Anda di halaman 1dari 3

Syahila Ayu Mahatri Halyb

D051211031
Teori Arsitektur Kota dan Permukiman
ANALISIS ELEMEN CITRA KOTA PADA KAWASAN AHMAD YANI - SUDIRMAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, citra berarti 1) rupa, gambar, gambaran; 2) gambaran yang
dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; 3) kesan mental atau
bayangan visual yang ditimbulkan. Salah satu aspek kuat yang dapat menjadi branding suatu kota
adalah citra kota yang merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota yang dapat menciptakan
representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung. Citra kota pada umumnya dipengaruhi oleh aspek
fisik kota tersebut. Namun secara umum kota adalah tempat bermukimnya warga kota, tempat bekerja,
tempat kegiatan dalam bidang ekonomi, pemerintah dan lain-lain. Dengan demikian citra kota dapat
diartikan sebagai kesan mental atau bayangan visual atau gambaran yang ditimbulkan oleh sebuah
kota.Dalam bukunya Image of The City, Kevin Lynch mengungkapkan ada 5 elemen pembentuk image
kota secara fisik, yaitu: path (jalur), edge (tepian), district (kawasan),nodes (simpul), dan landmark
(penanda). Kelima elemen ini dirasa dapat mewakili cita rasa dari suatu kawasan dan memberikan citra
yang kuat terhadap kota.

1. Elemen Pathways (Elemen Jalur)

Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan untuk melakukan pergerakan
secara umum. Path dapat berupa jalan raya, trotoar, jalan transit, canal, maupun jalur kereta api.
Pada Jalan Ahmad Yani – Jalan Sudirman yang termasuk bagian pusat kota Makassar, terdapat
banyak path yang saling menghubungkan seperti pada gambar disamping. Path Utama yakni
jalan poros yang menghubungkan jalan Ahmad Yani dengan Jalan Sudirman.

2. Elemen Edges (Elemen Tepian)

Edges merupakan batas-batas antara dua wilayah sebagai peralihan dari sebuah
district dengan lainya dan memiliki identitas yang lebih baik dalam fungsi batasan
yaitu membagi atau menyatukan. Elemen edges berupa barrier antara dua kawasan
yang berbeda, seperti: pagar, tembok, sungai, pantai , batasan antara lintasan rel
kereta api, topo grafi dan sebagainya. Seperti pada contohnya bagian belakang karebosi dibatasi
dengan vegetasi dan foodstand yang berderet sehingga tidak dapat dilewati oleh pejalan kaki.
3. Elemen District (Elemen Wilayah)

District adalah kawasan yang memiliki karakter atau aktivitas khusus yang mudah dikenali dan
dibedakan oleh pengamat jika dibandingkan dengan kawasan di mana si pengamat berada
bersifat homogen yang berupa karakter atau ciri bangunan fisik, fungsi wilayah latar belakang
sejarah dan sebagainya. Sebuah kawasan district memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola,
wujudnya) dan khas pula dalam batasnya, di mana orang merasa harus mengakhiri atau
memulainya. Seperti pada contohnya, terdapat district perbelanjaan yang ditandai oleh mall
MTC yang terletak pada perempatan jalan Ahmad Yani dan Jalan Sudirman.

4. Elemen Nodes (Elemen Simpul)

Nodes merupakan simpul atau lingkaran daerah yang strategis dimana arah atau
aktivitasnya seling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya
persimpangan pada suatu kawasan, stasiun, lapangan terbang, jembatan. Tidak setiap
persimpangan jalan termasuk nodes, melainkan tempat dimana seorang bisa
mempunyai rasa keluar dan masuk dalam tempat yang sama. Seperti pada contohnya,
perempatan yang menghubungkan Kawasan jalan Ahmad Yani, jalan Jenderal Sudirman, jalan
Hos. Cokrominoto, dan jalan Jenderal M. Jusuf.
5. Elemen Landmark

Landmark yang dimaksudkan disini adalah bangunan-bangunan atau iconic yang


menonjol dan mencolok dari sebuah kawasan sehingga mudah untuk diingat dan
dikenali, serta juga memberikan orientasi sirkulasi terhadap orang maupun kendaraan.
Terdapat beberapa Landmark yang tertera di sepanjang Ahmad Yani dan Sudirman, seperti
yang paling menonjol ialah monumen Mandala dan Karebosi Link.

Anda mungkin juga menyukai