Tabel 2.3. menjelaskan bahwa untuk jangka pendek hanya 20% sampah terangkut dan
80% dikelola oleh masyarakat dan juga belum terlayani dengan baik; untuk jangka
panjang diharapkan 60%sampah dapat terangkut semuanya dan hanya 20% yang tidak
terlayani sementara 20% lainnya dikelola secara mandiri oleh masyarakat melalui pola
3R.
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Peta 2.2 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan
Sumber: Hasil Analisa Berdasarkan Master Plan Drainase Kota Mbay Kab. Nagekeo 2013
Tahun Rata2
No SKPD pertumbuh
2009 2010 2011 2012 2013 an
operasional/pemeliharaan
1.b 0 0 0 0 0
(OM)
operasional/pemeliharaan
2.b 0 0 0 0 0
(OM)
operasional/pemeliharaan
3.b 0 0 0 0 0
(OM)
operasional/pemeliharaan
4.b - 0 24.000.000 0 0
(OM)
Pendanaan OM
10 0 0 24.000.000 0 0
(1b+2b+3b+…nb)
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo
2014
166.197.546.60 0,96
11 Belanja Langsung 128.249.062.509 150.787.047.891 216.782.566.718 215.848.635.062
8,20
Tabel 3.1. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Meningkatkan kualitas dan Pengelolaan air limbah - 6% angka BABS - Memaksimalkan upaya pemasyarakatan PHBS melalui pemicuan STBM;
kuantitas pengelolaan air akan ditingkatkan, baik diturunkan menjadi 0 % - Membuat Master Plan Air Limbah Domestik
limbah yang sifatnya teknis pada tahun 2019 atau - Membangun instalatasi pengelolaan lumpur tinja (IPLT)
maupun non teknis berkurang 100 % dalam - Mengadakan truk-truk penyedot tinja.
sehingga dalam jangka jangka waktu menengah; - Menambah jumlah jamban individual (on-site) khususnya di perdesaan yang berbasis masyarakat
menengah yakni tahun - 87% rumah tangga telah dengan pola stimulan.
2019, 6% rumah tangga menggunakan sistem - Menambah MCK (komunal) khususnya di desa Keli, Desa Ngera, dan Desa Nangadhero
yang masih BABS dapat pengelolaan air limbah - Membangun Sistem Off Site untuk desa/kelurahan yang berkepadatan sedang seperti Kelurahan
ditangani, dan penggunaan individual on site pada Natanage, Kelurahan Rega, Kelurahan Wolopogo, dan Kelurahan Natanage Timur dan Perkotaan
sistem cubluk dapat tahun 2019. Mbay.
dikurangi dari 19% menjadi - 6% masyarakat pada - Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah domestik di
0% dijangka panjang. area berkepadatan tingkat masyarakat maupun tingkat daerah, peningkatan koordinasi dan kerjasama antar lembaga
sedang terlayani dengan serta mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangku kepentingan untuk
- Meningkatkan kepemilikan sistem off site pada memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengelolaan air limbah domestik;
jamban bersama menjadi tahun 2019. - Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana
6% di jangka menengah. air limbah domestik.
- Meningkatnya
kepemilikan jamban
bersama menjadi 6%
pada tahun 2019
Peningkatan dan -Meningkatkan alokasi Meningkatnya anggaran - Mengawal penganggaran pada setiap SKPD terkait pengelolaan air limbah domestik
pengembangan alternatif anggaran dalam APBD Anggaran Rutin APBD - Mengembangkan komunikasi untuk komitmen pendanaan untuk pembangunan, IPLT, IPAL
sumber pendanaan -Mencari sumber untuk pembaungan air komunal, IPAL Terpusat dan pengadaan truk-truk tinja
pembangunan prasarana pembiayaan APBN dan limbah sebesar 1.5% pada
dan sarana air limbah APBD Provinsi tiap tahunnya
domestik.
Cakupan layanan persampahan di Kabupaten Nagekeo masih minim, baik di perkotaan maupun pedesaan. Hal tersebut tidak saja disebabkan oleh PHBS yang
masih rendah tetapi juga ketersediaan sarana dan prasarana persampahan serta sumberdaya manusia yang masih terbatas. Dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Nagekeo, 2014 menerangkan bahwa untuk kawasan permukiman, 99.6% sampah rumah tangga tidak pernah terangkut. Dengan kondisi tersebut maka dipandang
penting merumuskan strategi pengelolaan persampahan. Berikut tabel mengenai tujuan, sasaran dan strategi pengembangan sub sektor persampahan di Kabupaten
Nagekeo.
Peningkatan peran aktif Terbentuknya kelompok masyarakat yang - Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan sejak dini melalui pendididkan di sekolah;
masyarakat dan dunia mengelola sampah dengan pola 3R (reduce, - Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum;
usaha/swasta sebagai mitra reuse, recycle) - Membina masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan persampahan dengan pola 3R;
pengelola; - Mendorong peningkatan pengelolaan persampahan yang berbasis masyarakat melalui pelatihan;
Peningkatan anggaran daerah Meningkatnya alokasi dana APBD untuk - Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam
untuk pengelolaan sampah rumah pengelolaan sampah rumah tangga. rangka komitmen anggaran pengelolaan persampahan;
tangga - Mengoptimalkan potensi retribusi persampahan sebagai salah satu sumber penerimaan daerah
Peningkatan pengelolaan sampah Semua sampah medis di setiap pusat layanan - Pengadaan insenerator untuk setiap pusat layanan kesehatan.
medis kesehatan ditangani dengan baik.
Permasalahan utama sub sektor drainase yang ada di Kabupaten Nagekeo adalah masih seringnya terjadi genangan, terlebih pada kawasan strategis sepert
kawasan kota Mbay. Oleh karena itu, rumusan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase diarahkan untuk menanggulangi area berisiko tinggi sanitasi buruk
akibat drainase dalam Kabupaten Nagekeo. Tabel berikut akan menjabarkan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan drainase Kabupaten Nagekeo dalam kurun
waktu jangka menengah.
Tabel 3.3. Tujuan, Sasaran dan Strategi Pencapaian Pengembangan Drainase Perkotaan
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatkan layanan serta sarana dan Pengurangan genangan air dalam waktu Berkurangnya luas wilayah genangan air hujan di - Penambahan saluran drainase pada lingkungan permukiman
prasarana drainase lingkungan. lama kawasan perkotaan Mbay menjadi dari 18,27 ha terutama pada daerah yang berrisiko tinggi sanitasi buruk
menjadi 8 ha pada tahun 2019 akibat drainase seperti di Kecamatan Aesesa, Kecamatan
Mauponggo dan Kecamatan Wolowae.
Berkurangnya genangan pada kawasan yang - Pembangunan waduk penampung air hujan di kecamatan
beresiko tinggi sanitasi buruk akibat drainase Aesesa
buruk.
Peningkatan perilaku hidup bersih dan Tidak ada lagi sampah dan grey water pada - Pemicuan STBM untuk perubahan perilaku masyarakat.
sehat yang tidak memanfaatkan saluran saluran drainase pada tahun 2019
drainase sebagai tempat pembuangan
sampah dan air limbah rumah tangga (grey
water)
Penyediaan lahan untuk pembangunan Tersedianya lahan untuk pembangunan - Meningkatkan peran Lembaga Pemangku Adat dalam
infrastruktur drainase infrastruktur drainase menjembatani kepentingan ulayat dan pembangunan
berkelanjutan.
Perhatian terhadap pembangunan sektor sanitasi dewasa sudah lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, di mana secara fisik beberapa sarana dan prasarana sanitasi
mulai dibangun dan dikembangkan terutama bagi daerah-daerah yang memiliki risiko sanitasi tinggi. Namun demikian tidak jarang pembangunan yang bersifat fisik tidak
dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat, baik yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan wawasan maupun tingkat kesadaran berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah yang masih rendah. Oleh karena itu, upaya-upaya penyebarluasan informasi maupun promosi
tentang pentingnya hidup bersih dan sehat perlu terus ditingkatkan. Bahkan diharapkan, dengan meningkatnya PHBS pembangunan sektor sanitasi tidak lagi dianggap
sebagai tanggung jawab pemerintah semata tetapi setiap individu harus berperan dan turut andil dalam peningkatan kualitas hidup.
Berikut akan dijabarkan tujuan, sasaran dan strategi pengelolaan PHBS terkait sanitasi dalam bentuk tabulasi.
Tabel 3.4. Tujuan, Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Mengurangi persentase perilaku Buang Berkurangnya persentase perilaku BABS - Menyelenggarakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di
Air Besar Sembarangan (BABS). dari 48% menjadi 0% pada tahun 2019 kawasan perdesaan dengan baseline data, pemicuan, monitoring
dan verifikasi
Meningkatkan persentase pengolahan Meningkatnya persentase pengolahan - Mengembangkan media dan sarana promosi kesehatan.
sampah setempat sampah setempat dari 12% menjadi - Meningkatkan kemampuan tenaga pengelola program promosi
100% pada tahun 2019 kesehatan terkait pengolahan sampah dengan 3R.
Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatkan kesadaran Meningkatkan akses sarana dan - Meningkatnya kondisi toilet guru yang - Pembangunan toilet guru yang layak
berperilaku hidup bersih dan prasarana sanitasi sekolah baik dari 43% menjadi 100% di tahun
sehat di sekolah 2019
- Meningkatnya akses sarana toilet - Pembangunan toilet siswa yang layak
siswa yang kondisi baik dari 20%
menjadi 100% di tahun 2019
- Meningkatnya akses sarana fasilitas - Penyediaan fasilitas cuci tangan yang layak
Meningkatkan kesadaran akan Meningkatnya persentase perilaku yang - Mengembangkan media dan sarana promosi kesehatan di
pentingnya PHBS di sekolah benar dalam mencuci tangan menjadi sekolah.
100% pada tahun 2019 - Meningkatkan kemampuan tenaga pengelola program promosi
kesehatan
Tabel 4.1 Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan/atau Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun
Estimasi
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Outcome Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub DETAIL LOKASI Luas
NOMOR Jml.
Output/Komponen) (Kec./Desa/Kel./Kws) Wila KABU SWAS
Pendud SA PRO
yah Volume Total PATE APBN TA/CS MASYARAKAT
uk TU 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah V.
terla Volume N R
terlayani
yani AN 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pembangunan IPLT
(a). Studi AMDAL/ UKL-UPL Pembangunan
IPLT
+ +
b. Buffer Zone + + +
Penyelenggaraan Penyehatan
Lingkungan
a. Terlaksananya Kegiatan STBM de
Kab. Nagekeo 21
sa 450 450 450
Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
a. Pengembangan media promosi dan pa
Kab. Nagekeo 1
informasi sadar hidup sehat. ket 450 450 450
b. Penyuluhan Masyarakat Pola
Kab. Nagekeo
Hidup Sehat 197 197 197
Program Pengembangan Lingkungan
Sehat
a. Pengkajian Pengembangan
Kab. Nagekeo
Lingkungan Sehat 68 81 74 96 102 422 422
b. Penyuluhan Menciptakan
Kab. Nagekeo
Lingkungan Sehat 88 89 115 101 107 501 501
c. Monitoring, Evaluasi dan
Kab. Nagekeo kali 1
Pelaporan 30 37 28 29 31 156 156
JUMLAH TOTAL - -
2.905 1.839 1.925 1.735 1.819 10.223 3.136 - 7.087
Sumber: Hasil Desk Review Dokumen RPJMD, Renstra, RKPD Kab. Nagekeo
Estimasi
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Outcome Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub DETAIL LOKASI Luas
NOMOR Jml.
Output/Komponen) (Kec./Desa/Kel./Kws) Wila KABU SWAS
Pendud SA PRO
yah Volume Total PATE APBN TA/CS MASYARAKAT
uk TU 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah V.
terla Volume N R
terlayani
yani AN 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pembangunan IPLT
(a). Studi AMDAL/ UKL-UPL Pembangunan
IPLT
+ +
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub DETAIL LOKASI Estimasi Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Output/Komponen) (Kec./Desa/Kel./Kws) Outcome
B. KOMPONEN PERSAMPAHAN
DOMESTIK
Program Kinerja Pengolahan Persampahan
PEMBANGUNAN DAN
PENGELOLAAN TPA
1.Penyusunan UKL/UPL TPA atau AMDAL +
2.Sosialisasi pembangunan TPA kepada +
masyarakat sekitar
3.Pembangunan TPA
Sumber: Hasil Desk Review Dokumen RPJMD, Renstra, RKPD Kab. Nagekeo
NOMOR PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub DETAIL LOKASI Estimasi Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Output/Komponen) (Kec./Desa/Kel./Kws) Outcome
C. KOMPONEN DRAINASE
LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Pembangunan Saluran Drainase Primer
Estimasi
Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah)
Outcome Kebutuhan Penanganan menyeluruh Indikasi Biaya (juta rupiah)
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub DETAIL LOKASI Luas
NOMOR Jml.
Output/Komponen) (Kec./Desa/Kel./Kws) Wila KABU SWAS
Pendud SA PRO
yah Volume Total PATE APBN TA/CS MASYARAKAT
uk TU 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah V.
terla Volume N R
terlayani
yani AN 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
BAB V:
STRATEGI MONEV
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK perlu dilakukan secara rutin oleh pokja Kabupaten
Kabupaten Hal ini dilakukan sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan capaian
sasaran pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam
kerangka kebijakan dan strategi yang disepakati. D i s a m p i n g i t u , kegiatan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan SSK dilaksanakan sebagai usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam
usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi. Kegiatan dalam petunjuk praktis ini mencakup:
- Menilai ulang kerangka hasil/kerangka strategi SSK. Kerangka hasil seperti tujuan, sasaran, input,
kegiatan dan output sesuai kaidah SMART (specific, measurable, attainable, realistic dan time-bound)
serta memiliki indikator jelas.
- Memasukkan informasi kerangka hasil ke dalam sistem monev berbasis web Nawasis PPSP.
Oleh karena itu, dalam rangka untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Nagekeo, perlu ada keselarasan dan kesesuain antara
pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat. Oleh karena demikian, perlu disusun strategi pelaksanaan
kegiatan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan secara intensif dan berkelanjutan. Prosedur dan
mekanisme kegiatan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Pokja sanitasi. Monitoring adalah
aktifitas pengamatan dan penilain yang dilakukan secara kontinue terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan
program sesuai dengan yang direncanakan dan terhadap penggunaan input dalam menghasilkan out put yang
telah ditetapkan/direncanakan. Sementara Evaluasi adalah melakukan penilaian secara berkala kinerja, efisiensi
dan dampak program, sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalan sebuah program. Dengan
evaluasi dapat dicarikan solusi tentang pemecahan masalah yang ditemukan dalam evaluasi tersebut.
Pengendalian (Monitoring & Evaluasi) selama pelaksanaan program dan kegiatan dengan evaluasi dampak
yang dilakukan setelah program dan kegiatan selesai dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Waktu dan tahapan Pelaksanaan
Monev dilakukan secara kontinue dan berkala pada saat program dan kegiatan sedang jalan. Evaluasi
dampak dilaksanakan pada status akhir program dan kegiatan atau pelaksanaan telah selesai.
2. Tingkat Hierarkhi harapan dalam kerangka kerja logis
Monev lebih kearah tingkat keluaran (output) sedangkan evaluasi dampak kearah tingkat tujuan fungsional
atau dampak (purpose and Goal).
3. Sifat informasi yang dibutuhkan
Monitoring dan evaluasi selektif, tertentu dan peringatan dini terutama pada saat penentuan penyimpangan
kritis dari jadwal pelaksanaan. Sedangkan evaluasi dampak menyeluruh dan tergantung pada kegiatan
pengendalian (Monev).
4. Sifat Kebijakan yang dijalankan
Monev korektif dan segera dilaporkan, sedangkan evaluasi dampak memandang kedepan pada program dan
kegiatan lanjutan yang akan direncanakan selanjutnya.
5. Metode Penilaian dan analisis
Strategi Monev V- 1
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Metode monev yaitu membandingkan antara pencapaian realisasi dengan rencana. Sedangkan Evaluasi
dampak perbandingan antara yang diharapkan dengan dampak, pola perubahan sebelum dan sesudah
adanya program.
6. Orientasi Kegiatan
Orientasi kegiatan Monev diarahkan pada pengelolaa program untuk memperbaiki penyimpangan dalam
implementasi program sehingga program tersebut dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi
sasarannya. Sementara Evaluasi dampak diarahkan kepada kelompok sasaran, untuk menilai/menghitung
keuntungan yang diperoleh dalam kelompok sasaran.
Dalam kaitan dengan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian program dari strategi Sanitasi
Kabupaten Lumajang terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan demi menjamin tercapainya tujuan
kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut yaitu: (1) obyektif dan profesional; (2) partisipasi; (3) tepat waktu; (4)
transparan; (5) akuntabel; (6) berkesinambungan; dan (7) berbasis kinerja.
Monitoring partisipatif melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi, memproses dan mengkomunikasikan
informasi dan data. Evaluasi partisipatif merupakan analisis sistematis oleh pengelola program/kegiatan dan
warga masyarakat agar mampu melakukan penyesuaian, mereformulasi kebijakan atau tujuan, me-reorganisasi
kelembagaan dan merelokasi sumberdaya. Data yang dihimpun pada waktu monitoring menjadi dasar dalam
melakukan analisa evaluasi, termasuk identifikasi dampak program/kegiatan bagi masyarakat yang menjadi
sasarannya. Oleh karena itu, monitoring dan evaluasi partisipatif mempunyai tujuan ganda, pertama sebagai
alat manajemen untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan kedua juga sebagai proses pembelajaran
untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman atas berbagai faktor yang mempengaruhi sehingga diperlukan
pengawasan terhadap proses pembangunan.
Strategi Monev V- 2
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Data dasar Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Sasaran Indikator Target
Nilai Sumber Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Pengelolaan air - 6% angka BABS 6% Data 85% 60% 66% 75% 80% 85%
limbah akan diturunkan Sanitasi
ditingkatkan, baik menjadi 1 %
Desa
yang sifatnya teknis pada tahun
maupun non teknis 2019 atau Sanitasi
sehingga dalam berkurang 100 Kab.
jangka menengah % dalam jangka
Nagekeo
yakni tahun 2019, waktu
6% rumah tangga menengah;
yang masih BABS - 79% rumah 75% Data
dapat ditangani, tangga telah
Sanitasi
dan penggunaan menggunakan
sistem pengelolaan sistem Desa Kab.
air limbah on site pengelolaan air Nagekeo
individual, yang limbah individual
saat ini baru on site layak
mencapai 75% pada tahun
dapat ditingkatkan 2019.
menjadi 79%. - 6% masyarakat Olahan
pada area
Data primer
berkepadatan
sedang terlayani Buku Putih
Strategi Monev V- 3
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
b. Sektor Persampahan
Tujuan : Meningkatkan layanan persampahan
Data dasar Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Sasaran Indikator Target
Nilai Sumber Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Peningkatan Pengangkutan 25% Stu EHRA 75% 35% 45% 55% 65% 75%
cakupan pelayanan sampah rumah tangga
dan kualitas sistem ke TPA mencapai 2014
pengelolaan 60% pada tahun 2019
persampahan;
Pengembangan Terbentuknya
peraturan dan regulasi pengelolaan
perundangan persampahan pada
bidang pengelolaan tahun 2016
Strategi Monev V- 4
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
persampahan;
c. Sektor Drainase
Tujuan : Meningkatkan layanan serta sarana dan prasarana drainase lingkungan.
Data dasar Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Sasaran Indikator Target
Nilai Sumber Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Pengurangan Berkurangnya luas 42,5% DED 80% 59% 63,67% 68,84% 75% 80%
genangan air dalam wilayah genangan air
waktu lama hujan di kawasan Drainase
permukiman sebesar
29% dalam jangka
panjang (tahun 2020)
Strategi Monev V- 5
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
sebagai tempat
pembuangan
sampah
Strategi Monev V- 6
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Meningkatkan Meningkatnya 23% Survey 100% 40% 55% 70% 85% 100%
presentase PHBS persentase perilaku
EHRA
terkait Cuci cuci tangan pakai
Tangan Pakai sabun di lima waktu 2014
Sabun di Lima penting dari 23%
waktu Penting menjadi 100% di
tahun 2019
Mengurangi Berkurangnya
persentase persentase perilaku
perilaku Buang Air BABS dari 6%
Besar menjadi 0% pada
Sembarangan tahun 2019
(BABS).
Meningkatkan Meningkatnya
persentase persentase
pengolahan pengolahan sampah
sampah setempat
setempat dari 12%
menjadi 100% pada
tahun 2019
Strategi Monev V- 7
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Implementasi Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang telah dirumuskan oleh Pokja AMPL harus tetap
berada pada koridor yang telah disepakati, yakni pencapaian visi dan misi sanitasi. Untuk memenuhi hal tersebut
dibutuhkan suatu mekanisme monitoring dan evaluasi terhadap implementasi SSK yang dapat menjelaskan
obyek yang dipantau, penanggung jawab, waktu pelaksanaan serta pelaporan dari masing-masing program dan
kegiatan.
Adapun mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi SSK di Kabupaten Nagekeo , sebagaimana
tertuang dalam tabel berikut ini.
Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan BLH BLH BLH 2015 -2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pengadaan Motor Gerobag Sampah terpilah BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pembangunan TPS ( Tempat Pembuangan Sementara) BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Strategi Monev V- 8
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Pengadaan Kontainer Sampah BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pengadaan dum truck BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Peningkatan TPST ( fasilitas Pendukung ) BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pembangunan TPA BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pembangunan prasarana dasar/Fasilitas Umum TPA BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pembangunan Fasilitas Perlindungan Lingkungan TPA BLH BLH BLH 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Penyusunan Perda ttg pengelolaan sistem drainase PU CK PU CK PU CK 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Strategi Monev V- 9
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Pembuatan Media Promosi dan Informasi Tentang Dinkes Dinkes Dinkes 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
STBM seperti banner, stiker, spanduk dll monev Bappedas
Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) Dinkes/PPO Dinkes/PPO Dinkes/PPO 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
di sekolah monev Bappedas
Dana Stimulan (kran,pipa,timba) di posyandu Dinkes/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD monev Bappedas
Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun ( CTPS Dinkes/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
) di tempat-tempat umum ( terminal, pasar, alun-alun monev Bappedas
dan stasiun ) Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD
Pengadaan media lembar balik CTPS untuk sekolah Dinkes/PPO Dinkes/PPO Dinkes/PPO 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pengadaan media lembar balik CTPS untuk taman Dinkes/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
posyandu monev Bappedas
Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD
Lomba PHBS tingkat desa,kecamatan Dinkes/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD
Gerakan Jumat Bersih BLH/BPMD BLH/BPMD BLH/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Peringatan hari lingkungan hidup BLH/BPMD BLH/BPMD BLH/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Pembentukan Kader peduli lingkungan/sanitasi tingkat Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
desa/kecamatan monev Bappedas
Pembentukan forum komunikasi masyarakat perduli Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD Dinkes/BPMD 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
lingkungan di tk.kabupaten monev Bappedas
Bina kader desa Siaga aktif dalam PHBS Dinkes Dinkes Dinkes 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Bina kesehatan dan PHBS sekolah-sekolah Dinkes Dinkes Dinkes 2015-2019 Bappedas ditentukan oleh tim
monev Bappedas
Strategi Monev V - 10
Strategi Sanitasi Kabupaten Nagekeo 2014
Strategi Monev V - 11