Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Spasial Vol 5. No.

2, 2018
ISSN 2442 3262

KAJIAN ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA BITUNG


Sitti Rahma Sy. Wahab1, Dwight M. Rondonuwu,ST.,MT², & Ir. R.J.Poluan,M.Si3
1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulangi
2&3
Staf Pengajar Prodi S1 Perencanaan Wilayah & Kota, Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulangi

E-mail : s.rahmawahab@gmail.com

Abstrak
Kota Bitung yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara kini dikenal sebagai Kota Pelabuhan, Kota
Perikanan (Kota Cakalang) dan Kota Industri, akan tetapi gambaran Kota Bitung belum memberikan
identitas yang jelas sehingga masyarakat masih kesulitan untuk mengingat keadaan suatu tempat. Kota
Bitung kini berkembang pesat diberbagai sektor tentu perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah
maupun perencana untuk memperkenalkan diri sebagai suatu wilayah yang beridentitas dan tertata
dengan baik berpegang pada lima elemen pembentuk kota. Tujuan Penelitian ini adalah menemukenali
elemen – elemen pembentuk citra Kota Bitung berdasarkan RTRW Kota Bitung Tahun 2013-2033 dan
menganalisis citra Kota Bitung menurut persepsi masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengeksplor fenomena elemen pembentuk citra kota menurut
pandangan masyarakat dengan menggunakan kuesioner dan peta mental. Berdasarkan hasil penelitian,(1)
Ditinjau dari RTRW elemen-elemen pembentuk citra Kota Bitung yaitu elemen path (Jl. Sam Ratulangi,
Jl. Piere Tendean, Jl. Ir. Soekarno, Jl. Yos Sudarso, Jl. M. R Ticoalu, Jl. Marthadinata dan Jl. H.V
Worang), elemen edges ( Batas Pantai), elemen nodes (Menara Eifel, Tugu Jam Pusat Kota, Pasar Cita,
Pasar Tua, dan Pelabuhan Samudera Bitung), elemen district (Kawasan Perkantoran, Kawasan Pusat
Kota, Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung) dan elemen landmark yang teridentifikasi bersifat alamiah
yaitu Gunung Dua Sudara, Gunung Tangkoko, Gunung Batu Angus, Gunung Lembeh dan Gunung Woka.
(2) berdasarkan analisis, elemen yang sangat dikenali masyarakat adalah elemen landmark yaitu Tugu
Cakalang, elemen nodes dan elemen district yaitu Pelabuhan Samudera Bitung, elemen path yaitu Jl.
Sam Ratulangi sedangkan elemen yang kurang dikenali masyarakat adalah elemen edges yaitu batas
pantai atau batas selat lembeh.

Kata Kunci : Elemen Pembentuk Citra Kota, Kota Bitung,Persepsi Masyarakat

PENDAHULUAN itu akan memberikan kualitas citra kota


Perkembangan suatu kota tidak akan terhadap pengamat. Lima elemen pembentuk
pernah lepas dari identitas atau ciri khasnya. citra kota adalah : Landmark ( Tetenger/
Citra terhadap suatu kota berkaitan erat Penanda), Path (Jalur), District (Kawasan),
dengan identitas dari beberapa elemen dalam Nodes (Simpul), Edge (Batas atau Tepian).
kota yang berkarakter dan khas sebagai jati Kota Bitung dikenal sebagai Kota
diri yang dapat membedakan dengan kota Pelabuhan, Kota Industri dan Kota
lainnya (Purwanto, 2001). Penelitian Perikanan (Kota Cakalang). Selain itu Kota
tentang citra kota sangat penting untuk Bitung juga mengembangkan perkembangan
mengetahui apakah produk rancangan suatu kota melalui sektor pariwisata tentunya
kawasan berhasil atau tidak berhasil banyak masyarakat lokal maupun
dipahami oleh masyarakat luas dan bisa mancanegara yang akan beraktifitas didalam
memiliki ciri khas tersendiri dari kawasan kota tersebut. Maka diperlukannya citra kota
perkotaan tersebut. Citra amatlah penting yang jelas agar masyarakat dengan nyaman
untuk pengembangan suatu kota, guna beraktifitas dan lebih mengenal ciri khas
pembentuk identitas kota dan sebagai Kota Bitung. Akan tetapi, gambaran Kota
penambah daya tarik kota. Bitung belum memberikan identitas yang
Ada lima elemen pembentuk citra jelas sehingga masyarakat masih kesulitan
kota menurut Kevin Lynch yang mampu untuk mengingat keadaan suatu tempat.
memberikan kualitas visual bagi kota itu Kota Bitung yang sedang
sendiri. Elemen-elemen inilah yang terlihat berkembang pesat diberbagai sektor tentu
dan terasa di kawasan kota. Semakin kuat perlu adanya perhatian khusus dari
kelima elemen ini maka semakin baik kota pemerintah maupun perencana untuk

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 238


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

memperkenalkan diri sebagai suatu wilayah district, node dan landmark.


yang beridentitas dan tertata dengan baik
yang berpegang pada lima elemen Komponen - Komponen Yang
pembentuk kota. Mempengaruhi Citra Kota
Tujuan dari penelitian ini adalah Menurut Lynch (1960), dalam
Menemukenali elemen – elemen pembentuk menandai lingkungannya, faktor kekuatan
citra Kota Bitung berdasarkan RTRW Kota visual (imageability) menjadi sangat
Bitung Tahun 2013-2033 dan Menganalisis dominan. Semakin kuat faktor visual,
citra Kota Bitung menurut persepsi semakin kuat pula elemen tersebut diingat/
masyarakat. dipahami oleh si-pengamat. Karena secara
prinsip ada tiga hal yang akan diingat oleh
TINJAUAN PUSTAKA pengamat, yaitu: elemen yang memberikan
Pengertian Citra Kota “Kevin Lynch” indentitas, elemen yang mengarah kepada
Teori ini diformulasikan oleh Kevin pola kota, dan elemen yang memberikan
Lynch,seorang tokoh peneliti kota. Risetnya makna (baik kepada individu maupun secara
didasarkan pada citra mental jumlah sosial). Yang kemudian menurut Lynch,
penduduk dari kota tersebut (Lynch,Kevin. citra lingkungan tersebut dapat dianalisis
The image of the city. Cambridge. 1969 ). berdasarkan tiga komponen yaitu identitas,
Dalam risetnya, ia menemukan bahwa struktur, dan makna .
pentinganya suata citra mental karena citra 1. Identitas. artinya orang dapat
yang jelas akan memberikan banyak hal memahami gambaran mental perkotaan
yang sangat penting bagi masyarakatnya, (identifikasi obyek, perbedaan antara
seperti kemampuan untuk berorientasi obyek, perihal yang dapat diketahui),
dengan mudah dan cepat disertai perasaan atau dengan pengertian lain identitas
nyaman karena merasa tidak tersesat, dari beberapa obyek/ elemen dalam
identitas yang kuat terhadap suatu suatu kawasan yang berkarakter dan
tempat,dan keselarasan hubungan dengan khas sebagai jati diri yang dapat
tempat-tempat yang lain. membedakan dengan kawasan lainnya.
Kesan pengamat terhadap 2. Struktur. artinya orang dapat melihat
lingkungannya tergantung dari kemampuan perkotaan (hubungan obyek-obyek,
beradaptasi pengamat dalam menyeleksi, hubungan subyek-obyek, pola yang
mengorganisir sehingga lingkungan yang dapat dilihat), dengan kata lain yaitu
diamatinya akan memberikan perbedaan dan mencakup pola hubungan antara
keterhubungan. Persepsi dapat diartikan obyek/elemen dengan obyek/elemen
sebagai pengamatan yang dilakukan secara lain dalam ruang kawasan yang dapat
langsung dikaitkan dengan suatu makna. dipahami dan dikenali oleh pengamat
Persepsi setiap orang berbeda-beda, hal ini berkaitan dengan fungsi kawasan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, tempat obyek/elemen tersebut berada.
pengalaman yang dialami, sudut 3. Makna. orang dapat mengalami ruang
pengamatan, dan lain-lain. perkotaan (arti obyek-obyek, arti
Namun citra/ kesan/ wajah pada subyek-obyek, rasa yang dapat
sebuah kota merupakan kesan yang dialami), atau merupakan pemahaman
diberikan oleh orang banyak bukan arti oleh pengamat terhadap dua
individual. Serta lebih ditekankan pada komponen (identitas dan struktur).
lingkungan fisik atau sebagai kualitas
sebuah obyek fisik (seperti warna, bentuk, Elemen-Elemen Pembentuk Cita Kota
struktur yang kuat, dll), sehingga akan “Kevin Lynch”
menimbulkan tampilan yang berbeda, dan 1. Path (Jalur)
menarik perhatian. Lynch mendefinisikan Path adalah jalur-jalur dimana
citra kota sebagai gambaran mental dari pengamat biasanya bergerak dan melaluinya.
sebuah kawasan sesuai dengan rata-rata Path dapat berupa jalan raya, trotoar, jalur
pandangan masyarakatnya. Terdapat lima transit, canal, jalur kereta api. Bagi banyak
elemen yang dapat dipakai untuk orang, ini adalah elemen dominan dalam
mengungkapkan citra kota yaitu path, edge, gambaran mereka. Orang mengamati kota

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 239


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

sambil bergerak melaluinya, dan sepanjang 4. Node (Simpul)


path elemen-elemen lingkungan lain diatur Node atau simpul merupakan simpul
dan berhubungan. atau lingkaran daerah strategis dimana arah
atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat
diubah ke arah atau aktifitas lain, misalnya
persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan
terbang, jembatan, kota secara keseluruhan
dalam skala makro besar, pasar, taman,
square, dan sebagainya. ( catatan : tidak
Gambar 1. Ilustrasi Elemen Path setiap persimpangan jalan adalah node.
Sumber : Kevin Lynch, 1960
Yang menetukan adalah citra place
2. Edge (Tepian) terhadapnya). Node adalah satu tempat
Edge atau tepian adalah elemen linier dimana orang mempunyai perasaan masuk
yang tidak dipakai/dilihat sebagai path. Edge dan keluar dalam tempat yang sama.
berada pada batas antara dua kawasan
tertentu dan berfungsi sebagai pemutus
linear, misalnya pantai, tembok, batasan
antara lintasan kereta api, topografi, dan
sebgainya. Edge juga merupakan elemen
linier yang dikenali manusia pada saat dia Gambar 4. Node ( Simpul)
Sumber: Digambar ulang Kevin Lynch, Halaman 47
berjalan, tapi bukan merupakan jalur/ paths.
Batas bisa berupa pantai, dinding, deretan 5. Landmark (Tengeran/ Penanda)
bangunan, atau jajaran pohon/ lansekap. Landmark merupakan titik referensi
seperti elemen node,tetapi orang tidak dapat
masuk ke dalamnya karena bisa dilihat dari
luar letaknya. Landmark adalah elemen
eksternal dan merupakan bentuk visual yang
menonjol dari kota, misalnya gunung atau
Gambar 2. Edge (Tepian)
Sumber : Digambar ulang Kevin Lynch, Halaman 47 bukit, gedung tinggi, menara, tanda tinggi,
tempat ibadah, pohon tinggi, dan
3. District (Kawasan) sebagainya. Beberapa landmark letaknya
District atau kawasan merupakan dekat, sedangkan yang lain jauh sampai di
kawasan-kawasan kota dalam skala dua luar kota. Beberapa landmark hanya
dimensi. Sebuah kawasan district memiliki memiliki arti di daerah kecil dan dapat
ciri khas yang mirip (bentuk, pola, dan dilihat hanya di daerah itu, sedangkan
wujudnya) dank khas pula dalam batasnya, landmark lain mempunyai arti untuk
dimana orang merasa harus mengakhiri atau keseluruhan kota dan bisa dilihat dari mana-
memulainya. District dalam kota dapat mana.
dilihat sebagai referensi interior maupun
eksterior. District mempunyai identitas yang
lebih baik jika batasnya dibentuk dengan
jelas tampilannya dan dapat dilihat
homogeny, serta fungsi dan posisinya jelas
(introver/ekstrover atau berdiri sendiri atau
dikaitkan dengan yang lain. Gambar 5. Landmark (Tengeran/ Penanda)
Sumber: Digambar ulang Kevin Lynch, Halaman 47

Peta Mental (Cognitive Map)


Peta mental adalah gambaran di luar
kepala tentang suatu wilayah tertentu. Peta
mental (cognitive map) didefinisikan oleh
Gambar 3. District (Kawasan) David Stea (1975) proses yang
Sumber : Digambar ulang Kevin Lynch, Halaman 47
memungkinkan kita mengumpulkan,
mengorganisasikan, menyimpan dalam

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 240


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

ingatan, memanggil, serta menguraikan bagaimana respon masyarakat terhadap


kembali informasi tentang lokasi relatif dan suatu kota melalui teori lima elemen
tanda tentang lingkungan geologis. Semua kota oleh Lynch. Kemudian, dilakukan
informasi yang diperoleh disimpan dalam lagi dengan teknik observasi dimana
suatu sistem struktur yang selalu dibawa peneliti melihat lokasi penelitian untuk
dalam benak seseorang, dan sampai batas mengidentifikasi kelima elemen
tertentu struktur ini berkaitan dengan pembentuk citra kota.
lingkungan yang diwakilinya. Peta ini 2. Data Sekunder. Data ini di ambil
merupakan kumpulan pengalaman mental untuk keperluan mengenai data
seseorang, bukan merupakan peta kartografi kependudukan serta kewilayahan.
yang akurat dan lengkap sehingga tidak Teknik pengumpulan data dalam penelitian
dalam ukuran yang benar, tidak lengkap, ada ini melalui :
distorsi, dan sederhana. 1. Studi Kepustakaan ( Library
Research ), Studi kepustakaan adalah
segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti.
Informasi itu dapat diperoleh dari buku-
buku ilmiah, laporan penelitian,
Gambar 6. Contoh Peta Mental Kevin Lynch karangan-karangan ilmiah, tesis dan
Sumber: Lynch (1960) disertasi, peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan, buku tahunan,
METODOLOGI PENELITIAN ensiklopedia, dan sumber-sumber
Lokasi Penelitian tertulis baik tercetak maupun elektronik
Lokasi penelitian ini berada di Kota lain.
Bitung, tepatnya di Kawasan Perkotaan Kota 2. Studi Lapangan ( Field Research ),
Bitung. Dalam RTRW Kota Bitung, yaitu peninjauan langsung ke lokasi
Kawasan Perkotaan atau Pusat Pelayanan yang berhubungan dengan judul
kota terletak di sebagian Kelurahan Bitung penelitian guna mengambil data yang
Barat Satu, sebagian Kelurahan Bitung Barat dibutuhkan. Sebagai contoh, melakukan
Dua, sebagian Kelurahan Bitung Timur dan wawancara dengan masyarakat
sebagian Kelurahan Bitung Tengah di setempat mengenai citra Kota Bitung
Kecamatan Maesa. itu sendiri dan juga dengan kuisoner
dari beberapa sample lapisan
masyarakat.

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Observasi,. Pada pengamatan ini
peneliti mengamati lokasi penelitian
mengenai kondisi wilayah studi dan
elemen-elemen citra kota yang ada di
Kota Bitung
2. Wawancara, Dalam wawancara
Gambar 7. Peta Deliniasi Wilayah Penelitian
Sumber: Penulis, 2018 masyarakat di minta untuk
mendeskripsikan perjalanan mereka
Teknik Pengumpulan Data atau kegiatan mereka saat berada di
Dalam penelitian ini pengumpulan data Kota Bitung termasuk tanda-tanda yang
di dapat melalui dua jenis data yaitu : mereka alami selama perjalanan.
1. Data Primer. Data ini dilakukan Mereka juga diminta untuk membuat
melalui kegiatan wawancara pada suatu daftar mengenai bagian-bagian
masyarakat sekitar untuk menanyakan yang paling mudah mereka kenali atau

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 241


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Sumber : Penulis, 2018


memiliki ciri khas.
Tabel 2. Kriteria dan Justifikasi Dalam Menentukan
3. Kuesioner, didalam lembar kuesioner Sampel Masyarakat Yang Pernah Berkunjung di Kota
reponden diberikan pertanyaan - Bitung
pertanyaan bagaimana persepsi mereka Masyarakat Yang Pernah Berkunjung di Kota
mengenai lima elemen pembentuk citra Bitung
kota di Kota Bitung. No. Kriteria Justifikasi
4. Pembuatan peta mental. Dalam 1. Lebih dari Masyarakat yang lebih dari
10x 10x berkunjung di Kota
pembuatan peta mental ini responden berkunjung Bitung dianggap layak,
(masyarakat) diminta untuk karena dapat mengenali
menggambarkan sketsa atau peta kasar kondisi Kota Bitung
wilayah perkotaan Kota Bitung. 2. Pendidikan Pendidikan diperlukan agar
masyarakat bisa paham
dengan penelitian ini
Populasi dan Sampel
3. Umur / Masyarakat dengan usia 17
1. Populasi. Adapun populasi dalam Usia Tahun keatas yang dianggap
penelitian ini yaitu masyarakat yang layak
berada di lokasi penelitian.. Sumber : Penulis, 2018

2. Sampel. Pada penelitian ini Berdasarkan kriteria pengambilan


menggunakan sampel bertujuan sampel seperti yang telah disebutkan di
(Purposive Sampel) dimana atas, maka didapat 70 sampel/ 70 responden
pengambilan sampel didasarkan pada yang dianggap SUDAH MEMENUHI.
tujuan tertentu dengan memperhatikan Dimana 40 sampel untuk masyarakat Kota
ciri-ciri dan karakteristik populasi. Bitung dan 30 sampel untuk masyarakat
Sampel dalam penelitian ini tertuju yang pernah berkunjung di Kota Bitung.
pada masyarakat Kota Bitung dan
masyarakat yang pernah berkunjung di Metode Pengolahan & Analisis Data
Kota Bitung. Untuk mempermudah Metode analisis data menggunakan
menentukan jumlah sampel maka metode deskriptif kualitatif yaitu rangkaian
dibuat kriteria dan justifikasi sebagai kegiatan untuk memperoleh data yang
berikut : bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi
Tabel 1. Kriteria dan Justifikasi Dalam Menentukan tertentu yang hasilnya lebih menekankan
Sampel Masyarakat Kota Bitung makna. Dalam penelitian ini menggunakan
Masyarakat Kota Bitung metode penelitian deskriptif kualitatif karena
No. Kriteria Justifikasi penelitian ini mengeksplor fenomena
1. Lama Masyarakat yang lama elemen-elemen pembentuk citra kota
Tinggal tinggal kira- kira 20 Tahun ke
atas dianggap layak, karena
menurut pandangan masyarakat di Kota
mengenal baik kondisi Bitung.
tempat tinggal Dalam pengisian kuesioner
2. Pendidikan Pendidikan diperlukan agar menggunakan skala Likert, dimana
masyarakat bisa paham responden menentukan tingkat persetujuan
dengan penelitian ini
3. Umur / Masyarakat dengan usia 17
mereka terhadap suatu pernyataan dengan
Usia Tahun keatas yang dianggap memilih salah satu dari pilihan yang
layak tersedia. Dalam penelitian ini menggunakan
4. Alamat / Masyarakat yang dipilih yaitu empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat
Tempat yang tinggal di Kelurahan Kenal (SK), Kenal (K), Tidak Kenal (TK),
Tinggal Bitung Barat Satu, Kelurahan
Bitung Barat Dua, Kelurahan dan Kurang Kenal (KK), dan untuk
Bitung Timur dan Kelurahan perhitungan bobot penilaian diasumsikan
Bitung Tengah di Kecamatan hanya 2 bobot yaitu tidak kenal dan sangat
Maesa, dimana keempat kenal.
kelurahan itu yang menjadi
wilayah penelitian. Tabel 3. Presentase Nilai
Diperlukan masyarakat yang Keterangan Jawaban Presentase
tinggal di seputaran wilayah Tidak Kenal Jumlah responden 0%-50%
penelitian agar masyarakat (TK) yang menjawab
tersebut mengenali dengan Tidak Kenal +
baik kondisi maupun elemen- Kurang Kenal
elemen yang ada. (TK+KK)

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 242


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Sangat Kenal Jumlah responden 51%-100% D. District (Kawasan)


(SK) yang menjawab Tabel 5. Hasil Identifikasi Elemen District Berdasarkan
Kenal + Sangat RTRW Kota Bitung
Kenal (K+SK) No. Elemen District Berdasarkan RTRW
Sumber : Penulis, 2018
Kota Bitung
1. Kawasan Perkantoran
HASIL PENELITIAN 2. Kawasan Pusat Kota
Menemukenali Elemen – Elemen 3. Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung
Pembentuk Citra Kota Bitung Sumber : Penulis, 2018

Berdasarkan Rencana Tata Ruang E. Landmark (Penanda)


Wilayah (RTRW) Kota Bitung Tahun Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
2013 - 2033 (RTRW) Kota Bitung teridentifikasi
Sesuai dengan Struktur Ruang Kota landmark alamiah berupa Gunung,
Bitung, wilayah penelitian termasuk diantaranya Gunung Dua Suadara, Gunung
Kawasan Pusat Pelayanan Kota (PPK) Batu Angus, Gunung Tangkoko, Gunung
dengan fungsi sebagai : Pusat pelayanan Woka, Gunung Lembeh.
pemerintahan kota dan Pusat kegiatan
perdagangan dan jasa. Berikut adalah hasil Menganalisis Citra Kota Bitung Menurut
Identifikasi elemen - elemen pembentuk Persepsi Masyarakat
citra kota Bitung berdasarkan Rencana Tata I. Kuesioner
Ruang Kota Bitung: A. Path (Jalan / Jalur)
A. Path (Jalan/ Jalur) Dalam elemen path yang ada pada
Tabel 4. Hasil Identifikasi Elemen Path Berdasarkan lembar kuesioner teridentifikasi sebanyak
RTRW Kota Bitung
lima path yang ada di wilayah perkotaan
No. Elemen Path Berdasarkan RTRW
Kota Bitung,yaitu Jl. Sam Ratulangi, Jl. Yos
Kota Bitung
Jl. Sam Ratulangi
Sudarso,Jl. Ir.Soekarno, Jl. M. R. Ticoalu
1.
dan Jl. Piere Tendean.
2. Jl. Piere Tendean
3. Jl. Ir. Soekarno
4. Jl. Yos Sudarso
5. Jl. M.R.Ticoalu
6. Jl. Marthadinata
7. Jl. H.V Worang
Sumber : Penulis, 2018

B. Edges ( Batas)
Berdasarkan RTRW Kota Bitung tahun
2013-2033 teridentifikasi 1 edges yaitu
Batas Pantai/ Selat Lembeh yang dikenali Gambar 17. Peta Identifikasi Elemen Path Berdasarkan
Kuesioner
masyarakat sebagai salah satu pembatas Sumber: Penulis, 2018

antara Kota Bitung daratan dan Pulau


Lembeh.
C. Nodes ( Titik Temu/Simpul)
Tabel 4. Hasil Identifikasi Elemen Nodes Berdasarkan
RTRW Kota Bitung
No. Elemen Nodes Berdasarkan RTRW
Kota Bitung
1. Menara Eifel
2. Tugu Jam Pusat Kota Gambar 18. Peta Identifikasi Elemen Path Berdasarkan
3. Pasar Cita Kuesioner
Sumber: Penulis, 2018
4. Pasar Tua
5. Pelabuhan Samudera Bitung B. Edges (Batas)
Sumber : Penulis, 2018
Dalam elemen edges ( batas ) yang ada
pada lembar kuesioner teridentifikasi hanya

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 243


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

satu yaitu batas pantai (batas selat lembeh). Cakalang, Menara Eifel dan Tugu Jam.

Gambar 19. Peta Identifikasi Elemen Edges Berdasarkan


Kuesioner
Sumber: Penulis, 2018

C. Node ( Titik Temu/ Simpul)


Dalam elemen node ( batas ) yang ada Gambar 22. Peta Identifikasi Elemen Landmark
Berdasarkan Kuesioner
pada lembar kuesioner teridentifikasi Sumber: Penulis, 2018
sebanyak 4 nodes yaitu Menara Eifel,Tugu
Jam, Pasar Cita, Pelabuhan Samudera Dari pembahasan di atas mengenai hasil
Bitung. dari setiap elemen berdasarkan kuesioner,
maka setiap elemen akan diuraikan mulai
dari yang sangat dikenali hingga yang
kurang di kenali secara keseluruhan dengan
menggunakan metode skala likert.
Tabel 4. Uraian Hasil Per Elemen Berdasarkan
Kuesioner

Gambar 20. Peta Identifikasi Elemen Nodes Berdasarkan


Kuesioner
Sumber: Penulis, 2018

D. District ( Kawasan)
Dalam elemen district (kawasan) yang
ada pada lembar kuesioner teridentifikasi
sebanyak 3 district, yaitu Kawasan
Perkantoran,Kawasan Pusat Kota dan
Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung.

Sumber: Penulis, 2018

Dari tabel uraian elemen di atas, dapat


disimpulkan bahwa dari kelima elemen
yang ada di kota bitung, elemen yang paling
kuat atau yang sangat dikenali adalah
elemen landmark yaitu Tugu Cakalang,
Gambar 21. Peta Identifikasi Elemen District elemen nodes dan elemen district yaitu
Berdasarkan Kuesioner
Sumber: Penulis, 2018 Pelabuhan Samudera Bitung, selanjutnya
elemen Path yaitu Jl. Sam Ratulangi dan
E. Landmark ( Penanda) elemen yang kurang dikenali masyarakat
Dalam elemen landmark yang ada pada adalah elemen Edges yaitu batas pantai atau
lembar kuesioner teridentifikasi sebanyak 3 batas selat lembeh.
landmark yang menjadi penanda di Wilayah
Perkotaan Kota Bitung, yaitu Tugu

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 244


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

II. Peta Mental perkotaan Kota Bitung. 3 elemen nodes yang


signifikan diantaranya adalah Pelabuhan
Samudera Bitung yang merupakan simpul
utama kegiatan ekspor-impor sekaligus
pintu gerbang provinsi Sulawesi Utara ,
selanjutnya menara eifel dan tugu jam yang
Gambar 23. Contoh Gambaran Peta Mental Menurut menjadi tempat perputaran berbagai jenis
Masyarakat Kota Bitung kendaraan , dan Pasar Cita yang menjadi
Sumber: Penulis, 2018
tempat dengan berbagai aktifitas jual beli.
Sedangkan yang kurang dikenali masyarakat
adalah Pasar Tua yang sekarang hanya
menjadi kawasan kuliner atau , Taman Kota
Bitung merupakan kawasan yang tidak
mendapat perhatian dari pemerintah secara
Gambar 24. Contoh Gambaran Peta Mental Menurut serius, sehingga masyarakat kurang
Masyarakat Yang Pernah Berkunjung di Kota Bitung
Sumber: Penulis, 2018 mengunjungi tempat ini. Selain itu juga
menurunkan nilai estetika kawasan tersebut.
A. Path (Jalan/ Jalur) dan elemen nodes yang terakhir adalah Tugu
Berdasarkan data yang diperoleh dari Semen Tonasa yang berada di depan
peta mental, teridentifikasi sebanyak 7 path Kawasan Pelabuhan Bitung yang menjadi
untuk dijadikan referensi di kawasan tempat perputaran kendaraan.
perkotaan Kota Bitung. 3 elemen path yang
signifikan diantaranya Jl. Sam Ratulangi D. District (Kawasan)
merupakan jalan utama di kawasan Berdasarkan data yang diperoleh dari
perkotaan Kota Bitung juga merupakan jalan peta mental, teridentifikasi sebanyak 3
penghubung dari arah Kota Manado ke district untuk dijadikan referensi di kawasan
Pelabuhan Bitung, selanjutnya Jl. Soekarno perkotaan Kota Bitung. Dari hasil, district
yaitu jalan yang terdapat di Kawasan yang paling banyak tergambar di peta
Pelabuhan Samudera Bitung, dan Jl. Yos mental pengamat masyarakat Kota Bitung
Sudarso. Sedangkan yang kurang dikenali maupun masyarakat yang pernah berkunjung
atau yang tidak signifikan adalah Jl.M.R. di Kota Bitung adalah Kawasan Pelabuhan
Ticoalu yaitu jalan yang berada di Kawasan Samudera Bitung dikarenakan kawasan ini
Pasar Cabo, Jl. Piere Tendean yaitu jalan memiliki ciri khas tersendiri dapat dilihat
yang berada di Pusat Kota Bitung, Jl. dari homogeny kawasan, fungsi dan posisi
Marthadinata yaitu salah satu jalan kawasan. Selain itu di kawasan ini sering
penghubung dari Kantor Walikota Bitung ke terjadi berbagai aktivitas mulai dari bongkar
arah Jl. A.A Maramis atau biasa di sebut Jl. muat barang, tempat penyeberangan ke
Atas , dan yang terakhir Jl.H.V.Worang, pulau lembeh dan lain sebagainya.
Jalan ini merupakan jalan penghubung dari Selanjutnya Kawasan Pusat Kota Bitung
Jl. Samratulangi ke Jl. A.A Maramis. dikarenakan sering terjadi berbagai aktivitas
di kawasan ini, diantaranya aktivitas
B. Edges (Batas) perdagangan dan jasa diantaranya aktivitas
Berdasarkan data yang diperoleh dari jual beli dan elemen district yang kurang
peta mental, teridentifikasi sebanyak 1 edges dikenali atau yang tidak signifikan yaitu
untuk dijadikan referensi di kawasan Kawasan Perkantoran.
perkotaan Kota Bitung, yaitu Batas Pantai/
Selat Lembeh yang dikenali masyarakat E. Landmark (Penanda)
sebagai salah satu pembatas antara Kota Berdasarkan data yang diperoleh dari
Bitung daratan dan Pulau Lembeh. peta mental, teridentifikasi sebanyak 5
landmark untuk dijadikan referensi di
C. Nodes (Batas) kawasan perkotaan Kota Bitung. Dari hasil,
Berdasarkan data yang diperoleh dari landmark yang paling banyak tergambar di
peta mental, teridentifikasi sebanyak 7 nodes peta mental pengamat masyarakat Kota
untuk dijadikan referensi di kawasan Bitung maupun masyarakat yang pernah

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 245


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

berkunjung di Kota Bitung adalah Tugu Berdasarkan tabel diatas, data kuesioner
Cakalang dikarenakan elemen memiliki dan peta mental secara keseluruhan sudah
makna tersendiri serta struktur atau bentuk dikenali oleh masyarakat, namun ada
dari elemen ini bisa menjadi identitas atau beberapa elemen yang dikenali masyarakat
icon yang menonjol dari Kota Bitung sesuai dengan peta mental tidak ada di
sebagai Kota Perikanan atau Kota Cakalang. sampel kuesioner seperti path yaitu Jl.
Selanjutnya Menara Eifel/BRI dikarenakan Marthadinata dan Jl. H.V. Worang, nodes
elemen ini berada di pusat kota Bitung. Bisa yaitu Pasar Tua, Tugu Semen Tonasa, dan
dilihat juga dari struktur elemen ini yang Taman Kota, landmark yaitu Tugu Semen
unik sehingga masyarakat dengan mudah Tonasa dan Gereja Sentrum. Selain itu,
mengenali elemen ini, dan Tugu Jam yang masyarakat juga sudah mengetahui nama
berada di Kawasan Pusat Kota Bitung. dari setiap elemen namun untuk elemen path
Sedangkan elemen yang kurang dikenali 85% masyarakat tidak mengetahui nama
adalah Tugu Semen Tonasa yang berada di jalan yang ada dikarenakan kurangnya papan
depan kawasan pelabuhan samudera bitung informasi nama jalan tersebut.
dan merupakan tempat perputaran Dari data diatas bisa dilihat juga ada
kendaraan, dan Gereja Sentrum yang beberapa elemen dengan 2 fungsi atau ada
merupakan tempat ibadah bersejarah yang kombinasi antar elemen misalnya Menara
ada di Kota Bitung. Eifel, Tugu Jam yang bisa dijadikan sebagai
Berdasarkan hasil analisa dari data elemen nodes namun bisa juga dijadikan
kuesioner dan data peta mental sebagai elemen landmark, juga Kawasan
teridentifikasi elemen-elemen pembentuk Pelabuhan Samudera Bitung yang dijadikan
citra Kota Bitung sebagai berikut: sebagai elemen district namun juga bisa
Tabel 5. Hasil Analisa Elemen- Elemen Pembantuk Citra
dijadikan sebagai elemen nodes.
Kota Bitung Menurut Persepsi Masyarakat

Gambar 25.Peta Elemen Pembentuk Citra Kota Bitung


Sumber: Penulis, 2018

Gambar 26 .Peta Elemen Pembentuk Citra Kota Bitung


Yang Sangat Dikenali Masyarakat
Sumber: Penulis, 2018
Gambar 26 .Peta Elemen Pembentuk Citra Kota Bitung
Yang Sangat Dikenali Masyarakat
Sumber: Penulis, 2018

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 246


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

PENUTUP yang paling kuat atau yang sangat


Kesimpulan dikenali oleh masyarakat adalah
1. Ditinjau dari Rencana Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung
Wilayah Kota Bitung, kawasan perkotaan dengan presentase 100%, selanjutnya
Kota Bitung merupakan Kawasan Pusat Kawasan Pusat Kota 88,57% dan
Pelayanan Kota (PPK), teridentifikasi elemen district yang kurang dikenali
sebagai berikut: Elemen Path adalah Kawasan Perkantoran dengan
(Jalur/jalan) berupa akses jalan utama presentase 78,57%.
yang berada di kawasan perkotaan Kota 4) Path ( Jalur / Jalan ), Elemen Path
Bitung yaitu Jl. Sam Ratulangi, Jl. Piere yang paling kuat atau yang sangat
Tendean, Jl. Ir. Soekarno, Jl. Yos dikenali oleh masyarakat adalah Jl.
Sudarso, Jl. M. R Ticoalu, Jl. SamRatulangi dengan presentase 90%
Marthadinata dan Jl. H.V Worang. selanjutnya Jl. Piere Tendean 88,57%,
Elemen Edges (Batas) yang selanjutnya Jl. Ir. Soekarno dengan
teridentifikasi di kawasan perkotaan Kota presentase 85,71%, selanjutnya Jl.
Bitung hanya 1 yaitu Batas Pantai/ Selat M.R.Ticoalu 67,14% dan elemen path
Lembeh yang merupakan salah satu yang kurang dikenali adalah Jl. Yos
pembatas antara Kota Bitung daratan dan Sudarso dengan jumlah presentase
Pulau Lembeh. Elemen Nodes ( Titik 65,71%.
Temu) yaitu Menara Eifel, Tugu Jam 5) Edges (Batas), hanya ada satu elemen
Pusat Kota, Pasar Cita, Pasar Tua, dan edges yang dapat diidentifikasi dan
Pelabuhan Samudera Bitung. Elemen dikenali masyarakat yaitu Batas Pantai
District (Kawasan) : Kawasan atau Batas Selat Lembeh dengan
Perkantoran, Kawasan Pusat Kota , jumlah presentase 67,14%.
Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
Elemen Landmark (Penanda): Elemen bahwa dari kelima elemen yang ada di kota
Landmark yang teridentifikasi yaitu bitung, elemen yang sangat dikenali adalah
elemen yang bersifat alamiah diantaranya elemen landmark yaitu Tugu Cakalang,
Gunung Dua Sudara, Gunung Tangkoko, elemen nodes dan elemen district yaitu
Gunung Batu Angus, Gunung Lembeh, Pelabuhan Samudera Bitung, selanjutnya
dan Gunung Woka elemen path yaitu Jl. Sam Ratulangi
sedangkan elemen yang kurang dikenali
2. Dari hasil penelitian,citra kota bitung masyarakat adalah elemen edges yaitu batas
menurut persepsi masyarakat pantai atau batas selat lembeh.
ditemukan:
 Berdasarkan Kuseioner  Berdasarkan Peta Mental
1) Landmark (Penanda), Elemen 1) Path (Jalur/ Jalan) : Jl. Sam
Landmark yang paling kuat atau yang Ratulangi, Jl. Piere Tendean, Jl. Ir.
sangat dikenali oleh masyarakat adalah Soekarno, Jl. Yos Sudarso, Jl. M. R
Tugu Cakalang dengan presentase Ticoalu, Jl. Marthadinata dan Jl. H.V
100%, selanjutnya Menara Eifel Worang.
94,28% dan elemen landmark yang 2) Edges (Batas) : Batas Pantai atau
kurang di kenali adalah Tugu Jam Batas Selat Lembeh
Pusat Kota dengan presentase 85,71%. 3) Nodes (Titik Temu/ Simpul) :
2) Nodes ( Simpul/ Titik Temu), Menara Eifel, Tugu Jam Pusat Kota,
Elemen Nodes yang paling kuat atau Pasar Cita, Pasar Tua, Taman Kota,
yang sangat dikenali oleh masyarakat Tugu Semen Tonasa dan Pelabuhan
adalah Pelabuhan Samudera Bitung Samudera Bitung
dengan presentase 100%, selanjutnya 4) District (Kawasan) : Kawasan
Menara Eifel/ Menara BRI 94,28%, Perkantoran, Kawasan Pusat Kota ,
Tugu Jam 84,28% dan elemen nodes Kawasan Pelabuhan Samudera Bitung.
yang kurang di kenali adalah Pasar 5) Landmark (Penanda) : Menara Eifel,
Cita dengan presentase 80%. Tugu Jam Pusat Kota, Tugu Cakalang,
3) District (Kawasan), Elemen District Tugu Semen Tonasa, dan Gereja

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 247


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Sentrum. Kota Bitung yang masih kurang


menonjol atau yang masih kurang kuat
Berdasarkan hasil dari data kuesioner agar di perkuat lagi sehingga citra Kota
dan peta mental secara keseluruhan sudah Bitung menjadi lebih jelas dan memiliki
dikenali oleh masyarakat, namun ada kualitas kota yang baik.
beberapa elemen yang dikenali masyarakat
sesuai dengan peta mental tidak ada di DAFTAR PUSTAKA
sampel kuesioner seperti path yaitu Jl. Kabupung Sonny Fernando, 2012. Studi
Marthadinata dan Jl. H.V. Worang, nodes Citra Kota Maumere di Nusa
yaitu Pasar Tua, Tugu Semen Tonasa, dan Tenggara Timur.Jurnal Program Studi
Taman Kota, landmark yaitu Tugu Semen Magister Arsitektur Universitas
Tonasa dan Gereja Sentrum. Atmajaya
Citra Kota Bitung secara keseluruhan Kota Bitung Dalam Angka Tahun 2017
sudah dikenali oleh masyarakat namun Lynch, Kevin. 1960. The Image Of the City.
belum terlalu menonjol atau masih kurang Massachusetts : Massachusetts
kuat , hal ini dikarenakan terdapat beberapa Institute of Technology and the
kekurangan dari elemen-elemen pembentuk Oresident amd Fellows of Harvard
citra kota antara lain yaitu kurangnya tanda College.
pengenal atau papan informasi yang Paputungan.Dwi.2016.Citra Pusat Kota
seharusnya disediakan oleh Pemerintah Kotamobagu. Jurnal Perencanaan
setempat berkaitan dengan elemen-elemen Wilayah & Kota Unsrat
yang ada juga kurangnya perhatian dari Pettricia.H.2014.Elemen Pembentuk Citra
pemerintah maupun masyarakat untuk Kawasan Bersejarah di pusat Kota
menjaga elemen-elemen yang sudah ada. Malang.Jurnal RUAS, Vol. 12 No.1
Purwanto.Edi.2013.Memahami Citra Kota
Saran & Rekomendasi Berdasarkan Kognisi Spasial
1. Dengan adanya penelitian ini Pengamat, Studi Kasus : Pusat Kota
diharapkan Pemerintah dapat Semarang. Jurnal Teknik Arsitektur
membantu dalam menjaga Citra Kota Universitas Diponegoro. Vol. 15 No.
itu sendiri dengan lebih memperhatikan 4,248-261
elemen-elemen citra kota yang sudah Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bitung
dikenali dengan baik agar nanti Tahun 2010-2030
kedepannya dapat membantu dalam Wulanningrum.Sintia.2014.Elemen - elemen
pembangunan kawasan yang sudah ada Pembentuk Kota yang Berpengaruh
sehingga bisa menjadi lebih baik lagi. Terhadap Citra Kota ( Studi Kasus :
2. Diharapkan upaya Pemerintah dalam Kota Lama Semarang ) Jurnal
menangani elemen-elemen pembentuk Pembangunan Wilayah dan Kota
citra kota yang kurang dikenali seperti Undip.Semarang
karena tidak adanya papan-papan Zahnd,Markus.1999.Perancangan Kota
informasi disetiap elemen-elemen Secara Terpadu. Kanisius.
tersebut. Sehingga Kota Bitung menjadi Yogyakarta
lebih menarik, mudah dikenal secara
luas dan bisa memberikan citra kota
yang berkesan serta memiliki ciri khas
tersendiri berdasarkan elemen-elemen
pembentuk citra kotanya.
3. Rekomendasi kepada pemerintah dalam
penyusunan dokumen RTRW kedepan
perlu untuk memperhatikan elemen-
elemen pembentuk citra Kota Bitung,
serta dalam pembangunan elemen-
elemen ini harus memperhatikan
struktur, identitas dan makna sehingga
mudah dikenali oleh masyarakat. Citra

Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota 248

Anda mungkin juga menyukai