Pembangunan (PL5202)
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
I.
Pendahuluan
Salah satu tantangan utama bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah sejauh
Page 1
oleh pemerintah dan pembiayaan oleh swasta. Selain itu, sifat pembiayaan pemerintah juga
dapat dibagi menjadi dua, yaitu cost-recovery project, dan non-cost-recovery project.
Bahkan didalam cost-recovery project, peran pemerintah bisa berupa non-cost-recovery,
yaitu dengan pemberian subsidi.
1) Pembiayaan oleh Pemerintah
a. Non-Cost-Recovery Project
Pendanaan pemerintah untuk proyek non-cost-recovery pada dasarnya dilakukan
untuk proyek yang tidak menghasilkan pendapatan langsung. Namun demikian,
proyek dapat menghasilkan peningkatan ekonomi melalui peningkatan pajak.
APBN /APBD Murni Pajak dan Penerimaaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Ini merupakan pendanaan yang paling umum digunakan untuk membiayai
pembangunan infrastruktur. Sumber pendanaan APBN sendiri, selain berasal dari
pendapatan negara pajak dan bukan pajak, dapat pula berasal dari obligasi
pemerintah atau pinjaman pemerintah kepada lembaga internasional.
o Pinjaman Asing
Pinjaman biasanya berasal dari negara donor atau lembaga donor seperti
Bank Dunia, JBIC, ADB, dimana pinjaman biasanya spesifik terhadap
suatu proyek, seperti Strategic Roads Improvement Project dari Bank
Dunia. Namun demikian, penggunaan program atau policy loan, seperti
Development Policy Loan, tidak spesifik terhadap suatu proyek, dan oleh
karena itu dapat dimanfaatkan untuk mengisi kesenjangan pendanaan
APBN.
o Obligasi
Page 2
SUMBER
PENDANAAN
Bentuk
Pajak
dan
Penyertaan
PNBP
Pinjaman
Harry Richardo
(25414048)
Asing
Cost
-Recovery
Page 3
Cost-Recovery
Ekuit
On-
Obligasi
Non Cost
Recovery
(Subsidi)
Page 4
Bridging Loan
Bridging loan merupakan pendanaan yang menggunakan jaminan saham induk
perusahaan atau perusahaan pemilik SPV. Pada dasarnya, kewajiban penyertaan
ekuitas pada SPV dilakukan dengan menggadaikan saham induk perusahaan atau
menjadikan saham induk perusahaan sebagai jaminan pinjaman bank.
Page 5
III.
Bank, 2008)
2) KPS merupakan pengaturan/kerjasama dimana pihak swasta menyediakan pelayan dan
set infrastruktur yang biasanya disediakan oleh pemerintah (Corbacho and Schwartz,
2008)
3) KPS adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu pada spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan Usaha
Harry Richardo (25414048)
Page 6
Page 7
7) Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010, Tentang Tata Cara Penjaminan Infrastruktur
dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha yang dilakukan melalui
Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur.
Peraturan Presiden ini menjadi kerangka pengaturan untuk memfasilitasi penjaminan
proyek KPS
8) Undang-Undang No. 2 Tahun 2012, Tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum
Untuk menjawab kebutuhan proses pengadaan lahan yang cepat dengan batas waktu
tertentu. Undang-undang ini mensyaratkan asas keadilan antara pemilik lahan dan
pemerintah agar proses pengadaan lahan dapat diselenggarakan secara lebih efisien,
transparan, adil, dan akuntabel.
9) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.
Perkembangan kebijakan KPS di Indonesia dan didukung oleh berbagai studi mengenai
pelaksanaan KPS di negara berkembang dalam 20 tahun terakhir, terdapat 5 hal yang harus
dilakukan untuk dapat mencapai hasil dan manfaat KPS yang optimal. Hal-hal tersebut akan
adalah sebagai berikut :
a) Menerapkan asas transparansi, akuntabilitas kepada publik dan bebas korupsi
dalam pelaksanaan KPS
Berbagai cara dilakukan untuk dapat mencapai KPS yang berhasil, antara lain,
dengan melakukan lelang umum yang diumumkan secara luas kepada masyarakat,
transparansi dalam proses pelelangan, serta pengumuman hasilnya disampaikan
secara berkala kepada publik.
b) Penguatan kapasitas institusional, terutama pada sisi regulator.
Kerangka kebijakan dan peraturan yang jelas tetap merupakan syarat yang utama
untuk mengatur investasi dalam pengadaan layanan publik. Investor akan merasa
nyaman dalam berinvestasi jika didahului oleh kejelasan dan kepastian dalam aturan
dan proses yang harus diikuti.
Harry Richardo (25414048)
Page 8
Referensi
Anonim. Alternatif Pembiayaan Infrastruktur oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Jakarta
Anonim. Kajian Pembiayaan Inftrastruktur Bidang PU, Kementerian PU,Jakarta
Asian Development Bank. (2008). Public-Private Partnership (PPP) Handbook. Asian
Development Bank. Retrieved from http://www.adb.org/documents/public-privatepartnership-ppp-handbook
Bambang Susantono dan Mohammed Ali Berawi (2012) Perkembangan Kebijakan
Pembiayaan Infrastruktur Transportasi Berbasis Kerjasama Pemerintah Swasta di
Indonesia , Jurnal Transportasi Vol. 12 No. 2 Agustus 2012: 93-102
Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
Page 9