Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI DAYA DUKUNG LAHAN PEMUKIMAN

DI KECAMATAN MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

Andi Maharani Ma (60800119027)

Zuhratunnisa Rahman Putri (60800119028)

Radiyatul Diva Salam (60800119030)

Wahyu Amanah Putra (60800119031)

Zulkifli Rahman Ranggina Patandean (60800119046)

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSSAR


A. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kecamatan Marioriwawo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota dari kecamatan ini yaitu
Takalala. Jarak tempuh antara kecamatan ini ke Kota Makassar kurang
lebih 175 km via Bulu Dua. Memang untuk memasuki wilayah ini dari Kota
Makassar terdapat beberapa jalur yang dapat dilewati yakni via Bulu Dua
(terdekat), via Camba, dan via Parepare (terjauh). Wilayah ini di sebelah
selatan berbatasan lansung dengan Kabupaten Barru dan di sebelah barat
dan utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Bone. sedangkan
untuk wilayah timurnya berbatasan dengan Kecamatan Liliriaja,
Kabupaten Soppeng.Sebagian besar wilayah dari kecamatan ini adalah
daerah pegunungan, jadi tidak salah kalau daerah ini terkenal dengan
suhu yang dingin dengan pemandangan alam yang sangat menyejukkan
mata.Sebagian besar mata pencaharian penduduk wilayah ini adalah
bertani, baik petani kebun maupun petani persawahan, hasil pertanian
yang paling banyak dihasilkan yaitu kakao dan beras. Selain itu tidak
sedikit pula penduduk dari kecamatan ini adalah pedagang dan
pegawai.Wilayah ini sangat potensial di jadikan sebagai tujuan wisata,
terdapat banyak tempat yang betul-betul masih alami, ditambah
pemandangan persawahan yang tidak kalah dengan Ubud Bali. Kalau
anda memasuki wilayah kecamatan ini via Bulu Dua, pesona alam yang
indah ini akan menyambut perjalanan anda.
Penggunaan lahan merupakan aktivitas manusia pada dan dalam
kaitannya dengan lahan, yang biasanya tidak secara langsung tampak dari
citra. Penggunaan lahan telah dikaji dari beberapa sudut pandang yang
berlainan, sehingga tidak ada satu definisi yang benar-benar tepat di
dalam keseluruhan konteks berbeda. Penggunaan lahan berkaitan
dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, misalnya
permukiman, perkotaan dan persawahan. Penggunaan lahan juga
merupakan pemanfaatan lahan dan lingkungan alam untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalam penyelenggaraan kehidupannya. Pengertian
penggunaan lahan biasanya digunakan untuk mengacu pemanfaatan
masa kini (present of current land use). Oleh karena aktivitas manusia di
bumi bersifat dinamis, maka perhatian sering ditujukan pada perubahan
penggunaan lahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Permukiman merupakan aspek penting yang menunjang
kehidupan bagi umat manusia. Kawasan permukiman merupakan
kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan sebagai lingkungan
tempat tinggl atau hunian masyarakat berada di wilaya perkotaan dan
perdesaan (Koestoer, 1997). Pertambahan jumlah penduduk
menyebabkan kebutuhan permukiman sebagai tempat tinggal semakin
tinggi. Ketersediaan lahan yang terbatas sehingga mengakibatkan
pembangunan akan bergerak ke pinggiran kota untuk memenuhi
kebutuhan permukiman. Ketersediaan lahan untuk permukiman menjadi
masalah, apabila kebutuhan permukiman tidak terpenuhi. Permukiman
merupakan salah satu sarana yang penting bagi manusia untuk tempat
tinggal. Pertambahan permukiman sesuai dengan laju pertumbuhan
penduduk. Pertumbuhan kepadatan penduduk semakin bertambah,
maka permukiman yang dibutuhkan semakin bertambah pula.
Dengan demikian, kami Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah
dan Kota Semester dua melakukan suatu identifikasi mengenai daya
dukung lahan permukiman yang ada di Kecamatan Marioriwawo dengan
menentukan nilai daya dukung lahan dengan pendekatan untuk
bangunan (DDLB) menggunakan persamaan yang mengacu pada Permen
LH No. 17 Tahun 2009 dan menggunakan persamaan tergantung pada
kebutuhan ruang per kapita menurut lokasi geografis kemudian disajikan
dalam bentuk laporan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah kami
yaitu Analisis Sumberdaya Lingkungan serta diharapkan dapat
memberikan kontribusi untuk perkembangan tata ruang kota atau
wilayah, terutama di kecamatan yang kami jadikan sebagai objek kajian
penelitian.

2. TUJUAN
a. Mengidentifikasi status daya dukung lahan pemukiman yang ada di yang
ada di Kecamatan Marioriwawo
b. Menghitung Daya Dukung Lahan untuk Bangunan (DDLB) dan Daya
Dukung Pemukiman (DDPM) yang ada di Kecamatan Marioriwawo
c. Mendapatkan informasi guna memperoleh suatu fakta mengenai DDLB
dan DDPM dari daya dukung Lahan pemukiman di Kecamatan
Marioriwawo
3. MANFAAT
a. Mengembangkan ilmu mahasiswa Tekhnik Perencanaan Wilayah dan
Kota dalam mata kuliah Analisis Sumber Daya Alam
b. Literatur bagi masyarakat setempat Kecamatan Marioriwawo
c. Pedoman bagi para perencana dalam menilai tingkat daya dukung lahan
pemukiman dalam mendukung segala aktivitas manusia yang ada di
Kecamatan Marioriwawo
B. METODE KERJA

1. JENIS DATA
Jenis data yang digunakan dalam analisis ini meliputi :
 Jumlah penduduk
Penduduk merupakan semua orang yang bertempat tinggal di suatu
wilayah serta dapat dibuktikan secara hukum berhak tinggal di wilayah
tersebut dengan dibuktikan mempunyai surat resmi kewearganegaraan.
Berikut telah kami uraikan jumlah penduduk di Kabupaten Soppeng
pada tabel 1. Berikut
Tabel 1. Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Soppeng
tahun 2018-2019
Laju Pertumbuhan Penduduk
Kecamatan Penduduk (ribu)
Tahun 2018-2019 (%)
Marioriwawo 45,10 0,15
Lalabata 44,90 0,14
Liliriaja 27,30 0,09
Ganra 11,47 0,06
Citta 8,12 0,06
Lilirilau 38,70 0,04
Donri-Donri 23,21 0,08
Mariorawa 28,19 0,08
Soppeng 226,99 0,10
Sumber : Kabupaten Soppeng dalam Angka 2020

 Luas Guna Lahan


Luas guna lahan adalah modifikasi yang dilakukan oleh manusia
terhadao lingkungan hidup menjadi lingkungan terbangun seperti
lapangan, pertanian, dan pemukiam. Pemanfaatan lahan didefinisikan
sebagai “sejumlah pengaturan, aktivitas, dan input yang duilakukan
manusia pana tanah tertentu” (Wikipedia, 2018). Berikut tabel data luas
guna lahan di Kecamatan Maririwawo.
Tabel 2. Data Luas Guna Lahan di Kecamatan Marioriwawo

Guna Lahan Luas (ha)


No.
1 Hutan 34178.43
2 Kebun Campur 86952.43
3 Ladang / Tegalan 13556.25
4 Lahan Terbuka 5605.25
5 Pemukiman 632.03
6 Sawah 3086.09
7 Semak Belukar 1830.97
8 Tubuh Air / Sungai 4744.86
Total Luas Wilayah (LW) 150586.30
Sumber : Deliniasi Peta Citra Kabupaten Soppeng

Berdasarkan dari data yang telah kami paparkan di tabel tersebut, Total
luas wilayah Kecamatan Marioriwawo seluas 150586.30 Ha, dengan
rincian penggunaan lahan terbesar berada pada kebun campur seluas
86952.43 Ha. Dan penggunaan lahan terkecil pada lahan pemukiman
seluas 632.03 Ha. Dapat di tarik kesimpulan dari sebuah perhitungan
penggunaan lahan sebagai berikut :
Jumlah Penduduk (JP) = 45100 jiwa
Kepadatan Penduduk = 0.299496 jiwa/ha
Luas Lahan Bangunan (LB) = 632.03 ha
Lahan Infrastruktur (LTp) = 63.2033 ha
Luas Pemukiman (LPm) = 632.03 ha
Koefisien luas lahan terbangun (α) = 50% ha/kapita
Koefisien Luas Kebutuhan Ruang/Kapita (α) = 0.0133 ha/kapita
2. SUMBER DATA
Sumber data yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah Kabupaten
Soppeng dalam Angka 2020, Deliniasi Peta Citra Kabupaten Soppeng.

3. TEKNIK ANALISIS
Teknik analisis yang digunakan dalam konsep daya dukung lahan pemukiman
menggunakan metode menghitung Daya Dukung Lahan untuk Bangunan
(DDLB) dan Daya Dukung Pemukiman (DDPM)
 DDLB
Formula yang digunakan dalam menghitung Daya Dukung Lahan Untuk
Bnagunan (DDLB) yaitu :
DDLB= (α x Lw)/LTb
Keterangan:
DDLB : Daya dukung lahan untuk bangunan
LW : Luas wilayah (ha)
LTb : Luas lahan terbangun (ha)
α : Koefisien luas lahan terbangun maksimal yaitu 70% untuk
lahan perkotaan sesuai UU Penataan Ruang No. 26 Tahun
2007 sehingga 30% wajib digunakan untuk RTH. Sedangkan
Untuk perdesaan menggunakan asumsi 50% (untuk
kepentingan lahan pertanian dan fungsi lindung)
 DDPM
Formula yang digunakan untuk menghitung daya dukung permukiman
adalah
DDPm : (LPm / JP) / α
Keterangan:
DDPm : daya duku permukiman
LPM : Luas lahan permukiman (Ha)
JP : Jumlah penduduk
α : koefieisn luas kebutuhan ruang /kapita (m2 / perkapita)

4. JOBDESK
Jobdesk dibuat agar suatu kelompok mampu melaksanakan analisis
secara efektif dan efesien sesuai dengan kemampuan masing – masing
anggota. Pembagian tugas dalam kelompok kami meliputi :
1. Andi Maharani Ma, Bertugas dalam tata letak laporan serta analisis data
2. Zuhratunnisa Rahman Putri, Bertugas dalam pengumpulan dan analisis
data
3. Radiyatul Diva Salam Bertugas dalam penulisan kesimpulan dari analisis
data
4. Wahyu Amanah Putra, bertugas dalam penulisan laporan, pengumpulan
dan analisis data
5. Zulkifli Rahman Ranggina Patandean, Bertugas dalam analisis data
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. GAMBARAN UMUM
Dalam perencanaan pembangunan wilayah ada hal-hal yang harus kita
perhatikan yaitu tentang bagaimana memaksimalkan sebuah daerah untuk
dikembangkan sesuai dengan kegunaan wilayah itu sendiri. Pengembangan
wilayah harus disesuaikan dengan daya dukung lahan pemukiman wilayah
itu sendiri. Daya dukung lahan pemukiman adalah kemampuan suatu
wilayah dalam menyediakan lahan pemukiman guna menampung jumlah
penduduk tertentu untuk bertempat tinggal secara layak (Muta'ali, 2015).
Dalam arti luas Daya Dukung adalah kemampuan dari suatu sistem
untuk mendukung (supprot) suatu aktivitas sampai level tertentu. dapat juga
didefiniskan sebagai tingkat maksimal hasil sumber daya terhadap beban
maksimum yang dapat didukung dengan tak terbatas tanpa semakin
merusak produktivitas wilayah tersebut sebagai bagian integritas fungsional
ekosistem yang relevan. Untuk mengetahui daya dukung lahan pemukiman
suatu wilayah, maka dalam konsep daya dukung lahan pemukiman dikenal
sebuah metode Analisis Daya Dukung Lahan Pemukiman yang didalamnya
menentukan daya dukung dari lahan untuk bangunan (DDLB( dan daya
dukung lahan untuk pemukiman (DDPM).

2. DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK BANGUNAN (DDLB)


Perhitungan daya dukung lahan dengan pendekatan untuk bangunan
(DDLB) menggunakan persamaan yang mengacu pada Permen LH No. 17
Tahun 2009 berikut:
LTb = LB + LTp
Keterangan :
LTb = Luas lahan terbangun (ha)
LB = Luas lahan bangunan (ha)
LTp = Lahan untuk infrastruktur seperti jalan, sungai, drainase, dan
lainnya (ha), dapat diasumsikan 10% dari luas bangunan
selanjutnya, DDLB = (α x Lw) / LTb
Keterangan :
DDLB = Daya dukung lahan untuk bangunan
LW = Luas wilayah (ha)
LTb = Luas lahan terbangun (ha)
α = Koefisien luas lahan terbangun maksimal, yaitu 70% untuk lahan
perkotaan

sesuai UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 sehingga 30% wajib digunakan
untuk RTH. Sedangkan untuk perdesaan menggunakan asumsi 50% (untuk
kepentingan lahan pertanian dan fungsi lindung) Hasil dari penghitungan
Ketersediaan Lahan dan Kebutuhan Lahan Permukiman, maka akan diketahui

STATUS DAYA DUKUNG LAHAN PERMUKIMAN


DDLB < 1 = Daya dukung lahan permukiman terlampaui atau buruk
DDLB 1-3 = Daya dukung lahan permukiman bersyarat atau sedang
DDLB > 3 = Daya dukung lahan permukiman baik
Berdasarkan data yang ada, maka didapatkan :
LTb = LB + LTp
LTb = 695.24 ha
DDLB = (α x Lw) / LTb
DDLB = 108.30 ha
Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya dukung lahan permukiman
Kecamatan Mario Riwawo termasuk baik.
3. DAYA DUKUNG PEMUKIMAN (DDPM)
DDPm = (LPm / JP) / α
Keterangan :
DDPm = Daya Dukung Permukiman
LPm = Luas lahan permukiman (ha)
JP = Jumlah penduduk (jiwa)
α = Koefisien Luas Kebutuhan Ruang/Kapita (ha/kapita)
Hasil dari penghitungan Ketersediaan Lahan dan Kebutuhan Lahan
Permukiman, maka akan diketahui
STATUS DAYA DUKUNG LAHAN PERMUKIMAN
DDPm > Daya Dukung Permukiman Masih Tinggi

DDPm = 1 Daya Dukung Permukiman Optimal

DDPm < 1 Daya Dukung Permukiman Rendah

Berdasarkan data yang ada, maka didapatkan:

DDPm = (LPm / JP) / α


DDPm = 1.05 DDP

Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya dukung lahan permukiman


Kecamatan Mario Riwawo termasuk masih tinggi. Selanjutnya setelah
memperoleh nilai daya dukung permukiman, maka dapat dihitung jumlah
penduduk optimal (JPo) yaitu sebagai berikut :
JPo = DDPm x JP
JPo = 47521 jiwa
Berdasarkan hasil analisis perhitungan di atas, maka jumlah penduduk yang
diperkenankan bermukim adalah sebanyak 47521 jiwa. Namun jika
pertumbuhan penduduk semakin pesat, maka dapat dihitung daya dukung
permukiman kedepannya untuk lahan yang tersisa. Jika penduduk
bertambah menjadi 47521 jiwa, maka :
DDPm = (LPm / JP) / α
DDPm = 1 DDP
Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jika penduduk
bertambah menjadi 47521 jiwa, maka Daya Dukung Lahan Permukimannya
berada dalam kondisi optimal.

4. INTERPRETASI HASIL
Berdasarkan perhitungan DDLB dan DDPm, kita memperoleh hasil
berikut. Pada perhitungan Daya Dukung Lahan untuk Bangunan (DDLB), kita
memperoleh hasil nilai DDLB yaitu 108.30 , sehingga dapat disimpulkan
bahwa daya dukung lahan permukiman Kecamatan Mario Riwawo termasuk
baik. Pada perhitungan Daya Dukung Permukiman (DDPm), kita memperolah
hasil nilai DDPm yaitu 1.05 DPP, sehingga dapat disimpulkan bahwa daya
dukung lahan permukiman Kecamatan Mario Riwawo termasuk masih tinggi.
Setelah memperoleh nilai daya dukung permukiman (DDPm), maka dapat
dihitung jumlah penduduk optimal (JPo). Adapun jumlah penduduk optimal
(JPo) yang didapatkan ialah 47521 jiwa. Maka jumlah penduduk yang
diperkenankan bermukim adalah sebanyak 47521 jiwa. Jika penduduk
bertambah menjadi 47521 jiwa, maka nilai Daya Dukung Pemukiman
(DDPm) kedepannya ialah senilai 1 DDP atau tergolong optimal.
D. PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan seluruh hasil pembahasan tentang analisis daya dukung
lahan permukiman di Kecamatan Marioriwawo, maka selanjutnya dapat
ditarik beberapa kesimpulan yang antara lain sebagai berikut
1. Pada perhitungan Daya Dukung Lahan untuk Bangunan (DDLB), nilai
DDLB yaitu 108.30 Ha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DDLB
Kecamatan Marioriwawo termasuk baik.
2. Pada perhitungan Daya Dukung Permukiman (DDPm), nilai DDPm yaitu
1.05 DDP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DDPm Kecamatan
Marioriwawo termasuk masih tinggi.
3. Jumlah penduduk optimal (Jpo) 47521 jiwa.
4. Nilai Daya Dukung Permukiman (DDPm) jika jumlah penduduk optimal
ialah senilai 1 DDP, maka DDPm nya berada dalam kondisi optimal.
2. SARAN

Berdasarkan dari hasil kesimpulan yang ada, maka adapun beberapa


saran tindak lanjut nyata yang harus dilakukan atas kesimpulan yang
diperoleh yaitu setiap daerah perlu dilakukan analisis daya dukung lahan
permukiman untuk mengetahui ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan
permukiman dari suatu daerah tersebut, dengan didukung pendataan yang
lebih akurat dan lengkap sehingga mempermudah proses dari analisis data.
Daftar Pustaka
Muta'ali. (2015). Daya dukunglahan pertanian, pemukiman dan kawasan . Jurnal
Spasial , 4.
Wikipedia. (2018, april 4). Pemanfaatan Lahan. Retrieved mei 2020, 2020, from
Wikipedia: id.m.wikipedia.org

Danila. (2013, November 30). Analisis daya dukung dan analisis pembagian.

Retrieved Mei 2, 2020, from Slide Share: https://www.SlidesShare.net


BPS. (2020). Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2020. Kabupaten Soppeng: Badan
Pusat Statistik Kabupaten Soppeng.
Deliniasi Peta Citra Kabupaten Soppeng

Anda mungkin juga menyukai