Anda di halaman 1dari 23

1

BAB IV perencaaan. Untuk menghitung proyeksi penduduk ada berbagai metode yang digunakan, tapi kali ini untuk
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KAWASAN kawasan kumuh di Desa Sukajadi digunakan metode Linier dengan rumus yaitu :

Pn = Po + cn atau Pn = Po (1+rn)
4.1 ANALISIS PENDUDUK KAWASAN PRIORITAS DESA SUKAJADI
Dimana :
Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kawasan 2016 – 2020
Pn : Penduduk pada Tahun n
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kawasan Po : Penduduk pada tahun 0
2016 2017 2018 2019 2020
C : Jumlah pertambahan penduduk konstan
RW 02 785 798 811 824 837
R : Angka pertumbuhan penduduk (%)
RW 03 618 628 638 648 660 N ; Periode (waktu ) Antara tahun awal dan tahun n

RW 04 420 427 435 443 451 Dengan menggunakan metode linier dan rumus diatas dengan asumsi angka pertumbuhan penduduk yang
konstan setiap tahunnya. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik ) bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
Jumlah 1.823 1.853 1.884 1.915 1.948
kab garut yaitu 1,6%. Maka diperoleh Proyeksi pertambahan penduduk Kawasan Prioritas Desa Sukajadi yaitu

GRAFIK 4.1 PROYEKSI PENDUDUK RW 03,04 dan 12 dari tahun 2016 sampai tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel di samping,dimana jumlah
penduduk pada tahun 2016 di kawasan prioritas tersebut adalah sebanyak 1823 orang yang terdiri atas 785
1,200
orang di lokasi RW 02, 618 Orang dilokasi RW 03 dan 420 orang dilokasi RW 04. Proyeksi kebutuhan
1,000
Jumlah penduduk di permukimandihitung dengan mencari jumlah penduduk dan jumlah bangunan. Hal ini berarti bahwa semakin

800 suatu wilayah pasti bertambah jumlah penduduk maka bertambah juga jumlah bangunan yang berakibat bertambahnya

RW 03 berubah seiring kebutuhan akan permukiman,selain itu juga hal ini berhubungan dengan daya tamping dan daya dukung di
600
RW 04 wilayah prioritas tersebut.dari kebutuhan luas permukiman berdasakan perhitungan, maka akan diperoleh
berjalanya waktu.
RW 12
400 Pertumbuhan penduduk kebutuhan lahan, ketika luas kebutuhan lahan permukiman tidak tercapai, ada alternative yang bisa digunakan

dipengaruhi oleh yaitu penggunaan lahan hutan, pertanian dan perkebunan dikonversi menjadi lahan permukiman,tapi tentu
200
beberapa factor seperti saja ini harus disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah dan rencana dasar tata ruang. Atau mungkin bisa
-
kelahiran, kematian dan memberikan kebijakan lain bekerjasama dengan investor untuk mendirikan perumahan rakyat dalam
2016 2017 2018 2019 2020
migrasi. Proyeksi mencukupi kebutuhan lahan permukiman.

penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan asumsi perkembangan
kelahiran, kematian dan migrasi. Proyeksi ini digunakan untuk kepentingan pembangunan terutama dalam hal

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
2

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
3

GAMBAR 4.1 PETA TEMATIK BANGUNAN HUNIAN

sesuai dengan arahan pola ruang dalam RTRW Kabupaten Garut bahwa di Desa Sukajadi
terutama pada kawasan prioritas diarahkan kepada tanaman pangan dan holtikultura, perikanan darat dan

4.2 ANALISIS FISIK (DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG) peternakan)


4.2.1 Kondisi Tata Guna Lahan Lingkungan secara alami memiliki kemampuan untuk memulihkan keadaannya, pemulihan keadaan ini
Pola penggunaan dan pemanfaatan lahan secara umum di Kawasan Prioritas terpilih merupakan suatu prinsip bahwa sesungguhnya lingkungan itu senantiasa arif menjaga keseimbangannya.
merupakan salah satu sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan penting seperti untuk pemukiman, Sepanjang belum ada gangguan paksa maka apapun yang terjadi, lingkungan itu sendiri tetap bereaksi secara
pertanian dan perikanan, peternakan, kehutanan, pertambangan dan jaringan jalan. Penggunaan lahan di seimbang. Perlu di tetapkan daya dukung lingkungan untuk mengetahui kemampuan lingkungan menetralisir
wilayah kawasan prioritas terpilih menurut data monografi Desa, secara garis besar masih merupakan luas parameter pencemar dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti semula, factor daya dukung
lahan belum terbangun, sementara luas lahan terbangun lebih sedikit tergantung pada manusia yang hidup di dalam lingkungan.
Kebanyakan lahan pada kawasan ini digunakan sebagai tempat menanam padi, palawija, kolam
Daya dukung lingkungan adalah jumlah penduduk maksimum yang dapat di dukung oleh suatu lingkungan
ikan, sedikit sekali permukimannya atau lebih kecil luasnya di bandingkan luas lahan non terbangun. Dengan
tanpa merusak lingkungan tersebut.
luasnya lahan non terbangun berarti ruang terbuka hijau mempuni sekali dimana bisa difungsikan sebagai
titik evakuasi, taman bermain,bercocok tanam atau menanam tanaman-tanaman lain yang dapat Konsep daya dukung lingkungan meliputi tiga factor utama, yaitu kegiatan manusia, sumberdaya alam dan

menghasilkan udara yang bersih. lingkungan. Kualitas lingkungan dapat terjaga dan terpelihara dengan baik.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
4

Proyeksi kebutuhan permukiman dihitung dengan mencari jumlah penduduk dan jumlah bangunan. Hal ini
berarti bahwa semakin bertambah jumlah penduduk maka bertambah juga jumlah bangunan yang berakibat
bertambahnya kebutuhan akan permukiman,selain itu juga hal ini berhubungan dengan daya tampung dan
daya dukung di wilayah prioritas tersebut.dari kebutuhan luas permukiman berdasakan perhitungan, maka
akan diperoleh kebutuhan lahan, ketika luas kebutuhan lahan permukiman tidak tercapai, ada alternative
yang bisa digunakan yaitu penggunaan lahan hutan, pertanian dan perkebunan dikonversi menjadi lahan
permukiman,tapi tentu saja ini harus disesuaikan dengan rencana tata ruang wilayah dan rencana dasar tata
ruang. Atau mungkin bisa memberikan kebijakan lain bekerjasama dengan investor untuk mendirikan
perumahan rakyat dalam mencukupi kebutuhan lahan permukiman.

Tabel 4.2 Proyeksi Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk (jiwa)/ha


Kawasan
2016 2017 2018 2019 2020
RW 02 0,052 0,053 0,054 0,055 0,056
RW 03 0,063 0,064 0,065 0,066 0,067
RW 04 0,046 0,047 0,048 0,049 0,045
Jumlah 0,161 0,164 0,167 0,170 0,183

0.250

0.200

0.150 RW 03
RW 04
RW 12
0.100
Jumlah

0.050

0.000
2016 2017 2018 2019 2020

GRAFIK 4.2 PROYEKSI KEPADATAN BANGUNAN

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
5

GAMBAR 4.2 PETA TATA GUNA LAHAN DESA SUKAJADI

4.3 ANALISA KONDISI BANGUNAN PERMUKIMAN

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
6

Kondisi bangunan merupakan salah satu aspek penting dalam menentukan apakah suatu kawasan termasuk perencanaan yang dapat meberikan panduan dalam perencanaan dan perancangan kawasan kumuh yang
dalam kategori permukiman kumuh atau tidak. Kondisi bangunan dilihat dari sifat bertujuan untuk meningkatkan vitalitas dan kualitas lingkungan dengan memaksimalkan potensi kawasan
bangunan seperti permanen/semi-permanen/tidak layak huni. Mayoritas wilayah yang telah ada untuk menu pertumbuhan dan perkembangan kawasan yang berorientasi kepada community
permukiman kumuh mempunyai kondisi bangunan yang tidak layak huni. Kondisi base development dan sustainable development.
bangunan yang terdapat di RW 04 Desa Sukajadi mempunyai sifat hunian yang Pada tahun 2016 masih terdapat 35.291 Ha permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di hampir
beragam. Sebagian wilayah bersifat permanen, sedangkan yang lain masih bersifat seluruh wilayah Indonesia sesuai hasil perhitungan pengurangan luasan permukiman kumuh
semi-permanen dan bahkan tidak layak huni. Rumah tidak layak huni berbahankan
perkotaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kondisi tersebut diperkirakan
bambu dan bilik yang keberadaannya meresahkan.
akan terus mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang

Sementara itu rumah semi-permanen berdinding tembok namun beratapkan genting bekas yang tidak layak. inovatif, menyeluruh, dan tepat sasaran.
Namun, rumah-rumah permanen pun belum mempunyai sertifikat tanah dan bangunan, sebagian hanya Oleh karena itu, sebagai salah satu langkah mewujudkan sasaran RPJMN
memiliki akte jual beli saja. Warga hanya berpegang pada surat hijau. Hal ini dikarenakan rumah warga 2015-2019 yaitu kota tanpa permukiman kumuh di tahun 2019, Direktorat Jenderal
setempat dihuni oleh rumah tangga miskin dan tidak mampu membuat sertifikat tanah Cipta Karya menginisiasi pembangunan platform kolaborasi melalui Program Kota
Tanpa Kumuh (KOTAKU).
Tata bangunan di wilayah perencanaan dapat dibedakan ke dalam tiga golongan berdasarkan karakter
fisiknya, yaitu: untuk kawasan prioritas RW 02,03,04 Desa Sukajadi termasuk pada
permukiman berkarakter Perkotaan hal ini dapat dilihat dari bentuknya yang
 Permukiman berkarakter pedesaan
relatif tidak teratur akibat perkembangan yang terjadi tanpa perencanaan.
 Permukiman berkarakter perkotaan
Bangunan-bangunan di permukiman ini relatif rapat dengan dibatasi oleh gang-
 Kompleks bangunan umum
gang, yang menjadi jalur akses pejalan kaki di dalam permukiman ini. Bangunan rata-rata berupa rumah
masyarakat yang menyebabkan kawasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan cenderung semi permanen, dengan ketinggian 1 lantai. Halaman rumah relatif sempit, berkisar antara 1-2 meter. Dan
untuk terus berkembang sehingga memperluas daerah yang menjadi kumuh, vitalitas kawasan yang semakin hamper 60 % rumah menghadap atau membelakangi sungai yang ada di desa Sukajadi.
menurun, perubahan fungsi, terbatasnya pelayanan jaringan prasarana dan sarana perkotaan, degradasi
kualitas lingkungan, serta kerusakan bentuk ruang kota. Hal ini tercermin pada beberapa kawasan yang
tergolong penting dan vital di kawasan perkotaan dan pada awalnya merupakan kawasan strategis, tetapi saat
ini kondisinya sangat memprihatinkan.

Menanggapi hal tersebut maka diperlukan adanya upaya penanganan kawasan kumuh dalam bentuk
kegiatan pengembalian fungsi kawasan. Melalui penangan kawasan kumuh sebagai sebuah proses
-
-
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
-
TAHUN 2016
-
- Kecenderunga
7

-
-
-
-
-
Kecenderungan titik bangunan yang
berfungsi ganda tidak teratur
Tidak ada bangunan
sosial/pertemuan masyarakat
- tidak ada pengelola sampah
- Tidak ada sarana sampah

GAMBAR 4.3 PETA TEMATIK BANGUNAN HUNIAN

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
8

N
Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi
o

Masyarakat harus belajar menabung dalam


tidak ada biaya untuk memperbaiki pemeliharaan bangunan secara berkelompok/individu
Bangunan layak huni
rumahnya
masih ada bangunan yang Pengajuan usulan rumah layak huni
tidak layak huni
Pembangunan rumah layak huni dan sehat
Penghuni kurang peduli terhadap Adanya aturan bersama tentang pemeliharaan rumah,
rumahnya dan hanya lebih khusus terhadap rumah yang telah
KONDISI BANGUNAN
1 mengharapkan bantuan dari pihak dibangun/diperbaiki yang pendanaannya dari
INDIVIDU
lain BLM/instansi pemerintah
Adanya lahan bersama untuk pengelolaan ternak
adanya pemisahan kandang secara berkelompok tentunya dengan aturan yang
ternak dari bangunan rumah disepakati oleh kelompok tersebut
tidak ada lahan lagi
namun aman dari kejahatan
masih ada bangunan rumah manusia dan hewan Bila tidak sepakat dengan lahan bersama, maka pemilik
yang menjadi satu dengan harus merawat kandang ternak tersebut sehingga tidak
kandang menimbulkan polusi dari ternak
tidak ada lagi pemeliharaan ternak dibawah rumah
tidak ada lagi pemeliharaan panggung
memanfaatkan lahan dibawah
ternak dibawah rumah Bila ada lahan, merancang kandang ternak yang
rumah panggungnya
panggung berfungsi baik dan ramah terhadap lingkungan
sehingga mampu meminimalisir polusi udara dari
limbah ternak
KONDISI BANGUNAN Bila ada lahan, bisa dirancang bangunannya dengan
SARANA adanya tempat berkumpul fungsi lainnya sehingga bisa digabungkan fungsi
Tidak ada bangunan
2 SOSIAL/KOMUNAL tidak ada lahan masyarakat walaupun kecil bangunan tersebut
sosial/pertemuan masyarakat
SECARA bangunannya
Pengajuan usulan pembangunan bangunan sarana
KESELURUHAN
sosial
memfungsikan lahan keluarga yang Adanya peruntukan lahan
KECENDERUNGAN Membatasi pembangunan rumah yang liar
Kecenderungan lahan ada permukiman yang teratur
3 PERUNTUKKAN
kosong menjadi permukiman dan terencana sesuai
BANGUNAN
tidak ada biaya untuk membeli perkembangan permukiman memfungsikan lahan kosong/tidak produktif menjadi
lahan baru lahan produktif/lahan terbuka hijau

TABEL 4.3 PERMASALAHAN PERUMAHAN DAN BANGUNAN

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
9

Sumber data : Pemetaan Swadaya 2016


4.4 Analisis Prasarana, Sarana dan Utilitas

4.4.1 Analisis Drainase

Pada dasarnya drainase berasal dari bahasa Inggris yaitu drainage yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Drainase secara umum didefinisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Atau dalam bidang teknik sipil, drainase adalah suatu tindakan
teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu.
Drainase juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga fungsi kawasan atau lahan tidak terganggu. Pada kasus ini drainase di kawasan Kumuh RW 04, belum memadainya saluran drinase sehingga ketika hujan banyak sekali genangan air yang
tidak terserap, hal itu juga diakibatkan kontruksi jalan lingkungan nya terbuat dari rabat beton. Selain daya tampung drainase yang tidak memadai banyak juga sepanjang jalan di lingkungan RW 04
belum dibuatkanya drainase. Kondisi saluran drainase di kawasan prioritas sebagaian tidak berfungsi dengan baik karena tertutup oleh sampah dan benda diatasnya, di beberapa titik lokasi rusak
bahkan belum ada jaringan drainase di beberapa titik juga. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir atau genangan air apabila musim hujan tiba karena tidak terintegrasi saluran airnya, dan akan mengganggu kenyamanan
lingkungan.
TABEL 4.4 PERMASALAHAN DRAINASE LINGKUNGAN
N
Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi
o
Gotong-royong membersihkan saluran air minimalnya di
Tidak adanya kepedulian masyarakat air mengalir lancar
tidak berfungsinya saluran air di depn rumahnya sendiri
lingkungan rumah Saluran air rusak dan atau belum Pembenahan terhadap saluran air yang rusak atau belum
Berfungsinya saluran air
dibangun di bangun
Saluran yang ada kecil atau belum Dibangun saluran yang sesuai dengan debit/kapasitas air
KONDISI tidak cukupnya saluran air yang ada diperlebar serta diperdalam limbah/buangan rumah tangga
Saluran air limbah dapat menampung
SISTEM dalam menampung kapasitas air
1 buangan air limbah rumah tangga Sistem jaringan drainase yang sistematis ( kemiringan
JARINGAN limbah/buangan? tidak lancar air mengalirnya
DRAINASE: saluran, jalur saluran air/jalur pembuangan air limbah )

Pengajuan pembiayaan ke pengusaha/kelompok


peduli/dinas terkait
kondisi saluran rusak berat/ tidak Tidak adanya biaya untuk Saluran yang rusak bisa
ada saluran membangun saluran air diperbaiki/bisa dibangun Menggalakan rereongan diantara masyarakat setempat
minimalnya
Gotong royong membuat saluran air
Sumber data : Pemetaan Swadaya 2016

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
10

-
-
-
- - Sampah yang menumpuk
- di saluran drainase
- tidak cukupnya saluran air menyumbat aliran air
yang ada dalam menampung buangan
kapasitas air limbah/buangan? - Tanaman liar yang tumbuh
- - kondisi saluran rusak berat/ akibat jarangnya di
tidak ada saluran bersihkan juga menjadi
- tidak cukupnya saluran air penghambat lancarya
yang ada dalam menampung aliran air buangan
kapasitas air limbah/buangan? -
- -
-
-

GAMBAR 4.4 PETA TEMATIK DRAINASE

4.4.2 Analisis Jalan Lingkungan

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
11

Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi
kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit,
sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung. Sistem Sirkulasi jalan lingkungan yang ada di RW 04,terdiri
dari jalan-jalan gang yang lebarnya hampir 75% kurang dari 1.5 m sehingga hal tersebut menimbul kesan kumuh yang sangat kuat,hal ini ada
korelasinya dengan pembangunan rumah yang orientasinya tidak beraturan. Untuk melalui jalan jalan lingkungan yang ada di RW 04 sangat sulit dalam
menghapal jalur tersebut bagi orang yang baru berkunjung, selain tidak ada penunjuk arah jalan lingkungan di RW 04 tidak teratur baik lebar maupun
sirkulasinya. Kontruksi jalan yang di gunakan pun memakai kontruksi rabat beton kelemahanya adalah dalam pelaksanaan kontruksinya tidak
rapih.Sulitnya memisahkan jalur sirkulasi untuk kendaran bermotor dengan sirkulasi orang yang sedang berjalan merupakan pemandangan yang sehari-
hari bagi warga RW 04 Desa Sukajadi sehingga kenyamanan dan keamanan warga dalam berjalan kaki menjadi terganggu.

TABEL 4.5 PERMASALAHAN AKSES JALAN LINGKUNGAN

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi


Pengajuan pembiayaan ke pengusaha/kelompok
Jalan lingkungan yang peduli/dinas terkait
Belum tersentuh oleh program
Jalan lingkungan yang ada secara masih tanah bisa Konstruksi yang direncanakan harus kuat, adanya
umum masih tanah dibangun ruang untuk penyerapan air
Tidak adanya biaya untuk Menggalakan rereongan diantara masyarakat
membangun jalan lingkungan setempat minimalnya

KONDISI JALAN kondisi jalan lingkungan yang ada Tidak adanya kepedulian Gotong-royong membersihkan jalan lingkungan
1 pada umumnya rusak berat masyarakat minimalnya di depan rumahnya sendiri
LINGKUNGAN Jalan lingkungan dapat
diperbaiki Pendekatan ketokohan di masyarakat dan atau
Masyarakat tidak memberikan secara kontinyu diadakan sosialisasi
lahan untuk pelebaran jalan Bila di mungkinkan maka jalan bisa di rencanakan
Kurang lebarnya jalan lingkungan
yang ada secara umum berkualitas dan mempunyai estetika
Lebar jalan representatif
Pada lahan terbatas di rencanakan konstruksinya
Lahan yang ada terbatas atau sesuai aturan
adalah yang bisa menyerap air
min.lebar jalan
KONDISI RUAS Bila masyarakat membangun rumah baru atau
JALAN YANG lahan kosong akan di bangun rumah2 maka harus
Masyarakat dalam membangun ada ruas jalan yang diperhatikan ruas jalan
MEMPUNYAI POTENSI tidak ada ruas jalan yang
2 rumah tidak memperhatikan terpilih sebagai jalur
EVAKUASI BILA diprioritaskan untuk evakuasi Adanya pembedaan antara jalan biasa dengan
ruang akses umum evakuasi bencana
TERJADI MUSIBAH / jalan yang juga difungsikan sebagai jalur evakuasi
BENCANA (pembedaannya bisa dengan konstruksi, warna,

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
12

bahan,dll)
Adanya tempat evakuasi
bencana pada kawasan
Lahan kosong atau lahan terbuka tersebut
belum ada yang di Memanfaatkan lahan kosong atau lahan non
Belum adanya potensi evakuasi Tempat evakuasi yang
fungsikan/direncanakan untuk produktif menjadi tempat evakuasi bencana
aman, nyaman dan
tempat evakuasi
cukup untuk masyarakat
berkumpul
Adanya kelompok dan
atau perseorangan yang
Tidak adanya kepedulian Adanya aturan bersama dalam mengelola sarana ;
peduli terhadap
masyarakat jalan, saluran dan jembatan
pemeliharaan sarana dan
prasarana
Minimalnya menggalakan rereongan diantara
PENGELOLAAN masyarakat setempat
tidak adanya pemeliharaan rutin
SARANA JALAN,
3 dari masyarakat terhadap jalan, Pembentukan kelompok/tim
SALURAN DAN
saluran dan jembatan
JEMBATAN Tidak adanya biaya untuk adanya penyuluhan atau sifatnya sosialisasi secara
memelihara sarana dan kontinyu tentang pemeliharaan sarana dan
prasarana prasarana yang telah dibangun
Adanya tokoh peduli/LSM yang mampu mendorong
masyarakat untuk bisa memelihara sarana dan
prasarana yang telah dibangun

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
13

Sumber data : Pemetaan Swadaya 2016

-
-
- Jalan lingkungan
yang ada secara umum
masih tanah -
- Kurang lebarnya
jalan lingkungan yang ada
secara umum
- Akses jalan menuju
kawasan satu jalur masuk
dan keluar kendaraan
- Lahan kosong atau
lahan terbuka belum ada
yang di
fungsikan/direncanakan
untuk tempat evakuasi
-
-

-
-

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
14

GAMBAR 4.5 PETA TEMATIK JALAN LINGKUNGAN

4.4.3 Analisis Air Bersih


Kebutuhan akan air bersih khususnya di RW 04 sangatlah vital di karenakan masih mengandalkan air besih dari sumur umum yang sudah lama di gunakan, keberadaan sumur umum
tersebut sangatlah jauh dari layak, seperti terlihat dalam gambar/photo di karenakan untuk menaikan air kepermukaan hanya menggunakan
timbaan lalu di tampung di dalam bak penampung seterus nya digunakan untuk keperluan air mandi dan cuci pakaian dan cuci piring.

Penyediaan air bersih masyarakat di kawasan prioritas terpilih yaitu Sistim Penyediaan Air Bersih modul Terminal Air (TA) dengan distribusi
Hidrant Umum (HU) yang ada di kawasan prioritas terpilih. Namun dalam perkembangannya tidak dapat melayani kebutuhan air bersih masyarakat
karena terkendala pasokan air yang tersendat dan kendala pemeliharaan sarana lainnya. Maka sudah seharusnya masyarakat memelihara hal
tersebut jika terdapat kerusakan-kerusakan pada media air bersih terkecuali bila yang kurangnya adalah debit air maka masyarakat tidak dapat
memeliharanya. Tapi mungkin yang dapat dilakukan adalah mencari sumber air lainnya yang kemudian di salurkan ke tempat yang telah tersedia.

TABEL 4.6 PERMASALAHAN AIR MINUM

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi

Terlayaninya masyarakat Membangun fasilitas sarana dan prasarana air


Terbatasnya penyediaan air bersih
terhadap air bersih bersih
Terbatasnya lahan untuk membuat
adanya titik lokasi sumber air
Air bersih sumur gali/sumur bor (sumber air Memperbanyak titik lokasi sumber air bersih
bersih
bersih)

KONDISI Distribusi air bersih kepada masyarakat yang


Terbatasnya biaya
1 PENYEDIAAN kurang mampu untuk bisa terfasilitasi
AIR BERSIH:
adanya jalur air bersih dari wilayah Masyarakat bisa terlayani air
membuat jalur baru yang berasal dari jalur air
lokasi lain namun belum tersebut selain sumber lainnya
tersebut dan ditampung
termanfaatkan yang telah ada
Kawasan tersebut bisa terlayani Pengajuan usulan untuk dapat terlayani jalur
Terlewati jalur air Belum masuknya jalur PDAM ke
oleh PDAM dalam rangka PDAM karena letak lokasi kaw.prioritas berada di
bersih dari PDAM lokasi kawasan prioritas
pemenuhan air bersih pinggir jalan sekunder

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
15

Sumber data : Pemetaan Swadaya 2016

-
- Terbatasnya penyediaan air -
bersih - Terbatasnya penyediaan air bersih
- Terbatasnya lahan untuk - Terbatasnya lahan untuk membuat
membuat sumur gali/sumur bor sumur gali/sumur bor (sumber air bersih)
(sumber air bersih) - Belum masuknya jalur PDAM ke
- Belum masuknya jalur PDAM ke lokasi kawasan prioritas
lokasi kawasan prioritas - MCK yang ada di biarkan
- MCK yang ada di biarkan - masih ada bangunan yang tidak layak
- masih ada bangunan yang tidak huni
layak huni -
- -
-
-

GAMBAR 4.6 PETA TEMATIK AIR MINUM

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
16

4.4.4 Analisis Sanitasi IPAL


Sistim sanitasi merupakan cerminan dari sebuah lingkungan yang sehat, ketika system sanitasi nya sesuai dengan kaidah kaidah standard yang di gunakan
maka di pastikan masyarakat lingkungan tersebut selalu menjaga keberbersihan dan kesahatannya.
System Sanitasi akan selalu erat hubungan dengan kegiatan MCK, IPAL dan Septictank, dalam permasalahan yang terjadi di RW 04, system
sanitasinya tidak terintregrasi dengan baik sehingga masih banyak genangan air ketika sudah turun hujan.maksud dari system sanitasi yang belum
terintregasi yaitu di lingkungan di sekitar RW 04 salurannya tidak di buatkan dengan baik baik secara system maupun metode kontruksi yang di terapkan,
Hal ini terlihat masih banyaknya limbah domestic yang di buang langsung ke sungai tanpa di tampa pengolahan terlebih dahulu.selain itu juga saluran
pembuangan antara black water dan gray water di satukan dalam satu saluran kata lain tidak di pisahkan secara fungsinya. Penggunaan pipa paralon
yang dimensinya yang kecil, masih menjadi pilihan utama dalam pembuangan oleh masyrakat di skitar RW 04, selain hemat penggunaan pipa paralon
sangatlah mudah dan praktis, penggunann pipa paralon baik untuk penyaluran air bersih ataupun pembuangan limbah domestic memang di prbolehkan akan tetapi masyrakat di
RW 04 dalam pemakain pipa paralon tidak melihat daya tampung paralon.
TABEL 4.7 PERMASALAHAN SANITASI IPAL

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi

Adanya aturan bersama


MCK yang ada di kebiasaan masyarakat Adanya pemeliharaan terhadap Adanya jadwal kebersihan yang dilakukan oleh masyarakat setempat
biarkan dalam hal mengelola MCK yang ada
Adanya sosialisasi dan penguatan tentang pemeliharaan MCK
KONDISI
Bila tidak memadai, MCK yang ada perlu di renovasi (diperbesar)
1 PENGELOLAAN
SANITASI/MCK terbentuknya wadah pengelola MCK baru yang peduli terhadap kebersihan
tidak berfungsi Pengelola adalah penerima
Pengelola MCK Masyarakat harus belajar menabung dalam pemeliharaan bangunan secara
pengelola MCK manfaat dari MCK
berkelompok/individu
Pembuangan pembuangan diarahkan Adanya sistem jaringan
Adanya sistem pembuangan air limbah yang teratur dan sistematis
limbah ke sungai pembuangan air limbah
keberadaan limbah Kandang peternakan harus terpisah dari rumah
KONDISI tidak/kurangnya polusi ternak
Polusi ternak ternak ayam
2 PENGELOLAAN yang terjadi pada kawasan Pembuatan kandang ternak harus sistematis mulai dari lokasi,perawatan agar
ayam menimbulkan polusi
LIMBAH TERNAK tersebut tidak terkesan kumuh terhadap lingkungan tersebut
( mengganggu)
Sumber data : Pemetaan Swadaya 2016

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
17

-
- Terbatasnya
- penyediaan air bersih
- Terbatasnya penyediaan air - Terbatasnya lahan
bersih untuk membuat sumur
- Terbatasnya lahan untuk gali/sumur bor
membuat sumur gali/sumur (sumber air bersih)
bor (sumber air bersih) - Belum masuknya jalur
- Belum masuknya jalur PDAM PDAM ke lokasi
ke lokasi kawasan prioritas kawasan prioritas
- MCK yang ada di biarkan - MCK yang ada di
- masih ada bangunan yang biarkan
tidak layak huni - masih ada bangunan
- yang tidak layak huni
- -
-

GAMBAR 4.7 PETA TEMATIK SANITASI IPAL

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
18

4.4.5 Analisis Sampah

Prilaku masyarakat menjadi viral utama dalam hal penanganan sampah secara umum, hal tersebut tidak tumbuh kembangya kesadaran
masyarakat untuk menjaga kebersihan di lingkungan nya masing masing, selain masalah tersebut di atas dalam
penanggulangan sampah yang terjadi di lingkungan masyrakat, kurang fasilitas atau tempat penampungan
sementara sampah dan petugan sampah yang akan mengangkut sampah dari TPS ke TPA yanga ada di pinggir jalan
utama. Dan satu satunya cara yang paling efektif menurut masryarakat di sekitar RW 04 pembuangan sampah nya di buang
dilahan yang kosong dan seterusnya di bakar hal tersebut sudah menjadi kebiasaan masyrakat RW 04 dan sekitarnya.

TABEL 4.8 PERMASALAHAN SAMPAH

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi

tidak ada pengelola Kurangnya kelompok peduli Adanya kepedulian masyarakat


1 1 1 1 pengelola sampah terbentuk atas kepedulian masyarakat
sampah sampah tentang sampah

Tidak ada fasilitas pengangkut adanya fasilitas sampah yang


1 1 1 tersedianya fasilitas sampah baik roda dua, roda tiga.
sampah memadai

2 Tidak ada TPS 2 Adanya TPS yang memadai 2 Lokasi TPS yang bisa diangkut oleh truk sampah
KONDISI
1 PENGELOLAAN tidak ada tempat pengolahan Adanya lahan untuk pengolahan adanya tempat pengolahan sampah yang sudah terpisah
3 3 3
SAMPAH sampah sampah sampahnya dari rumah tangga
2 Tidak ada sarana sampah
tidak ada biaya untuk membeli memfungsikan lahan kosong/tidak produktif menjadi lahan
4 4
lahan baru produktif/lahan terbuka hijau

adanya perencanaan yang matang yang disesuaikan dengan


Masyarakat tersebut tidak ingin
5 perkembangan jumlah penduduk danpenciptaan lingkungan yang
berinjak dari lokasi tersebut
sehat, tertata, bersih dan tertib

Sumber data : Pemetaan Swadaya 2016

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
19

GAMBAR 4.8 PETA TEMATIK SAMPAH

- -
- Tidak ada sistem pengolahan - Tidak ada sistem pengolahan
sampah di wilayah sampah di wilayah
- Tidak ada sarana untuk - Tidak ada sarana untuk
pengelolaan sampah pengelolaan sampah
- Kurang nya kepedulian - Kurang nya kepedulian
masyarakat akan pentingnya masyarakat akan pentingnya
pengelolaan sampah pengelolaan sampah
- -
- -

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
20

4. .5 Analisis Ekonomi Lokal


TABEL 4. 9 ANALISI EKONOMI LOKAL

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah Harapan Alternatif Solusi

1. JENIS KEGIATAN EKONOMI DOMINAN

Kurangnya hasil produksi pepaya, kurang maksimal dalam


a. Pertanian 1 1  1 Adanya peningkatan hasil tani  1 memaksimalkan lahan non produktif di tanami
alpukat pengelolaannya

Adanya penyuluhan dan pelatihan dalam


memanfaatkan tanaman tersebut hingga
mempunyai nilai guna dan nilai jual

b. Peternakan / kurangnya Hasil produksinya kurang maksimal dalam Adanya peningkatan hasil produksi Penggunaan lahan non produktif di gunakan
Perikanan (ikan,ayam,bebek) pengelolaannya (ikan,ayam,bebek) untuk hasil produksi (ikan,ayam,bebek)

Adanya penyuluhan dan pelatihan kepada buruh


ternak/ikan dan peternak/yang punya kolam ikan
dalam peningkatan hasil produksinya maupun
teknologi peternakan/perikanan ( ikan gurame,
mujair,nilem dan mas)
adanya modal dalam pemenuhan
c. Perdagangan kurang berkembangnya potensi peminjaman ekonomi bergulir bagi asyarakat
kurang modal barang dagangannya atau barang
dan Jasa warung dan pembuatan bakso yang masuk PS2
pembuatan bakso
tidak adanya tempat yang di
limbah bakso baik bahannya Adanya tempat pembuangan limbah
khususkan bagi pembuangan Pembuatan tempat pembuangan limbah bakso
maupun airnya bakso
air bekas pembuatan bakso
limbah bakso di buang dan dialirkan ke jaringan
drainase yang dibuat serta di usahakan mengalir
deras akan limbah bakso dapat limpas sehingga
tidak menimbulkan bau

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
21

4.6 Analisis Sosial Budaya


Kegiatan sosial budaya masyarakat selalu mengalami dinamika/perkembangan. Dinamika sosial budaya masyarakat tidak hanya dibatasi pada aspek interaksi sosial antara masyarakat, namun juga
aspek lain, yakni peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan, keamanan, seni-budaya dan sikap/perilaku masyarakat.Semua aspek ini harus menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan
pengembangan suatu kawasan, termasuk dalam pengembangan dan penataan Kawasan Prioritas Desa Sukajadi Secara umum, perencanaan strategi pengembangan sektor kegiatan pelibatan
masyarakat selalu mengaitkan pada beberapa hal, yaitu:
a. Isu-isu utama yang dibutuhkan untuk diselesaikan.
b. Prinsip yang terkait dengan cara pendekatannya.
c. Proses dan lembaga yang terlibat dalam pengembangan dan implementasi program.
Ada beberapa isu yang sangat penting dalam pengembangan sektor kegiatan sosial-budaya pada suatu kawasan adalah (1) peningkatan kualitas sosial-budaya dan kualitas dalam berkehidupan, (2)
pembangunan sosial–budaya yang partisipatif, dan (3) kegiatan pembangunan sosial-budaya sebagai proses pembangunan yang berkelanjutan.
Kondisi ini harus disikapi secara bijak.Aspek pemberdayaan masyarakat (community empowering), khususnya masyarakat lokal harus menjadi prioritas dalam pengembangan sosial-budaya
masyarakat Desa Sukajadi. Hingga saat ini, ketersediaan sarana kesehatan dan pendidikan di Desa Sukajadi sudah cukup, kebutuhan aksesibilitas dan sarana transportasi yang memadai sangat
diperlukan sehingga proses mobilisasi penduduk dapat mendukung pengembangan aspek sosial-budaya tersebut.
Proses pemberdayaan masyarakat yang utama adalah mengembangkan dan mempertahankan sikap partisipatif masyarakat dalam proses pembangunan sebagai sebuah kearifan lokal yang bernilai
tinggi. Hal ini berarti bahwa dalam proses pembangunan ada perubahan stakeholder (pihak yang berkepentingan) dimana aktor utama pembangunan yang dulu pemerintah, saat ini adalah
masyarakat. Pemerintah daerah harus menjadi fasilitator bagi lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan di Desa Sukajadi. Keberadaan berbagai lembaga sosial kemasyarakatan akan menjadi
instrumen pengembangan masyarakat di Desa Sukajadi.

TABEL 4.10 ANALISIS KELEMBAGAAN

No Masalah Sub Masalah Penyebab Masalah

I. KONDISI KELEMBAGAAN PEMERINTAHAN DI


1 - -
TINGKAT DESA/KELURAHAN
II. KONDISI KELEMBAGAAN NON PEMERINTAHAN
2 sistem pengelolaan kelembagaan kurang maksimal Kurangnya SDM yang ada
DI DUSUN/RW/RT

potensi pengembangan tidak mengetahui potensi kelembagaan bisa dikembangkan

Tidak mengetahui tugas pokok dan fungsi dari kelembagaan


aturan-aturan pelaksanaan tugas kelembagaan
tersebut

3 III. KONDISI KINERJA KELEMBAGAAN SECARA - -

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
22

KESELURUHAN
IV. KONDISI KELEMBAGAAN DENGAN
4 PERATURAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU - -
(ASPEK HUKUM )
V. SARANA DAN PRASARANA DUKUNGAN
5 sistem pelaporan yang dilakukan oleh kelembagaan Kurang akuntabel, transparansi kepada masyarakat
KELEMBAGAAN (ASPEK ADMINISTRASI)

Fasilitas Kelembagaan yang kurang kurangnya dukungan terhadap kelembagaan tersebut

VI. KELEMBAGAAN PENDUKUNG POTENSI Belum terbentuk kelembagaan untuk mengelola Belum terhimpun pendukung potensi kelembagaan
6
PERTANIAN / PETERNAKAN / PERIKANAN pertanian/ternak/perikanan pertania/peternakan dan perikanan

4.7 Analisis Mitigasi Bencana ( KEBAKARAN,GEMPA)


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan Permendagri No. 33 Tahun 2006 - Pedoman Umum Mitigasi
Bencana, Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Kawasan rawan bencana di Kawasan Prioritas, terdiri dari potensi rawan kebakaran di permukiman padat dan potensi gempa dan longsor yang diakibatkan aktifitas gunung Guntur.

Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan dengan kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis dan geografis pada satu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Kawasan rawan bencana alam di Desa
Sukajadi meliputi kawasan rawan bencana alam geologi aliran lahar dan kawasan rawan gerakan tanah menengah. Kawasan rawan bencana alam geologi aliran lahar dengan luas keseluruhan kurang
lebih 699 Ha (enam ratus sembilan puluh sembilan hektar), salah satu diantaranya meliputi daerah kaki gunung guntur.

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016
23

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAJADI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
TAHUN 2016

Anda mungkin juga menyukai