1 LATAR BELAKANG
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam
rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Undang-Undang No.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pembangunan perumahan dan permukiman adalah
salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini
pemerintah provinsi dan Kota/Kabupaten. Pemerintah bertanggung jawab untuk
memberikan fasilitasi kepada masyarakat agar dapat menghuni rumah yang layak, sehat,
aman, terjamin, mudah diakses, dan terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana
pendukungnya.
Pada dasarnya, upaya pemenuhan kebutuhan akan rumah sehat dan layak huni
da pat dilakukan setiap orang dengan cara menyewa, membangun sendiri, ataupun
membeli. Namun peningkatan jumlah penduduk berdampak pada berkurangnya ketersediaan
lahan. Hal ini mengakibatkan peningkatan harga tanah sehingga harga rumah menjadi relatif
tinggi dan sulit dijangkau sebagian besar masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan
rendah. Hal ini pun dialami para produsen rumah sehingga menyebabkan terhambatnya
supply rumah. Pemerintah perlu menyiapkan program-program PKP yang dapat berjalan
dengan efisien dan berkelanjutan.
Hal |1 - 1
Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman berjalan optimal,
tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan suatu skenario umum, yang dapat
mengakomodasikan berbagai kepentingan, rencana sektor terkait, peraturan serta berbagai hal
yang perlu diketahui, dipedomani, dan disepakati bersama. Skenario umum terutama
diperlukan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang saat ini berkembang.
Hal |1 - 2
Dalam UU No.1 tahun 2011 dijelaskan bahwa Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan,
penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah,
pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. Sedangkan penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman dijelaskan sebagai kegiatan perencanaan, pembangunan,
pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan
dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Atas dasar itulah, maka diperlukan suatu dokumen RP3KP sebagai salah satu langkah
untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan peran pelaku pembangunan di daerah,
khususnya apparat pemerintah dalam rangka penyusunan skenario pembangunan perumahan
dan permukiman di daerah. Disamping itu, dokumen ini diharapkan dapat memacu terwujudnya
keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman sehingga dapat
menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung kehidupan dan penghidupan bagi
penghuninya.
Hal |1 - 3
1.2 LANDASAN HUKUM
Hal |1 - 4
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Daerah Provinsi dan daerah
Kabupaten/Kota.
1.3.1 Maksud
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memperoleh arah kebijakan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman secara terencana, terarah dan
terpadu sesuai dengan rencana pembangunan daerah Kabupaten Dharmasraya.
1.3.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah tersusunnya konsep, rencana dan indikasi program
pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman serta tersedianya acuan dasar
dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di Kabupaten Dharmasraya.
1.3.3 Sasaran
a) Perumusan konsep pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman serta Strategi Pelaksanaan.
b) Perumusan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan
Permukiman serta Perumusan Indikasi Program
Hal |1 - 5
1.4.2 Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
A. Tahap Persiapan
C. Tahap Analisis
Hal |1 - 6
Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dan
dukungan potensi wilayah, kemampuan penyediaan rumah dan jaringan prasarana
dan sarana serta utilitas umum;
Analisis besarnya permintaan masyarakat terhadap rumah;
Analisis kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman dengan memperhatikan kebijakan hunian berimbang;
Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta optimasi
pemanfaatan ruang;
Analisis kemampuan keuangan daerah, sekurang-kurangnya meliputi sumber
penerimaan daerah dan alokasi pendanaan dan pembiayaan pembangunan, dan
prediksi peningkatan kemampuan keuangan daerah; dan
Analisis kebutuhan kelembagaan perumahan dan kawasan permukiman di daerah
kabupaten/kota.
Hal |1 - 7
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
mayarakat.
Perumahan
Kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni.
Kawasan Pemukiman
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Lingkungan Hunian
Bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan
permukiman.
Permukiman
Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Rumah
Bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
Rumah Komersial
Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.
Rumah Swadaya
Hal |1 - 8
Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat.
Hal |1 - 9
Rumah Umum
Rumah umum adalah rumah yang diselenggaraan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
Rumah Khusus
Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
khusus.
Rumah Negara
Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki Negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau
pegawai negeri.
Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat.
Perumahan Kumuh
Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai
tempat hunian.
Konsolidasi Tanah
Konsolidasi tanah adalah penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dalam usaha penyediaan tanah
Hal |1 - 9
untuk kepentingan pembangunan perumahan dan permukiman guna meningkatkan kualitas
lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi aktif masyarakat.
Pendanaan
Pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari anggaran pendapatan
dan belanja Negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber dana lain
yang dibelanjakan untuk penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau setiap pengeluaran
yang akan diterima kembali untuk kepentingan penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman baik yang berasal dari dana masyarakat, tabungan perumahan,
maupun sumber dana lainnya.
Prasarana
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu
untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.
Sarana
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.
Utilitas Umum
Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.
Selanjutnya beberapa istilah lain yang digunakan dalam bidang perumahan dan kawasan
permukiman dapat dirujuk sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Tujuan Pokok dilakukan pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
adalah:
Hal |1 - 10
2) Penyelenggaraan rumah dan perumahan dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau setiap orang untuk menjamin hak setiap warga negara untuk
Hal |1 - 11
menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan
yang sehat, aman, serasi, dan teratur;
3) Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan wilayah yang
berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan
berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang;
4) Penyelenggaraan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud diatas bertujuan
untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukim.
1.5.2 RP3KP
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan Pasal 28 H Amandemen UUD 1945
mengamanatkan bahwa: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”. Amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 menyatakan bahwa
”setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan
mempunyai peran sangat
Hal |1 - 11
strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya
membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif”.
Pemerintah perlu lebih berperan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan bantuan
PKP melalui penyelenggaraan PKP yang berbasis kawasan serta keswadayaan masyarakat
sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan
ekonomi, dan sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan
semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Untuk dapat melakukan amanat dalam UUD 1945 pasal 28 H dan UU No. 1 Tahun 2011
maka aspek perencanaan menjadi hal penting. Sejak diberlakukan UU No. 1 Tahun 2011, Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) yang diatur
melalui Kepmen Perkim No.09/KPTS/M/IX/1999 telah diperbaharui dengan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP).
RP3KP dalam UU No.1 Tahun 2011 pasal 14 ayat f menyebutkan bahwa Pemerintah
Provinsi mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman lintas kabupaten/kota. Sedangkan pada pasal 15 ayat c, Pemerintah
Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. RP3KP adalah:
1. Skenario pelaksanaan koordinasi, keterpaduan dari himpunan rencana sektor terkait di
bidang PKP.
2. Sebagai payung atau acuan baku bagi seluruh pemangku kepentingan
pembangunan PKP dalam menyusun dan menjabarkan kegiatannya masing- masing.
3. Merupakan cerminan dari kumpulan aspirasi masyarakat terhadap PKP yang layak.
Hal |1 - 12
1.5.2.2 Peran RP3KP
Pada dasarnya, RP3KP merupakan bagian integral dari rencana pembangunan dan
pengembangan provinsi dan kabupaten RP3KP mempunyai kedudukan yang sama dengan
berbagai rencana sektor lainnya.
Peran RP3KP dalam Sistem Perencanaan Pembangunan adalah untuk ;
a. Melaksanakan koordinasi antarpelaku pembangunan dan pengembangan PKP;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar
ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah dalam
pembangunan dan pengembangan PKP;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan;
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan; serta
f. Memberi kepastian hukum dalam penyelenggaraan PKP di daerah; permukiman
yang sehat, aman, serasi, produktif, dan berkelanjutan.
Pembangunan PKP merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor dan langsung
menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Pembangunan dan pengembangan PKP
harus sejalan dengan pembangunan sektor lain, supaya terjadi sinkronisasi dan harmonisasi
dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan. RP3KP mempunyai kedudukan yang
sama dengan berbagai rencana sektor dengan peruntukan penyusunannya mengacu pada
Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang mengatur secara
khusus ruang PKP serta berbagai tindaklanjutnya. Hal yang turut mendasari Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendorong pemerintah daerah menyusun RP3KP adalah
adanya kewajiban pemerintah daerah dalam pembangunan PKP, yang diamanatkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Untuk kedudukan RP3KP dapat dilihat gambar berikut ini.
Hal |1 - 13
Gambar 1.1 Kedudukan RP3KP
Untuk dapat mengakomodasi kepentingan tersebut, pemerintah daerah perlu memiliki “skenario
umum” penyelenggaraan PKP yaitu RP3KP. RP3KP mempunyai kedudukan yang sama dengan
berbagai rencana sektor pembangunan lainnya. Penyusunannya mengacu pada Program
Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah yang mengatur secara
khusus ruang perumahan dan kawasan permukiman serta berbagai tindak lanjutnya.
Kedudukan RP3KP dalam kerangka pembangunan daerah secara keseluruhan adalah sebagai
berikut:
1. Wahana informasi yang membuat arahan dan rambu-rambu kebijaksanaan, serta
rencana pembangunan perumahan dan permukiman dalam suatu tingkatan
wilayah dan kurun waktu tertentu (provinsi, kabupaten)
2. Arahan untuk mengatur perimbangan pembangunan kawasan perumahan dan
permukiman, antara lain:
a. Klasifikasi kawasan permukiman
1) Permukiman perkotaan
2) Permukiman pedesaan
b. Klasifikasi kawasan perumahan
1) Perumahan berkepadatan tinggi
2) Perumahan berkepadatan sedang
Hal |1 - 14
3) Perumahan berkepadatan rendah
c. Keterkaitan dengan peraturan zonasi pada RTRW
3. Sarana untuk mempercepat terbentuknya sistem permukiman yang mantap, terutama
dalam kota yang berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), penetapan
orde/kedudukan kota-kota tersebut dalam kerangka pembangunan daerah,
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah masing-masing.
RP3KP diperlukan untuk memuat rencana sektor PKP yang belum “terjawab” dalam
RTRW, antara lain:
1. Bagaimana merumuskan kebijakan dan strategi PKP?
2. Pola penanganan PKP apa yang diperlukan dan dimana lokasi penanganan/
pembangunannya?
3. Bagaimana mengatur alokasi ruang untuk tiap pola penanganan dan tipologi PKP
4. Bagaimana mengatur kualitas perumahan?
Sebagai suatu skenario, RP3KP berperan sebagai satu “alat” yang dapat menyatukan sistem
perencanaan pembangunan daerah dan tata ruang wilayah, serta mengintegrasikan kegiatan
antara pemerintah dengan pemerintah daerah, antarsektor, antara pemerintahan, serta antara
dunia usaha dan masyarakat di bidang PKP. Mengapa RP3KP disebut sebagai suatu “alat” yang
menyatukan sistem perencanaan pembangunan dalam bidang PKP? karena penyusunan RP3KP
mengacu pada dokumen kebijakan daerah berupa:
a. Kebijakan dan strategi nasional di bidang PKP;
b. Kebijakan dan strategi bidang PKP pada tingkat provinsi, terutama bagi pemerintah
kabupaten/kota;
c. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD);
d. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
e. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang mengatur secara khusus ruang untuk
PKP dan berbagai tindak lanjutnya.
Hal |1 - 15
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup
wilayah dan materi pembahasan, serta sistematika pembahasan laporan
Pada bab ini berisi tentang geografis, kondisi fisik dasar, kependudukan, sosial budaya,
kondisi perumahan dan kawasan permukiman serta perekonomian di Kabupaten
Dharmasraya
BAB IV METODOLOGI
Pokok bahasan pada bagian ini akan diulas mekanisme dan pendekatan penanganan
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta metodologi yang digunakan dalam penyusunan
dokumen RP3KP .
Sebagai penutup laporan pendahuluan ini, akan dibahas mengenai rencana pelaksanaan
pekerjaan, organisasi pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan tenaga ahli, jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan sitematika pelaporan.
Hal |1 - 16
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................
1
1.2 LANDASAN HUKUM................................................................................................................ 4
1.3 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN.......................................................................................... 5
1.3.1 Maksud ...........................................................................................................................
5
1.3.2 Tujuan............................................................................................................................. 5
1.3.3 Sasaran ........................................................................................................................... 5
1.4 RUANG LINGKUP .................................................................................................................... 5
1.4.1 Lingkup Wilayah ............................................................................................................. 5
1.4.2 Lingkup Kegiatan ............................................................................................................ 6
1.5 SISTIMATIKA PEMBAHASAN .................................................................................................. 7
Hal |1 - 17