat Lampung”, yang
c. Kepastian letak diragukan
menerangkan bahwa Kepala Oeroeng mengetahui
d. Tanah tidak dikuasai oleh penerima grant melainkan
seseorang menguasai sebidang tanah
digarap orang lain
e. Banyak grant sultan tidak terdaftar
Tahun 1890, Sultan Deli menerbitkan surat
f. Saat ini hanya ada 8 buku register, yang lainnya hilang
keterangan penyerahan tanah (“Kurnia”)
Permasalahan Grant Sultan

Hak Sultan terhadap grant Pengelola grant sultan berpindah sesuai keadaan
a. Sultan sebagai penguasa struktur pemerintahan, mulai dari Kepala
b. Adanya pernyataan, pengakuan atau izin oleh Oeroeng, ke Kantor Kerajaan, ke Kantor Biro
Sultan terhadap penguasaan seseorang atas Urusan Tanah Gemeente, ke Kantor Urusan Tanah
bidang tanah Kotapraja, ke Kantor Sub Direktorat Agraria,
terakhir di Kantor Pertanahan Kota Medan.

Pengadministrasian grant sultan (pembukuan dan


pemetaan)
a. 1 lembar dijilid menjadi buku dengan nomor
berurut berikut peta
b. 1 lembar diserahkan kepada pemegang hak
berikut peta

Pengadministrasian grant sultan (registrasi)


a. Register merupakan buku pencatatan grant
yang telah bernomor
b. Akta grant sultan dilengkapi dengan gambar
situasi tanah
c. Letak tanah
Contoh Grant Sultan
Contoh Grant Sultan
Contoh Grant Sultan
Contoh Grant Arab Melayu
Contoh Grant Gemeente
Contoh Grant Surat Keterangan
Contoh Grant Voorloopig Bewijs
Contoh Grant Deli Maatsvhappij
Contoh Grant Deli Maatsvhappij
Kriteria Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah Milik Adat
(Pasal 5, 15, 27, 56 UUPA)
Kriteria penguasaan dan pemanfaatan tanah secara intensif Asas rechtverwerking atau Pelepasan
Hak Wenang Pilih adalah setiap pemilik
adanya penguasaan tanah secara fisik yang
tanah yang membiarkan tanahnya tidak
ditunjukkan oleh kehadiran seseorang yang menyatakan
tergarap/tertempati sehingga
sebagai pemegang hak dan siapapun yang memperoleh
membelukar serta membiarkan orang
hak darinya.
lain menguasai dan memanfaatkan,
dianggap telah melepaskan haknya
penguasaan dan pemanfaatan berlangsung secara
kepada orang lain (Pasal 5 UUPA jo.
terus-menerus dalam rentang waktu tertentu tanpa
Pasal 32 ayat (2) PP No. 24 Tahun
membiarkan tanahnya terlantar.
1997).
Contoh di Jambi “Belukar Tuo”,
“Belukar Lasa”, “Sesap Rendah
penguasaan dan pemanfaatan dilakukan dengan itikad Jerami Tinggi”, “Sesap Rendah
baik.
Tunggul Pemarasan”, “Perimbun”,
“Mati Tanah Buat Tanaman”,
“Larangan Krenggo”, adalah seloko
tidak dipermasalahkan oleh warga masyarakat yang menunjukkan tanah yang telah
sekitarnya. dibuka maka harus ditanami paling lama
3 tahun dan kemudian harus dirawat.
Hak Agrarisch Eigendom / Pasal 51 ayat 7 IS. (Indische Staatsregelling) s. 1870 No. 117
Hak Milik Agraria Tanah milik rakyat asli atas permintaan yang berhak dapat diberikan kepadanya
dengan hak eigendom disertai syarat pembatasan yang perlu yang akan diatur dalam
Undang-undang (ordonantie) dan yang harus tercantum dalam surat tanda eigondom
Hak Adat yang dibaratkan, atau hak itu, yakni mengenai kewajiban-kewajiban kepada negara dan desa dan juga tentang
atas tanah bentukan Pemerintah hak untuk menjualnya kepada orang yang tidak termasuk golongan rakyat asli.
Belanda
S. 1872 No. 117 (pelaksanaan lebih lanjut
dari pasal 51 ayat 7 IS. S. 1870 No. 117 Hanya berlaku untuk Jawa dan Madura
yo pasal 4 ayat 1 S. 1870 No. 118)
Hak Eigendom yang diberikan
kepada bangsa Indonesia (atas
tanah miliknya – Erferlijk PERBEDAAN
Hak individueel bezitsrecht) Hak Eigendom Agraria Hak Milik Perseorangan

Milik 1. Mempunyai surat tanda bukti hak.


Lebih kuat kedudukannya
1. Tidak mempunyai surat tanda
bukti hak. Lebih lemah
Agraria Tidak tunduk pada BW (pasal 4 ayat 1
Keputusan Agraria –Agrarische Besluit
2. Bisa dioperkan kepada bukan bangsa
indonesia
kedudukannya.
2. Tidak bisa dioperkan
– S. 1870 No. 118, yang merupakan
ketentuan lebih lanjut dari pasal 51 IS) 3. Kalau jatuh bukan pada bangsa 3. Tidak mungkin jatuh kepada selain
indonesia, maka otomatis tunduk bangsa indonesia
pada BW 4. Tidak dapat digunakan sebagai
4. Dapat digunakan sebagai tanggungan pinjaman
tanggungan pinjaman (hypotik) 5. Tunduk pada hukum adat
Kecuali mengenai pembebanannya 5. Tunduk pada pasal 51 ayat 7 IS dan
dengan hypotik. pasal 4 ayat 1 A.B.S. 1870/118-S.
1872/117
Kedudukan Agrarische Eigendom setelah UUPA

Pasal II ayat (1) UUPA

Hak-hak atas tanah yang memberi wewenang


sebagaimana atau mirip dengan hak yang dimaksud
dalam pasal 20 ayat 1 seperti yang disebut dengan
nama sebagai di bawah, yang ada pada mulai
berlakunya Undang-undang ini, yaitu : hak agrarische
eigendom, milik, yasan, andarbeni, hak atas druwe,
hak atas druwe desa, pesini, grant Sultan,
landerinjbezitrecht, altijddurende erfpacht, hak usaha
atas bekas tanah partikelir dan hak-hak lain dengan
nama apapun juga yang akan ditegaskan lebih lanjut
oleh Menteri Agraria, sejak mulai berlakunya Undang-
undang ini menjadi hak milik tersebut dalam pasal 20
ayat (1), kecuali jika yang mempunyainya tidak
memenuhi syarat sebagai tersebut dalam pasal 21.
Kedudukan Agrarische Eigendom setelah UUPA

Permen Pertanian dan Agraria No. 2 Tahun 1962 Tentang Penegasan Konversi dan
Pendaftaran Bekas Hak-hak Indonesia Atas Tanah
Pasal 4 Pasal 8
(1) Di dalam hal perbuatan hukum yang disebutkan dalam Pasal 19 Jika di daerah-daerah dimana
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, yaitu pemindahan hak Peraturan Pemerintah Nomor 10
atas tanah pemberian hak baru atas tanah, penggadaian tanah atau Tahun 1961 sudah mulai
peminjaman uang dengan hak atas tanah sebagai tanggungan, maka diselenggarakan terjadi perbuatan
permohonan penegasan konversi dan pendaftaran tersebut Pasal 1 hukum sebagai dimaksudkan dalam
diajukan dengan perantaraan Pejabat Pembuat Akta Tanah yang Pasal 4 dan tidak dimintakan
bersangkutan, yang disampaikan kepada Kepala Kantor Pendaftaran penegasan konversi menurut
Tanah bersama dengan akta yang dibuat olehnya, yang membuktikan ketentuan-ketentuan Peraturan ini,
perbuatan hukum tersebut di atas. Di dalam akta tersebut hak-hak itu maka hak yang bersangkutan
disebut dengan nama bekas hak yang dimintakan penegasan dianggap sebagai hak pakai dengan
konversinya. jangka waktu paling lama 5 tahun
(2) Di dalam terjadi lelang sebagai yang disebutkan di dalam Pasal 21 sejak berlakunya Undang-undang
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, maka permohonan Pokok Agraria dan sesudah jangka
tersebut diajukan dengan perantaraan Kepala Kantor Lelang yang waktu tersebut lampau tanahnya
bersangkutan. menjadi tanah negara.
Bentuk-bentuk Hak Kepemilikan Era Kolonial Belanda Sebelum UUPA

RECHT VAN EIGENDOM RECHT VAN OPSTAL RECHT VAN ERFPACHT


HAK MILIK HAK GUNA BANGUNAN HAK GUNA USAHA
(Pasal 570 BW) (Pasal 711 BW) (Pasal 720 BW)

Grote erfpacht = Perkebunan Besar

RECHT VAN GEBRUIK RECHT VAN BRUIKLEN Kleine erfpacht = Perkebunan Kecil
HAK PAKAI PINJAM PAKAI
(Pasal 821 BW) (Pasal 1740 BW) Huisvesting erfpacht = Perumahan

RECH VAN PLUGT BEZITSRECHT RECHT VAN OOGST


HAK MEMETIK HAK KEPEMILIKAN HAK MEMANEN
EIGENDOM PERTIKELIR YG LEBIH 10 BOUW
- Tanah Kongsi (menjadi HM) dan tanah usaha (menjadi TN)
- Menjadi TN sejak tgl.24.1.1958 UU No. 1/58 Jo PP No. 18/58

Tanah Negara Bekas EIGENDOM A/N GOUVERNEMENT NEDERLANDS INDIE


- Menjadi tanah negara sejak berlakunya UUPA tgl. 24.9.1960
Eigendom Menurut Hukum
Agraria Nasional EIGENDOM PERORANGAN/BADAN HUKUM
- Dikonversi menjadi Hak-Hak dalam UUPA Bab II Ketentuan Konversi juncto PMA No. 2/1960.
Jo PMDN No. 2 /1970
- Menjadi TN, terhitung 24.9.1980 Keppres No. 32/1979 Jo Permendagri No. 3/1979

EIGENDOM PERORANGAN MAUPUN BADAN HUKUM YANG DIBEBANI ERFACHT/OPSTAL


- Ditangguhkan konversinya Bab II PMA No. 2/1960
- Hak Eigendom gugur, menjadi TN TMT 27.12.1965 (PMA 7/65
- Erfacht/Opstal Dikonversi menjadi HGB selama sisa waktu hak erfacht PMA No. 7/1963

EIGENDOM KOTAPRAJA (GEMEENTE)


- Eigendom di konversi menjadi hak Beheer (SE MA 1-3-1962 No. Ka 3/1/1 jo PMA No. 9/1965
- Hak erfacht dan Opstal menjadi HGB tmt 24.9.1960 (Kepmen MA No. SK 12/Ka/63). Apabila
mau diperpanjang HGBnya pertimbangan walikota

EIGENDOM PERORANGAN MILIK BELANDA YG MENINGGALKAN INDONESIA


- UU No. 3/PRP/1960 melalui P3MB

EIGENDOM MILIK PERUSAHAAN BELANDA YG MENINGGALKAN INDONESIA


- UU No. 5/PRP/1965 atas dasar persetujuan pemerintah Belanda dan RI tanggal 7 September
1966 melalui PRK5.
Penguasaan Benda-Benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda

UU No. 3/Prp/1960, 9 Feb 1960 Pedoman I


Psl. 1. Semua benda milik perseorangan WN Belanda yang ditinggalkan, dikuasai oleh I. Kedudukan Panitia : Kepala Inspeksi Agraria di Nusatenggara
Pemerintah (Menteri Muda Agraria) (meliputi : Bali, NTT, NTB)
Psl. 2. Dibentuk panitia terdiri dari : Pejabat dari Djawatan Agraria (Ketua merangkap Kepala Inspeksi Agraria di Ambon
anggota), Pamong Praja (Anggota), Kepala Kantor Pendaftaran Tanah No. Sk.330/Ka.1960 (meliputi : Maluku, Irian Barat)
(Anggota) Dst.
Psl. 3. Pihak yang menguasai benda milik Belanda, wajib menyerahkan kepada
II. Mencabut Surat Menteri Agraria No. KA.x.40/2/34 terkait
Panitia dan melaporkan hubungan dengan pemiliknya
Psl. 4. Pihak yang ingin membeli benda milik Belanda (hanya WNI dan tidak lebih dari
larangan pemindahan hak atas benda bekas milik Belanda
3 bidang), dapat mengajukan permohonan kepada Menteri Muda Agraria III. Benda yang dimaksud adalah tanah dan rumah, baik hak barat
melalui Panitia. (eigendom, opstal, dll) maupun hak Indonesia (agrarisch
eigendom, milik, dll)
IV. Pihak yang menyerahkan adalah yang menguasai baik secara
PP No. 223/1661 Pedoman Pelaksanaannya yuridis maupun de facto yang tidak melanggar hukum. Adapun
bagi penguasaan secara tidak sah (onwettige occupanten),
Psl. 1. Urutan pengutamaan yang berhak membeli: kepada Pegawai Negeri 1)
Penghuni/Pemakai Tanah yang belum mempunyai rumah/tanah, 2) penghuni dapat dituntut pidana, tetapi apabila diserahkan hendaknya
dengan pembelian yang baru tidak akan mempunyai lebih dari 2 bidang, 3) diterima juga.
bukan penghuni/pemakai tanah yang belum memiliki rumah/tanah, dan 4) V. Penyerahan dilakukan sebelum 9 April 1960, atau disertai
bukan pegawai negeri, penghuni dan belum memiliki rumah. keterangan apabila terlambat. Dicatat dalam Daftar Isian
Psl. 2. Hanya boleh membeli 1 bidang untuk diri sendiri, suami/istri, atau anak yang rangkap 2 (untuk panitia dan pihak yang menyerahkan).
menjadi tanggungannya. Untuk tanah yang luas dapat dibangun lebih dari 1 Daftar Isian dibukukan dalam Buku Register dan diberi nomor
rumah, maka izin pembelian dapat diberikan kepada lebih dari 1 orang. urut dan Membayar uang sewa kepada panitia melalui bank
Psl. 4. Harga ditetapkan oleh Menteri Agraria atas usul dari Panitia. (BRI).
Psl. 5. Kepada Pegawai negeri, pembayaran dapat dicicil selama 10 tahun

Pedoman II Halaman selanjutnya


Penguasaan Benda-Benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda

Pedoman II Pedoman III


I. Untuk daerah yang belum memiliki Panitia, selambat- I. Penambahan ketentuan pembeli :
lambatnya akhir Juli 1960 telah membentuk panitia - Prioritas diberikan kepada peminat yang sama sekali tidak mempunyai
II. Keterlambatan penyerahan karena disengaja, Departemen rumah
Agraria memutuskan hubungan hukum antara orang - Peminat hanya boleh membeli 1 bidang rumah/tanah
dengan bendanya. II. Dalam waktu 7 hari dari pemohonan pembelian rumah, Panitia
menyampaikan kepada Departemen Agraria.
Perlu diperhatikan adanya benda milik belanda yang
- Menteri Agraria mengeluarkan SK persetujuan maupun penolakan
belum terdaftar, agar berkoordinasi dengan Djawatan
terhadap pemindahan hak tersebut kepada Panitia dan pembeli.
Kadaster, Pamong Praja dan Imigrasi. - Apabila disetujui, panitia menaksir nilai jualnya yang dituangkan dalam
III. Panitia diperbolehkan mengambil uang paling banyak 10% berita acara disampaikan kepada calon pembeli selama 14 hari sejak
dari uang sewa untuk kegiatan pemungutan dan SK persetujuan diterima oleh panitia.
administrasi. Laporan keuangan disampaikan setiap bulan - Calon pembeli mempunyai waktu 3 bulan untuk menyetujui harga yang
kepada Departemen Agraria. telah ditentukan oleh panitia. Apabila setuju, dibuatkan surat
IV. Jual beli dengan akta notaris, maupun di bawah tangan pernyataan jual beli oleh Menteri Agraria. Apabila telat atau tidak setuju
(kuitansi, dll), pembeli dapat memohon izin pemindahan maka penawaran gugur, dan penawaran dilanjutkan berdasarkan
hak kepada Panitia. urutan prioritas.
- Meskipun sebatas tawar menawar, calon pembeli III. Pembayaran dilakukan sekaligus di Bank Koperasi Tani dan Nelajan an.
sudah dapat memohon izin pemindahan haknya. P3MB
- Pembeli yang diutamakan adalah penghuni rumah jika - Bagi PNS atau sejenisnya bisa dicicil selama 5 tahun. Apabila tidak
lunas selama 5 tahun, penjualan dapat dibatalkan, dan uang yang telah
penghuni lebih dari satu, maka yang diutamakan
dibayarkan akan dihitung dengan pembeli baru.
adalah yang paling lama menghuni atau paling banyak
- Sebelum pembayaran lunas, proses balik nama belum dapat dilakukan
memperbaiki rumah tersebut.
Penguasaan Benda-Benda Tetap Milik Perseorangan Warga Negara Belanda
Permen ATR/Ka. BPN No. 20/2016 (Pedoman Penyelesaian) dicabut dengan
Permen ATR/Ka. BPN No. 3/2020 (Tata Cara Penetapan dan Pendaftaran)

Subjek Calon Pembeli Objek P3MB/Prk.5 Syarat Permohonan Pembelian (kepada Kantah)
a. ASN penghuni rumah/pemakai tanah yang belum mempunyai a. permohonan bermeterai cukup melalui Ketua Panitia
rumah/tanah; P3MB/Prk.5;
b. ASN penghuni rumah/pemakai tanah, asalkan dengan pembelian b. surat kuasa, apabila dikuasakan;
yang baru tidak melebihi dari 2 rumah/bidang tanah; c. fotokopi identitas pemohon atau kuasa apabila
c. ASN bukan penghuni rumah/pemakai tanah yang belum dikuasakan (KTP atau KK), yang telah dicocokkan
mempunyai rumah/tanah; dengan aslinya oleh petugas loket;
d. ASN tetapi yang menjadi penghuni rumah pemakai tanah, yang d. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah;
belum mempunyai rumah/tanah. e. dasar perolehan/penguasaan tanah;
f. fotokopi SPPT-PBB Tahun berjalan yang telah
Dapat dikecualikan kepada pihak lain dengan ketentuan: dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket;
a. Pemerintah tidak menggunakan Objek P3MB/Prk.5; dan g. Surat Pernyataan bermeterai cukup yang berisi:
b. merupakan pihak yang menguasai terakhir Objek P3MB/Prk.5 1) penguasaan fisik dan tidak dalam sengketa atau
dengan itikad baik (perorangan maupun Badan Hukum) perkara di Pengadilan, serta tidak diletakkan sita
jaminan;
2) kesanggupan membayar nilai tanah dan
bangunan;
3) bukan tanah aset Pemerintah/Pemerintah
Daerah/BUMN/BUMD; dan
4) persetujuan para penghuni lain, apabila pemohon
bukan penghuni tunggal.
Proses Penerbitan Sertifikat Tanah P3MB / Prk.5
UU No. 3/Prp/1960 jo. PP No. 223/1961 jo. Prk 5/1965
Teknis Perintah Penaksiran Peraturan Dirjen Agraria No. 3 / 1968
Sidang Pelaksana Panitia
Pelaksana
Anggota Tim (Instansi)
Pengantar untuk proses Pengumuman
Surat Peninjauan 1. Kanwil BPN DKI Jakarta
pengukuran dan SKPT Koran (Mas
Permohonan Lapangan 2. Dinas Perumahan
ke Kantah Media) 1 bulan)
3. Dirjen Imigrasi
4. Dinas Pajak Prov. DKI
Jakarta

Sidang Penaksir oleh Panitia


Penaksir
Penyampaian Surat Perintah Penyampaian Berita Acara
Anggota Tim (Instansi)
Rekomendasi ke BPN RI Penaksiran dari BPN Hasil Penaksiran oleh Panitia
1. Kanwil BPN DKI Jakarta
(Peta 6) (Peta 6) Penaksir
2. Dinas Perumahan
3. Kanwil DJKN DKI Jakarta

Proses Surat Keputusan Pembayaran Tarif Pelayanan


Pendaftaran Surat Keputusan
Ka. BPN Pendaftaran Tanah Penerbitan Sertifikat
di Kantah setempat
(Peta 7) (PP. 13/2010)
Permen ATR/Ka. BPN No. 3/2020 (Tata Cara Penetapan dan Pendaftaran)
Prosedur Pembelian

Susunan Panitia:
a. Kabid HHP (Ketua merangkap anggota);
Pemohon Kantah Kanwil Panitia Penilai Tanah b. Babid yang membidangi aset di Pemprov
Panitia memeriksa (anggota);
Mengajukan Membentuk Menunjuk Penilai c. Ka. Kantah (anggota);
Pengukuran dokumen dan lapangan
permohonan Panitia Pertanahan d. Kabid yang membidangi aset di Pemkot/kab.
untuk persetujuan prinsip
(anggota);
Terbit Peta e. Kabid yang membidangi bangunan di
Bidang Membuat Berita Acara Penilaian tanah Pemkot/Kab. (anggota), khusus DKI Jakarta
Hasil penilaian Pemeriksaan dan bangunan. Kabid yang membidangi aset provinsi;
Biaya dibebankan f. Kasi bidang HHP (Sekretaris).
Penyampaian Pengumuman di Surat kepada Pemohon
Menerbitkan
Permohonan Kabar Harian selama 14 Muatan Berita Acara Pemeriksaan:
Keputusan
dan Peta hari kalender Hasil diserahkan a. uraian mengenai pemohon;
Penjualan
Bidang ke Kanwil b. uraian mengenai tanah dan bangunan; dan
Keputusan Jika tidak ada keberatan c. pertimbangan dari Panitia P3MB/Prk.5 yang
Penjualan Menyampaika Membuat Berita Acara berisi rekomendasi setuju atau tidaknya
n Keputusan Pengumuman persetujuan prinsip untuk membeli
Penjualan rumah/bangunan dan memperoleh hak atas
Mendaftarkan Keputusan tanah objek P3MB/Prk 5.
Hak Hak
Permohonan hak tanah P3MB/Prk.5 yang telah diterima di Kementerian dan masih dalam proses:
1) belum mendapat persetujuan prinsip dalam bentuk peta 6;
2) telah mendapat persetujuan prinsip dalam bentuk peta 6;
3) belum ditetapkan dalam surat keputusan dalam bentuk peta 7,
disampaikan kembali ke Kantor Wilayah
Eigendom Tanah
Gemeente Negara
UU 1/58

Sejak 24 Jan 1958, Eigendom


lebih dari 10 bouw menjadi Tanah Kota Praja (Stadsgemeente)
tanah negara (UU No. 1/1958)

Eigendom
Beheerecht
Gemeente Konversi

Eigendom Gemeente Eigendom Gemeente di


konversi menjadi Hak
PP No. 8 Tahun 1953
Jo. PMA No. 9 Tahun 1965
Jo. SE-MA No. Ka/3/1/1
HPL
tgl. 1 Maret 1962
Beheerecht

Sejak 24 Sept 1960

Erfpacht & Opstal

Eigendom Gemeente yang Kepmen MA


HGB Apabila diperpanjang,
No. SK 12/Ka/63
dibebani erfpacht dan opstal Sisa Waktu harus persetujuan
Erfpacht Opstal Walikota/Bupati
46
Sistem Pembuktian Hak Lama
Specialitciets beginsel (asas spesialitas = tiap persil diukur). Merangkap “Oversehrijvings
Recht Kadaster Zaman Belanda Ambtenaar” (Pegawai Balik Nama). Dan mendafarkan setiap peralihan hak, peralihan hak nama
Overschrijvingsordonnantie 1834-1961 dibuktikan dengan akte “obligatoire overeenkomst” (perjanjian nyata = feitelijke overeenkomst)
dihadapan Notaris untuk dilakukan penyerahan yuridis (juridische levering) oleh Kepala Kantor
Kadaster dengan memberikan : akte van Eigendom atas nama pembeli.

Merangkap Bendaharawan kadaster dan semua pendapatan Kantor (lihat Kadastraal Trief dlm BW)
RECHTS KADASTER disetorkan setiap tanggal 10 tiap bulan ke Kas Negara. Tunduk pada Comptabilieteits Wet.
(Kadaster Hukum) KEPALA
BENTUK KANTOR Hoofdeljk Aansprakelijk (bertanggung jawab langsung atas semua perbuatan hukum yang
KADASTER dilaksanakan.
Hanya mendaftar orang-orang yang tunduk kepada hukum BW
MURNI NEGATIF
1. Bernaung dibawah Dept. Justitie (Dep. Kehakiman)
2. Melaksanakan administrasi sesuai instruksi Dept. Kehakiman Pemerintah Hindia Belanda.
SISTEM
(Formulir menjadi warkah)
3. Melaksanakan Landmeters Instructie Tahun 1939
KANTOR 4. Melaksankan semua keputusan Pengadilan negeri yang sudah mempunyai kekuatan hukum.
Registration KADASTER
of Deeds Menjadi ruang lingkup Kantor Kadaster (Werkking van Het Kadaster
S.70-164 Jo. 16-705) yang waktu itu dibawah Departement van
SISTEM Justitie (Departemen Kehakiman) yang secara rapih diadministrasikan
PENDAFTARAN di Kantor Kadaster sewaktu Jaman Ordonansi Balik Nama
Recht van Eigendom
(Overschrijvings Ordonanntie S. 1834 - 27) yaitu:
Publicitiets
Recht van Opstal Koleteral 1. Ada Nomor Akta Eigendom, Erfpacht dan Opstal
Recht van Erfpacht
beginsel (asas HAK YANG 2. Ada Nomor Kohir verponding
publisitas) TERDAFTAR 3. Ada Nama Eigenaar (Pemegang Haknya)
4. Ada meet brief (Surat Ukur)
ASAS
5. Ada surat pemberitahuan peralihannya (landmeterkenissen) dan
ada berita Negaranya
Contoh Akte Eigendom Asli dalam Tulisan Tanah

Pasal 60 ayat (2) huruf a dan b Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat
bukti tertulis grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27),
a. yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik, atau
b. sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang
bersangkutan
Contoh Akte Eigendom Asli dalam Ketikan

Pasal 60 ayat (2) huruf a dan b Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat
bukti tertulis grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27),
a. yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik, atau
b. sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang
bersangkutan
Contoh Akte Eigendom Asli dalam Ketikan

Pasal 60 ayat (2) huruf a dan b Permenag/Ka BPN No 3 / 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah : alat
bukti tertulis grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overschrijvings Ordonnantie (S.1834-27),
a. yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak milik, atau
b. sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 di daerah yang
bersangkutan
Contoh Berita Negara
(Landmeterkenissen) Contoh Meetbrief (Surat Ukur)
(Asli Dalam Ketikan)
UUPA
24/9/1960
Hukum Agraria Nasional
Hukum Agraria Hindia Belanda UUPA jo. PP No. 10/1961 jo. PMA No. 2 / 1960
Sebelum Setelah
UUPA UUPA

UU Agraria 1870 (Agrarische 1. Hak Milik


Wet) oleh: Engelbertus de Konversi Hukum 2. Hak Guna Usaha
Waal (Menteri Jajahan) 3. Hak Guna Bangunan
4. Hak Pakai
“domeinverklaring” ps 1 ‘Agrarisch Besluit” 5. Hak Pengelolaan
6. Hak Tanggungan
Sistem Pendaftaran Tanah 7. Hak Milik Satuan Rumah Susun
Registration of deed  Grosse Akta 8. Wakaf
RvE, RvE, RvO, Gebruik dll
Sistem Pendaftaran Tanah
Hypotik/Credietverband (1908-542)
Registration of title  Sertifikat
Tdk didaftar Agrarische Eigendom
Overschrijvings- landerijenbezitrecht, Negara: Hak Menguasai Ps.2(1)
ordonnantie (1834-27) altijddurende erfpacht Hapus dan beralih kepada Negara
bagian KEEMPAT huruf a (UUPA)
Tanah Zelfbestuur / Swapraja
1. PP 10/61 jo. PMPA 2/62
Yasan (tanah milik perorangan), Pasini (sistem kewarisan individual (Minahasa),
Gogolan/sanggao/pekulen (Hak seorang gogol (kuli) atas komunal desa), 2. PP 24/97
Andarbeni (Hak milik dari Kesultanan Jogja), Grant Sultan (Pemberian Hak Milik 3. UU No. 4/1996 jo Permenag/
dari Sultan untuk Kaula Swapraja dan hamba Sahaya di daerah Kesultanan) dll. Kepala BPN No. 3/1997
Pengertian Tanah Negara
Maria SW Sumardjono
adalah bidang-bidang tanah yang adalah tanah yang tidak diberikan dengan sesuatu hak
dikuasai langsung oleh Negara kepada pihak lain, atau tidak dilekati dengan suatu hak, yakni
hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai,
Boedi Harsono tanah hak pengelolaan, tanah ulayat dan tanah wakaf

Pasal 1a PP No. 8 / 1953 tentang Penguasaan tanah-tanah Negara: tanah Negara ialah tanah yang dikuasai penuh oleh Negara

Pasal 1 angka 3 PP No. 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah: tanah Negara atau tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu
hak atas tanah.
PP No. 11 / 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar; dimana pada Pasal 9 ayat (2) dan (3) dinyatakan
bahwa penetapan tanah terlantar meliputi penetapan hapusnya hak (dalam hal “tanah hak”) dan sekaligus memutuskan
hubungan hukum serta ditegaskan sebagai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (dalam hal tanah hak dan juga tanah
yang telah diberikan dasar penguasaan).

Pasal 1 butir 2 Permenag/Ka. BPN No. 9 / 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan
Hak Pengelolaan: tanah Negara adalah tanah yang langsung dikuasai Negara sebagaimana dimaksud dalam UUPA.

Permen ATR/Ka. BPN No. 11 / 2016 Tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan; Tanah atau Tanah yang langsung dikuasai oleh
Negara yang selanjutnya disebut tanah Negara adalah Tanah yang Tidak dilekati dengan sesuatu Ha katas Tanah dan bukan
merupakan Barang Milik Negara/Barang Milik Daerah dan Badan usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah.
Permen ATR/Ka. BPN No. 7 / 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak Guna Usaha: Tanah Negara adalah
tanah yang tidak dilekati dengan suatu hak atas tanah, bukan merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat, bukan
merupakan tanah wakaf, dan/atau bukan merupakan Barang Milik Negara/Daerah/Desa atau BUMN/BUMD.
Penguasaan Tanah Dengan Itikad Baik (Good Faith)
Lembaga uitwijzingsprocedure yaitu seseorang karena kadaluwarsa waktu menguasai
30 Tahun
sebidang tanah dengan itikad baik selama jangka waktu 30 tahun secara terus
Terus-menerus menerus. (PASAL 584 B.W. yo PASAL 610 B.W. yo pasal 1010 B.W.)
Dalam hal pemilik atas bidang tanah tidak dapat dibuktikan sebagaimana dimaksud Pasal 60, maka
20 Tahun penguasaan secara fisik atas bidang tanah yang bersangkutan selama 20 tahun atau lebih secara
Terus-menerus berturut-turut oleh yang bersangkutan dan para pendahulu-pendahulunya dengan itikad baik.
Pasal 61 ayat 1, Permenag/Ka BPN No. 3/1997

Pihak yang menguasai tanah Negara dengan itikad baik sebagaimana dimaksud Pasal 17 ayat (2)
huruf f berupa perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan keagamaan atau instansi
Pemerintah yang secara fisik menguasai, menggunakan, memanfaatkan dan memelihara tanah
Perseorangan Negara secara turun temurun dalam waktu tertentu dan/atau memperoleh dengan cara tidak
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 23 (1) Perpres No. 71/2012

Tidak melanggar ketentuan perundang-undangan dalam hal ini penguasaan yang tidak didasarkan
Badan Hukum, Badan Sosial,
pada ketentuan yang berlaku yaitu : UU No. 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian
Badan Keagamaan atau Instansi Pemerintah
Dan tidak melanggar ketentuan. Tanah Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya.

Pasal 22 Permen ATR/Ka. BPN No.6 / 2018 tentang PTSL Isi menyatakan:
Unsur itikad baik : kenyataan secara fisik menguasai, menggunakan, a. tidak terdapat keberatan dari pihak lain atas tanah yang dimiliki atau tidak dalam keadaan sengketa;
memanfaatkan dan memelihara tanah secara turun temurun dalam dan
waktu tertentu dan/atau memperoleh dengan cara tidak melanggar b. tidak termasuk atau bukan merupakan: aset Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau Badan Usaha Milik
ketentuan peraturan perundang-undangan. Negara/Badan Usaha Milik Daerah; atau Kawasan Hutan
Menguasai Tanah Negara

Itikad Baik Menurut Ahli Yurisprudensi

Siti Ismiati Jenie (Ahli)


Itikad baik yang dalam penguasaan tanah arti subyektif
maupun obyektif. Syarat Subyektif adalah orang tersebut
dengan penuh kejujuran merupakan pihak yang menguasai Putusan RvJ Jakarta 13 Januari 1939, T. 241.
tanah miliknya sendiri, bukan milik orang lain sedangkan “Menduduki tanah selama 20 tahun tanpa gangguan,
syarat obyektif adalah legalitas kepemilikan atau peralihan sedang pihak lawan selama itu membiarkan keadaan
maupun riwayat tanah tersebut harus jelas, tidak ada pihak demikian, adalah persangkaan berat bahwa pendudukan
yang dirugikan. (bezit) itu adalah berdasarrkan hukum”.

Anwar Borahima (Ahli)


Itikad baik yang dalam penguasaan tanah selama 20 tahun
bukan menumpang, melainkan pemilik. Putusan RvJ Jakarta 12 Januari 1940, T 154 hal 269
“Menduduki tanah dalam waktu lama tanpa gangguan,
sedangkan yang menduduki tanah bertindak sebagai
Ridwan Khairandy (Ahli) pemilik yang jujur mendapatkan perlindungan hukum”.
Pembeli dikatakan beritikad baik, ketika dia memenuhi prinsip
kehati-hatian dalam melakukan transaksi atau negosiasi.
Permasalahan Tanah Negara

Kurun Waktu Penguasaan Tanah Negara Menurut


Pasal 23 Perpres No. 71 Tahun 2012, yang Peraturan Perundang-Undangan.
dimaksud :
Tidak mengatur Mengatur
“secara turun-temurun dalam kurun waktu secara rinci secara rinci
tertentu” : yaitu selama 20 tahun secara berturut-
turut.
“tidak melanggar Peraturan Perundang-
undangan”: harus mendapat izin dari Negara dalam
hal ini Menteri Agraria atau Pejabat yang ditunjuk PP No. 40 Tahun 1996 Pasal 24 ayat (2) PP No. 24
Tahun 1997,
Pasal 23 Perpres No. - 20 Tahun
71 Tahun 2012
Pasal 26 Perpres No. 71 Tahun 2012 - Itikad Baik
- Tidak dipermasalahkan
Phrasa “tidak ada” diartikan Surat Izin Garapan oleh masyarakat
pernah ada tetapi hilang, sehingga tidak cukup
dibuktikan dengan Surat Pernyataan, apalagi belum
Pasal 4 Perpres Nomor 56
dikuasai selama 20 tahun secara berturut-turut.
Tahun 2017 jo. Perpres No. 62
Tahun 2018 (Dampak Sosial)
Perkaban No. 5 Tahun 2012 Pasal 16 ayat (2) huruf a, hanya - 10 Tahun
mengatur untuk Pasal 21 ayat (2) dan Pasal 24 ayat (2)
Perpres No. 71 Tahun 2012, tidak termasuk Pasal 23 ayat (a), - Itikad Baik
terkait jika dengan bukti penguasaan/kepemilikan tanah yang - Tidak diganggu gugat dan
“tidak ada”. diakui oleh pemilik dan
lurah
Pasal 1 huruf d PP No. 224 Tahun 1961
Pengelolaan Tanah Negara tanah-tanah lain yang dikuasai langsung oleh Negara, yang
akan ditegaskan lebih lanjut oleh Menteri Agraria”.

Penjelasan Pasal 40 UU No. 2 Tahun 2012 Pasal 11 Permendagri No. 6 Tahun 72


Pihak yang dapat diberikan Ganti Kerugian adalah pemakai Kewenangan Camat memberikan surat ijin membuka tanah
tanah negara bebas yang sesuai dengan atau tidak negara yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha. Namun hal ini sering
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan. menjadi konflik, terkait masalah kelestarian lingkungan hidup,
sehingga kewenangan tersebut dicabut dengan Instruksi
Penjelasan Umum PP No. 8 Tahuh 1953 Menteri Dalam Negeri No. 593/5707/SJ tgl. 12.5.1984.
Istilah “tanah negara bebas” (vrij Gouvernements Grond Salah satu kewenangan Pemerintah dibidang Pertanahan yang
atau vrij landsdomein) yang pengelolaannya berada di dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota adalah
bawah penguasaan Departemen Van Binnenlands Bestuur memberikan ijin membuka tanah sebagaimana diatur dalam
(Departemen Dalam Negeri). Dengan UU No. 7 Tahun 1958 Pasal 2 ayat (2) huruf h Kepres No. 34 Tahun 2003 tentang
seluruh wewenang agraria pada Menteri Dalam Negeri Kebijaksanaan Nasional di Bidang Pertanahan.
dialihkan ke Menteri Agraria.

Hasil Pertemuan Putusan MK-RI No. 96/PUU-XIV/2016 terkait UU 51/PRP/1960


Kasi Pengadaan Tanah Pertimbangan Hukum:
Kantah Jakarta Pusat
8 November 2018 Pihak mengklaim sebidang tanah adalah miliknya tanpa dasar kepastian hukum yang kuat.

Ganti rugi diberikan kepada pemilik Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 memiliki makna bahwa negara dalam menguasai bumi adalah
dengan itikad baik, penguasaan dalam rangka mengatur dan mengawasi segala macam kepemilikan tanah, agar
lebih dari 20 tahun, disertai bukti kepemilikannya dan penggunaannya tidak dilakukan dengan secara semena-mena atau
pembayaran pajak secara berurut melawan hukum.
dan riwayat perolehannya.
Keadaan Fisik Tanah Negara

Ada Garapan Tidak Ada Garapan

Tanah Negara dengan ada garapan, yaitu bidang tanah yang digarap Tanah Negara dengan tidak ada garapan (Tanah Negara Kosong),
secara nyata, dibuktikan dengan adanya ladang atau kebun yang ada yaitu bidang tanah yang tidak pernah terdapat garapan berupa
tanam tumbuhnya atau bekas tanam tumbuhnya dan/atau sudah ladang atau kebun budidaya, hanya berupa semak belukar atau
terdapat bangunan baik permanen maupun tidak permanen yang tanaman hutan,.
dibuktikan dengan :
Apabila masyarakat tidak dapat membuktikan alas hak
1. surat izin dari lembaga yang berwenang ataupun tanpa surat izin; penguasaannya terus menerus, ada riwayatnya maka berlakulah
2. surat keterangan penggarapan tanah dari Kepala Desa; asas actori incumbit probatio (barang siapa mempunyai sesuatu
3. surat pernyataan dari penggarap yang bersangkutan yang hak atau mengemukakan suatu peristiwa harus membuktikan adanya
diketahui Ketua atau Kepala Desa setempat; atau hak atau peristiwa itu).
4. Surat riwayat penggarapan tanah secara terus menerus.
Pendudukan Tanah

Wettige Occupatie, pendudukan yang sah

Wilde/Onwettige Occupatie, pendudukan yang tidak sah


(liar/illegal)

TANAH GARAPAN
Adalah sebidang tanah yang sudah atau belum dilekati dengan sesuatu
hak yang dikerjakan atau dimanfaatkan oleh pihak lain baik dengan
persetujuan atau tanpa persetujuan yang berhak dengan atau tanpa
jangka waktu tertentu.
Permasalahan Surat Keterangan Tanah (SKT)

Pasal 61 ayat (3) Permenag/Ka. BPN No. 3


Pasal 18 PP No. 10 Tahun 1961 Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata
Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP
tentang Pendaftaran Tanah Ruang/BPN No. 1756/15.I/IV/2016 tentang
No. 24 / 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Adalah surat keterangan yang dibuat Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada Masyarakat
oleh Kepala Desa/Lurah berdasarkan ayat (2) antara lain berisi :
berita acara pemeriksaan tanah dan a. bahwa fisik tanahnya secara nyata dikuasai Untuk tanah yang tidak lengkap ataupun sama
pernyataan tokoh-tokoh masyarakat, dan digunakan sendiri oleh pihak yang sekali tidak mempunyai dasar penguasaan, dapat
kemudian dikuatkan oleh Camat yang mengaku atau secara nyata tidak dikuasai dibuktikan dengan surat pernyataan penguasaan
berisikan keterangan tentang tetapi digunakan pihak lain secara sewa atau dengan itikad baik, dengan ciri-ciri:
pembuktian hak atas tanah adat yang bagi hasil, atau dengan bentuk hubungan 1. Tidak terdapat keberatan dari pihak lain
belum terdaftar, sehubungan tanah perdata lainnya; (tidak sengketa).
tersebut akan dialihkan atau akan b. bahwa tanahnya sedang/tidak dalam 2. Tidak termasuk aset Pemerintah.
diajukan permohonan haknya. keadaan sengketa; 3. Tidak termasuk kawasan hutan.
c. bahwa apabila penandatangan memalsukan
Catatan: Khusus Tanah Bekas Milik Adat isi surat pernyataan, bersedia dituntut di Contoh SKT :
muka Hakim secara pidana maupun perdata SKT yang diterbitkan oleh Bupati Kabupaten Deli
karena memberikan keterangan palsu. Serdang tahun 1972 s/d 1974, diterbitkan dalam
rangka penarikan pajak (IPEDA). SKT yang diterbitkan
Lampiran II Perkaban No. 1/2010 di daftar dalam register di Kantor Pertanahan Deli
Diperlukan SKT untuk Serdang, yang dijadikan sebagai alas hak oleh
tentang Standar Pelayanan dan
permohonan P3MB/Prk.5 pemilik/penerima SKT
Pengaturan Pertanahan
Kewenangan Izin Membuka Tanah
Permendagri No. 6 / 1972 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak Atas Tanah

Gubernur Bupati/Walikota
Hak Milik Hak Milik
Pertanian < 2 ha Memberikan keputusan untuk
Perumahan < 2.000 m2 pemindahan hak
Subjek: HGB
- Transmigran Memberikan keputusan untuk
- Pelaksanaan LR pemindahan hak bagi WNI dan
- Bekas gogol tidak tetap Badan Hukum Indonesia
HGU Banyak menimbulkan masalah :
Hak Pakai Dicabut dengan Instruksi
Luas < 25 ha Memberikan keputusan untuk 1. Masuk dalam Kawasan Hutan
Bukan untuk tanaman keras Mendagri No. 593/5707/SJ
pemindahan hak bagi WNI dan 2. Di atas tanah yang telah bersertifikat
Perpanjangan < 5 tahun Badan Hukum Indonesia 3. Kerusak lingkungan hidup tgl. 12.5.1984
HGB Membuka Lahan
Luas < 2.000 m2 Luas 2 – 10 Ha
Jangka waktu < 20 tahun
WNI dan Badan Hukum
Indonesia
Hak Pakai
Luas < 2.000 m2
Jangka waktu < 10 tahun Camat
WNI dan Badan Hukum
Indonesia Membuka Lahan
Luas < 2 Ha
Membuka Lahan
Luas 10 – 50 Ha
Permasalahan Surat Keterangan Ganti Rugi (SKGR)

Peralihan hak atas tanah Negara dibuat di bawah tangan dan


Pengertian
dilegalisir oleh Lurah maupun Camat, bukan oleh Notaris

Legalisir Legalisir dibuat dalam bentuk SKGR

a. Masuk kawasan hutan


Permasalahan b. Banyak terjadi terhadap tanah PTPN
c. Sengketa antar masyarakat

SKGR mirip dengan akta otentik dari Notaris, tetapi tidak membayar PPh
(UU No 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan jo. PP No. 34 Tahun 2016
tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah
Bentuk Dan/Atau Bangunan, Dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Atas Tanah
Dan/Atau Bangunan Beserta Perubahannya) dan BPHTB (UU No. 21 Tahun
1997 tentang BPHTB jo. UU 28 Tahun 2009 Pajak Daerah dan Redistribusi)
Tanah Usaha Sewa Negeri (Opdracht Tot Betaling (OTB))
Opdracht Tot Betaling (OTB) artinya surat penagihan / Opgave Van Grondhuur keterangan tentang pembayaran sewa tanah kepada Naam van de
huurder (ster) (Nama dari penyewa) berdasarkan surat keputusan gubernur Jawa Barat atas tanah pemerintah (GG/De Gouvernement van
OTB Nederlandsche Indie)
Tanah yang boleh disewakan, a. Yang akan diberikan hak milik (opstal), atau suatu alasan tidak dapat atau sebaiknya tidak diberikan suatu hak
b. Yang diperuntukan penanaman tanaman tua
Objek adalah tanah Negara Bebas: c. Yang luasnya minimal 10 ha, apabila lebih harus ada persetujuan menteri
a. WNI
Yang boleh menyewa : b. orang asing
Subjek c. badan hukum

Permohonan sewa disampaikan kepada Kepala Pengawas Agraria, apabila ditolak disampaikan kepada pemohon melalui Kepala Inspeksi Agraria,
Permohonan apabila diterima disampaikan melalui Kepala Agraria Daerah/Kota setempat dan ditindaklanjuti dengan membuat perjanjian sewa menyewa.

a. Jangka waktu paling lama 10 tahun, tetapi dapat dihentikan apabila tanahnya diperlukan oleh Pemerintah
b. Setelah perjanjian selesai, penyewa mengosongkan tanahnya dan diberikan ganti rugi atas bangunannya
Perjanjian c. Penggunaan tanah harus sesuai dengan perjanjian sewa menyewa
Isi Perjanjian: d. Tidak boleh disewakan lagi kepada pihak lain
e. Harga sewa paling sedikit 3% dari harga miliknya
f. Pelanggaran terhadap perjanjian, dapat membatalkan perjanjian tanpa ganti rugi
g. Membuat tanda batas untuk tanah sewa
h. Penyewa memilih domisili Kantor Daerah/Kota yang bersangkutan
Tembusan surat perjanjian a. Departemen Agraria d. Kepala Pengawas Agraria
b. Kepala Jawatan Agraria
Tembusan disampaikan kepada : c. Kepala Inspeksi Agraria e. Kepala Kantor Pusat Pembendaharaan Negara
Contoh OTB
Contoh OTB
Objek Tanah Landreform
(Pasal 1 PP No. 224/1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Rugi)

Tanah kelebihan dari batas maksimum (UU No. 56 Prp/1960) dan tanah negara dari pemilik
yang melanggar peraturan perundang-undangan

Tanah yang diambil oleh Pemerintah dari pemilik yang berada diluar daerah (pindah
Kecamatan > 6 bulan dan tidak memungkinkan untuk mengurus tanah)

Tanah Swapraja dan bekas Swapraja yang beralih kepada Negara

Tanah lainnya yang dikuasai oleh Negara dan ditegaskan lebih lanjut oleh Menteri Agraria
Permasalahan SK Ka. Inspeksi Agraria (Kinag) terkait Redistribusi
1. Fisik tidak dikuasai
2. SK Redistribusi tidak terdaftar menjadi Hak Milik
3. SK Redistribusi tetapi tidak bisa terbit sertipikat, karena sertipikat telah dikonversi
pihak lain (Tanah Negara diadatkan)
4. Dalam SK Redistribusi tidak diukur secara kadaster
5. Perubahan Tata Ruang (contoh : Pertanian menjadi Pemukiman/Industri)
6. Diproses melalui konversi, baik Prona maupun Rutin
7. Ketidaksesuaian Daftar Nominatif (nama fiktif)
8. Tidak memenuhi syarat untuk ganti rugi, sertipikat harus diproses melalui redis
bukan prona
9. Dikuasai orang lain (Perusahaan), Perusahaan dibebani uang pemasukan ke
Negara
10. Tanah kelebihan dari batas maksimum (UU No. 56 Prp/1960) dan tanah negara
dari pemilik yang melanggar peraturan perundang-undangan
11. Tanah yang diambil oleh Pemerintah dari pemilik yang berada di luar daerah
(pindah Kecamatan lebih dari 6 bulan dan tidak memungkinkan untuk mengurus
tanah)
12. Tanah Swapraja dan bekas swapraja yang beralih kepada negara
13. Tanah lainnya yang dikuasai oleh Negara dan ditegaskan lebih lanjut oleh
Menteri Agraria
Penertiban Tanah-Tanah Objek Redistribusi Landreform
Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 11 Tahun 1997
tentang Penertiban Tanah-Tanah Obyek Redistribusi Landreform

SK Redistribusi Tanah Obyek Landreform Tanah dinyatakan sebagai tanah negara untuk
berlaku selama 15 tahun, batal dengan ditata kembali sesuai dengan peruntukan dan
sendirinya dan tidak berlaku lagi pemanfaatannya

15 tahun

Bila tanah pertanian, maka tanahnya Bila tanah non pertanian, maka tanahnya
diredistribusikan kembali kepada petani atau ditata dan diberikan hak melalui kegiatan
petani bekas penerima redistribusi tanah yang konsolidasi tanah atau dikeluarkan dari Obyek
masih menguasai dan mengerjakan tanah Landredorm dan pemberian haknya diproses
serta memenuhi persyaratan (PP No. berdasarkan permohonan sesuai peruntukan
224/1961), maksimal 2 tahun sejak dikeluarkan dan penggunaannya.
Surat Keputusan Redistribusi yang baru.
Permasalahan Surat Mencari Tanah

15 tahun Kepada pemilik SK Redisitribusi yang telah dibatalkan karena telah melewati batas waktu
selama 15 tahun (Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 11 Tahun 1997),
SK tersebut batal demi hukum (nietigheid van rechtswege) yang mengakibatkan tidak
adanya lagi hubungan kepemilikan dengan tanah, maka apabila pemilik akan memohon
pengukuran ulang, maka hendaknya permohonan tersebut ditolak.

Kepada pemilik sertipikat Hak Milik lama yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal
18 ayat (1) PP 24/1997, yang bersangkutan harus dapat membuktikan lokasi
tanahnya untuk dilakukan pengukuran (berlaku asas actori incumbit probation
(siapa yang mengaku memiliki hak maka ia harus membuktikannya), tidak dengan
cara mengajukan Surat Mencari Tanah ke Kantor Pertanahan

Dalam hal di atas bidang tanah tersebut telah ada hak atas nama pihak lain dan dikuasai
fisiknya dengan itikad baik, maka berlakukan ketentuan sesuai dengan Surat Edaran
Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018
Konsep Grondkaart

Berdasarkan pengertian konseptual,


Grondkaart menurut makna grondkaart adalah peta tentang
katanya adalah peta bidang tanah penampang lahan yang memiliki
fungsi khusus terkait oleh institusi
yang menggunakannya

Grondkart
Grondkaart adalah peta di mana
sebidang tanah bersama
Grondkaart adalah reduksi dari rencana bangunan yang ada di atasnya, air
kadaster yang bila diperlukan bisa yang mengalir melaluinya, dan
diperbaiki dan dilengkapi sebagainya digambarkan dalam
bentuk penampang: gambar
situasi, penampang tanah.

De grondkaart is een reductie der kadastrale plannen, Kaart waarop een stuk grond met de daarop staande
welke, waar noodig, aangevuld en verbeterd werden. (De gebouwen, de daardoor loopende wateren enz. in
ingenieur; weekblad gewijd aan de techniek en de plattegrond is afgebeeld: grondteekening; situatie-
economie van openbare werken en nijverheid jrg 12, teekening; plattegrond (Groot Woordenboek der
1897, no 32) Nederlandsche Taal ; 1897).
Pengertian dan Fungsi Grondkaart

Pengertian Grondkaart :
Secara bahasa, Grond berarti tanah dan Kaart berarti Peta, wawasan tentang grondkaart yakni
pemahaman tentang kekuatan hukum yang mendasari legalitas Grondkaart yaitu meliputi dasar hukum
administrasi (makro) dan hukum materiil (mikro).
Tanah yang dibestemmingkan (diperuntukkan) untuk kepentingan negara akan diberikan Grondkaart.
Kekuatan hukum Grondkaart pertama kali Tahun 1895 (Besluit Van Gouverneur General tanggal 14
Oktober 1895 No. 7) mengenai Grondkaart sebagai pengganti resmi dari bukti administrasi tentang
kepemilikan lahan;

Fungsi Grondkaart :
Berdasarkan Agrarische Wet (Staatsblad 1870 No. 55) dan Agrarisch Besluit (Staatsblad 1870 No.118) :
a. fungsi gambar ukur (Meetbrief) yang dibuat untuk keperluan orang atau badan hukum swasta, dan
sebagai lampiran surat tanda bukti hak atas tanah utk selanjutnya diberikan Acte van Eigendom,
Acte van Erfpacht atau Acte van Opstal.
b. Fungsi peta tanah (Grondkaart) yang dibuat untuk keperluan Pemerintah/Negara dan tidak
diperlukan hak atas tanah (Grosse Akta). Berdasarkan azas Domein dalam hukum Agraria kepada
instansi pemerintah tidak diberikan surat tanda bukti hak atas tanah (Pasal 1 Agrarisch Besluit).
Perbedaan Grondkaart dengan Surat Ukur (Meetbrief)
Pengertian Surat Ukur (Meetbrief):
Adalah pengukuran dan pemetaan tanah yang dilakukan oleh landmester (Petugas Pengukuran
Kadaster) sesuai dengan Werkking Van Het Kadaster S.70-164. Atas permohonan perorangan maupun
badan hukum swasta.

Fungsi Surat Ukur (Meetbrief):


Sebagai lampiran untuk memohon sesuatu hak atas tanah kepada pemerintah, misalnya hak eigendom,
hak erfpacht atau hak opstal. Meetbrief baru mempunyai nilai yuridis setelah diterbitkan Surat
Keputusan dari Residen (Besluit Van Residenties) tentang pemberian hak eigendom, erfpacht atau
opstal kepada seseorang atau suatu badan hukum swasta. Di dalam surat keputusan pemberian hak itu
dicantumkan tanggal dan nomor Meetbrief tadi yang menguraikan bahwa tanah sebagaimana yang
diuraikan dalam Meetbrief itulah yang diberikan hak eigendom, erpfacht atau opstal. Hak-hak tersebut itu
harus didaftarkan pada Kantor Kadaster dan selanjutnya diberi nomor verponding untuk masing-masing
bidang tanah dan untuk masing-masing macam hak. Kepada orang atau badan hukum swasta yang
mempunyai hak atas tanah diberikan Grosse Acte van Eigendom, Erfpacht, atau Opstal sebagai
tanda surat tanda bukti hak atas tanah tersebut, karena pada jaman itu pendaftaran tanahnya
menganut sistem registration of deeds (Pendaftaran Akta). Setiap orang atau badan hukum swasta
wajib mempunyai surat tanda bukti hak atas tanah dimaksud.
Sedangkan fungsi gambar atau peta tanah (grondkaart) yang dibuat untuk keperluan instansi
pemerintah. Pengukuran dan pemetaan tanah untuk keperluan SS hasilnya disebut grondkaart, yang
merupakan hasil final yang tidak perlu di tindaklanjuti dengan surat keputusan (besluit) pemberian hak
oleh pemerintah.
Otentisitas Grondkaart
Memuat nama institusi yang diberikan
penguasaan hak atas lahan oleh negara
Memiliki judul atas proyek yang akan
dibangun di dalam cakupannya
Ada nomor urut yang
menunjukkan pemberkasan
pada arsip, termasuk pada
klasifikasi dalam
inventarisasinya. Mempunyai bentuk lahan yang sama
persis dengan meetbrief sebagai
tidak selalu ada skala tetapi dasar hukum dan tehnis bagi
pasti ada petunjuk arah pembuatannya

Umumnya berwarna biru karena termasuk dalam


blueprint (pedoman rancang bangun yang telah
disetujui dan disahkan)
Originalitas Grondkaart

Memuat institusi atau lembaga


pemerintah yang mengesahkan
atau menyetujui penggunaan
dan aplikasi struktur yang
dimuat di dalamnya

Selain mengesahkan pembuatannya juga


mengesahkan perubahannya dengan melewati
keputusan baru sebagai dasar pertimbangannya.
Keputusan ini dilengkapi dengan angka tahun dan
nomor, namun tidak selalu ada tandatangan atau
cap sesuai dengan aturan pembuatan arsip di
zamannya

Memuat nama pemilik proyek


yang tercantum di dalamnya.
Integritas Grondkaart

Grondkaart tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan lampiran (bijlage)


dan pelengkap dari berkas arsip lain yang dirujuk pada bagian
bawahnya, yang berfungsi memberikan penjelasan teknis atas informasi
yang dimuat dalam berkas yang dirujuknya sebagai dasar hukumnya

Grondkaart memiliki validitas dengan pengesahannya oleh pejabat


tertinggi dalam struktur pemerintahan melalui sebuah surat
keputusan (besluit)

Grondkaart menerangkan lokasi objek, arah mata angin, penggunaan


obyek, dan kadang-kadang juga pihak lain yang terlibat di dalamnya
(apakah sebagai pemilik hak atau peminjam hak).
Contoh Grondkaart dan SK (Besluit)

Surat Keputusan

Grondkaart
Proses Verbal Penyerahan Hak (Grond Rechten) Grondkaart

Tanah adat (Individual


Bezitrecht) berupa girik,
petuk, dll diberikan
recognitie (pembebasan)

Tanah Kerajaan
(Zelfbestuur) diberikan
Proses Verbal Berlaku
ganti rugi
Tanah ketentuan
Grondkaart di Diberikan kepada
Di tetapkan oleh komtabel
hadapan Tanah (GG) SS dan dibuatkan
Gubernur Jenderal (perbenda
Resident Grond Governement grondkaart
haraan
tidak diberikan ganti rugi negara)

Tanah Eigendom milik


Perorangan atau Badan
Hukum Swasta dibeli
Pemerintah
Contoh Proses Verbal
Tanah Pelabuhan Pelindo I Medan

Haven Bedriff, pada masa Perusahaan Negara Pelabuhan (PN


Jawatan Pelabuhan dari Tahun
Pemerintahan Hindia Belanda Pelabuhan) dari tahun 1960-1969
1945 sampai dengan 1950
sampai dengan 1945; berdasarkan UU No. 19 Prp./1960

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Keputusan Bersama Menteri Dalam Badan Pengusahaan Pelabuhan
berdasarkan PP No. 56/1991 Negeri & Menteri Perhubungan No. (BPP) dari tahun 1969-1983
tanggal 19 Oktober 1991 tentang 191/969 & SK 83/o/1969 tanggal 27 berdasarkan PP No. 14/1983
Pengalihan Bentuk Perusahaan Desember 1969 tentang tanggal 30 April 1983 jo. PP No.
Umum Pelabuhan I menjadi Penyediaan dan Penggunaan Tanah 4/1985 tanggal 5 Februari 1985
Perusahaan Perseroan (Persero). Untuk Keperluan Pelabuhan. tentang Perum Pelabuhan I.
Tanah Swapraja (Tanah Kekuasaan Kesultanan)

Hak-hak dan wewenang atas bumi dan


Tidak pernah dikonversi menjadi air dari Swapraja atau bekas Swapraja
TANAH SWAPRAJA tanah negara berdasarkan bagian yang masih ada pada waktu mulai
KEEMPAT huruf A UUPA berlakunya Undang-Undang ini
dihapus dan beralih kepada Negara

Berdasarkan Pasal 4 Peraturan


Pemerintah Nomor 224 tahun 1961,
Tanah Swapraja dan bekas Swapraja
Untuk masyarakat dalam rangka
diperuntukan, sebagian untuk
Landreform di redistribusikan tanah Ditetapkan oleh Menteri Agraria
pemerintah, untuk mereka yang
bekas swapraja
dirugikan atas penghapusan hak
Swapraja , dan sebagian untuk
masyarakat yang membutuhkan
Riksblad Yogyakarta tahun 1918 No. 16 dan No. 18
Tanah Kesultanan disebut domein Sultan yang menyatakan bahwa
1 semua tanah yang tidak ada tanda bukti dan bukan
tanah eigendom menjadi milik kesultanan
Rijksblad Yogyakarta No. 13 tahun 1926 dan Yogyakarta
Rijksblad Surakarta No. 14 tahun 1938
mengatur mengenai pendaftaran tanah-tanah 2
milik Kaula Swapraja
Undang Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan
3 Daerah Istimewa Jogjakarta

Di atas tanah Sultan Grond diberikan HP


Selama Dipergunakan 4
Pasal 56 UUPA, Selama Undang-undang mengenai hak milik sebagai tersebut dalam pasal 50 ayat (1) belum terbentuk, maka yang
berlaku adalah ketentuan-ketentuan hukum adat setempat dan peraturan-peraturan lainnya mengenai hak-hak atas tanah yang memberi
wewenang sebagaimana atau mirip dengan yang dimaksud dalam pasal 20, sepanjang tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan-
ketentuan Undang-undang ini.
Status Tanah Konsesi Sultan Senambah Deli
Tanah landbouwconcessie yaitu tanah swapraja di Sumatera Timur, yang dahulu oleh
Pemerintah Swapraja diberikan kepada perusahaan pertanian untuk keperluan
pertanian dengan memberi izin konsesi (concessie).
Berdasarkan Bijblaad 7824, untuk daerah Sumatera Timur diadakan peraturan
persewaan tanah dari Raja atau rakyat Swapraja kepada orang asing untuk keperluan
perkebunan dan pertanian kecil untuk keperluan pertanian kecil (klein tuin, landbouw)
Konsesi adalah ijin yang diberikan oleh Pemerintah Belanda atas persetujuan dan sewa
antara Raja dan orang asing
Hak konsesi dapat dipindahkan kepada orang lain dengan pemberitahuan lebih dulu
kepada Kepala Swapraja. Apabila pemegang hak konsesi meninggal, dapat diserahkan
kepada ahli waris
Penyerahan hak atas tanah sewaan kepada orang lain, berlaku peraturan sesuai Berdasakan bagian KEEMPAT huruf A
dengan KUHP. Kecuali dalam perjanjian disebutkan pemindahan hak, maka hal itu UUPA, tanah konsesi dari
harus dapat dijalankan dengan membuat perjanjian baru dan di ketahui kepada Kesultanan/Raja menjadi tanah yang
daerah setempat. dikuasai penuh oleh negara. Kecuali
Rijksblad Yogyakarta No. 13 tahun 1926
Luas tanah 10 ha, selama 50 tahun dan Rijksblad Surakarta No. 14 tahun
1938 jo. UU No. 13/2012 tentang
Dengan berlakunya UUPA, tanah konsesi kesultanan menjadi tanah yang dikuasai Keistimewaan DIY (terhadap tanah yang
penuh oleh negara, sehingga tanah konsesi kesultanan, prioritas bagi pihak yang
menguasai fisik atas tanah tersebut. asal usulnya merupakan Sultan Ground
(SG) atau Paku Alam Ground (PAG))
Tanah Perdikan

Tanah / Desa Perdikan (desa yang dimerdekakan), berasal dari tanah pemberian
raja kepada seseorang atas jasanya kepada raja atau untuk kepentingan lain
yang dipandang perlu oleh raja.
Macam-macam desa perdikan:
a. Pamijen (geprivelieerden dorp), tanah dari raja karena rakyatnya berjasa
kepada raja.
b. Pesantren (godsdientschooldorp), tanah dari raja untuk kiai yang berjasa
kepada raja.
c. Keputihan atau Mutihan (urome liedendorp), tanah dari raja untuk orang-
orang alim, rakyatnya diminta benar-benar menjalankan kegiatan agama.
d. Pakuncen, tanah yang diistimewakan oleh karena, karena terdapat kuburan
raja, kuburan wali, kuburan bupati, dll yang dianggap keramat.

Lokasi : Semarang, Rembang, Surabaya, Madura, Banyumas, Kedu, Madiun,


Kediri, Tasikmalaya

Tanah perdikan dihapus tahun 1964


Nasionalisasi Ex Pemerintah Hindia Belanda

Overneming Proses nasionalisasi perusahaan Belanda setelah adanya pengakuan kedaulatan


oleh pemerintah Belanda terhadap Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27
Desember 1949 yang dituangkan dalam pasal Konferensi Meja Bundar yang
menyatakan bahwa semua kekayaan dan tanggung jawab ex Pemerintah Hindia
Belanda akan dialihkan kepada Pemerintah RIS, dengan demikian semua badan
BENTUK usaha termasuk asetnya dan kewajibannya yang sebelumnya merupakan milik

NASIONALISASI Pemerintah Kolonial Belanda, otomatis menjadi milik Negara atau RIS, pengalihan
hak dan kewajibannya disebut overneming
PENGAMBILAN
TANAH Bezitneming
Ketika sejumlah perusahaan Belanda berakhir masa konsesinya dan maksud untuk
mengajukan permohonan perpanjangan ijin usahanya, pemerintah RI umumnya
menolak semua permohonan ini dan sebagai konsekuensinya mereka tidak lagi
melanjutkan usahanya dan harus meninggalkan Indonesia. aset yang mereka
tinggalkan kemudian di negosiasikan dengan pemerintah RI sebagai bentuk
transaksi pembelian, sementara kewajiban hutang mereka tetap ditanggung oleh
perusahaan induk yang bersangkutan

Naasting Desember 1958, Pemerintah Indonesia mengumumkan program Nasionalisasi


masih beroperasi di Indonesia dengan pembayaran ganti rugi yang disebut
Naasting
Nasionalisasi Tanah Aset BUMN

UU No. 86 / 1958

PP. 2 / 1959 Keputusan Menteri PMPA


SK. 8/Ka/1963
Bahwa dengan nasionalisasi tersebut
harta kekayaan perusahaan milik
Belanda yang dikenakan nasionalisasi
itu menjadi milik negara, hingga
dengan demikian hak-hak atas tanah Hak-hak atas tanah-tanah yang termasuk harta kekayaan
kepunyaan perusahaan yang perusahaan milik Belanda yang dikenakan nasionalisasi menurut
dinasionalisasi itu menjadi hapus Pasal 1 Undang-Undang tersebut, sejak perusahaan yang
karena hukum dan tanahnya menjadi bersangkutan dinasionalisasi menjadi hapus karena hukum,
tanah Negara sehingga tanah yang bersangkutan menjadi tanah negara
Riwayat Perolehan Tanah Aset Negara Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Staatblad No. 110 (Lands Onroerende Gederen en Keppres No. 240/1967, Pengambilan tanah milik asing oleh
1911 gebouwen) (benda tidak bergerak dan bangunan gedung 1967 Negara
milik negara)

Bijblad No. 11372 Jo. 12476, Pengambilan tanah untuk Permendagri No. 15/1975, Pembebasan tanah untuk
1932 keperluan instansi melalui panitia 1975 kepentingan instansi

PP No. 8/1953 tentang Penguassan Tanah Negara, Tanah Keppres No. 55/1993, tentang Pengadaan Tanah Bagi
1953 yang dikuasai oleh instansi/ pemerintah daerah 1993 Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

UU No. 86/1958, Nasionalisasi perusahaan milik Belanda Perpres No. 36/2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi
1958 yang diserahkan penguasaannya kepada instansi/daerah 2005 Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

UU No. 23 Prp 1959, Pengambilan tanah untuk keperluan Perpres No. 65/2006, tentang Perubahan Perpres No.
1959 penguasaan perang yang diserahkan penguasaannya 2006 36/2005
kepada instansi

UU No. 2/2012 jo. Perpres No. 71/2012 jo. Perpres No. 40/2014 jo.
1961 UU No. 20/1961, Pencabutan hak 2012 Perpres No. 99/2014 jo. Perpres No. 30/2015 jo. Perpres 148/2015, ttg
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Autentisitas Dan Kredibilitas Alat Bukti (Dokumen)
(Penjelasan Pasal 41 Ayat 3 Uu 43/2009 Tentang Kearsipan)

Structure (struktur) adalah bentuk (format


fisik) dan susunan (format intelektual) arsip
yang diciptakan dalam media sehingga
memungkinkan isi arsip dikomunikasikan.

Content (isi) adalah data, fakta, atau informasi


yang direkam dalam rangka pelaksanaan
kegiatan organisasi ataupun perseorangan

Context (konteks) adalah lingkungan


administrasi dan sistem yang digunakan dalam
penciptaan arsip.
Metode Pengujian Autentisitas dan Kredibilitas Alat Bukti (Dokumen)
Menurut LOUIS R. GOTSCHALK (Filosofi asal Prancis) Dalam bukunya : Understanding History

Kertas
Tinta
Material / Ekstern Tanda tangan
Stempel
dll
Isi
Bahasa
Substansi / Intern Ejaan
Tanggal
dll
Contoh Pengujian Dokumen
Hal yang Dokumen di Kantor Pertanahan
No. Dokumen an. Tan Kim Ang
Dibandingkan Jakarta Selatan
Struktur (Structure)
1. Judul SURAT KETEPAN PADJAK HASIL SURAT KETETAPAN PADJAK
Dokumen BUMI HASIL BUMI
2. Stempel - Tertulis “KANTOR DERAH” - Tertulis “KANTOR
- Tertulis “PENDAFTARAN DAERAH”
TANAH MILIK KE I” - Tertulis “PADJAK
- Tulisan “DJATINEGARA” HASIL BUMI ke I”
arial dengan gaya normal - Tulisan
- Dua lingkaran luar sama “DJATINEGARA” arial
tebalnya dengan gaya renggang
- Ukuran bintangnya kecil atas-bawah (vertikal)
- Jenis huruf arial semua - Dua lingkaran luar
tebal/bold beda tebalnya
- Ukuran bintangnya
besar
- Jenis huruf arial, yang
tebal/bold hanya
tulisan “KANTOR
DAERAH”
3. Daftar Isian - Isian “No.” pada bagian - Isian “No.” pada bagian
Desa/Kampung/Marga/Nega Desa/Kampung/Marga/
ra dsb. Tidak diisi Negara dsb. diisi
- Nama wajib-padjak - Nama wadjib-padjak
4. Judul Kolom Golongan Kewedanan Golongan Kewedanaan
Isi (Content)
1. Judul - Jenis huruf Times New - Jenis huruf Times New
Dokumen Roman Roman
- Penulisan dengan tulisan - Penulisan dengan
tebal/bold tulisan tidak tebal/tidak
bold
2. Stempel Kantor Tinta Baru Tinta Lama
Daerah
3. Stempel Tinta Baru Tidak ada stempel dimaksud
Penjesuaian
P.H.B. TAHUN
1941
4. Tulisan Tangan Tinta baru dan masih jelas Tinta lama dan sudah lutur
mengikuti kondisi kertas
Konteks (Context)
1. Satuan Luas ha | ha ha | da
2. Pengisian Memuat keterangan terkait Kelasiran Tidak memuat keterangan terkait
kolom Sebab Kelasiran, karena kelasiran
dan tanggal memang tidak dimuat pada
perubahan kolom tersebut
tanah
3. Luas Tanah Dilakukan penjumlahan atas luas Tidak dilakukan penjumlahan
tanah atas luas tanah
3 Gradasi Unsur Kesengajaan

Kesengajaan dengan maksud


(opzet als oogmerk)

Kesengajaan dengan kesadaran akibat


(opzet bij zekerheids-bewustzijn) 1
kesengajaan dengan kemungkinan
(opzet bij mogelijkheids-bewustzijn) 2
Hampir sama dengan culpa tetapi
memiliki perbedaan yaitu
“pelaku seharusnya mampu
melakukan tindakan lain untuk
3
mencegah”

Anda mungkin juga menyukai