Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elemen Pembentuk Citra Kawasan

Secara umum, citra adalah internalisasi representasi dan penilaian lingkungan,


representasi mental individu dari bagian realitas eksternal yang diketahui melalui beberapa
jenis pengalaman. Sebuah kota atau kawasan tentu memiliki suatu kesan yang khas, kesan
dan identitas tersebut tenrunya memberikan pemahaman identitas kota atau kawasan kepada
pengunjung atau penduduk, dengan terciptanya identitas kawasan membuat masyarakat
merasa nyaman karena masyarakat dapat memahami dengan baik suatu kawasan (Setijawan,
Widodo, & Putri, 2022) Citra kawasan adalah teori yang dikemukakan oleh Kevin Lycnh,
yaitu seorang perencana kota asal amerika, dalam konsep tersebut dikemukakan pentingnya
suatu citra kawasan karena citra yang jelas akan memberikan banyak hal bagi masyarakat,
seperti kemampuan untuk berorientasi dengan mudah karena identitas yang kuat terhadap
suatu tempat atau kawasan (Wahab, Rondonuwu, & Poluan, 2018). Citra sebuah kawasan
ditentukan oleh aspek fisik kota tersebut, selanjutanya citra kota merupakan sala satu aspek
yang dapat menjadi branding sebuah kawasan. Kevin Lynch menyebutkan citra kota dapat
terbentuk melali elemen-elemen pembentuk citra kota, elemen-elemen tersebut adalah path,
edge, district, node dan landmark.

2.1.1 Path

Path atau jalur adalah salah satu elemen perancangan kota yang berupa jalur-jalur
dimana biasanya terdapat pergerakan dan pengamat dapat melaluinya, contoh dari path
adalah seperti jalan raya, trotoar dan rel kereta api. Path secara mudah dapat dikenali karena
merupakan koridor linier yang dapat dirasakan oleh manusia pada saat berjalan mengamati
kota atau kawasan. Oleh karena itu, Path adalah elemen yang paling penting dalam citra kota
Menurut Lynch (1972), jika elemen path tidak jelas, maka pengunjung akan meragukan citra
kota secara keseluruhan.. Menurut Wahab, Rondonuwu, & Poluan (2018), elemen path juga
merupakan elemen yang paling dominan digambaran orang karena berhubungan secara
langsung. Path yang baik merupakan jalur yang mengarah ke tujuan yang jelas dan besar.
Karakteristik yang dapat mempengaruhi kualitas path yaitu identitas, kontinuitas dan kualitas
terarah.
Gambar..Ilustrasi Path

2.1.2 Edge

Edge atau tepian merupakan elemen linear yang tidak diaggap atau dilihat sebagai
path oleh pengamat atau pengunjung. Edges merupakan batas-batas antara dua kawasan,
yaitu berupa pembatas linier dalam kontinuitas: pantai, potongan jalur kereta api, tepian
bangunan, dinding. Edges berfungsi sebagai pemutus linear, juga merupakan pengakhiran
dari sebuah district yang lebih baik jika kontinuitas tampak jelas batasnya. Edges biasanya
berupa jalur yang dapat berupa batas alami seperti sungai, jembatan dan topografi atau bentuk
buatan seperti greenbelt, tembok, jalan raya yang ditinggikan atau yang lainnya. Menurut
Wahab, Rondonuwu, & Poluan (2018), edge merupakan elemen yang dikenali dan dilewati
oleh pengamata atau pengunjung namun tidak dianggap sebagai path, edge juga dapat berupa
jajaran pohoh dan dinding.

Gambar..Ilustrasi Edge

2.1.3 District

District atau kawasan adalah elemen yang diaggap memiliki karaktersitik umum dan
identitas visual yang terpisah dengan lingkungan lainnya (Budiman, Rondonuwu, & Tungka,
2018). District merupakan kawasan kota yang bersifat dua dimensi dengan skala kota
menengah sampai luas, dimana manusia merasakan karakter yang berbeda dari suatu kawasan
.Elemen ini adalah elemen kota yang paling mudah dikenali setelah path. District merupakan
wilayah yang memiliki kesamaan (homogen), kesamaan tersebut dapat berupa karakter/ ciri
bangunan secara fisik, fungsi wilayah, dan latar belakang sejarah yang sama. Karakteristik
fisik district yang baik ditentukan oleh kontinuitas dan homogenitas bahan fasad, tekstur,
ruang, bentuk, rincian, simbol, jenis bangunan, kegunaan, aktivitas, penghuni, warna,
topografi dan langit (Lynch, 1972). Semua fitur ini memberi identitas pada distrik,
menciptakan keintiman antara bagian-bagiannya, dan mengidentifikasi petunjuk dasar kota

Gambar..Ilustrasi District

2.1.4 Node

Nodes atau simpul merupakan fokus strategis yang mana pengunjung dapat memasuki
kawasan, biasanya dalam benruk persimpangan atau konsentrasi karakteristik kawasan
(Budiman, Rondonuwu, & Tungka, 2018). Nodes juga berupa titik-titik, spot-spot strategis
dalam sebuah kota dimana pengamat bisa masuk, dan yang merupakan fokus untuk ke dan
dari mana pengunjung berjalan. Nodes bisa merupakan persimpangan jalan, tempat break
(berhenti sejenak) dari jalur, persilangan atau pertemuan path, ruang terbuka atau titik
perbedaan dari suatu bangunan ke bangunan lain (Lynch, 1972). Pada intinya nodes
merupakan wilayah strategis yang memang sering dihampiri oleh masyarakat sehingga ada
banyak kegiatan aktivitas sosial terjadi. Hal tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor
seperti misalnya di perempatan jalan yang merupakan salah satu nodes karena di titik tersebut
ada banyak lokasi yang menjadi pusat kegiatan aktivitas sehingga tak jarang masyarakat
melihat-lihat kondisi di sekitarnya (Wally, 2015).

Gambar..Ilustrasi Node

2.1.5 Landmark
Landmark atau tangeran adalah titik-acuan seperti node, namun pengamat tidak dapat
memasukinya. Landmark biasanya merupakan benda fisik yang didefinisikan dengan
sederhana seperti: bangunan, tanda, toko, atau pegunungan. Landmark berbeda dengan
pengalaman pribadi seseorang. Landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk
visual yang menonjol dari kota, Beberapa landmark letaknya dekat, sedangkan yang lain jauh
sampai di luar kota. Beberapa landmark hanya memiliki arti di daerah kecil dan dapat dilihat
hanya di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan
bisa dilihat dari manamanaMaka dari itu landmark merupakan ciri eksternal bagi individu
yang bertindak sebagai rujukan (Lynch, 1972)

Gambar..Ilustrasi Landmark

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai