ditampung dalam 1 unit Lisiba sekurang – kurangnya 1.000 unit rumah dan sebanyak –
banyaknya 3.000 unit rumah. Namun pada Lisiba yang berdiri sendiri jumlah rumah
yang dapat ditampung sebanyak – banyaknya 2.000 unit rumah.
Penetapan suatu lokasi Kasiba dilakukan dengan Keputusan Kepala Daerah, dimana
sebelum menetukan suatu daerah tersebut sebagai Kasiba, maka harus disesuaikan
dengan kebijakan tata ruang yang berlaku, terdapat data mengenai luas, batas, dan
kepemilikan tanah yang sesuai. Adapaun upaya dalam penyediaan tana, pemberian hak
atas tanah dan pendaftarannya, penyelenggaraan Kasiba dan Lisiba, pelaksanaan
pembangunan Kasiba dan Lisiba, penyelenggaraan Lisiba yang berdiri sendiri,
pembinaan dan ketentuan – ketentuan lain yang mengatur Kasiba dan Lisiba secara lebih
rinci terdapat dalam perundang – undangan ini.
dari kebijakan. Kebijakan dan Program ini menjadi acuan bagi SKPD maupun lintas SKPD
dalam merumuskan kegiatan guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Maluku 2005 – 2025 disusun
untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan mengacuh pada
Arah Pembangunan Daerah Provinsi Maluku sebagai berikut:
1. Pembangunan ekonomi diarahkan kepada penciptaan daya saing berkelanjutan,
sehingga mampu mandiri dan sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia serta
berperan dalam persaingan global;
2. Penciptaan stabilitas keamanan dan ketertiban bermasyarakat, berpolitik, dan
berpemerintahan, melalui adanya keadilan dan kepastian hukum serta koordinasi
lintas institusional dan lintas daerah merupakan prasyarat percepatan pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan lintas daerah.
3. Pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan harus memper-hatikan hak-hak
warga negara serta kewajibannya untuk berperan dalam pembangunan.
Berdasarkan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun pembangun-an jangka panjang,
dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh Daerah Provinsi Maluku serta
faktor-faktor strategis yang muncul, amanat pembangunan sebagaimana tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Maluku Tahun 2005 – 2025 adalah :
“Maluku Yang Rukun Dan Damai,
Adil Dan Demokratis, Serta Maju Dan Sejahtera”.
Dalam mewujudkan visi pembangunan Provinsi Maluku tersebut ditempuh melalui 3
(tiga) misi pembangunan daerah, sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Kepulauan Provinsi Maluku yang bertaqwa, rukun, aman,
dan damai adalah mendorong pembangunan yang dapat meningkatkan tata
kehidupan masyarakat Kepulauan Maluku yang religius dalam menghayati nilai-
nilai luhur ajaran agama sehingga tercipta semangat persaudaraan, persatuan, dan
perdamaian. Dalam bermasyarakat individu-individu yang ada akan saling
menerima dan saling menghargai hidup bersama dalam perbedaan, menerima, dan
menghargai nilai-nilai budaya lokal serta menjamin rasa aman berbasis ketahanan
diri dan masyarakat melalui apresiasi terhadap pentingnya ketertiban dan
ketentraman masyarakat.
penerapan dan pelayanan hukum secara adil dan berkepastian hukum, serta
penegakan hukum yang tegas dan manusiawi.
9. Membentuk kelembagaan lokal dalam rangka pemantauan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan dan penegakan hak asasi manusia; pelaksanaan hak-hak
konsumen; pelaksanaan hak-hak perburuhan dan tenaga kerja; serta
pencegahan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
10. Mengembangkan mekanisme penanganan masalah-masalah pertanahan dalam
rangka menarik tumbuhnya investasi sehingga mampu mendorong penanaman
modal (asing dan nasional), meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
menjamin hak-hak baik individual maupun komunal, serta dapat
meminimalkan konflik dalam masyarakat.
Tabel 2.1
Keterkaitan Antara Pokok-Pokok Visi, Misi dan Penjelasan Misi RPJMD
No. Pokok-Pokok Visi Misi Penjelasan Misi
Mantapnya Pembangunan Maluku Yang Rukun, Religius, Damai, Sejahtera, Aman,
Berkualitas dan Demokratis Dijiwai Semangat Siwalima Berbasis Kepulauan Secara
Berkelanjutan
1. Maluku Yang Memantapkan Masyarakat Maluku yang terdiri dari
Rukun, Religius, masyarakat Maluku yang berbagai agama, suku dan budaya, harus
Damai, Sejahtera Rukun, Religius, Aman disatukan dalam komitmen ke
Dan Aman dan Damai (misi 1) Indonesiaan untuk hidup berdampingan
Dijiwai Semangat secara rukun, religius, aman dan damai
Siwa Lima sehingga dapat mencapai tingkat
Berbasis kebahagiaan. Misi ini meliputi upaya
Kepulauan Secara pemantapan suasana rukun antar warga,
Berkelanjutan antar negeri, antar suku dan antar agama
serta antar laki-laki dan perempuan.
Upaya secara sistematis untuk
meningkatkan kerukunan dilakukan
melalui berbagai aktivitas pemahaman
nilai-nilai agama pada masing-masing
penganutnya dan diamalkan dalam
kehidupan nyata karena semua ajaran
agama mengajarkan norma untuk saling
menghargai dan saling menghormati
sehingga tercipta manusia Maluku yang
religius berupa ketaatan atas norma
agama, adat istiadat, tata kehidupan
bernegara dan bermasyarakat. Penciptaan
religiusitas ditunjang oleh ketersediaan
rumah ibadah, penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan
berwibawa, transparan dan akuntabel
mulai dari level terbawah
desa/negeri/ohoi, sampai di level
pemerintahan provinsi, terciptanya
hubungan kerjasama yang harmonis
dengan aparat keamanan dan penciptaan
rasa aman dan damai serta penegakkan
hukum sehingga tercipta tertib hukum dan
penjaminan kepastian hukum.
2 Maluku Yang Menjadikan masyarakat Sebagai provinsi kepulauan, penduduk
Berkualitas Dan Maluku yang Maluku menempati wilayah kepulauan
Demokratis Berkualitas dan dengan tingkat ketersediaan infrastruktur
Dijiwai Semangat Sejahtera (Misi 2) yang berbeda-beda. Untuk itu dalam
Siwalima menciptakan masyarakat Maluku yang
Berbasis berkualitas dalam aspek, sosial budaya,
Kepulauan Secara ekonomi, politik dan berkualitas dalam
Berkelanjutan hubungan regional dan internasional,
perlu didorong dengan membangun
Tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Maluku
ini dalam perwujudannya memperhatikan hasil evaluasi pembangunan, pengalaman,
aspirasi, partisipasi dan perolehan manfaat bagi seluruh masyarakat secara adil. Tujuan
dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Maluku tahun
2014-2019 pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Keterkaitan Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Maluku
Tahun 2014-2019
Misi Tujuan Sasaran
Memantapkan Masyarakat Menciptakan Kualitas Meningkatnya kerukunan antar
Maluku yang Rukun, hubungan antar masyarakat umat beragama dan antar suku,
Religius, Aman dan Damai. Maluku yang lebih rukun, antar negeri/desa/ohoi (1)
religius dan harmonis
Meningkatkan Kualitas Terjaminnya suasana kehidupan
hubungan antar masyarakat masyarakat yang aman dan
Maluku yang lebih aman dan damai di seluruh Maluku (2)
damai,
Meningkatkan perwujudan Terwujudnya kepatuhan
ketaatan hukum dan jaminan masyarakat terhadap hukum,
kepastian hukum untuk norma agama dan norma sosial
Maluku yang lebih rukun, aman (3)
dan damai. Meningkatnya ketahanan budaya
lokal secara serasi sesuai
momentum kemajuan zaman
yang mendukung kerukunan,
keamanan dan kedamaian (4)
Menjadikan masyarakat Meningkatkan daya saing Berkembangnya sistem inovasi
Maluku yang Berkualitas produk daerah. daerah dalam mendorong
dan Sejahtera peningkatan mutu dan nilai
tambah produksi.(5)
Berkembangnya sektor pertanian,
perikanan, pariwisata dan
kehutanan (6)
Meningkatnya pemberdayaan
koperasi dan UMKM dan layanan
perbankan (7)
Meningkatnya kualitas produksi
Meningkatkan Perekonomian dan produktivitas industri daerah
daerah. serta ekspor daerah (8)
Meningkatnya produktivitas
pangan strategis & pangan lokal
(9)
Berkembanganya iklim usaha dan
investasi (10)
Meningkatnya pemberdayaan
ekonomi dan kapasitas
kelembagaan masyarakat (11)
Meningkatkan kualitas,
produktivitas tenaga kerja dan
kesempatan serta perlindungan
ketenagakerjaan (12)
Meningkatkan pemerataan dan Meningkatnya kuantitas dan
perluasan akses pendidikan dan kualitas pendidikan anak usia
prestasi olahraga dini (PAUD) (13)
Meningkatnya akses pendidikan
dasar dan menengah yang
terjangkau. (14)
Tabel 2.3
Strategi Pembangunan RPJMD Provinsi Maluku Tahun 2014-2019
No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Misi 1 :
Memantapkan masyarakat Maluku yang Rukun, Religius, Aman dan Damai
Meningkatnya kerukunan antar Peningkatan rasa saling hormat menghormati Meningkatkan fungsi tokoh agama, tokoh
Menciptakan kualitas
umat beragama dan antar suku, intra dan antar pemeluk agama. masyarakat dan tokoh adat.
hubungan antar masyarakat
1. antar negeri/desa/ohoi (1). Penguatan kerja sama antar masyarakat dan
Maluku yang lebih rukun,
pemerintah dengan tokoh agama, tokoh
religius dan harmonis
masyarakat, dan tokoh adat
Terjaminnya suasana kehidupan Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Penguatan lembaga keagamaan, pendidikan dan
masyarakat yang aman dan damai hak dan kewajiban sebagai warga Negara. sosial
Meningkatkan kualitas di seluruh Maluku (2) Meningkatkan perlindungan terhadap Perlindungan terhadap perempuan dan anak dari
hubungan antar masyarakat
2. perempuan dan anak kekerasan dalam rumah tangga serta perdagangan
Maluku yang lebih aman dan
perempuan dan anak
damai di seluruh Maluku.
Memantapkan semangat kebangsaan dan Peningkatan pemahaman masyarakat tentang
bernegara dijiwai semangat siwalima. ideologi bangsa dan negara serta kearifan lokal
Terwujudnya kepatuhan Menata sistem hukum daerah Menyediakan produk hukum daerah untuk
masyarakat terhadap hukum, mendukung penyelenggaraan pemerintah daerah
norma agama dan norma sosial Meningkatkan budaya taat hukum, taat aturan, Penyelarasan peraturan daerah dan peningkatan
(3) agama dan norma sosial. sinergitas penanganan perkara dengan lembaga
lainnya.
Meningkatkan perwujudan Meningkatnya budaya lokal secara Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap Terwujudnya Maluku yang berbudaya
ketaatan hukum dan jaminan serasi sesuai momentum aspek kesejarahan, nilai–nilai tradisi,
3. kepastian hukum untuk kemajuan zaman yang mendukung permuseuman dan kepurbakalaan bagi
Maluku yang lebih rukun, kerukunan, keamanan dan pengembangan budaya daerah.
aman dan damai. kedamaian (4) Meningkatkan sumber daya manusia bidang Peningkatan penghargaan dan pembinaan terhadap
seni dan budaya. seniman, budayawan, komunitas seni, budaya dan
pariwisata serta masyarakat.
Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap Peningkatan kualitas dan kuantitas pusat gelar
budaya lokal yang mendukung kerukunan, karya seni dan budaya di kabupaten/kota se-
keamanan dan kedamaian Maluku
Misi 2 :
Menjadikan masyarakat Maluku yang Berkualitas dan Sejahtera
No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Meningkatkan daya saing Berkembangnya inovasi daerah Meningkatkan sistem inovasi teknologi dan Peningkatan penelitian, pengembangan dan
1.
produk daerah. dalam mendorong peningkatan manajerial berbasis komoditas unggulan penerapan IPTEK
Dinas Perumahan dan Permukiman
Kabupaten Kepulauan Aru 2-21
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kabupaten Kepulauan Aru
Meningkatkan produksi dan pengelolaan hasil Peningkatan produksi budidaya dan perikanan
perikanan serta pengawasan sumberdaya tangkap.
kelautan dan perikanan. Pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan
Pengembangan komoditas petanian unggulan Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
bernilai ekonomis untuk kebutuhan dalam tanaman perkebunan
negeri dan ekspor
Meningkatkan produksi dan pengelolaan hasil Peningkatan produksi budidaya dan perikanan
perikanan serta pengawasan sumberdaya tangkap.
kelautan dan perikanan. Pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan
Meningkatkan keunggulan dan daya tarik Pengembangan pemasaran dan promosi serta
potensi wisata. destinasi pariwisata
2. Meningkatkan perekonomian Meningkatnya pemberdayaan Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM Penguatan kelembagaan koperasi dan peningkatan
daerah. KUMKM dan layanan perbankan dalam pengelolaan koperasi dan UMKM. daya saing SDM koperasi dan UMKM
(7) Memperkuat pemberdayaan koperasi, UMKM Pengembangan produk dan pemasaran bagi
dan lembaga keuangan Non Bank koperasi dan UMKM
Pengembangan dan penguatan lembaga keuangan
mikro
Meningkatnya kualitas produksi Meningkatkan daya saing industri daerah Pengembangan industri berbasis komoditas
dan produktivitas industri daerah berbasis komoditas unggulan. unggulan
serta ekspor daerah (8) Mengembangkan industri berbasis cluster dan Peningkatan daya saing dan produktivitas industri
kawasan
2.2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku Tahun 2007 - 2027
Visi Provinsi Maluku berkenaan dengan Penataan Ruang Tahun 2007 - 2027 yang
merupakan penjabaran lebih lanjut dari Visi Pembangunan Provinsi Maluku adalah :
” Terwujudnya Tata Ruang Yang Berbasis Mitigasi Bencana Dan Berorientasi Pada
Pembangunan Gugus Pulau ”.
Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka Misi yang akan diselenggarakan sebagai
landasan konsep penataan ruang adalah :
(1). Mengoperasionalisasikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Maluku
yang berbasis mitigasi bencana sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi
pembangunan antar Gugus Pulau;
(2). Mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan kawasan-kawasan
strategis provinsi dan cepat tumbuh sehingga dapat mengembangkan wilayah-
wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan
ekonomi yang sinergis;
(3). Menciptakan keserasian antara pelestarian Kawasan Lindung dan pemanfaatan
Kawasan Budidaya yang berbasis mitigasi bencana.
(4). Mewujudkan keterpaduan dalam pemanfaatan kawasan budidaya melalui
penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat
(5). Menata pusat-pusat pengembangan di setiap Gugus Pulau sesuai dengan daya
dukung dan kapasitas wilayah dengan didukung sistem transportasi yang memadai,
serta meningkatkan dan membangun prasarana jalan dengan pembukaan daerah-
daerah yang terisolir, disamping membuka hubungan dengan kantong-kantong
produksi baru.
(6). Mengkoordinasikan pembangunan antar Gugus Pulau dan antar sektor
pembangunan, dengan membangun prasarana perhubungan laut, agar komunikasi
dengan daerah lain lancar .
(7). Menciptakan kemudahan investasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan.
Dasar pemikiran Visi Provinsi Maluku yang berkaitan dengan penataan ruang di atas
tidak terlepas dari tujuan, fungsi dan kedudukan RTRW Provinsi Maluku dalam konteks
pembangunan daerah pada umumnya, dan khususnya dengan produk hukum dan
perencanaan-perencanaan lainnya di tingkat Provinsi Maluku.
Tujuan penataan Ruang wilayah Provinsi Maluku adalah mewujudkan ruang wilayah
provinsi yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan; meningkatnya
perekonomian wilayah dan berkurangnya ketimpangan antar bagian wilayah melalui
optimasi pemanfaatan sumber daya, penataan fungsi dan tatanan lingkungan hidup,
pencegahan bencana alam dan pengembangan sistem keterkaitan serta berkembangnya
wilayah Provinsi Maluku dengan memanfaatkan potensi dan peluang wilayah, dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan aspek ekonomi, sosial, politik dan hankam.
Tujuan pengembangan wilayah Provinsi Maluku tersebut selanjutnya dijabarkan ke
dalam strategi penataan ruang wilayah Provinsi Maluku sebagai berikut:
(1). Mempertahankan kawasan-kawasan yang harus dilindungi (kawasan lindung) dari
penggunaan dan pemanfaatan yang dapat merusak fungsi lindungnya;
(2). Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan-kawasan yang dapat dibudidayakan
(kawasan budidaya) untuk kesejahteraan penduduk Maluku saat ini dan yang akan
datang;
(3). Mengembangkan sistem pusat-pusat perkotaan yang terintegrasi untuk kelancaran
kegiatan ekonomi dan sosial penduduk Maluku;
(4). Mengembangkan sistem transportasi dan prasarana wilayah yang mendukung
pengembangan pusat-pusat perkotaan dan kawasan-kawasan budidaya;
(5). Mengembangkan kawasan-kawasan strategis untuk ditangani segera baik karena
adanya masalah yang mendesak maupun karena potensinya yang sangat besar;
(6). Menetapkan daerah-daerah yang rawan bencana dan membatasi pembangunan dan
pengembangannya.
Untuk mencapai tujuan penataan ruang tersebut, kebijakan yang ditetapkan adalah:
(1). Mengintegrasikan pemanfaatan ruang di darat, laut, dan udara dalam satu kesatuan
wilayah;
(2). Memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat Maluku, melalui:
(a). pemanfaatan sumber daya alam yang seoptimal mungkin dengan tetap
memperhatikan kelestarian fungsi dan tatanan lingkungan hidup;
(b). pengarahan lokasi investasi nasional dalam pengelolaan dan pengembangan
kawasan lindung, kawasan budidaya, dan kawasan strategis;
(c). pengelolaan tata guna tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya;
(d). penetapan pokok-pokok kriteria penentuan kawasan budidaya serta
kebijaksanaan pengelolaannya.
Tabel 2.5
Gugus Pulau Berdasarkan Potensi Pengembangan
Fungsi dan Prioritas
No Gugus Pulau Rencana Pengembangan Infrastruktur
Pengembangan
1. Buru 1. Perkebunan Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi,
2. Perikanan pelabuhan regional dan penyeberangan,
3. Pertanian bandara, jaringan jalan darat yang
4. Peternakan terintegrasi dengan jalur penyeberangan
5. Pariwisata sehingga membentuk Trans Maluku.
6. Kehutanan.
2 Seram Barat 1. Pertanian Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi,
2. Perkebunan pelabuhan regional dan penyeberangan,
3. Perikanan jaringan jalan darat yang terintegrasi
4. Pariwisata dengan jalur penyeberangan sehingga
5. Pertambangan membentuk Trans Maluku.
6. Industri.
3. Seram Utara 1. Pertanian Fasilitas pelayanan publik tingkat
2. Kehutanan kabupaten, pelabuhan regional, jaringan
3. Perkebunan jalan darat.
4. Perikanan
5. Pariwisata
4. Seram Timur 1. Pertanian Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi,
2. Kehutanan pelabuhan regional dan penyeberangan,
3. Perkebunan bandara, jaringan jalan darat yang
4. Perikanan terintegrasi dengan jalur penyeberangan
5. Pariwisata sehingga membentuk Trans Maluku.
6. Pertambangan.
5. Seram Selatan 1. Pertanian Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi,
2. Kehutanan pelabuhan regional dan penyeberangan,
3. Perkebunan jaringan jalan darat yang terintegrasi
4. Perikanan dengan jalur penyeberangan sehingga
5. Pariwisata. membentuk Trans Maluku.
6. Kepulauan Banda 1. Perikanan Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi,
dan TNS 2. Pariwisata pelabuhan regional dan penyeberangan,
3. Perkebunan bandara.
7. Ambon dan PP 1. Pertanian Fasilitas pelayanan publik tingkat nasional
Lease 2. Kehutanan dan provinsi, pelabuhan nasional dan
3. Perkebunan penyeberangan, bandara pusat penyebaran
4. Perikanan tersier, jaringan jalan darat yang
5. Pariwisata terintegrasi dengan jalur penyeberangan
6. Pendidikan sehingga membentuk Trans Maluku.
7. Pemerintahan.
8. Jasa
8. Kepulauan Kei 1. Perikanan Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi,
2. Pertanian pelabuhan regional dan penyeberangan,
3. Kehutanan jaringan jalan darat yang terintegrasi
4. Perkebunan dengan jalur penyeberangan sehingga
5. Industri membentuk Trans Maluku.
6. Pariwisata
7. Pendidikan.
9. Kepulauan Aru 1. Perikanan Fasilitas pelayanan publik tingkat
2. Pertanian provinsi, pelabuhan regional dan
3. Kehutanan penyeberangan, jaringan jalan darat
4. Perkebunan yang terintegrasi dengan jalur
5. Industri penyeberangan sehingga membentuk
6. Pertahanan Trans Maluku.
4. Fungsi Kota
Kelengkapan sarana dan prasarana yang terdapat pada kota - kota tersebut
mencerminkan kemampuan kota dalam menyandang fungsi kotanya. Secara
umum, kota-kota di Provinsi Maluku mempunyai fungsi sebagai berikut:
(1). Pusat Administrasi Provinsi/Kabupaten;
(2). Pusat Perdagangan Jasa dan Pemasaran;
(3). Pusat Perhubungan dan Komunikasi;
(4). Pusat Produksi Pengolahan;
(5). Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan, dll);
(6). Pusat Pendidikan.
Tabel 2.6
Rencana Fungsi Pusat Permukiman Provinsi Maluku
Gugus Skala Pelayanan
No. Hirarki Pusat Permukiman A B C D E F G H I
Pulau Fungsi Kewenangan
1. PKN/Orde I 7 Ambon Nasional Nasional X X X X X X X X
2. PKW/Orde II 1 Namlea Regional Provinsi X X X X X X X
3. PKW/Orde II 2 Kairatu Sub Regional Kabupaten X X X
4. PKW/Orde II 3 Wahai Sub Regional Kabupaten X X X X
5. PKW/Orde II 4 Werinama Sub Regional Kabupaten X X X
6. PKW/Orde II 4 Bula Sub Regional Kabupaten X X X X X
7. PKW/Orde II 5 Masohi Regional Provinsi X X X X X
8. PKW/Orde II 8 Tual Nasional Provinsi X X X X X X X
9. PKSN 9 Dobo Regional Provinsi X X X X X X
10. PKSN 10 Saumlaki Nasional Nasional X X X X X X X X
11. PKSN 12 Ilwaki Nasional Nasional X X X X X X X
12. PKSP 2 Piru (Dataran Regional Provinsi
X X X X X
Honipopu)
13. PKSP 4 Hunimoa Regional Provinsi X X
14. PKSP 6 Banda Naira Nasional Nasional X X X X X
15. PKSP 9 Benjina Nasional Nasional X X X X X
16. PKSP 11 Tepa Sub Regional Kabupaten X X X X
17. PKSP 12 Serwaru Sub Regional Kabupaten X X X X
18. PKL / Orde III 1 Namrole Regional Kabupaten X X X X
19. PKL / Orde III 1 Leksula Lokal Kecamatan X X X
20. PKL / Orde III 1 Teluk Bara Regional Kabupaten X X X X
(2). Sempadan Sungai, yaitu sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai
besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar
permukiman, untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan
sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi (10–15
meter). Berdasarkan ketentuan Departemen Kehutanan (Maret 1986),
bahwa garis sempadan daerah pengamanan aliran sungai di luar kawasan
lindung adalah dihitung 5 meter dari luar kaki tanggul untuk sungai yang
bertanggul. Wilayah sungai yang ada di Provinsi Maluku yaitu berada di
Pulau Buru, Pulau Ambon-Seram, Pulau yamdena-Wetar, Kepulauan Kei-
Aru;
(3). Kawasan sekitar mata air, yaitu sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200
meter di sekitar mata air;
(4). Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya (yang
dalam hal ini terdiri dari hutan lindung), seluas 627,338 hektar atau sekitar
11.5 persen. Kawasan hutan lindung di Wilayah Provinsi Maluku terdapat di
beberapa daerah yaitu : Pulau Ambon, Pulau Buru, Pulau Seram, Kepulaun
Kei, Kepulauan Aru, Pulau yamdena, dan Pulau tanimbar;
(5). Suaka alam laut dan perairan lainnya adalah daerah berupa perairan laut,
perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugus karang dan atol yang
mempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan ekosistem.
(6). Di Provinsi Maluku yang termasuk dalam Kawasan Suaka Alam Laut berupa
Cagar Alam Laut dan Taman Wisata Alam Laut. Cagar Alam Laut terletak di
Pulau Ambon, Selatan Kepulauan Aru, sedangkan Taman Wisata Alam Laut
terletak di Seram Bagian Barat seluas 10,325 hektar;
(7). Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan,
pariwisata, rekreasi dan pendidikan seluas 155,265 hektar atau sekitar 2.8
persen;
(1). Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam yang terutama
dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa alami atau
buatan, jenis asli dan atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan
pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan rekreasi. Taman wisata alam
adalah kawasan pelestarian alam di darat maupun di laut yang terutama
Tabel 2.7
Sebaran Lokasi Kawasan Lindung
Kawasan Lindung Luas (Ha) Prosentase (%)
SM. Pulau Baun 13.000 1,98
SM. Pulau Manuk 100 0,015
SM. Pulau Kobror 61.657,75 9,40
SM. Pulau Tanimbar 65.671 10,01
SM L. Pulau Kassa 2.000 0,3
TN. MANUSELA 189.000 28,82
TWAL. Pulau KASA 1.100 0,17
TWAL. Pulau MARSEGU 11.000 1,68
TWAL. Pulau Pombo 998 0,15
TWAL. Laut Banda - -
TWA. Gunung Api Banda 734,46 0,11
CA. Pulau Angwarmase 800 0,12
CA. Bekau Huhun 128.886,40 19,65
CA. Gunung Api Kisar 80 0,012
CA. Gunung Sahuwai 18.620 2,84
CA. Daab 14.218 2,17
CA. Masbait 6.250 0,95
CA. Nuswotar 7.500 1,14
CA. Pulau Larat 4.505 0,69
CA. Pulau Pombo 4,68 0,0007
CA. Tafermaar 3.039,30 0,46
CA. Waplau 951,08 0,15
CA. Masarete 1.598 0,24
CA. Tanjung Sial 4.348 0,66
CA. Pulau Nustarman 3.200 0,49
CA L. Banda 2.500 0,38
CA L. Kep. Aru Tenggara 114.000 17,38
Sempadan Danau - -
Sempadan Sungai - -
Sempadan Pantai - -
Total 655.761,67 100,00
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Tahun 2007 -2027
Tabel 2.8
Rencana Pemanfaatan Kawasan Lindung Di Provinsi Maluku
Jenis kawasan Tujuan perlindungan Rencana Pemanfaatan Ruang Lokasi
I. Kawasan Lindung
Yang Memberikan
Perlindungan
Kawasan
Bawahnya Mencegah terjadinya erosi, 1. Pemantapan kawasan hutan Pulau Ambon
1. Kawasan Hutan bencana banjir, sedimentasi, lindung yang berdasarkan (Kawasan Gunung
Lindung dan menjaga fungsi Keppres No. 32/1990 melalui Nona, Sirimau, dan
hidrologik tanah untuk pengukuhan dan penataan Gunung Salahutu),
menjamin ketersediaan unsur batas di lapangan untuk Pulau Buru, Pulau
hara tanah, air tanah dan air memudahkan Seram, Kepulaun
permukaan pengendaliannya. Kei, Kepulauan Aru,
2. Pengendalian kegiatan Pulau Yamdena dan
budidaya yang telah Pulau Tanimbar.
ada/berlangsung lama.
3. Pengendaliaan fungsi hidro-
orologi kawasan hutan yang
telah mengalami kerusakan
(rehabilitasi
4. Pencegahan dilakukannya
kegiatan budidaya, kecuali
kegiatan yang tidak
mengganggu fungsi lindung.
5. Pemantauan terhadap
kegiatan yang diperbolehkan
berlokasi di hutan lindung (a.l.
penelitian, eksplorasi mineral
dan air tanah, pencegahan
bencana alam) agar tidak
mengganggu fungsi lindung.
II Kawasan
Perlindungan
Setempat
1. Sempadan Pantai Melindungi wilayah pantai 1. Pencegahan dilakukannya Sepanjang pantai di
dari usikan kegiatan yang kegiatan budidaya di Provinsi Maluku,
menggangu kelestarian fungsi sepanjang pantai yang dapat
pantai mengganggu kelestarian fungsi
pantai.
2. Pengendalian kegiatan di
sekitar sempadan pantai.
3. Pengendalian fungsi lindung
pantai yang telah mengalami
kerusakan.
2. Sempadan Melindungi sungai dari
Sungai kegiatan manusia yang dapat 1. Pencegahan dilakukannya Pulau Buru, Pulau
menggangu dan merusak kegiatan budidaya di Ambon-Seram,
kualitas air sungai, kondisi sepanjang sungai yang dapat Pulau Yamdena-
fisik dan dasar sungai, serta menganggu dan merusak Wetar, Kepulauan
pengamanan aliran sungai kualitas air, kondisi fisik dan Kei-Aru dan
dasar sungai serta alirannya. Sepanjang Sungai
2. Pengendalian kegiatan yang yang ada di Provinsi
telah ada di sekitar sungai. Maluku,
3. Pengamanan daerah aliran
sungai.
Gn Banda Api, Gn
Egatala, Gn
Laworkawara, Gn
Serawarna, Gn
Wurlali, Gn Api
Wetar.
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Tahun 2007 - 2027.
Tabel 2.9
Rencana Pola Ruang Wilayah Di Provinsi Maluku
No. Pola Ruang Luas (Ha) Prosentase (%)
1 Suaka Marga Satwa 142.428,75 3,29
2 Cagar Alam 194.000,46 4,48
3 Taman Nasional 189.000 4,36
4 Taman Wisata Alam 734,46 0,017
5 Taman Wisata Alam Laut 13.098 0,30
6 Cagar Alam Laut 116.500 2,69
9 Hutan Produksi Tetap 465.835,44 10,76
10 Hutan Produksi Konversi 894.291,33 20,65
11 Hutan Produksi Terbatas 505.227,46 11,67
12 Pengembangan Perkebunan 1.022.406,41 23,61
13 Pengembangan Pertanian Lahan Basah 61.719,40 1,43
14 Pengembangan Pertanian Lahan Kering 710.731,37 16,41
15 Kawasan Pertambangan 14.603,23 0,34
Luas Total 4.330.576,31 100,00
Sumber : RTRW Provinsi Maluku Tahun 2007 - 2027.
Tabel 2.10
Kawasan Andalan Nasional Di Provinsi Maluku Berdasarkan RTRWN
No. Kawasan Andalan Sektor Unggulan Sub Sektor Unggulan
1. Kawasan Seram
1. (III/A/2) 1. pertanian 1. tanaman pangan
2. (II/H/2) 2. kehutanan 2. bambu, sagu, minyak atsiri, kayu
3. (II/B/2) 3. perkebunan 3. kelapa, pala, cengkeh, kakao, dan coklat
4. (I/F/2) 4. perikanan 4. perikanan tangkap serta lebih kepada
5. (I/E/2) 5. pariwisata perikanan budidaya air payau
5. wisata bahari dan wisata alam,
2. Kawasan Kei-Aru- P. Wetar-
P.Tanimbar
1. (I/F/2) 1. perikanan 1. perikanan tangkap
2. (III/A/2) 2. pertanian 2. tanaman pangan
3. (III/H/2) 3. kehutanan 3. minyak kayu putih dan minyak atsiri
4. (II/B/2) 4. perkebunan 4. kelapa, kakao, dan cengkeh
5. (II/D/2) 5. industri 5. industri pengolahan hasil hutan dan hasil laut
Tabel 2.11
Kawasan Andalan Provinsi Di Provinsi Maluku
No Gugus Pulau Sektor Unggulan Sub Sektor Unggulan
1. Buru 1. Perkebunan 1. Pertanian tanaman pangan (Padi
2. Perikanan Sawah dan cengkeh)
3. Pertanian 2. Perkebunan pohon kayu putih, kakao
4. Peternakan dan kelapa
5. Pariwisata
6. Kehutanan.
2 Seram Barat 1. Pertanian 1. Pertanian Tanaman pangan (Padi
2. Perkebunan Sawah)
(3) Mewujudkan tata kehidupan ekonomi masyarakat Kepulauan Aru yang bertumpu
pada pemanfaatan potensi dan pelestarian sumber daya alam dan pengembangan
kelautan dan perikanan sebagai sektor andalan serta pengembangan pariwisata dan
ekonomi kreatif sebagai sektor pendukung;
(4) Menciptakan sumberdaya manusia Aru yang sehat, cerdas dan berkarakter.
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan 2016-2021, maka
perlu strategi dan arah kebijakan yang terencana, terpadu dan terukur dengan
memperhitungkan lingkungan strategis.
1. Strategi dan Kebijakan Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan Daerah
yang Transparan, Bersih, Berwibawa dan Melayani
Dalam upaya mengembangan tata kelola pemerintahan daerah yang transparan,
bersih, berwibawa dan melayani, maka maka strategi dan arah kebijakan yang akan
dilaksanakan tahun 2016-2021 pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12
Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Pertama
RPJMD Kabupaten Kepulauan Aru 2016-2021
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Meningkatkan kinerja 1.1 Terwujudnya administrasi Mendorong reformasi Penataan organisasi
pemerintahan daerah pemerintahan yang efisien birokrasi perangkat daerah
dan efektif Peningkatan
kapasitas aparatur
Peningkatan
pengendalian dan
pengawasan
1.2 Terwujudnya pengelolaan Melaksanakan Peningkatan mutu
keuangan daerah yang anggaran berbasis laporan kinerja
akuntabel kinerja secara keuangan daerah
konsisten Penataan
pengendalian dan dan
evaluasi pengelolaan
keuangan daerah
1.3 Terwujudnya pelaksanaan Mengembangkan Pengembangan
sistem informasi sistem administrasi sistem informasi
pemerintahan yang keuangan daerah perencanaan dan
transparan penganggaran
berbasis kinerja
secara terpadu
2. Meningkatkan kinerja 2.1 Terwujudnya pelayanan Mengembangkan Peningkatan
pelayanan publik publik di OPD yang cepat, manajemen pelayanan kapasitas aparat OPD
mudah, bermutu, adil dan prima
terjangkau
2.2 Terwujudnya pelayanan Mengembangkan Peningkatan
publik di desa dan manajemen pelayanan kapasitas aparat desa
kecamatan yang cepat, prima dan kecamatan
mudah, bermutu, adil dan
terjangkau
3. Menciptakan iklim 3.1 Berkembangnya penanaman Mengembangkan Penghapusan
investasi yang kondusif modal daerah pelayanan perijinan hambatan investasi
Tabel 2.13
Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Kedua
RPJMD Kabupaten Kepulauan Aru 2016-2021
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
5. Meningkatkan 5.1 Menurunnya kemiskinan Meningkatkan Peningkatan
kesejahteraan pemberdayaan keterampilan
masyarakat masyarakat Perluasan akses
permodalan
5.2. Meningkatnya kesempatan Mengembangkan padat Pelaksanaan padat
kerja karya karya
5.3 Berkurangnya masalah sosial Mengoptimalkan Peningkatan
jaminan sosial pemahaman
Penataan pusat
perlindungan sosial
5.4 Meningkatnya ketahanan Meningkatkan Peningkatan
pangan ketersediaan pangan produksi pangan
lokal
Tabel 2.14
Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Ketiga
RPJMD Kabupaten Kepulauan Aru 2016-2021
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
6. Mengembangkan 6.1 Meningkatnya produksi Mengembangkan Perbaikan dan
pertanian pangan, dan Produktivitas agribisnis dan peningkatan
serta perikanan dan pertanian pangan, minapolitan infrastruktur
kelautan yang serta perikanan dan Pengembangan pusat
produktif dan kelautan. pembibitan dan
bernilai tambah perbenihan
tinggi Penyediaan peralatan
pertanian
Pengadaan kapal
Penyediaan jaminan
kredit bagi petani dan
nelayan
Pengembangan teknologi
produksi dan teknologi
pengolahan
Perluasan kerjasama
dengan swasta
Meningkatkan kapasitas Peningkatan
petani dan nelayan keterampilan petani dan
nelayan
Pengembangan
kelompok petani dan
nelayan
Peningkatan penyuluhan
pertanian
Pengembangan pusat-
pusat pendidikan dan
latihan petani dan
nelayan
6.2 Meningkatnya Mengembangkan cara Perluasan kerjasama
kesempatan kerja di dan teknologi produksi dengan swasta
sektor pertanian, serta yang padat tenaga kerja
perikanan dan Meningkatkan investasi Pemberian kemudahan
kelautan. di sektor pertanian, perijinan investasi
perikanan dan kelautan
6.3 Meningkatnya Meningkatkan mutu hasil Peningkatan standar
pendapatan pertanian, perikanan dan mutu
masyarakat kelautan Pengembangan teknologi
khususnya para pascapanen
pelaku usaha di Meningkatkan Perluasan jaringan
bidang pertanian perdagangan hasil distribusi dan
pangan, serta pertanian pangan, pemasaran hasil
perikanan dan perikanan dan kelautan pertanian pangan,
kelautan. perikanan & kelautan
6.4 Meningkatnya Memperbaiki sistem Penataan pencatatan dan
pendapatan daerah pengelolaan pajak dan pengumpulan pajak dan
retribusi dari petanian, retribusi
perikanan dan kelautan Peningkatan
pengawasan dan
pengendalian
pengelolaan pajak dan
retribusi
7. Mengembangkan 7.1 Meningkatnya Mengembangkan klaster Perbaikan dan
industri pengolahan produktivitas industri industri pengolahan peningkatan
yang berdaya saing pengolahan berbasis berbasis pertanian, infrastruktur
terutama industri perikanan dan kelautan
Tabel 2.15
Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi Keempat
RPJMD Kabupaten Kepulauan Aru 2016-2021
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Meningkatkan 1.1 Meningkatnya Meningkatkan jangkauan Pengembangan fasilitas
derajat kesehatan status kesehatan dan mutu layanan kesehatan Puskemas dan
masyarakat masyarakat kesehatan dasar RSUD
Puskemas dan Rumah Penyediaan
Sakit Umum Daerah perlengkapan Puskemas
dan RSUD
Pengembangan jaminan
kesehatan masyarakat
Peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan di
Puskemas dan RSUD
2.3.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012 -
2032
Tujuan penataan ruang Kabupaten Kepulauan Aru dalam RTRW dan dituangkan dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Aru No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012 – 2032 adalah Mewujudkan
penataan ruang Kabupaten Kepulauan Aru yang berbasis potensi dan keunggulan
komoditas lokal berupa perikanan tangkap dan budidaya sektor kelautan, pariwisata
bahari dan sektor unggulan perkebunan dengan memajukan wilayah pesisir sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten sekaligus mendukung upaya
pelestarian lingkungan.
A. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Aru meliputi:
a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki hingga ke pulau-pulau kecil terluar yang
merupakan wilayah-wilayah yang berbatasan dengan negara lain;
b. Peningkatan keterkaitan antara pusat-pusat kegiatan di wilayah pesisir dan
pulau-pulau di wilayah Kabupaten Kepulauan Aru dalam upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi;
c. Peningkatan fasilitas transportasi hingga ke pulau-pulau kecil terluar;
d. Peningkatan pelayanan prasarana lingkungan hingga ke wilayah pulau-pulau
kecil terluar;
e. Peningkatan upaya pelestarian lingkungan berupa kawasan lindung, kawasan
resapan air dan kawasan cagar alam yang memberikan perlindungan bagi
habitat satwa asli daerah;
f. Pengembangan kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Kepulauan Aru,
khususnya kawasan budidaya perikanan, pertanian, dan permukiman; dan
g. Pengembangan kawasan strategis di bidang ekonomi, sosial budaya
pendayagunaan sumberdaya alam dan/ atau teknologi tinggi serta daya dukung
lingkungan hidup.
h. Peningkatan fungsi kawasan untuk Pertahanan dan Keamanan.
Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Aru meliputi:
(1) Strategi untuk meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki, terdiri atas:
2. Sistem Perkotaan
Dalam struktur tata ruang nasional, Kota Dobo telah ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berfungsi sebagai pusat perkotaan di
kawasan perbatasan negara.
Selain pengembangan struktur ruang, dalam kaidah penataan ruang juga dikenal
dengan istilah konsep struktur pelayanan, terutama struktur pelayanan di
wilayah daratan. Konsep struktur pelayanan dimaksudkan untuk menciptakan
ruang yang efisien dan mudah terjangkau sesuai dengan kaidah-kaidah yang
telah ditetapkan dalam pedoman penataan ruang. Struktur pelayanan harus
mampu memberikan tingkat pelayanan yang paling optimal kepada masyarakat.
Fungsi
WP Kecamatan Kota Orde Rencana Pengembangan Infrastruktur
Utama
Aru Selatan Jerol II PKL Fasilitas pelayanan publik tingkat beberapa
kecamatan, pelabuhan penyeberangan, jaringan jalan
darat yang terintegrasi dengan jalur penyeberangan.
III
Aru Selatan Meror III PPK Fasilitas pelayanan publik tingkat kecamatan,
Timur pelabuhan penyeberangan, jaringan jalan darat yang
terintegrasi dengan jalur penyeberangan.
Sumber : RTRW Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2012 - 2032.
6) Basada – Merauke;
7) Basada – Timika; dan
8) Marlasi – Kaimana – Timika.
Pelabuhan yang dapat mendukung jaringan penyeberangan adalah
Pelabuhan Benjina di Kecamatan Aru Tengah, Pelabuhan Kotalama
(Wokam) di Kecamatan PP Aru, dan Pelabuhan Basada di Kecamatan Aru
Tengah Timur. Jenis kapal yang digunakan untuk angkutan penyeberangan
adalah kapal Roro.
3. Pengembangan Sistem Transportasi Laut
(a) Tatanan Kepelabuhan
Sampai dengan 20 tahun kedepan, orientasi ekonomi Kabupaten Kepulauan
Aru masih ke Kota Tual, dimana terdapat Pelabuhan Utama (tersier).
Pengembangan pelabuhan di Kabupaten Kepulauan Aru, pada tahap awal
juga akan berorientasi ke Pelabuhan Tual sebagai Pelabuhan Utama.
Pelabuhan yang ada di Kepulauan Aru disamping pelabuhan Dobo, adalah
Pelabuhan Benjina, Kalar-kalar dan Batu Goyang. Pelabuhan Kalar-kalar dan
Batu Goyang belum memiliki prasarana dermaga, sehingga kurang memadai
untuk melayani angkutan barang maupun penumpang.
Untuk meningkatkan pelayanan transportasi, dibutuhkan beberapa titik
pelabuhan sebagai gateway pengembangan kabupaten, karena dengan
tersedianya prasarana pelabuhan dan trayek angkutan lautnya dapat
memicu aktivitas ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Pelabuhan yang harus ditingkatkan dan dibangun
adalah sebagai berikut:
(1) Pelabuhan pengumpul terdiri atas :
Pelabuhan Dobo di Kecamatan Pulau-Pulau Aru
Pelabuhan Batugoyang di Kecamatan Aru Selatan Timur
Pelabuhan Kalar-kalar di Kecamatan Aru Selatan
(2) Pelabuhan pengumpan, terdiri atas :
Pelabuhan Serwatu di Kecamatan Aru Selatan
Pelabuhan Benjina di Kecamatan Aru Tengah
Pelabuhan Tabarfane di Kecamatan Aru Selatan Utara
Pelabuhan Meror di Kecamatan Aru Selatan Timur
Pelabuhan Basada di Kecamatan Aru Tengan Timur
Daerah resiko sedang yaitu daerah yang berjarak 500 – 1000 m dari
tepi pantai; dan
Daerah evakuasi, yaitu daerah yang berjarak di atas 1000 m dari tepi
pantai.
(5) Kawasan rawan gerakan tanah terdapat di sebelah selatan Kepulauan
Aru Kecamatan Aru Selatan dan Kecamatan Aru Tengah Selatan.
(6) Kawasan rawan abrasi terdapat di kawasan pesisir Kabupaten
Kepulauan Aru.
(7) Kawasan imbuhan air tanah terdapat di Pulau Wamar, Pulau Wokam,
Pulau Maekor.
(8) Kawasan sekitar mata air terdapat di Pulau Trangan, Pulau Maekor,
Pulau Kobror.
g) Kawasan lindung lainnya , terdiri atas :
Kawasan terumbu karang yang terdapat di Pulau Babi, Pulau-Pulau
Watuley, Pulau Karaweira, Pulau Mariri.
Kawasan batu, pasir, dan karang yang terdapat di Pulau Arakula.
Kawasan vegetasi pantai yang terdapat di sepanjang pantai.
Kawasan vegetasi pasir, batu karang dan biota yang terdapat di Pulau
Enu, Pulau Karang, Pulau Maar, Pulau Jeh, Pulau Kultubai Selatan, dan
Kepulauan Jen.
Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi berupa
cendrawasih, kanguru, rusa, terdapat di cagar alam Pulau Kobror dan
Suaka Margasatwa Pulau Baun, serta penyu di Taman Laut Pulau Enu.
2. Kawasan Budidaya Kabupaten
a) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
(1) Kawasan hutan produksi tetap terdapat di Kecamatan Aru Utara,
Kecamatan Aru Tengah, Kecamatan Aru Tengah Selatan, Kecamatan Aru
Selatan, Kecamatan Selatan Timur dengan luas keseluruhan kurang lebih
174.469 Ha;
(2) Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di Kecamatan
Aru Utara, Kecamatan Aru Tengah, Kecamatan Aru Tengah Selatan,
Kecamatan Aru Selatan Timur dengan dengan luas keseluruhan kurang
lebih 557.492 Ha.
pantai Kecamatan Aru Selatan Timur serta lepas pantai Kecamatan Aru
Tengah Selatan.
d. Kawasan strategis untuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup, terdiri atas :
Kawasan Suaka Margasatwa Pulau Baun;
Kawasan Cagar Alam Kobror (Cagar Alam Bekau Huhun); dan
Kawasan Suaka Alam Perairan Laut Kepulauan Aru Tenggara.
2.3.4 Rencana Detail Tata Ruang Kota Dobo Tahun 2016 – 2035
Tujuan pengembangan tata ruang Kota Dobo pada masa yang akan datang pun tidak
terlepas dari peran dan fungsinya sebagai :
a. Ibukota Kabupaten Kepulauan Aru;
b. Pusat Pemerintahan dan Pusat Perekonomian di Kabupaten Kepulauan Aru.
Untuk mendukung pengembangan fungsi – fungsi tersebut di atas dengan berbagai
pertimbangan, maka tujuan pentaan bagian wilayah perkotaan Dobo adalah :
“Mewujudkan Kota Dobo sebagai Pusat Pemerintahan dan Pusat Perekonomian
di Kabupaten Kepulauan Aru yang Mengadopsi Konsep Pembangunan Perkotaan
Yang Berkelanjutan”.
Prinsip penataan ruang wilayah perencanaan adalah :
1. Pro keadilan sosial, merupakan keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumber
daya alam dan pelayanan publik, menghargai diversitas budaya, dan kesetaraan
jender.
2. Pro ekonomi kesejahteraan, merupakan pertumbuhan ekonomi yang ditujukan
untuk kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi
inofativ yang bertambak minimum terhadap lingkungan.
3. Pro lingkungan berkelanjutan, merupakan etika lingkungan no-antroposentris
menjadi pedoman hidup masyarakat, sehingga mereka selalu mengupayakan
kelestrian dan keseimbangan lingkungan, konservasi sumber daya alam vital, dan
mengutamakan peningkatan kualitas hidup non-material.
Rencana struktur ruang Kota Dobo terdiri dari :
1. Pusat Pelayanan Primer terdapat di Desa Siwalima
2. Pusat Pelayanan Sekunder terdapat di Kelurahan Galaidubu
3. Pusat Pelayanan Tersier terdapat di Desa Wangel dan Desa Durjela.
Rencana pola ruang di Kota Dobo terdiri dari beberapa jenis penggunaan lahan, yang
secara garis besar terdiri dari 2 (dua) fungsi, yaitu peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk budidaya, yang dapat dikatakan sebagai Zona
Lindung dan Zona Budi Daya.
1. Zona Lindung
Kawasan lindung bertujuan memberikan perlindungan terhadap kelestarian
lingkungan dan mempertahankan pengadaan sumber air baku (fungsi hidrologis),
dan diharapkan dapat menjaga iklim makro serta mempertahankan keindahan.
Mengingat pentingnya kawasan lindung tersebut untuk menjaga keseimbangan
lingkungan, dimana keberadaanya perlu dipertahankan. Kawasan lindung di Kota
Dobo antara lain :
a. Zona Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah. Hutan lindung di Kota Dobo memiliki luas 764,83 Ha.
b. Zona Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Zona perlindungan terhadap kawasan bawahannya yang terdapat di Kota Dobo
yaitu zona resapan air. Dalam rangka mengendalikan dengan areal peruntukan
pada kawasan resapan air yang berfungsi lindung dikenakan ketentuan sebagai
berikut :
Pembangunan dapat dilakukan dengan disinsentif antara lain tidak
membangun infrastruktur pada kawasan ini dan pematasan terhadap KDB
(Koefisien Dasar Bangunan) serta pengendalian terhadap kawasan yang
sudah terbangun dengan membangun parit resapan, sumur resapan dan
atau danau resapan.
Pengambilan air tanah dilarang pada semua kedalaman kecuali untuk
keperluan ari minum rumah tangga penduduk setempat.
Kegiatan budidaya non pertanian diperkenankan dengan persyaratan teknis
melalui kegiatan AMDAL sehingga tidak merubah fungsi kawasan sebagai
resapan air.
Meningkatkan fungsi lindung pada Kawasan Hutan sebagai daerah resapan
dan penahan air.
Zona resapan air yang terdapat di Kota Dobo memiliki luas sebesar 17,18 Ha.
Arahan penataan sempadan pipa gas di Kota Dobo adalah sebagai berikut :
1) Mencegah pendirian bangunan permanen/semi-permanen/tidak
permanen pada sempadan pipa gas pada jarak kurang dari 50 meter dari
titik pusat pipa gas.
2) Koefisien dasar hijau 100 %.
3) Pemanfaatan zona sebagai ruang terbuka hijau.
4) Tidak diperbolehkan kegiatan yang menyebabkan ledakan dan kebakaran.
5) Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan penutup
tanah atau ground cover untuk melindungi pencemaran dan erosi
terhadap air.
d. Zona Ruang Tebuka Hijau
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai
berikut:
Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;
Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang
terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang
terbuka hijau privat;
Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah
memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang
berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan
mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan
ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat
meningkatkan nilai estetika kota.
Jenis RTH yang ada dan potensial untuk dikembangkan di Kota Dobo adalah:
a. Taman pasif, seperti: taman sisi jalan, taman pinggir jalan, jalur
penghijauan jalan, taman pulau jalan.
b. Taman aktif, seperti taman umum kota.
c. Lapangan olahraga.
d. Pemakaman.
e. Ruang terbuka bukan sarana lingkungan (lahan budidaya atau lahan
kosong belum terbangun).
Tabel 2.18
Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau
No Jenis RTH Lokasi Pengembangan
1 RTH Pekarangan Seluruh wilayah permukiman
2 RTH Lingkungan Perumahan Seluruh wilayah
3 RTH Sepanjang Jalur Sungai Sempadan sungai setempat
4 RTH Sekitar Danau Kawasan waduk/bendungan/rawa
5 RTH Pemakaman Pemakaman setempat
6 RTH Jalur Jalan Jalan utama dan jalan – jalan lokal
Sumber : RDTR Kota Dobo Tahun 2016 – 2035
2. Zona Budidaya
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan. Berdasarkan rencana penggunaan lahannya,
maka kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona perumahan,
perdagangan dan jasa, perkantoran, sarana pelayanan umum, peruntukkan lainnya,
peruntukkan khusus dan peruntukkan campuran.
a. Perumahan
Penyebaran lokasi perumahan di Kota Dobo mempunyai pola penyebaran yang
beragam. Pola perumahan di Kota Dobo secara umum dipengaruhi oleh bentuk
permukaan bumi (topografi), keadaan tanah, keadaan ekonomi dan kultur
penduduk.
Pola penyebaran perumahan yang dominan di Kota Dobo adalah pola menyebar
secara linier yang berorientasi pada jaringan jalan utama dan juga di sepanjang
jalan lokal dan jalan lingkungan. Kecenderungan perkembangan perumahan
pada masa mendatang masih akan berada di sepanjang jalur jalan karena
dianggap memberikan kelancaran perhubungan dan pergerakan optimal, oleh
karena itu untuk membuka daerah perumahan baru atau meningkatkan
perumahan yang sudah ada maka perlu ditingkatkan pula jaringan jalan yang
ada dan membuka jaringan jalan baru untuk membuka daerah terbelakang.
Kawasan perumahan di Kota Dobo, diarahkan menjadi 4 (empat) kawasan,
berdasarkan kepadatannya, yaitu :
1) Kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi, kepadatan penduduk 201-
400 jiwa/ha, diarahkan pada :
a) Kelurahan Siwalima
SBWP I-1
SBWP I-2
b) Kelurahan Galaidubu
SBWP II-1
SBWP II-2
c) Desa Durjela
SBWP III-1
SBWP III-2
d) Desa Wangel
SBWP IV-1
SBWP IV-2
2) Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang, kepadatan penduduk
berkisar 151-200 jiwa/ha; diarahkan mengikuti perkembangan
perumahan yang sudah ada dan diarahkan pada :
a) Kelurahan Siwalima
SBWP I-3
SBWP I-4
b) Kelurahan Galaidubu
SBWP II-3
SBWP II-4
c) Desa Durjela
SBWP III-3
SBWP III-4
d) Desa Wangel
SBWP IV-3
SBWP IV-4
3) Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah, kepadatan penduduk
kurang dari 50 jiwa/ha; diarahkan mengikuti perkembangan perumahan
yang sudah ada dan mendamping kawasan penyangga yang tersebar di :
a. Kelurahan Siwalima
SBWP I-5
b. Kelurahan Galaidubu
SBWP II-5
c. Desa Durjela
SBWP III-5
d. Desa Wangel
SBWP IV-5
Pengembangan perumahan di Kota Dobo yang menjadi salah satu wilayah
pengembangan perumahan di Kabupaten Kepulauan Aru perlu dilakukan
dengan beberapa arahan seperti:
1) Pengembangan perumahan pada kawasan yang telah berkembang perlu
memperhatikan mekanisme IMB yang ketat untuk menciptakan
keteraturan lingkungan.
2) Pengembangan perumahan terutama perumahan terencana oleh
pengembang diarahkan pada kawasan sedang berkembang dan kawasan
pengembangan baru. Untuk menata perkembangan secara baik maka
Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru perlu mengarahkan
pengembangan dengan membuat struktur pengembangan dengan
menyediakan akses jalan lokal.
3) Pengembangan perumahan oleh pengembang terutama pada perumahan
berskala kecil perlu memperhatikan keterkaitan jaringan jalan dan
drainase.
b. Perdagangan dan Jasa
Dalam pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di Kota Dobo, untuk
mendukung penetapan sebagai pusat kegiatan local yang akan dikembangkan
kegiatan perdagangan dan jasa tunggal, deret dan kopel di sepanjang jalan
utama sebagaimana diamantkan dalam RTRW Kabupaten Kepulauan Aru
dengan konsep deret dan atau kopel.
Rencana pengaturan pemanfaatan ruang pada lahan perdagangan dan jasa di
Kota Dobo, yaitu:
1) Menyediakan lahan parkir untuk bangunan usaha dan bangunan umum
disediakan berdasarkan perhitungan kemudahan atau disesuaikan secara
proporsional dengan jumlah luas lantai bangunan atau disediakan dengan
luas areal minimal 40% luas lantai bangunan gedung yang berorientasi
pada kepentingan pejalan kaki, memudahkan aksesibilitas dan tidak
terganggu oleh sirkulasi kendaraan;
Dobo. Fasilitas pendidikan yang ada saat ini meliputi TK, SD, SMP, SMU dan
Perguruan tinggi.
Dari segi kualitas fasilitas pendidikan di Kota Dobo saat ini sudah cukup
baik. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk pada masa
mendatang fasilitas pendidikan perlu ditingkatkan dan dikembangkan
baik kuantitas maupun kualitasnya.
3) Pelayanan Umum Kesehatan
Sarana kesehatan dikembangkan dengan pertimbangan utama tingkat
pelayanan yang maksimal dengan kedekatan daerah perumahan serta
mengikuti tingkat kepadatan penduduknya walaupun sebagian dari
Sarana kesehatan telah mencukupi namun jika dilihat dari segi kualitas
ataupun sistem dan jangkauan pelayanannya perlu ditingkatkan
mengingat dari Sarana tersebut berpengaruh terhadap kesehatan dan jiwa
penduduk, dengan penambahan jumlah Sarana kesehatan tersebut untuk
jangkauan atau lingkup pelayanan yang lebih kecil (lingkungan).
4) Pelayanan Umum Olahraga
Zona Pelayanan Olahraga merupakan alokasi ruang untuk penyediaan
fasilitas olahraga kepada masyarakat. Zona Pelayanan olahraga untuk
skala lingkungan direncanakan tersebar di wilayah Kota Dobo, disesuaikan
dengan hirarki kebutuhannya, dari skala kota hingga skala lingkungan.
5) Pelayanan Umum Peribadatan
Zona Pelayanan Peribadatan merupakan alokasi ruang untuk penyediaan
fasilitas peribadatan kepada masyarakat, meliputi Mesjid, Langgar,
Mushola, Gereja dan fasilitas ibadah lainnya. Zona Pelayanan Peribadatan
direncanakan tersebar di wilayah Kota Dobo, disesuaikan dengan hirarki
kebutuhannya, dari skala kota hingga skala lingkungan.
6) Pelayanan Umum Pemakaman
Penempatan lokasi pemakaman umum berdasarkan pertimbangan seperti
berikut:
Kriteria Fisik
a) Lokasi TPU pada lahan tidak terbangun. Berdasarkan PP No. 9
tahun 1987, penyediaan dan penggunaan tanah pemakaman tidak
diperbolehkan di kawasan permukiman padat.