Latar Belakang
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multi
sektor dan berkaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa negara bertanggung
jawab melindungi seluruh rakyat Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman, sehingga masyarakat dapat bertempat tinggal secara layak di
lingkungan yang aman, sehat, harmonis, dan berkelanjutan.
Seiring dengan perkembangan wilayah yang berdampak pada pergeseran fungsi ruang,
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman harus sejalan dengan rencana
pembangunan di sektor lain. Pertumbuhan dan pembangunan wilayah yang kurang
memperhatikan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dapat menimbulkan
kesulitan bagi MBR dalam memperoleh rumah yang layak dan terjangkau. Agar
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dapat berjalan
optimal dan terorganisasi dengan baik, diperlukan dokumen Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Daerah Provinsi.
Dengan adanya dokumen RP3KP, pemerintah daerah dapat memperoleh gambaran prospek
perkembangan permukiman di wilayahnya, mengantisipasi berbagai kemungkinan
perkembangan perumahan dan kawasan permukiman, memiliki acuan yang jelas bagi upaya
prioritas penanganan masalah perumahan dan kawasan permukiman, serta merencanakan
upaya penanganan yang efektif terhadap permasalahan sektor perumahan secara lintas
sektor maupun lintas wilayah. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan kegiatan Penyusunan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)
Daerah Provinsi.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan :
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan
dan Kawasan Permukiman;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah;
15. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019;
1. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 32 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis
Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;
2. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang; dan
3. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
Metodologi
1. Data dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) daerah provinsi, terdiri dari visi dan misi pembangunan
daerah, arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah, tujuan dan sasaran
pembangunan daerah, prioritas daerah, dan program pembangunan daerah bidang
perumahan dan kawasan permukiman;
2. Data dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah provinsi, meliputi arahan
kebijakan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, rencana struktur ruang, dan
rencana pola ruang;
3. Data dan informasi tentang kebijakan pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman di tiap daerah kabupaten/kota;
4. Data izin lokasi pemanfaatan tanah;
5. Data dan informasi perumahan dan kawasan permukiman di tiap daerah
kabupaten/kota yang berada dalam wilayah provinsi, terdiri dari data kependudukan
tiap kecamatan, data kondisi perumahan dan permukiman di daerah kabupaten/kota
yang berbatasan, data dan informasi tentang rencana pembangunan terkait
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman lintas
daerah kabupaten/kota yang berbatasan, data tentang PSU umum lintas daerah
kabupaten/kota yang berbatasan, data perizinan pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman yang telah diterbitkan, data daya dukung wilayah, data tentang
kemampuan keuangan pembangunan daerah, data tentang pendanaan dan
pembiayaan perumahan dan kawasan permukiman, serta data dan informasi tentang
kelembagaan terkait perumahan dan kawasan permukiman di daerah provinsi; dan
6. Peta-peta, meliputi peta batas administrasi, peta penggunaan lahan eksisting, peta
informasi kebencanaan dan rawan bencana, peta kondisi tanah, peta-peta identifikasi
potensi sumber daya alam, peta rencana struktur dan pola ruang, peta daerah
kabupaten/kota yang berbatasan dengan skala sekurang-kurangnya 1:25.000 sampai
dengan 1:50.000, citra satelit untuk memperbaharui peta dasar dan membuat peta
tutupan lahan, dan peta status perizinan lokasi pemanfaatan tanah;
Analisis data, meliputi:
1. Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang nasional dan
daerah provinsi terhadap pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman;
2. Analisis implikasi kebijakan pembangunan dan kebijakan tata ruang daerah
kabupaten/kota terhadap pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman;
3. Analisis sistem pusat-pusat pelayanan yang didasarkan pada sebaran daerah
fungsional perkotaan dan perdesaan yang ada di wilayah perencanaan;
4. Analisis karakteristik sosial kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi pola migrasi,
proporsi penduduk perkotaan dan perdesaan pada awal tahun perencanaan dan
proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke depan, struktur penduduk, dan sebaran kepadatan
penduduk pada awal tahun perencanaan dan proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke depan;
5. Analisis karakteristik perumahan dan kawasan permukiman, sekurang-kurangnya
meliputi identifikasi permasalahan perumahan dan kawasan permukiman di daerah,
jumlah rumah dan kondisinya, jumlah kekurangan rumah (backlog) pada awal tahun
perencanaan dan proyeksi 20 (dua puluh) tahun ke depan, lokasi perumahan pada
kawasan fungsi lain yang perlu penanganan khusus, lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh yang memerlukan pemugaran, peremajaan atau permukiman
kembali, dan lokasi perumahan dan permukiman yang memerlukan peningkatan
kualitas;
6. Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di daerah
kabupaten/kota yang berbatasan terhadap rencana pengembangan wilayah
kabupaten/kota secara keseluruhan;
7. Analisis kebutuhan PSU umum wilayah provinsi dan lintas daerah kabupaten/kota yang
berbatasan;
8. Analisis arah pengembangan perumahan dan kawasan permukiman, dukungan
potensi wilayah, serta kemampuan penyediaan rumah dan jaringan PSU umum;
9. Analisis kesesuaian terhadap rencana investasi prasarana, sarana dan jaringan utilitas
regional atau rencana induk sistem;
10. Analisis besarnya permintaan masyarakat terhadap rumah;
11. Analisis kebutuhan tanah untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
dengan memperhatikan kebijakan hunian berimbang;
12. Analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta optimasi
pemanfaatan ruang;
13. Analisis kemampuan keuangan daerah, sekurang-kurangnya meliputi sumber
penerimaan daerah, alokasi pendanaan dan pembiayaan pembangunan, dan prediksi
peningkatan kemampuan keuangan daerah; dan
14. Analisis kebutuhan kelembagaan perumahan dan kawasan permukiman di daerah
provinsi.
15. Penyusunan Profil Daerah Provinsi bidang perumahan dan kawasan permukiman
berdasarkan data-data yang diperoleh;
16. Penyusunan Buku Data dan Analisis berdasarkan hasil analisis data;
Perumusan konsep RP3KP berdasarkan Buku Data dan Analisis, yang kemudian dituangkan
dalam Buku Rencana RP3KP. Konsep RP3KP meliputi:
Tenaga ahli yang terlibat dalam kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Provinsi adalah:
Tenaga pendukung yang terlibat adalah operator komputer dan tenaga administrasi.
1. Bulan 1-2 : Pengumpulan data primer dan data sekunder, analisis data, penyusunan
Profil Daerah Provinsi bidang perumahan dan kawasan permukiman, penyusunan
Buku Data dan Analisis.
2. Bulan 3-7 : Perumusan konsep dan RP3KP.
3. Bulan 8 : Penyusunan Album Peta.