Anda di halaman 1dari 19

1.

1 LATAR BELAKANG

Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam
rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Undang-Undang No.
23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pembangunan perumahan dan permukiman adalah
salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini
pemerintah provinsi dan Kota/Kabupaten. Pemerintah bertanggung jawab untuk
memberikan fasilitasi kepada masyarakat agar dapat menghuni rumah yang layak, sehat,
aman, terjamin, mudah diakses, dan terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana
pendukungnya.

Pada dasarnya, upaya pemenuhan kebutuhan akan rumah sehat dan layak huni
da pat dilakukan setiap orang dengan cara menyewa, membangun sendiri, ataupun
membeli. Namun peningkatan jumlah penduduk berdampak pada berkurangnya ketersediaan
lahan. Hal ini mengakibatkan peningkatan harga tanah sehingga harga rumah menjadi relatif
tinggi dan sulit dijangkau sebagian besar masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan
rendah. Hal ini pun dialami para produsen rumah sehingga menyebabkan terhambatnya
supply rumah. Pemerintah perlu menyiapkan program-program PKP yang dapat berjalan
dengan efisien dan berkelanjutan.

Hal |1 - 1
Agar penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman berjalan optimal,
tertib dan terorganisasi dengan baik, diperlukan suatu skenario umum, yang dapat
mengakomodasikan berbagai kepentingan, rencana sektor terkait, peraturan serta berbagai hal
yang perlu diketahui, dipedomani, dan disepakati bersama. Skenario umum terutama
diperlukan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan pokok yang saat ini berkembang.

Kabupaten Dharmasraya terletak pada wilayah perbatasan Provinsi Sumatera Barat


dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Riau yang dilewati jalur jalan Lintas Tengah Sumatera. Luas
wilayah Kabupaten Dharmasraya berdasarkan Perda No 4 Tahun 2009 yaitu seluas 2.961,13 Km2
(296.113 Ha), sedangkan berdasarkan perhitungan pemetaan hasil digitasi citra spot 5
Kabupaten Dharmasraya memiliki luas 302.599 Ha. Berdasarkan Perda No 3 Tahun 2008 tentang
penetapan dan pembentukan Kecamatan, jumlah kecamatan di Kabupaten Dharmasraya
dimekarkan dari 4 (empat) kecamatan menjadi 11 (sebelas) kecamatan. Dengan dihapusnya
sistem pemerintahan desa, pemerintah yang berada setingkat dibawah kecamatan adalah
nagari, dan selanjutnya dibawah nagari adalah jorong. Berdasarkan Perda No 2 Tahun 2008
tentang Pemerintah Nagari terdapat sebanyak 48 ngari. Pada Tahun 2009 dikeluarkan Perda No
4 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Penataan Nagari yang dimekarkan, dari 48 nagari
menjadi 52 nagari dan 400 jorong dengan jumlah penduduk sebanyak 241.571 jiwa
(Dharmasraya Dalam Angka 2019).

Permasalahan utama di Bidang Perumahan Pemukiman di Kabupaten Dharmasraya antara


lain masih banyak rumah yang tidak layak huni, kekurangan rumah (backlog), kawasan kumuh
(slum), kurangnya sarana pendukung di kawasan perumahan pemukiman, dan penghuni liar
yang menempati lahan tanpa legalitas kepemilikan lahan (squatter) merupakan penyebab belum
maksimalnya penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di daerah.
Permasalahan yang dihadapi sesungguhnya tidak terlepas dari aspek yang berkembang dalam
dinamika kehidupan masyarakat maupun kebijakan pemerintah dalam mengelola persoalan
yang ada. Dalam mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman, setiap prosesnya
dilaksanakan secara bertahap yakni melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan.
Selama ini, pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten
Dharmasraya belum memiliki landasan/rencana tindak yang telah disusun dalam suatu
dokumen perencanaan. Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dilaksanakan
berdasar kebutuhan dan usulan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan belum terdata
dan terpetakannya permasalahan dalam urusan perumahan dan kawasan permukiman.

Hal |1 - 2
Dalam UU No.1 tahun 2011 dijelaskan bahwa Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan,
penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan
peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah,
pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. Sedangkan penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman dijelaskan sebagai kegiatan perencanaan, pembangunan,
pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan
dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

Jika mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman merupakan suatu proses,


dan dalam rangka optimalisasi capaian pemenuhan kebutuhan perumahan dan kawasan
permukiman yang layak bagi masyarakat, serta memberikan arah yang jelas dalam pencapaian
kebijakan perumahan dan kawasan permukiman sebagaimana yang diamanahkan dalam RPJP,
RPJMD, dan RTRW Kabupaten Dharmasraya, maka diperlukan skenario pengembangan yang
terarah dan terencana dalam satu dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP). RP3KP merefleksikan akomodasi terhadap
aspirasi masyarakat dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman, sedangkan
dalam konteks penataan ruang, RP3KP merupakan penjabaran RTRW di sektor perumahan dan
kawasan permukiman.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perumahan Rakyat No. 12 Tahun 2014 tentang


Pedoman Penyusunan RP3KP, RP3KP merupakan acuan bagi seluruh pelaku pembangunan
perumahan dan permukiman di daerah. Muatan pokok RP3KP ditingkat Kabupaten/Kota
merupakan acuan untuk mengatur penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman
secara teratur, terencana, dan terorganisasi.

Atas dasar itulah, maka diperlukan suatu dokumen RP3KP sebagai salah satu langkah
untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan peran pelaku pembangunan di daerah,
khususnya apparat pemerintah dalam rangka penyusunan skenario pembangunan perumahan
dan permukiman di daerah. Disamping itu, dokumen ini diharapkan dapat memacu terwujudnya
keterpaduan prasarana dan sarana kawasan perumahan dan permukiman sehingga dapat
menciptakan permukiman yang responsif yang mendukung kehidupan dan penghidupan bagi
penghuninya.

Hal |1 - 3
1.2 LANDASAN HUKUM

Dalam penyusunan RP3KP Kabupaten Dharmasraya, didasarkan pada peraturan


perundang-undangan yang berlaku diantaranya:

1) UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman:


2) UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah : bahwa pembangunan
perumahan dan permukiman akan menjadi salah satu urusan wajib yang harus
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi
3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan;
4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
6) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional(RPJPN);
7) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
8) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
9) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
10) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
11) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan
Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan;
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20 /PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
14) Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan,
15) Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
16) Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman Nomor: 09/KPTS/M/IX/1999
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
dan Permukiman di Daerah (RP4D).
17) Keputusan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Hal |1 - 4
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Daerah Provinsi dan daerah
Kabupaten/Kota.

1.3 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.3.1 Maksud
Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk memperoleh arah kebijakan
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman secara terencana, terarah dan
terpadu sesuai dengan rencana pembangunan daerah Kabupaten Dharmasraya.

1.3.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah tersusunnya konsep, rencana dan indikasi program
pembangunan bidang perumahan dan kawasan permukiman serta tersedianya acuan dasar
dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di Kabupaten Dharmasraya.

1.3.3 Sasaran
a) Perumusan konsep pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman serta Strategi Pelaksanaan.
b) Perumusan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan
Permukiman serta Perumusan Indikasi Program

1.4 RUANG LINGKUP

1.4.1 Lingkup Wilayah


Wilayah perencanaan dalam kegiatan Penyusunan Dokumen RP3KP ini adalah 11
Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya.
Secara administratif, wilayah Kabupaten Dharmasraya berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung, serta Kabupaten Kuantan
Singingi Provinsi Riau,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Kerinci Provinsi
Jambi,
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo Provinsi
Jambi,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan
Provinsi Sumatera Barat.

Hal |1 - 5
1.4.2 Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:

A. Tahap Persiapan

a. Persiapan dan koordinasi awal


b. Survey dan identifikasi permasalahan perumahan dan kawasan permukiman
c. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dan penetapan metodologi

B. Tahap Pengumpulan Data

a. Melakukan Pendataan kondisi perumahan/kawasan permukiman serta Prasarana dan


Sarana Utilitas (PSU) di Kabupaten Dharmasraya.
b. Inventarisasi data dengan keluaran yang terdiri dari ;
 Penyusunan profil kebijakan dan program pembangunan dan pengembangan
 perumahan dan kawasan permukiman
 Penyusunan profil kondisi sosial ekonomi dan budaya daerah
 Penyusunan perumahan dan kawasan permukiman
 Penyusunan profil kelembagaan dan pembiayaan perumahan dan kawasan
permukiman kabupaten
c. Melakukan Diskusi, FGD dan rapat-rapat pembahasan bersama tim teknis dan stake
holder terkait dalam penyusunan Dokumen.

C. Tahap Analisis

a. Analisis data meliputi ;


 Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang nasional dan
daerah provinsi terhadap pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman ;
 Analisis sistem pusat-pusat pelayanan yang didasarkan pada sebaran daerah
fungsional perkotaan dan perdesaan ;
 Analisis karakteristik sosial kependudukan di kabupaten
 Analisis karakteristik perumahan dan kawasan permukiman,
 Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di perkotaan
dan/atau perdesaan yang berbatasan dalam wilayah kabupaten terhadap
rencana pengembangan wilayah kabupaten/kota secara keseluruhan;
 Analisis kebutuhan prasarana, sarana dan utilitas umum termasuk sarana pemakaman
umum pada daerah kabupaten/kota;

Hal |1 - 6
 Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dan
dukungan potensi wilayah, kemampuan penyediaan rumah dan jaringan prasarana
dan sarana serta utilitas umum;
 Analisis besarnya permintaan masyarakat terhadap rumah;
 Analisis kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman dengan memperhatikan kebijakan hunian berimbang;
 Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta optimasi
pemanfaatan ruang;
 Analisis kemampuan keuangan daerah, sekurang-kurangnya meliputi sumber
penerimaan daerah dan alokasi pendanaan dan pembiayaan pembangunan, dan
prediksi peningkatan kemampuan keuangan daerah; dan
 Analisis kebutuhan kelembagaan perumahan dan kawasan permukiman di daerah
kabupaten/kota.

D. Tahap Konsep dan Rencana


a. Perumusan konsepsi dan rencana, meliputi kegiatan sebagai berikut:

 Perumusan konsepsi, meliputi perumusan dasar-dasar penetapan rencana,


perumusan kebijakan perumahan dan kawasan permukiman, perumusan strategi
pelaksanaan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman dan perumusan visi dan misi pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman
 Perumusan rencana, meliputi perumusan rencana pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman, perumusan rencana
pengembangan sumber daya perumahan dan kawasan permukiman dan perumusan
indikasi program.
b. Penyusunan peta-peta yang berkaitan dengan RP3KP.

1.5 PEMAHAMAN DASAR RP3KP

1.5.1 Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP)


PKP adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan
perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan
dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan
tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat.

Hal |1 - 7
Perumahan dan Kawasan Permukiman

Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan,
penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan
perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran
mayarakat.

Perumahan
Kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni.

Kawasan Pemukiman
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Lingkungan Hunian
Bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan
permukiman.

Permukiman
Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman


Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan,
pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan
kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi
dan terpadu.

Rumah
Bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Rumah Komersial
Rumah komersial adalah rumah yang diselenggarakan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.

Rumah Swadaya
Hal |1 - 8
Rumah swadaya adalah rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat.

Hal |1 - 9
Rumah Umum
Rumah umum adalah rumah yang diselenggaraan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.

Rumah Khusus
Rumah khusus adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
khusus.

Rumah Negara
Rumah Negara adalah rumah yang dimiliki Negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat dan/atau
pegawai negeri.

Permukiman Kumuh
Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan
bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Perumahan Kumuh
Perumahan kumuh adalah perumahan yang mengalami penurunan kualitas fungsi sebagai
tempat hunian.

Kawasan Siap Bangun


Kawasan siap bangun yang selanjutnya disebut Kasiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta
prasarana, sarana, dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan lingkungan
hunian skala besar sesuai dengan rencana tata ruang.

Lingkungan Siap Bangun


Lingkungan siap bangun yang selanjutnya disebut Lisiba adalah sebidang tanah yang fisiknya
serta prasarana, sarana, dan utilitas umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan
perumahan dengan batas-batas kaveling yang jelas dan merupakan bagian dari kawasan siap
bangun sesuai dengan rencana rinci tata ruang.

Kaveling Tanah Matang


Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan untuk rumah sesuai
dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, rencana rinci tata ruang,
serta rencana tata bangunan dan lingkungan.

Konsolidasi Tanah
Konsolidasi tanah adalah penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dalam usaha penyediaan tanah
Hal |1 - 9
untuk kepentingan pembangunan perumahan dan permukiman guna meningkatkan kualitas
lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan partisipasi aktif masyarakat.

Pendanaan
Pendanaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang berasal dari anggaran pendapatan
dan belanja Negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber dana lain
yang dibelanjakan untuk penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau setiap pengeluaran
yang akan diterima kembali untuk kepentingan penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman baik yang berasal dari dana masyarakat, tabungan perumahan,
maupun sumber dana lainnya.

Prasarana
Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu
untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.

Sarana
Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

Utilitas Umum
Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.

Masyarakat Berpenghasilan Rendah


Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang
mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk
memperoleh rumah.

Selanjutnya beberapa istilah lain yang digunakan dalam bidang perumahan dan kawasan
permukiman dapat dirujuk sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Tujuan Pokok dilakukan pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
adalah:

1) Penyelenggaraan rumah dan perumahan untuk memenuhi kebutuhan rumah sebagai


salah satu kebutuhan dasar manusia bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
rakyat;

Hal |1 - 10
2) Penyelenggaraan rumah dan perumahan dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau setiap orang untuk menjamin hak setiap warga negara untuk

Hal |1 - 11
menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan
yang sehat, aman, serasi, dan teratur;
3) Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan wilayah yang
berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan
berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang;
4) Penyelenggaraan kawasan permukiman sebagaimana dimaksud diatas bertujuan
untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam
lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukim.

Tujuan pokok penyelenggaraan perumahan dilaksanakan melalui: (1) perencanaan


perumahan, (2) pembangunan perumahan, (3) pemanfaatan perumahan dan (4) pengendalian
perumahan. Sedangkan penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan melalui (1)
pengembangan yang telah ada, (2) pembangunan baru; atau (3) pembangunan kembali.

Penyelenggaraan kawasan permukiman wajib dilaksanakan sesuai dengan arahan


pengembangan kawasan permukiman yang terpadu dan berkelanjutan. Arahan pengembangan
kawasan permukiman sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Hubungan antarkawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup di luar kawasan
lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dan pengembangan
kawasan perkotaan
d. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perdesaan dan
pengembangan kawasan perdesaan;
e. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup; keseimbangan antara
kepentingan publik dan kepentingan setiap orang; dan lembaga yang mengkoordinasikan
pengembangan kawasan permukiman.

1.5.2 RP3KP

Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan Pasal 28 H Amandemen UUD 1945
mengamanatkan bahwa: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”. Amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 menyatakan bahwa
”setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan
mempunyai peran sangat
Hal |1 - 11
strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya
membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif”.

Pemerintah perlu lebih berperan dalam menyediakan dan memberikan kemudahan bantuan
PKP melalui penyelenggaraan PKP yang berbasis kawasan serta keswadayaan masyarakat
sehingga merupakan satu kesatuan fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan
ekonomi, dan sosial budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan
semangat demokrasi, otonomi daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Untuk dapat melakukan amanat dalam UUD 1945 pasal 28 H dan UU No. 1 Tahun 2011
maka aspek perencanaan menjadi hal penting. Sejak diberlakukan UU No. 1 Tahun 2011, Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) yang diatur
melalui Kepmen Perkim No.09/KPTS/M/IX/1999 telah diperbaharui dengan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP).

RP3KP dalam UU No.1 Tahun 2011 pasal 14 ayat f menyebutkan bahwa Pemerintah
Provinsi mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman lintas kabupaten/kota. Sedangkan pada pasal 15 ayat c, Pemerintah
Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyusun rencana pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. RP3KP adalah:
1. Skenario pelaksanaan koordinasi, keterpaduan dari himpunan rencana sektor terkait di
bidang PKP.
2. Sebagai payung atau acuan baku bagi seluruh pemangku kepentingan
pembangunan PKP dalam menyusun dan menjabarkan kegiatannya masing- masing.
3. Merupakan cerminan dari kumpulan aspirasi masyarakat terhadap PKP yang layak.

1.5.2.1 Landasan RP3KP

Landasan hukum penyusunan RP3KP Kabupaten Dharmasraya yaitu Undang-Undang No. 1


Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang tertulis pada pasal 15,
Pemerintah kabupaten dalam melaksanakan pembinaan mempunyai tugas (a) yaitu: menyusun
rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten;

Hal |1 - 12
1.5.2.2 Peran RP3KP
Pada dasarnya, RP3KP merupakan bagian integral dari rencana pembangunan dan
pengembangan provinsi dan kabupaten RP3KP mempunyai kedudukan yang sama dengan
berbagai rencana sektor lainnya.
Peran RP3KP dalam Sistem Perencanaan Pembangunan adalah untuk ;
a. Melaksanakan koordinasi antarpelaku pembangunan dan pengembangan PKP;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar
ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah dalam
pembangunan dan pengembangan PKP;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan;
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
e. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan; serta
f. Memberi kepastian hukum dalam penyelenggaraan PKP di daerah; permukiman
yang sehat, aman, serasi, produktif, dan berkelanjutan.

1.5.2.3 Kedudukan RP3KP

Pembangunan PKP merupakan kegiatan yang bersifat multi sektor dan langsung
menyentuh salah satu kebutuhan dasar masyarakat. Pembangunan dan pengembangan PKP
harus sejalan dengan pembangunan sektor lain, supaya terjadi sinkronisasi dan harmonisasi
dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pembangunan. RP3KP mempunyai kedudukan yang
sama dengan berbagai rencana sektor dengan peruntukan penyusunannya mengacu pada
Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang mengatur secara
khusus ruang PKP serta berbagai tindaklanjutnya. Hal yang turut mendasari Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendorong pemerintah daerah menyusun RP3KP adalah
adanya kewajiban pemerintah daerah dalam pembangunan PKP, yang diamanatkan dalam
peraturan perundang-undangan.
Untuk kedudukan RP3KP dapat dilihat gambar berikut ini.

Hal |1 - 13
Gambar 1.1 Kedudukan RP3KP

Untuk dapat mengakomodasi kepentingan tersebut, pemerintah daerah perlu memiliki “skenario
umum” penyelenggaraan PKP yaitu RP3KP. RP3KP mempunyai kedudukan yang sama dengan
berbagai rencana sektor pembangunan lainnya. Penyusunannya mengacu pada Program
Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah yang mengatur secara
khusus ruang perumahan dan kawasan permukiman serta berbagai tindak lanjutnya.
Kedudukan RP3KP dalam kerangka pembangunan daerah secara keseluruhan adalah sebagai
berikut:
1. Wahana informasi yang membuat arahan dan rambu-rambu kebijaksanaan, serta
rencana pembangunan perumahan dan permukiman dalam suatu tingkatan
wilayah dan kurun waktu tertentu (provinsi, kabupaten)
2. Arahan untuk mengatur perimbangan pembangunan kawasan perumahan dan
permukiman, antara lain:
a. Klasifikasi kawasan permukiman
1) Permukiman perkotaan
2) Permukiman pedesaan
b. Klasifikasi kawasan perumahan
1) Perumahan berkepadatan tinggi
2) Perumahan berkepadatan sedang

Hal |1 - 14
3) Perumahan berkepadatan rendah
c. Keterkaitan dengan peraturan zonasi pada RTRW
3. Sarana untuk mempercepat terbentuknya sistem permukiman yang mantap, terutama
dalam kota yang berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), penetapan
orde/kedudukan kota-kota tersebut dalam kerangka pembangunan daerah,
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah masing-masing.

RP3KP diperlukan untuk memuat rencana sektor PKP yang belum “terjawab” dalam
RTRW, antara lain:
1. Bagaimana merumuskan kebijakan dan strategi PKP?
2. Pola penanganan PKP apa yang diperlukan dan dimana lokasi penanganan/
pembangunannya?
3. Bagaimana mengatur alokasi ruang untuk tiap pola penanganan dan tipologi PKP
4. Bagaimana mengatur kualitas perumahan?

Sebagai suatu skenario, RP3KP berperan sebagai satu “alat” yang dapat menyatukan sistem
perencanaan pembangunan daerah dan tata ruang wilayah, serta mengintegrasikan kegiatan
antara pemerintah dengan pemerintah daerah, antarsektor, antara pemerintahan, serta antara
dunia usaha dan masyarakat di bidang PKP. Mengapa RP3KP disebut sebagai suatu “alat” yang
menyatukan sistem perencanaan pembangunan dalam bidang PKP? karena penyusunan RP3KP
mengacu pada dokumen kebijakan daerah berupa:
a. Kebijakan dan strategi nasional di bidang PKP;
b. Kebijakan dan strategi bidang PKP pada tingkat provinsi, terutama bagi pemerintah
kabupaten/kota;
c. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD);
d. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
e. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang mengatur secara khusus ruang untuk
PKP dan berbagai tindak lanjutnya.

1.6 SISTIMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan dalam Laporan Pendahuluan Rencana Pembangunan dan


Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Dharmasraya adalah
sebagai berikut ;

Hal |1 - 15
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup
wilayah dan materi pembahasan, serta sistematika pembahasan laporan

BAB II KEBIJAKAN DAN REGULASI

Pada bab II ini akan dipaparkan beberapa kebijakan dan arah


pembangunan terkait perumahan dan kawasan permukiman baik kebijakan nasional
maupun kebijakan daerah.

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DHARMASRAYA

Pada bab ini berisi tentang geografis, kondisi fisik dasar, kependudukan, sosial budaya,
kondisi perumahan dan kawasan permukiman serta perekonomian di Kabupaten
Dharmasraya

BAB IV METODOLOGI

Pokok bahasan pada bagian ini akan diulas mekanisme dan pendekatan penanganan
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta metodologi yang digunakan dalam penyusunan
dokumen RP3KP .

BAB V RENCANA KERJA

Sebagai penutup laporan pendahuluan ini, akan dibahas mengenai rencana pelaksanaan
pekerjaan, organisasi pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan tenaga ahli, jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan sitematika pelaporan.

Hal |1 - 16
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................
1
1.2 LANDASAN HUKUM................................................................................................................ 4
1.3 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN.......................................................................................... 5
1.3.1 Maksud ...........................................................................................................................
5
1.3.2 Tujuan............................................................................................................................. 5
1.3.3 Sasaran ........................................................................................................................... 5
1.4 RUANG LINGKUP .................................................................................................................... 5
1.4.1 Lingkup Wilayah ............................................................................................................. 5
1.4.2 Lingkup Kegiatan ............................................................................................................ 6
1.5 SISTIMATIKA PEMBAHASAN .................................................................................................. 7

Hal |1 - 17

Anda mungkin juga menyukai