Anda di halaman 1dari 20

REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN

KABUPATEN LEBONG

I. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan

Perumahan (RP3KP) di perlukan dengan argumentasi karena relatif tingginya

tingkat pertumbuhan penduduk dan mobilitas perekonomian yang perlu

diimbangi dengan perencanaan tata ruang baik yang sifatnya keseluruhan

maupun parsial. Dengan terbitnya UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan

dan Kawasan Permukiman, maka guna menunjang pembangunan permukiman

dan infrastruktur wilayah, setiap kota/kabupaten diharapkan memiliki Rencana

Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

(RP3KP). Dengan demikian RP3KP merupakan penjabaran dari rencana

kawasan permukiman yang tertuang dalam RTRW kota/kabupaten. Sebagai

rencana yang mengarahkan pembangunan perumahan dan kawasan

permukiman di suatu kota/kabupaten, maka RP3KP. Perlu bersinergis dengan

kebijakan makro lainnya.

Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak terlepas dari aspek yang

berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan

pemerintah dalam mengelola persoalan yang ada. Dalam mengatasi

permasalahan perumahan dan permukiman, setiap prosesnya dilaksanakan

secara bertahap yakni melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,

pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan. Pembangunan perumahan

dan permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor, Hasilnya

langsung menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat , juga pendorong

terjadinya pertumbuhan ekonomi. Sejak awal, pembangunan perumahan dan

permukiman di Indonesia telah diselenggarakan berdasarkan prinsip :

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

a. Pemenuhan kebutuhan akan rumah layak merupakan tugas dan tanggung

jawab masyarakat sendiri.

b. Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan

masyarakat mandiri dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah layak.

Dukungan diberikan melalui penyediaan prasarana dan sarana, perbaikan

lingkungan permukiman, peraturan, perundangan yang bersifat

memayungi, layanan kemudahan dalam perijinan bagi kelompok

masyarakat berpenghasilan rendah.

Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman

berjalan optimal, tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan suatu

skenario umum, yang dapat mengakomodasikan berbagai kepentingan,

rencana sektor terkait, peraturan serta berbagai hal yang perlu diketahui,

dipedomani, dan disepakati bersama. Skenario umum terutama diperlukan

untuk mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang saat ini berkembang di

kawasan permukiman, bahkan yang diprediksi bakal terjadi pada periode

tertentu.

Jika mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman merupakan

suatu proses, maka RP3KP atau Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah satu dasar yang bisa diandalkan.

Untuk itu pemerintah Kabupaten Lebong sudah harus meletakkannya pada

prioritas yang tinggi. Diharapkan dengan dorongan pemerintahan pusat yang

diwujudkan dalam bantuan teknis penyusunan RP3KP yang disertai

pendamping yang intensif pada saatnya akan mendewasakan pemerintah

kabupaten dalam mengisi kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman

serta mengembangkannya hingga mencapai Kondisi yang diharapkan.

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 2


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

Pada tahun anggaran 2012-2013 Kabupaten Lebong telah melakukan

penyusunan dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan

dan Kawasan Perumahan (RP3KP). Dasar penyusunan dokumen tersebut

adalah Undang-Undang 1 Tahun 2011. Lahirnya Undang No 1 Tahun 2011

dimana esensi dari undang-undang tersebut adalah bahwa pemerintah perlu

lebih berperan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan dan bantuan

perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat melalui

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berbasis

kawasan serta keswadayaan masyarakat sehingga merupakan satu kesatuan

fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya

yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan semangat

demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan adanya Undang-Undang No

1 Tahun 2011 ini Tidak saja Kabupaten Lebong menyusun dokumen RP3KP,

banyak kabupaten dan kota saat itu berpacu menyusun dokumen RP3KP.

Namun pada Oktober 2014 diterbitkan pedoman teknis penyusunan

RP3KP, yang merujuk kepada teknis penyusunuan yang lebih rigit dan rinci

tentang penyusunan dokumen RP3KP. Akibatnya dokumen RP3KP yang di buat

berdasarkan semangat UU No 11 Tahun 2011 terasa jauh lebih umum dan tidak

regit. Setelah adanya Permen Menpera 12 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangunan Perumahan dan

Kawasan Perumahan maka dokumen yang di buat sebelumnya sangat perlu

disesuaikan dan di review ulang.

Dalam Permen Menpara No 12 Tahun 2014 tersebut dijelaskan tahapan

RP3KP diawali dengan penyusunan data dasar, penyusunan dokumen RP3KP

dan pembuatan naskah akademis. Untuk itu dalam rangka menuju pada

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 3


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

tersusunnya dokumen RP3KP, tahap awal yang dilakukan adalah pembuatan

data dasar sebagai bahan yang akan digunakan dalam penyusunan RP3KP

nantinya.

Berdasarkan Pedoman Penyusunan RP3KP sesuai dengan Peraturan

Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No. 12 Tahun 2014, bahwa RP3KP

merupakan acuan / payung bagi seluruh pelaku pembangunan perumahan dan

permukiman di daerah. Muatan pokok RP3KP ditingkat Kabupaten merupakan

acuan untuk mengatur penyelenggaraan pembangunan perumahan dan

permukiman secara teratur, terencana, dan terorganisasi. Pada tingkat

propinsi, muatan pokok RP3KP merupakan acuan untuk mengatur dan

mengkoordinasikan pembangunan perumahan dan permukiman khususnya

yang menyangkut dua atau lebih kabupaten/kota yang berbatasan.

Penyusunan RP3KP selama ini belum terekam dengan baik, sehingga

kegiatan - kegiatan untuk penyempurnaannya belum dapat dirumuskan secara

pasti. Selain itu, penyelenggaraan penyusunan RP3KP dirasakan masih

memerlukan penyempurnaan proses maupun kualitas RP3KP. Pada akhirnya,

penggunaan RP3KP sebagai acuan pembangunan juga memerlukan penguatan.

Dokumen RP3KP tersebut seyogyanya merupakan hasil perencanaan

yang mengacu pada kondisi Kabupaten Lebong, disepakati oleh berbagai

stakeholder terkait dan dipergunakan sebagai acuan dalam pembangunan dan

pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Lebong. Diharapkan

visi yang terkandung dalam RP3KP ini nantinya dapat diwujudkan. Proses ini

memerlukan penyempurnaan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu penting

untuk memberikan bantuan dan penguatan kepada pemerintah daerah

Kabupaten Lebong sebagai penyelenggara pembangunan agar maksud, fungsi

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 4


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

dan peran RP3KP dapat direalisasikan dan diwujudkan dengan mem-PERDA-

kan dokumen RP3KP tersebut. Di masa mendatang, peranan RP3KP dalam

pembangunan daerah perlu untuk terus dipacu dan diperkuat.

Oleh karena itu, berdasrkan Permen Menpera No 12 Tahun 2014, maka

perlu dilaksanakan kegiatan, review dokemen RP3KP sebagai salah satu

langkah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan peran pelaku

pembangunan di daerah, khususnya aparat pemerintah dalam rangka

penyusunan skenario pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten

Lebong. Di samping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu

terwujudnya keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan, sehingga

dapat menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung kehidupan

dan penghidupan bagi penghuninya di Kabupaten Lebong.

II. DASAR HUKUM

1. Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Rencana Pembangunan

dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) ini

adalah:

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok

Agraria;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya

Alam Hayati dan Ekosistemnya;

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan

Permukiman;

5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 5


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN);

11.Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

12.Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil;

13.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

14.Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

15.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan;

16.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan;

17.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan

Permukiman;

18.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan

Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam

Penataan Ruang;

19.Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian

Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah;

20.Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan;

21.Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;

22.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah;

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 6


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

23.Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Gedung;

24.Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

25.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

26.Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan

Pemerintah 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan;

27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

28.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sumber Daya Air;

29.Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;

30.Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budi

daya;

31.Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung;

32.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;

33.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang

Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 7


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

34.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang

Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan

Perkotaan;

35.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 /PRT/M/2007 tentang

Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta

Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;

36.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 41 /PRT/M/2007 Tentang

Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya;

37.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2011 Tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi

Kabupaten/Kota;

38.Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman No.

09/KPTS/M/IX/1999 tentang Pedoman Penyusunan RP4D.

39.Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Rakyat No.

09/KPTS/M/1999 tentanag Kebijakan dan Strategi Basional Perumahan dan

Permukiman

40.Peraturan Mentri Perumahan Rakyat No 12 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Pemukiman dan

Kawasan Perumahan.

III. HAKEKAT REVIEW DATA WILAYAH

Pada dokumen RP3KP sebelum didapati semua data berdasarkan

tahun 2012, tentu saja tahu dasar data tersebut perlu diupgrading sehingga

sesuai dengan kebutuhan saat ini. Review terhadap data wilayah ini

merupakan dasar atas berbagai proyeksi dan analisis nantinya dalam

perencanaan dan pengembangan perumahan di Kabupaten Lebong. Maka

untuk selanjutnya data-data yang akan di gunakan berdasarkan data dasar

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 8


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

legal formal yang di keluarkan BPS dan lembaga lainnya yang bisa

dipertanggungjawabkan ke absahannya.

Data wilayah yang didapati dari dokumen legal formal ini dengan

dukungan data terbaru akan memberikan kontribusi kepada hasil analisis

yang terbaik sehingga perencanaan pemukiman dan perumahan akan

menjadi tepat sasaran. Review data wilayah akan menjadi bahagian penting

untuk menjaga hasil analisis bervalidasi tinggi.

Review atas data wilayah ini pada Hakikatnya dalam lingkup wilayah

yang lebih luas (makro) tidak hanya terbatas sampai kepada wilayah

Kabupaten Lebong, akan tetapi juga meliputi upaya pemahaman dan

mengevaluasi berbagai potensi dan interaksinya terhadap wilayah

Kabupaten Lebong dari wilayah di dalam konstelasi yang lebih luas, maka

perlu dilakukan pemahaman mengenai posisi dan kedudukan Kabupaten

Lebong di dalam sistem perwilayahan Provinsi Bengkulu.

IV. DASAR ANALISIS REVIEW RP3KP LEBONG

Seperti diketahui review RP3KP Kabupaten Lebong merupakan arahan

kebijakan dan strategi pembangunan dan pengembangan bidang perumahan

dan kawasan permukiman tang berdasarkan kepada :

a. berdasarkan RTRW Kabupaten Lebong

b. Program yang mendukung program dan kegiatan jangka pendek, jangka

menengah, dan jangka panjang.

RP3KP Daerah Kabupaten Lebong sesuai sebagaimana dimaksud pada

ayat 2 dalam Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Ayat berlaku sampai

dengan 20 (dua puluh) tahun. Dasar Dokumen RP3KP sebelumnya adalah

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 9


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

2014, maka masa perencanaan di berlakukan sama yaitu 2014-2034. Dalam

review RP3KP sebagaimana dimaksud pada ayat 3 Permen Perumahan

Rakyat No 12 Tahun 2012 wajib dilakukan penyesuaian apabila dilakukan

revisi RTRW atau hal lain yang menyebabkan perlunya review yaitu ada

perobahan atas peraturan dan perundangan. Penyusunan RP3KP Daerah

kabupaten Lebong dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. persiapan;

b. penyusunan rencana; dan

c. legislasi.

Dalam Pasal 7 tentang teknis penyusunan Dokumen RP3KP Daerah

Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota terdiri atas:

a. Buku Data dan Analisis; yang diterjemahkan dalam laporan pendahulaun

dan laporan antara.

b. Buku Rencana yang di implementasikan dalam laporan akhir yaitu

keseluruhan laporan.

V. IMPLIKASI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Kriteria rumah berdasarkan konstruksinya dibedakan menjadi :

Kriteria Permanen Semi Permanen Non Permanen

Pondasi Ada Ada -


Setengah tembok
Tidak BatuBata /
Dinding & setengah Bambu/kayu
Batako
kayu/bambu
Genteng/ selain
Atap Genteng Genteng
genteng
Lantai Plester/Keramik Plester/Keramik Tanah

Jika dilihat berdasarkan ukuranya, standar perbandingan jumlah rumah besar,

rumahsedang dan rumah kecil yaitu 1:3:6

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 10


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

- Luas kapling rumah besar : 120 m²–600 m² (tipe 70)

- Luas kapling rumah sedang : 70 m²–100 m² (tipe 45-54)

- Luas kapling rumah kecil : 21 m² –54 m² (tipe 21-36)

Untuk menentukan luas minimum rata-rata dari perpetakan tanah

harusmempertimbangkan faktor-faktor kehidupan manusianya, faktor alamnya

danpengaturan bangunan setempat.

Berdasarkan kondisi fisik bangunannya, rumah di Kabupaten Lebong dapat

digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Rumah permanen, memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok,

berlantaisemen atau keramik, dan atapnya berbahan genteng.

2. Rumah semi-permanen, memiliki ciri dindingnya setengah tembok dan

setengahbambu, atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes,

banyak dijumpai pada gang-gang kecil.

3. Rumah non-permanen, ciri rumahnya berdinding kayu, bambu atau

gedek, dantidak berlantai (lantai tanah), atap rumahnya dari seng maupun

asbes.

5.1. Daya Dukung Pengembangan Kawasan Perumahan Dan Pemukiman

Kabupaten Lebong memiliki fungsi lahan budidaya dan permukiman,

dengan dua jenis peruntukan lahan yaitu lahan terbangun dan tidak

terbangun. Lahan tidak terbangun di Kabupaten Lebong terdiri dari kawasan

terdiri atas persawahan, perkebunan, dan hutan. Sedangkan untuk lahan

terbangun di Kabupaten Lebong terdiri dari kawasan perumahan, sarana

pemerintahan, dan beberapa sarana penunjang permukiman. Oleh karena

itu peruntukan lahan tidak terbangun di Kabupaten Lebong telah sesuai

dengan peruntukan lahan yang seharusnya, karena peruntukan lahan tidak

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 11


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

terbangun di Kabupaten Lebong terletak pada kelerangan 8-15 % dan sesuai

dengan Tata Ruang Kabupaten Lebong.

Kabupaten Lebong memiliki luas wilayah 253.215,00 ha dengan

pembagian menjadi lahan terbangun dan tak terbangun. Sebagian besar

lahan di Kabupaten ini ini merupakan lahan tak terbangun dengan luas

245.534 ha sedangakan lahan terbangunnya seluas 769,15 . Berarti dari

total lahan yang ada yang terbangun adalah sebesar 3,03%. Lahan

terbangun sangat kecil karena dominasi dari wilayah Kabupaten Lebong

adalah kawasan Hutan seluas 169.645 H atau sebesar 66,99% dari total

Wilayah. Sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk sawah, ladang dan daerah

resapan serta pemanfaatan lainnya.

5.2. Analisis Pola Guna Lahan

Peruntukkan lahan terbangun di Kabupaten Lebong digunakan untuk

lahan permukiman dan fasilitas umum sarana. Total luas lahan yang

dipergunakan untuk lahan terbangun sebesar 7.691 ha. Sebagian untuk

lahan terbangun itu adalah pemukiman sedangkan sisanya sebesar berupa

fasilitas sarana.

Ketersediaan fasilitas sarana sangat penting untuk menunjang

keberlangsungan hidup masyarakat di Kabupaten Lebong. Fasilitas fasilitas

sarana yang terdapat di Kabupaten Lebong meliputi sarana perdagangan dan

jasa dengan luas 805 ha, sarana pendidikan 807 ha, sarana peribadatan 75

ha, industri dengan luas 185 ha, pemerintah dan pelayanan umum dengan

luas 776 ha yang tersebar di permukiman penduduk. Sarana peribadatan,

perdagangan dan jasa serta pendidikan yang umumnya berada di setiap

ibukota Kecamatan (IKK).

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 12


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

VI. KEBUTUHAN PERUMUHAN DAN PEMUKIMAN

Jumlah Rumah Tangga/KK kabupaten Lebong 2013-2016

JUMLAH RUMAH TANGGA/KK


NO KECAMATAN
2013* 2014* 2015* 2016*
1 Rimbo Pengadang 1.259 1.266 1.274 1.281
2 Topos 1.577 1.589 1.601 1.613
3 Lebong Selatan 3.744 3.784 3.824 3.865
4 Bingin Kuning 2.652 2.676 2.700 2.725
5 Lebong Tengah 2.744 2.763 2.782 2.801
6 Lebong Sakti 2.304 2.329 2.355 2.380
7 Lebong Atas 1.277 1.301 1.326 1.351
8 Pelabai 1.772 1.808 1.845 1.883
9 Lebong Utara 4.224 4.253 4.281 4.310
10 Uram Jaya 1.388 1.399 1.409 1.420
11 Pinang Belapis 1.211 1.218 1.226 1.233
12 Amen 1.914 1.939 1.964 1.989
13 Padang Bano** 1.334 1.343 1.351 1.361
Sumber : *Hasil Analisis dan Proyeksi (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Proyeksi Jumlah Rumah Tangga di Akhir Masa Perencanaan

JUMLAH RUMAH TANGGA/KK


NO KECAMATAN
2019* 2020* 2021* 2022*
1 Rimbo Pengadang 1339 1346 1391 1399
2 Topos 1683 1695 1742 1755
3 Lebong Selatan 4019 4062 4135 4179
4 Bingin Kuning 2838 2864 2929 2956
5 Lebong Tengah 2924 2944 3031 3052
6 Lebong Sakti 2475 2502 2545 2573
7 Lebong Atas 1394 1420 1410 1437
8 Pelabai 1939 1979 1957 1997
9 Lebong Utara 4500 4530 4666 4698
10 Uram Jaya 1481 1492 1534 1545
11 Pinang Belapis 1288 1296 1338 1346
12 Amen 2064 2090 2114 2142
13 Padang Bano** 1420 1430 1473 1483
Sumber: *Hasil analisis dan Proyeksi (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Kecamatan Lebong utara adalah kecamatan yang terpadat sehingga

diakhir tahun perencanaan yaitu tahun 2022 jumlah rumah tangga tertinggi

berada di wilayah ersebut sebesar 4.698 KK. Tidak signifikantnya luasan

wilayah dengan kepadatan juga terlihat di Kecamatan Rimbo Pegadang.

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 13


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

Kecamatan Rimbo Pegadang yang termasuk luas 8.571 Ha pertumbuhan

rumah tangga sangat rendah, sehingga di akhir masa periode perencanaan

jumlah rumah tangga sebanyak 1.399 KK.

Backlog adalah input dalam hal penghitungan untuk kawasan baru

pemukiman dan perumahan.

Backlog Perumahan Kabupaten Lebong 2015

JUMLAH
JUMLAH BACKLOG
KECAMATAN RUMAH
RUMAH RUMAH
TANGGA
Kec. Rimbo Pengadang 1.274 607 667
Kec. Topos 1.601 723 1.078
Kec. Lebong Selatan 3.824 1.789 2.035
Kec. Bingin Kuning 2.700 1.259 1.841
Kec. Lebong Tengah 2.782 1.382 2.033
Kec. Lebong Sakti 2.355 1.048 1.475
Kec. Lebong Atas 1.326 674 916
Kec. Pelabai 1.845 627 1.311
Kec. Lebong Utara 4.281 1.127 3.154
Kec. Uram Jaya 1.409 470 939
Kec. Pinang Belapis 1.226 438 787
Kec. Amen 1.964 613 1.350
Kec. Padang Bano** 1.351 404 948
Jumlah 27.938 11.161 18.535
Sumber: Hasil analisis dan Proyeksi (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Hasil yang didapat pada tahun 2022 mengenai

angka backlog perumahan sebanyak 18.535 sebagai acuan.

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 14


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

Proyeksi Demand Rumah Akibat Pertumbuhan Rumah Tangga


pada Akhir Masa Perencanaan
JUMLAH RUMAH DEMAND RUMAH DEMAND RUMAH
KECAMATAN
TANGGA TAHUN 2022 TANGGA TAHUN 2022
Kec. Rimbo Pengadang 1.399 424 733
Kec. Topos 1.755 532 1163
Kec. Lebong Selatan 4.179 1.267 2224
Kec. Bingin Kuning 2.956 896 1978
Kec. Lebong Tengah 3.052 925 2169
Kec. Lebong Sakti 2.573 780 1596
Kec. Lebong Atas 1.437 435 970
Kec. Pelabai 1.997 605 1411
Kec. Lebong Utara 4.698 1.423 3461
Kec. Uram Jaya 1.545 468 1030
Kec. Pinang Belapis 1.346 408 865
Kec. Amen 2.142 649 1472
Kec. Padang Bano** 1.483 449 1040
Sumber : Hasil Analisis (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Hasil pengolahan data menunjukan bahwa jumlah permintaan

(demand) rumah berdasarkan banyaknya proyeksi Rumah tangga masing

tertinggi di Kecamatan Lebong Utara.

Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Total dalam Proporsi Rumah

Berimbang

Perkiraan Perkiraan
Demand Perkiraan
Rumah Besar Rumah
Kecamatan Rumah Tahun Rumah Kecil
(Unit) Menengah
2022 (Unit)
(Unit)
Kec. Rimbo Pengadang 733 73 293 440
Kec. Topos 1.163 116 465 698
Kec. Lebong Selatan 2.224 222 889 1.334
Kec. Bingin Kuning 1.978 198 791 1.187
Kec. Lebong Tengah 2.169 217 867 1.301
Kec. Lebong Sakti 1.596 160 639 958
Kec. Lebong Atas 970 97 388 582
Kec. Pelabai 1.411 141 564 847
Kec. Lebong Utara 3.461 346 1.384 2.077
Kec. Uram Jaya 1.030 103 412 618
Kec. Pinang Belapis 865 86 346 519
Kec. Amen 1.472 147 589 883
Kec. Padang Bano** 1.040 104 416 624
Jumlah 20.112 2.011 8.045 12.067
Sumber : Pengolahan Data (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Blocklog dan permintaan akan rumah didapati jumlah unit baru

sebesar 12.067 unit rumah dalam kategori rumah kecil atau sederhana,

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 15


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

8.045 unit rumah dalam kategori rumah menengah dan 2.011 unit rumah

dalam ketegori rumah besar.

Proyeksi Kebutuhan Rumah Baru Berdasarkan Pembangunannya


Proporsi Rumah Proporsi Rumah Proporsi Rumah Kecil
Kecamatan Besar Menengah
Swadaya Swasta Swadaya Swasta Swadaya Swasta
Kec. Rimbo Pengadang 29 44 117 176 176 264
Kec. Topos 47 70 186 279 279 419
Kec. Lebong Selatan 89 133 356 534 534 801
Kec. Bingin Kuning 79 119 316 475 475 712
Kec. Lebong Tengah 87 130 347 520 520 781
Kec. Lebong Sakti 64 96 255 383 383 575
Kec. Lebong Atas 39 58 155 233 233 349
Kec. Pelabai 56 85 226 339 339 508
Kec. Lebong Utara 138 208 554 831 831 1.246
Kec. Uram Jaya 41 62 165 247 247 371
Kec. Pinang Belapis 35 52 138 208 208 311
Kec. Amen 59 88 236 353 353 530
Kec. Padang Bano ** 42 62 166 250 250 374
Jumlah 804 1.207 3.218 4.827 4.827 7.240
Sumber : Pengolahan Data (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Hasil olahan data menunjukan bahwa sampai tahun akhir

perencanaan 2022 untuk rumah besar alokasi untuk pemerintah daerah

dalam rangka penyediannya adalah 804 unit rumah, rumah menengah

3.218 unit rumah dan rumah kecil 4.827 unit rumah. Sedangkan pihak

pengembang perumahan diberikan alokasi pengadaan rumah sampai 2022

adalah 1.207 unit rumah besar, 4.827 unit rumah menengah dan 7.240 unit

untuk rumah dengan kategori kecil.

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 16


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

Proporsi Pendapatan Masyarakat dari 200 sampel per Kecamatan


Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk
Jumlah MBR
Miskin Menengah Ke Atas
Kecamatan
Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi
(unit) (%) (unit) (%) (unit) (%)
Kec. Rimbo Pengadang 42 21 67 33,5 91 45,5
Kec. Topos 55 27,5 67 33,5 78 39
Kec. Lebong Selatan 35 17,5 46 23 119 59,5
Kec. Bingin Kuning 57 28,5 72 36 71 35,5
Kec. Lebong Tengah 33 16,5 55 27,5 112 56
Kec. Lebong Sakti 46 23 62 31 92 46
Kec. Lebong Atas 43 21,5 78 39 79 39,5
Kec. Pelabai 29 14,5 53 26,5 118 59
Kec. Lebong Utara 23 11,5 42 21 135 67,5
Kec. Uram Jaya 43 21,5 64 32 93 46,5
Kec. Pinang Belapis 40 20 76 38 84 42
Kec. Amen 48 24 67 33,5 85 42,5
Kec. Padang Bano** 54 27 72 36 74 37

Sumber : Hasil analisis (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Proyeksi Kebutuhan Jumlah Rumah Berdasarkan Segmentasi


Pendapatan

Demand
Demand Demand Demand Rumah
Kecamatan Rumah Tahun
Rumah Miskin Rumah MBR Menengah Keatas
2022
Kec. Rimbo Pengadang 733 154 245 333
Kec. Topos 1.163 320 390 453
Kec. Lebong Selatan 2.224 389 511 1.323
Kec. Bingin Kuning 1.978 564 712 702
Kec. Lebong Tengah 2.169 358 596 1.214
Kec. Lebong Sakti 1.596 367 495 734
Kec. Lebong Atas 970 209 378 383
Kec. Pelabai 1.411 205 374 833
Kec. Lebong Utara 3.461 398 727 2.336
Kec. Uram Jaya 1.030 221 330 479
Kec. Pinang Belapis 865 173 329 363
Kec. Amen 1.472 353 493 626
Kec. Padang Bano** 1.040 281 374 385
Jumlah 20.112 3.991 5.955 10.166
Sumber : Hasil Analisis (**Data Tidak Termasuk Tahun 2016)

Masyarakat berpenghasilan Rendah dan Masyarakat menengah

keatas didapatkan jumlah rumah yang harus di sediakan di akhir masa

perencanaan. Untuk kebutuhan rumah penduduk miskin sebesar 3.991

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 17


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

Rumah dimana yang paling sedikit di sediakan di kecamatan Rimbo

Pengadang sebanyak 145 unit rumah dan paling banyak dikecamatan

lebong utara sebanyak 398 unit.

Untuk rumah penduduk dengan kategori masyarakat berpenghasilan

rendah sebesar 5.955 Unit Rumah, yang paling sedikit di Kecamatan Rimbo

Pegadang dengan 245 unit rumah dan yang paling banyak di kecamatan

lebong Utara sebesar 727 unit rumah. Sedangkan untuk rumah menengha

keatas jumlah yang harus disediakan sejumlah 10.166 dengan komposisi

yang paling sedikit di kecamatan Rimbo Pengadang sebesar 333 unit rumah

dan paling banyak adalah di kecamatan lebong utara dengan membangun

2.336 unit rumah.

6.1. Penanganan Rumah Tidak Layak Huni Kabupaten Lebong

Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Lebong


Rumah Tidak Rata-rata Potensi Rumah Tidak
Kecamatan
Layak Huni Penghuni Layak Huni/Jiwa
Kec. Rimbo Pengadang 195 3,8 1480
Kec. Topos 210 3 1270
Kec. Lebong Selatan 385 3,4 2620
Kec. Bingin Kuning 550 3,4 3740
Kec. Lebong Tengah 400 3,2 2570
Kec. Lebong Sakti 195 3,2 1250
Kec. Lebong Atas 230 3,7 1700
Kec. Pelabai 115 3,3 760
Kec. Lebong Utara 465 4,2 3890
Kec. Uram Jaya 135 3,4 920
Kec. Pinang Belapis 245 3,2 1570
Kec. Amen 150 3,5 1050
Kec. Padang Bano* 105 2,9 620
Jumlah 3380 44,2 23.440
Sumber : Survey Lapangan dari Agustus-September 2016 (*Data Tidak termasuk dalam

penjumlahan)

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 18


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

VII. KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN

7.1. Struktur Organisasi

Peran Kelembagaan Pembangunan Perumahan dan


Kawasan Permukiman Kabupaten Lebong

No Badan/Dinas/Lembaga Peran
Badan Yang Memiliki Kewenangan
1 BAPPEDA Kabupaten Lebong
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Kantor Pelayanan Perizinan Pemberi izin bangunan, salah satunya
2
Terpadu Kabupaten Lebong perumahan dan kawasan pemukiman
Pihak Pengembang Perumahan dan
3 REI
Pemukiman
Penyediaan dana KPR (Kredit Perumahan
4 Lembangga Perbankan Bank
Rakyat) dan Pinjaman
LSM (Lembaga Swadaya Untuk membantu masyarakat untuk
5
Masyarakat) memnuhi kebutuhan hidup

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 19


REVIEW RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEMUKIMAN DAN KAWASAN PERUMAHAN
KABUPATEN LEBONG

7.2. Pembiayaan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Sumber pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman

sesuai dengan cara pembangunan dan kemampuan masyarakat dalam

pemenuhan kebutuhan rumahnya. Untuk pembangunan secara formal untuk

pembangunan rumah baru, yaitu pembangunan yang diselenggarakan oleh

lembaga secara resmi seperti developer/pengembang, koperasi atau

lembaga lain yang terkait dengan perumahan dan permukiman dapat secara

tunai, kredit, ataupun subsidi dari pemerintah.

LAPORAN RINGKASAN EKSEKUTIF 20

Anda mungkin juga menyukai