Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis diberi kemampuan untuk menyelesaikan Laporan dengan judul
“Wilayah Nodal Kabupaten Bekasi”.
Penulis dalam menyelesesaikan laporan ini telah banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada, Ibu Dr. Tri Ratna Saridewi, S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing
mata kuliah Perencanaan Pembangunan Wilayah Perdesaan yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi serta mengarahkan
penulis dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari seutuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna karena
terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
berguna dan bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.2.2 Penggolongan Hierarki Berdasarkan Jumlah Sarana ..................................................... 12
BAB V PENUTUP............................................................................................................................... 20
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 11 Jumlah Produksi Buah-Buahan, Sayuran-Sayuran dan Perkebunan Tahun 2020 ............. 17
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari pembuatan laporan ini meliputi :
1) Agar mahasiswa dapat membuat peta wilayah nodal dengan pendekatan produksi
pertanian.
2) Agar mahasiswa mampu mendeskripsikan konsep pembangunan wilayah.
3) Agar mahasiswa mampu menganalisis suatu tipologi wilayah.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari pembuatan laporan ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui jumlah penduduk disetiap kecamatan yang ada di kabupaten Bekasi,
mengetahui jumlah sekolah (SD, SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi) mengetahui
jumlah sarana dan prasarana yang meliputi bidang kesehatan, peribadatan, komunikasi,
koprasi, dan sarana perdagangan. Dari data tersebut sehingga mahasiswaa dapat menyusun
hierarki wilayah yang ada di kabupaten Bekasi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wilayah Fungsional (Nodal Region)
Wilayah fungsional merupakan suatu wilayah yang memiliki ciri-ciri adanya
kegiatan yang saling berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional.
Misalnya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (JABODETABEK) yang secara
fisik memiliki kondisi yang berbeda-beda (heterogen) namun secara fungsional saling
berhubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup penduduk di setiap wilayah.
Hubungan antarpusat kegiatan pada umumnya dicirikan dengan adanya arus
transportasi dan komunikasi yang pada akhirnya menunjang pertumbuhan dan
perkembangan dari setiap wilayah tersebut. Pada awal perkembangannya, Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan kota-kota yang terpisah dan tidak saling
memengaruhi.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan Kota Jakarta, kota di sekitarnya seperti
Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi wilayah penyangga bagi pertumbuhan dan
perkembangan Kota Jakarta. Dalam pengertian lain Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor
merupakan suatu wilayah fungsional bagi pertumbuhan dan perkembangan Jakarta.
Demikian pula dengan Jakarta merupakan wilayah fungsional bagi pertumbuhan dan
perkembangan wilayahwilayah di sekitarnya termasuk Bogor, Depok,Tangerang, dan
Bekasi.
2
Hierarki wilayah ini sangat berguna untuk perencanaan suatu wilayah. Perencanaan
suatu wilayah dapat dimulai dengan:
a) Memprioritaskan gegend (wilayah terkecil) lebih dahulu kemudian ke wilayah di
atasnya, atau
b) Dimulai dari wilayah terbesar dulu (land) baru kemudian ke wilayah di bawahnya.
Jika mengacu pada wilayah administratif pemerintahan suatu negara maka gegend
dapat dicontohkan sebagai dusun, landschaftsteil sebagai desa, landschaft sebagai
kecamatan, landsteil sebagai kabupaten dan land sebagai wilayah propinsi
3
BAB III
METODE PENULISAN
2) Bahan
Data sarana dan prasarana tingkat kabupaten dan jumlah penduduk serta jumlah
sekolah berdasarkan tingkat pendidikan yang diperoleh dari data BPS Kabupaten
Bekasi dari tahun terakhir yang tersedia.
4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4. 1
Jumlah Penduduk di Kabupaten Bekasi
Jumlah Penduduk
No. Nama Kecamatan (Ribu)
1 Setu 173.656
2 Serang Baru 149,527
3 Cikarang Pusat 67,336
4 Cikarang Selatan 161,534
5 Cibarusah 94,802
6 Bojongmangu 27,821
7 Cikarang Timur 106,478
8 Kedungwaringin 69,473
9 Cikarang Utara 228,973
10 Karangbahagia 123,238
11 Cibitung 242,557
5
12 Cikarang Barat 205,333
13 Tambun Selatan 431,038
14 Tambun Utara 194,405
15 Babelan 270,05
16 Tarumajaya 132,756
17 Tambelang 40,862
18 Sukawangi 49,694
19 Sukatani 93,491
20 Sukakarya 52,016
21 Pebayuran 102,285
22 Cabangbungin 55,488
23 Muaragembong 40,321
KABUPATEN BEKASI 3,113,017
Tabel 4. 2
Jumlah Sekolah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2020
6
18 Sukawangi 20 7 4 3 1 35
19 Sukatani 36 8 4 7 0 55
20 Sukakarya 23 7 1 5 0 36
21 Pebayuran 55 6 4 5 0 70
22 Cabangbungin 29 12 2 5 0 48
23 Muaragembong 23 6 3 3 0 35
KABUPATEN BEKASI 987 338 121 187 23 1,656
Tabel 4. 3
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bekasi Tahun 2020
7
4.1.5 Data Sarana Peribadatan Di Kabupaten Bekasi
Pada tahun 2021 jumlah tempat ibadah di Kabupaten Bekasi terdiri dari 1,466
masjid, 1,571 musholla, 44 gereja, 3 pura, dan 13 wihara.
Tabel 4. 4
Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Bekasi Tahun 2020
8
4.1.6 Data Sarana Koperasi Di Kabupaten Bekasi
Pada tahun 2020, jumlah total koperasi di Kabupaten Bekasi adalah 1,232
unit. Kecamatan Cikarang Barat memiliki paling banyak koperasi, yaitu sebanyak
201 koperasi. Sedangkan koperasi paling sedikit ada di Kecamatan Bojongmangu
yaitu sebanyak 6 unit. Selain koperasi di atas, di Kabupaten Bekasi ada koperasi
binaan provinsi sebanyak 27 unit, dan koperasi binaan nasional 81 unit.
Tabel 4. 5
Jumlah Koperasi di Kabupaten Bekasi Tahun 2020
Jumlah Sarana
No. Nama Kecamatan Koperasi
1 Setu 36
2 Serang Baru 21
3 Cikarang Pusat 45
4 Cikarang Selatan 159
5 Cibarusah 18
6 Bojongmangu 6
7 Cikarang Timur 30
8 Kedungwaringin 21
9 Cikarang Utara 138
10 Karangbahagia 22
11 Cibitung 54
12 Cikarang Barat 201
13 Tambun Selatan 192
14 Tambun Utara 32
15 Babelan 61
16 Tarumajaya 12
17 Tambelang 24
18 Sukawangi 27
19 Sukatani 33
20 Sukakarya 18
21 Pebayuran 20
22 Cabangbungin 24
23 Muaragembong 38
KABUPATEN BEKASI 1,232
9
4.1.7 Data Sarana Perdagangan Di Kabupaten Bekasi
Kabupaten Bekasi memiliki 12 pasar. Pasar yang dimaksud adalah pasar
tradisional. Ke-12 pasar ini adalah Pasar Tambun, Pasar Induk Cibitung, Pasar
Setu, Pasar Sukatani, Pasar Serang Baru, Pasar Babelan, Pasar Cibitung, Pasar
Tarumajaya, Pasar Cibarusah, Pasar Kedunggede, Pasar Lemah Abang dan Pasar
Cikarang. Pasar-pasar ini adalah pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Selain itu Kabupaten Bekasi memiliki 20,591 toko dan 786 restoran atau rumah
makan.
Tabel 4. 6
Jumlah Sarana Perdagangan Kabupatan Bekasi Tahun 2020
Jumlah Sarana Perdagangan
No. Nama Kecamatan Total
Pasar
Toko Restoran
Tradisonal
1 Setu 1 1,044 8 1,053
2 Serang Baru 1 1,374 8 1,383
3 Cikarang Pusat 0 1,187 83 1,270
4 Cikarang Selatan 0 883 96 979
5 Cibarusah 1 916 2 919
6 Bojongmangu 0 177 3 180
7 Cikarang Timur 0 644 63 707
8 Kedungwaringin 1 477 0 478
9 Cikarang Utara 2 3,086 139 3,227
10 Karangbahagia 0 1,028 15 1,043
11 Cibitung 2 742 132 876
12 Cikarang Barat 0 2,305 9 2,315
13 Tambun Selatan 1 658 174 883
14 Tambun Utara 0 966 32 998
15 Babelan 1 1,342 4 1,347
16 Tarumajaya 1 1,428 12 1,441
17 Tambelang 0 112 2 114
18 Sukawangi 0 138 0 138
19 Sukatani 1 788 1 790
20 Sukakarya 0 401 1 402
21 Pebayuran 0 578 1 579
22 Cabangbungin 0 180 1 181
23 Muaragembong 0 137 0 137
KABUPATEN BEKASI 12 20,591 786 21,389
10
4.2 Penggolongan Hierarki Wilayah Kabupaten Bekasi
4.2.1 Penggolongan Hierarki Berdasarkan Jumlah Penduduk
Tabel 4. 7
Penggolongan Hierarki Berdasarkan Jumlah Penduduk
11
4.2.2 Penggolongan Hierarki Berdasarkan Jumlah Sarana
Tabel 4. 8
Penggolongan Hierarki Berdasarkan Jumlah Sarana
12
Penggolongan hierarki I ada pada Kecamatan Cikarang Utara dengan
jumlah sarana 3.649. Penggolongan hierarki II ada pada Kecamatan Cikarang
Barat dengan jumlah sarana 2.756 sampai dengan Kecamatan Cikarang Pusat
dengan jumlah sarana 1.426.
Penggolongan hierarki III ada pada Kecamatan Cikarang Selatan dengan
jumlah sarana 1.375 sampai dengan Kecmatan Pebayuran dengan jumlah 971.
Penggolongan Hierarki IV berada pada Kecamatan Cikarang Timur dengan
jumlah sarana 941 sampai dengan Kecamatan Tambelang dengan jumlah
sarana 256.
13
4.2.3 Penetapan Wilayah Ibukota Kabupaten Bekasi Berdasarkan Gabungan
Hierarki
Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 yang ditambah dengan
studi literatur bahwa wilayah yang menjadi pusat Kabupaten adalah
Kecamatan Tambun Seletan. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan bahwa
Kecamatan Tambun Selatan menjadi pusat wilayah di Kabupaten Bekasi.
1. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data demografi tahun 2021 bahwa Kecamatan
memiliki jumlah penduduk yang paling tinggi atau paling banyak dengan
jumlah 431,038 jiwa. Dibandingkan dengan kecamatan lain perbandingan
jumlah penduduk di Kecmatan Tambun Selatan memiliki selisih yang
cukup jauh yaitu 160,988 jiwa apabila dibandingkan dengan Kecamatan
Babelan yang merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi
ke-2.
Banyak faktor yang menyebabkan Kecamatan Tambun Selatan
memiliki jumlah penduduk terbanyak selain dari jumlah kelahiran yang
tinggi yaitu karena banyaknya orang yang masuk ke wilayah Kecamatan
Tambun Selatan dikarenakan berkembang sekor industri di Kecamatan
Tambun Selatan, mulai dari industri berskala besar hingga mikro.
14
4.3 Data Produksi Pertanian di Kabupaten Bekasi
4.3.1 Produksi Tanaman Sayuran Semusim
Tabel 4. 9
Jumlah Produksi Tanaman Sayuran Semusim Tahun 2020
15
4.3.2 Produksi Tanaman Biofarmaka
Tabel 4. 10
Jumlah Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2020
16
4.3.3 Produksi Buah – Buahan, Sayur – Sayuran, dan Perkebunan
Tabel 4. 11
Jumlah Produksi Buah-Buahan dan Sayur-SayuranTahun 2020
17
4.3.4 Total Produksi Hasil Pertanian
Tabel 4. 12
Total Produksi Pertanian di Kabupaten Bekasi Tahun 2020
18
4.3.5 Penetapan Wilayah Kecamatan Berdasarkan Hasil Produksi Pertanian di Kabupaten Bekasi
Penetapan wilayah kecmatan berdasarkan hasil produksi pertanian tahun 2020 dihitung atau
diakumulasikan berdasarkan 3 hal yang meliputi : (1) Produksi tanaman sayuran semusim ada pada Tabel
4.9, (2) Produksi tanaman biofarmaka ada pada Tabel 4.10, (3) Produksi buah-buahan dan sayuran serta
perkebunan ada pada Tabel 4.11.
1. Produksi Tanaman Semusim
Dari Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Babelan merupakan kecamatan yang
memiliki hasil produksi tertinggi dengan jumlah 7250,2 ton. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan
jumlah produksi yang meliputi bawang merah, bayam, cabai, jamur, kacang panjang, kangkung,
kembang kol, ketimun, sawi, dan terung. Selain itu juga Kecamatan Babelan merupakan kecamatan
yang memiliki produksi tertinggi pada produksi bayam 2604,7 ton, dan kangkung 4833 ton.
Setelah kita mengetahui kecataman-kecamatan yang memiliki produksi tertinggi pada produksi
tanaman semusim, tanaman biofarmaka, buah-buahan dan sayuran, serta perkebunan. Sekarang kita akan
mengetahui kecamatan yang memiliki produksi tertinggi berdasarkan 3 hal tersebut. Dari ke-3 data tersebut
kemudian dijumlah seluruh total produksinya ada padda Tabel 4.12. Sehingga di dapatkan hasil bahwa
Kecamatan Babelan yang memiliki produksi pertanian tertinggi dengan jumlah seluruh produksi adalah
9341,6 ton.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hierarki penetapan Ibukota Kabupaten Bekasi adalah Kecamatan Tambun Selatan. Beberapa
faktor yang menjadi alasan bahwa Kecamatan Tambun Selatan menjadi Ibukota di Kabupaten Bekasi
antara lain (1) jumlah penduduk, (2) berdasarkan fasilitas sarana, (3) berdasarkan letak atau posisi. Dari
ke-3 aspek tersebut Kecamatan Tambun Selatan sudah memenuhi semua aspek tersebut.
2. Penetapan wilayah kecamatan berdasarkan hasil hasil produksi pertanian ada berada pada Kecamatan
Babelan. Penghitungan hasil produksi dihitung berdasarkan 3 tiga aspek : (1) produksi tanaman sayuran
semusim, (2) produksi tanaman biofarmaka, (3) produksi buah-buahan, sayuran, maupun perkebunan.
Kecamatan Babelan menjadi kecamatan dengan produksi hasil pertanian tertinggi dengan jumlah seluruh
produksi adalah 9341,6 ton.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anto, A., & Plantianti, A. (2020). Tata Ruang Kehidupan . Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus–
Direktorat Jenderal.
Bekasi, B. K. (2021). Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2021. Bekasi: BPS Kabupaten Bekasi.
Dewy, C. (2019). Konsep Wilayah dan Perwilyahan. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA - Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Hidayat, A. (2019). Wilayah dan Pewilayahan Dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: MAN 1 GUNUNG KIDUL.
21