I. UMUM
Tata Cara Pembangunan TPA dan Serah Terima, meliputi:
1. Tata Cara Persiapan Pelaksanaan Pembangunan
2. Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi, yang terdiri dari :
a. Leveling
b. Penataan dan Uji Kepadatan Dasar Unit Pengolahan Sampah
c. Pemasangan Geomembran dan Geotekstil
d. Pemasangan Saluran Air Hujan (Under Drain)
e. Uji Coba Beton
f. Pemasangan dan Pemanfaatan Gas
g. Pembangunan Jalan Masuk, Jalan operasi, dan Drainase Kawasan
h. Pembangunan Tanggul Penahan
i. Pembangunan Sistem Zona Penyangga
j. Pembangunan Unit Pengolah Gas Bio dan Lindi
k. Pembangunan Jembatan Timbang
l. Pembangunan Sumur Uji
m. Pengetesan Kekuatan Pipa
n. Pengelolaan Lingkungan Hidup
o. Pengetesan Kualitas Alat Berat
p. Standar Teknis Pekerjaan Konstruksi
3
Manfaat dari penyesuaian desain adalah diperoleh kegiatan sesuai dengan kondisi
lapangan, baik volume maupun spesifikasi teknis.
1. Siapkan Lokasi, pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari material yang akan
menghambat jalannya pekerjaan.
2. Pindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.
3. Buat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air
4. Melakukan Pekerjaan Pengukuran dan Leveling Lapangan. Pekerjaan pengukuran dan
leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk
mewujudkan denah bentuk bangunan berupa zona landfilling maupun bangunan
pendukung
5. Lakukan pekerjaan pengukuran dan leveling. Kegiatan inimerupakan pekerjaan yang
sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan
baik buruknya ukuran dan bentuk TPA dan unit pendukung
6. Lakukan pembuatan Bidang Datar
7. Untuk membuat bidang datar (waterpass) pada pekerjaan TPA pengukuran dan leveling
lapangan digunakan pesawat waterpass
12
Jalan Masuk
Jalan masuk TPA akan digunakan oleh kendaraan pengangkut sampah dengan
kapasitas yang cukup besar, sehingga kelas jalan dan lebar jalan perlu memperhatikan
beban yang akan lewat serta antrian yang mungkin terjadi
Jalan masuk TPA harus memenuhi kriteria :
a. Dapat dilalui truk sampah dari 2 arah
b. Lebar jalan 8 m, kemiringan permukaan jalan 2-3 % kearah saluran drainase, tipe
jalan kelas 3 dan mampu menahan beban perlintasan dengan tekanan gandar 10
ton dan kecepatan kendaraan 30 km/jam (sesuai dengan ketentuan Ditjen Bina
Marga).
Jalan Operasi
Jalan operasi yang dibutuhkan dalam pengoperasian TPA terdiri dari 3 jenis yaitu :
a. Jalan operasi penimbunan sampah, jenis jalan bersifat temporer, setiap saat dapat
ditimbun dengan sampah.
b. Jalan operasi yang mengelilingi TPA, jenis jalan bersifat permanen dapat berupa
jalan beton, aspal atau kerkerasan jalan sesuai beban dan kondisi jalan.
c. Jalan penghubung antar fasilitas, yaitu kantor/pos jaga, bengkel, tempat parkir,
tempat cuci kendaraan. Jenis bersifat permanen.
13
Geomembran adalah jenis geosintetis dari bahan polimer yang dibuat kedap.
Sedangkan geotekstil merupakan jenis geosintetis yang dibuat agar
permeable, dengan sifat-sifat utama filtrasi atau mampu menyaring materi
tersuspensi dari limbah cair, dan drainase yang memungkinkan aliran cairan
melalui lapisan ini.
8. Pastikan setiap roll geotekstil yang dikirimkan ke lapangan, harus mempunyai tanda
produksi dan pernyataan tipe yang tertera jelas pada pembungkus luar maupun
sepanjang lembaran dengan panjang interval tertentu untuk maksud pemeriksaan
visual.
9. Pastikan geotekstil yang dikirim ke lapangan harus dengan pembungkus untuk
melindungi material tersebut terutama dari sinar matahari.
10. Lakukan penyambungan geotekstil overlap harus tepat, baik lebar maupun posisinya
agar geotekstil dapat berfungsi selama waktu pelaksanaan dan selama umur rencana
dari struktur. Alternatif lain dari overlap dapat dilakukan dengan cara menjahit dengan
menggunakan mesin jahit ketik ganda portabel.
11. Lakukan penyambungan geotekstil dengan cara menjahit dengan jahitan ganda,
dengan jarak 50 mm sampai dengan 100 mm dari tepi lembaran geotekstil yang
disambung.
12. Tempatkan material timbunan setelah penggelaran geotekstil harus dilakukan dengan
baik sehingga geotekstil tidak mengalami beban melebihi tegangan ijinnya.
Kerusakan geotekstil selama penempatan material timbunan harus diperbaiki.
13. Lakukan pencatatan dengan baik setiap lembar geotekstil yang terpasang, lokasi
pemasangan, tanggal penggelaran, waktu mulai dan selesai, dan ukuran geotekstil
yang terpasang. Pencatatan juga mencakup penyambungan lembaran geotekstil.
14. Geotekstil harus memenuhi atau melampaui semua persyaratan seperti yang
tersebut di bawah ini melalui metoda pengujian yang sama.
16
Tata Cara Pembangunan Zona Penyangga dan Zona Budi Daya Terbatas
Tata Cara Pembangunan Zona Penyangga dan Zona Budi Daya Terbatas
6. Pastikan sebelum dilakukan pemasangan pipa, lapisan dasar pipa telah memiliki memiliki
level dan kepadatan sesuai dengan standar.
7. Lakukan pemasangan pipa penyalur lindi sesuai dengan diameter rencana dengan elevasi
sesuai rencana. Elevasi harus sesuai dengan rencana agar dapat terjamin aliran secara
gravitasi.
8. Lakukan penyambungan pipa dengan sistem junction sesuai dengan standar teknis,
terutama antara pipa utama dengan pipa lateral.
9. Pasang lapisan pelindung untuk pipa, sehingga tingkat pengamanan dapat menjamin pipa
dari tekanan sampah dan beban alat berat pada saat operasi.
10. Perforasi pada pipa penangkap/pengumpul dilaksanakan sesuai dengan gambar dengan
alat yang tidak akan merusak kekuatan pipa.
11. Setelah pekerjaan perpipaan selesai harus dilakukan pengujian atas seluruh bagian dari
pekerjaan ini. Semua kekurangan dan kebocoran harus segera diperbaiki sehingga seluruh
sistem bekerja dengan baik.
12. Untuk menjamin terpenuhinya teknis sesuai rencana, lakukan pekerjaan pengukuran. Yang
dimaksud dengan pekerjaan pengukuran dalam pekerjaan ini adalah pengukuran arah
memanjang dan pekerjaan pemipaan.
13. Berdasarkan pengukuran tersebut, kontraktor harus membuat rencana kerja pekerjaan
pemipaan yang berisi :Elevasi permukaan tanah; Elevasi dasar tanah (dari galian yang
harus dilaksanakan); Elevasi peletakan pipa; Elevasi permukaan tanah setelah selesai
pekerjaan urugan dan atau pembuatan jalan; Letak dan atau posisi perpipaan yang lurus,
sambungan tee, bend dan trust block; Dan lain-lain sesuai dengan keadaan di lapangan
atau atas petunjuk direksi di lapangan; Posisi manhole penghubung yang berfungsi sebagai
awal pipa tegak biogas.
23
Pengertian Gas-Bio
Gas bio adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian materi organik oleh
mikroorganisme dalam kondisi anaerob. Gas-gas yang dihasilkan dari proses
penguraian antara lain gas metan (CH4), karbondioksida (CO2), uap air (H2O),
gas nitrogen (N2), dan lain-lain.
24
Manfaat Gas-Bio
Untuk menghilangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan dari gas bio yang dihasilkan
saat proses dekomposisi sampah maka perlu pengelolaan gas salah satunya dengan
memanfaatkannya sebagai bahan bakar pembantu. Pemanfaatan gas bio juga
mengurangi resiko perubahan iklim dunia karena setiap ton metan yang terlepas ke
atmosfer sama besarnya dengan 21 ton karbondioksida. Selain itu, siklus metan di
amosfer 20 kali lebih cepat daripada karbon dioksida, berarti dengan mengurangi metan
yang merupakan salah satu gas yang dihasilkan dalam gas bio akan memperlambat
terjadinya perubahan iklim dunia.
4. Pada TPA lama yang belum dilengkapi dengan sistem penangkap gas, gas bio harus
dievakuasi ke luar dengan membuat sistem penangkap gas vertikal, dengan cara:
5. Membuat sumuran berdiameter minimum 50 cm berisi kerikil diameter 30-50 mm
dengan melakukan pemboran vertikal, sedapat mungkin sampai kedalaman 1-2 m di
atas dasar lahan urug lama.
6. Memasang pipa PVC diameter minimum 75 mm, dengan tambahan pelindung pipa
berupa drum (2 buah drum yang disusun bertumpuk) sebagai casing yang melindungi
pipa paling tidak 1 m sebelum akhir sumuran tersebut di atas, sebagai upaya
pengumpul gas bio.
7. Mengalirkan gas yang tertangkap ke udara terbuka melalui ventilasi tersebut,
sedemikian sehingga tidak berakumulasi yang dapat menimbulkan ledakan atau
bahaya toksik lainnya. Dianjurkan menggunakan gas flare.
8. Konstruksi pipa gas pada TPA yang direhabilitasi harus dimulai dari lapisan sampah
eksisting. Jadi pada TPA yang direhabilitasi terdapat 2 pipa gas, masing-masing
adalah pipa dari lapisan sampah eksisting dan dari persambungan pipa lindi. Pipa gas
berlubang dari HDPE diameter 200 mm. Kedua pipa gas berada dalam lubang
sumuran. Diameter pipa tergantung dari jumlah gas TPA yang akan diekstraksi.
26
1. Prosedur Galian
Galian harus dilaksanakan sampai kelandaian, garis dan ketinggian yang
ditentukan dalam gambar dan harus meliputi pembuangan semua bahan-bahan
yang ditemukan. Apabila batuan, lapisan keras atau bahan-bahan keras lainnya
ditemukan pada jalur selokan atau pada ketinggian tanah dasar untuk
perkerasan dan bahu jalan, atau pada dasar parit pipa atau galian pondasi
struktur maka bahan-bahan tersebut harus digali lebih dari 150 mm sampai
suatu permukaan yang rata halus dan mantap.
2. Bahan-bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui project
manager. Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari
tanah atau bahan-bahan batuan. Bila digunakan situasi pemadatan dengan
kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindari, maka timbunan dengan bahan-
bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau kerikil atau bahan-bahan butiran
bersih lainnya dengan suatu Indeks Plastisitas maksimum 6%.
29
4. Prosedur Pengerjaan
Parit untuk struktur dan telapak struktural digali menurut garis, kelandaian, dan ketinggian yang
terlihat pada gambar. Daerah yang digali di sekitar struktur harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang disetujui dalam pelapisan horizontal dengan kedalaman tidak lebih dari 150 mm
sampai setinggi permukaan tanhah asal atau setinggi permukaan tanah dasar, dan dipilih yang
paling rendah. Setiap lapisan harus dibasahi atau dikeringkan sampai kadar air optimum
sebagaimana diisyaratkan dan dipadatkan seluruhnya. Urugan kembali yang membentuk bagian
timbunan harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
sesuatu dengan AASTHO T99.
30
4. Prosedur Pengerjaan
Parit untuk struktur dan telapak struktural digali menurut garis, kelandaian, dan ketinggian
yang terlihat pada gambar. Daerah yang digali di sekitar struktur harus diurug kembali
dengan bahan-bahan yang disetujui dalam pelapisan horizontal dengan kedalaman tidak
lebih dari 150 mm sampai setinggi permukaan tanhah asal atau setinggi permukaan tanah
dasar, dan dipilih yang paling rendah. Setiap lapisan harus dibasahi atau dikeringkan
sampai kadar air optimum sebagaimana diisyaratkan dan dipadatkan seluruhnya. Urugan
kembali yang membentuk bagian timbunan harus dipadatkan sampai 100% dari kepadatan
kering maksimum yang ditentukan sesuatu dengan AASTHO T99.
5. Pemasangan Strauspile
Strauspile adalah pondasi dangkal berbentuk lingkaran yang dibuat dibawah banguan agar
dapat menyalurkan beban yang besar ke tanah keras, staruspile umumnya diambil karena
posisi tanah keras tidak terlalu dalam. Galian strauspile dilakukan manual sehingga dapat
dibentuk dengan sedemikian rupa sesuai dengan gambar rencana.
6. Pemasangan Poor
Struktur poor adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai struktur tumpuan awal dari
beban-beban yang terjadi juga berfungsi sebagai tumpuan kolom dan balok (sloof). Pada
konstruksi ini berfungsi ganda sebagai penahan gaya vertical dan gaya horizontal, semua
pelaksanaannya sesuai dengan pekerjaan beton bertulang.
31
1. Pekerjaan pasangan
Pada pekerjaan ini, pondasi bangunan ditentukan. Dapat berupa bangunan dari
batu kali dengan campuran 1 semen : 5 pasir. Di bawah tiang-tiang/kolom
penyangga dipasang pondasi. Pekerjaan slope, ring balok, plat lantai, dan
kolom.
a. Konstruksi bekisting harus cukup kokoh agar tidak terjadi perubahan-
perubahan bentuk pada waktu pengecoran maupun masa pengerasan.
b. Ukuran penampang jadi beton tidak boleh kurang dari apa yang
disyaratkan dalam gambar kerja dan penyimpangan tidak boleh lebih dari
1 % dari ukuran yang bersangkutan.
c. Selimut beton yang disyaratkan untuk seluruh pekerjaan balok dan lantai
beton tidak boleh kurang dari 5 cm atau sesuai gambar kerja.
d. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mengikuti
persyaratan-persyaratan yang ditentukan.
34
2 Pekerjaan beton bertulang
Pekerjaan beton dalam pelaksanaan harus memenuhi persyaratan yang termuat
dalam PBI 1971, NI-2, baik mengenai material koral, pasir, semen dan baja maupun
pelaksanaannya. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pembetonan, Kontraktor terlebih
dahulu harus mengadakan percobaan campuran (mixed design) untuk melihat mutu
karakteristik beton yang dicapai, slump yang diperkenankan adalah berharga 710
cm. Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta
dalam gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti, dan kokoh.
Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan
menurut PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Project manager.
Tulangan harus ditempatkan dengan teliti dengan posisi sesuai rencana, dan harus
dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untukmendapatkan tebal selimut beton
(beton decking) yang cukup. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus
dan harus dihindarkan penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada
tempat-tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Project
manager. Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan
dengan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Additive dapat pula
dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan pada beton dan untuk itu
harus mendapatkan persetujuan.
5. Kolam Anaerob-Fakultatif-Maturasi
Pekerjaan pembuatan kolam anaerob, fakultatif, maturasi mencakup pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
Pekerjaan tanah
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan beton
Pekerjaan pasangan batu kali
Pembuatan bak pengendap dan struktur inlet
Pembuatan konstruksi pelimpah
Pembuatan saluran pembuang influen dan efluen.
6. Pemasangan pipa
Pemasangan pipa inlet yang masuk ke dalam tangki Sedimentasi I harus
dilakukan dengan teliti. Posisi ketinggian pipa dari muka tanah maupun dari
dasar bak Anaerob harus sesuai dengan apa yang tercantum di dalam
gambar perencanaan. Bahan pipa adalah pipa steel dengan standar kualitas
kualifikasi AWWA. Sambungan-sambungan pipa dilakukan secara mekanis,
yaitu menggunakan flange diameter yang sesuai.
37
7. Konstruksi pelimpah
Konstruksi pelimpah dari bak Sedimentasi I dapat berupa ambang pelimpah
yang dipasang selebar bak. Pelimpah dapat terbuat dari bahan papan kayu
yang lurus. Papan ini dipasang di atas ketebalan dinding pelimpah yang terbuat
dari beton bertulang seperti diperlihatkan pada gambar perencanaan.
Pemasangan papan pelimpah ini pada beton dilakukan dengan hati-hati dan
rapi. Agar tidak terjadi kebocoran maka setiap penempelan harus diberi lem dan
karet. Guna memudahkan pemasangan dan pencabutan papan pelimpah, maka
dibutuhkan jembatan (bordes) operasi, yang terbuat dari baja. Posisi dan ukuran
bordes tersebut sesuai dengan gambar perencanaan.
8. Kolam Kontrol/Wetland
Kolam kontrol / wetland dapat berupa konstruksi beton. Aliran air sebagian
mengalir pada bak resirkulasi dengan pengaturan melalui pintu-pintu air. Bak
resirkulasi yang terbuat dari pasangan beton bertulang, dilengkapi dengan pipa
dan valve-valve guna memungkinkan penyambungan slang (pipa) fleksibel ke
pompa, agar dapat dialirkan ke TPA.
38
Namun dalam hal ini hanya akan dibahas mengenai bangunan Bengkel dan
Hanggar Alat Berat;
Bengkel/garasi/hangar berfungsi untuk menyimpan dan atau memperbaiki
kendaraan atau alat besar yang rusak. Peralatan bengkel minimal yang harus
ada di TPA adalah peralatan untuk pemeliharaan dan kerusakan ringan.
a. Tempat cuci kendaraan;
Tempat cuci kendaraan di lokasi TPA berfungsi untuk:
Membersihkan roda kendaraan ataupun bak truk setiap hari di akhir
pengangkutan sampah dan pembongkaran di sel harian,
Membersihkan alat berat dari sampah yang menempel setiap selesai digunakan
Aliran air dari lokasi tempat cuci kendaraan dialirkan ke kolam equalisasi.
39
c. Listrik
Instalasi listrik dipasang sampai menyala
Semua instalasi harus tertanam di dalam tembok dan untuk diatas plafon kabel
harus dibungkus dalam pipa.
Penyambungan harus dilakukan dalam kotak-kotak. Kabel-kabel disambung
sesuai dengan warna-warna atau namanya masing-masing.
Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum
5/8 dan setiap percabangan harus menggunakan junction box yang sesuai.
40
d. Pemadam Kebakaran
Fasilitas tersebut perlu disediakan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di
TPA. Penentuan penempatan APAR dalam sebuah lokasi atau bangunan
disesuaikan dengan tingkat bahaya kebakaran lokasi dimana APAR akan
ditempatkan dan jenis atau kelas kebakaran yang ada.
Untuk lingkungan TPA termasuk ke dalam bahaya lokasi yang cukup tinggi
karena terdapat penyimpanan bahan bakar alat berat dan timbunan sampah
yang menghasilkan gas metan yang besifat mudah meledak.
Konstruksi timbangan (Besi WF : 500/600/200 untuk Main Beam dan Cross Beam)
Konstruksi jembatan timbang sedikit berbeda dengan jembatan biasa pada umumnya,
karena terbuat dari plat dan besi yang khusus didesain untuk alat timbang dan telah
disertifikasi. Contoh dari jenis besi tersebut adalah besi WF 500/600/200 untuk main
beam dan cross beam.
5. Kamera
Jembatan timbang juga biasanya dilengkapi dengan kamera yang berfungsi untuk
menyimpan data mobil dan material truk maupun mobil yang ditimbang baik nomor
kendaraan material yang dibawanya.
FORM PEMANTAUAN
55
Terima Kasih