Anda di halaman 1dari 12

MASPARI JOURNAL

Januari 2015, 7(1): 79-90

MODIFIKASI KONSTRUKSI PERANGKAP LIPAT


UNTUK MENANGKAP KEPITING BAKAU

MODIFICATION OF COLLAPSIBLE POT CONSTRUCTION


TO CAPTURE MANGROVE CRABS

Gondo Puspito1), Didin Komarudin1), dan Ismawan Tallo2)


1)Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor - Bogor
2)Departemen Manajemen Sumberdaya Perikanan, Fakultas Kelautan

dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana – Kupang


E-mail: gpuspito@yahoo.com
Registrasi: 11 November 2014; Diterima setelah perbaikan: 2 Desember 2014;
Disetujui terbit: 5 Desember 2014

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konstruksi perangkap lipat yang
memberikan jumlah kepiting tangkapan terbanyak. Penelitian dilakukan di laboratorium
menggunakan metode percobaan. Satu perangkap lipat nelayan atau perangkap lipat
standar (S) dan 3 konstruksi perangkap baru dibandingkan. Perangkap baru terdiri atas
perangkap lipat modifikasi 1 (M-1), perangkap lipat modifikasi 2 (M-2) dan perangkap
lipat modifikasi 3 (M-3). Perangkap standar S, M-1 dan M-2 berbentuk balok berukuran 50
× 30 × 20 (cm), sedangkan perangkap M-3 adalah limas terpancung dengan dimensi 50 ×
30 × 16 (cm). Celah masuk perangkap S berbentuk celah sempit, sedangkan perangkap M-
1, M-2 dan M-3 adalah 4 persegi panjang dengan ukuran 30 × 6 (cm), 20 × 6 (cm) dan 45 ×
6 (cm). Dalam penelitian ini, keempat perangkap dan 30 kepiting bakau dimasukkan ke
dalam tangki air. Perangkap diangkat setelah direndam selama 20 menit. Aktivitas
kepiting diamati dan jumlah kepiting yang terperangkap dihitung. Ujicoba penangkapan
kepiting dilakukan sebanyak 20 ulangan. Hasilnya menunjukkan bahwa perangkap M-3
menangkap 152 kepiting, atau lebih banyak dibandingkan dengan M-1 (72 kepiting), M-2
(28 kepiting) dan S (13 kepiting). Kepiting yang tertangkap oleh keempat perangkap
ternyata tidak dapat meloloskan diri.

KATA KUNCI: Kepiting bakau, konstruksi, modifikasi, perangkap lipat.

ABSTRACTS

This study aimed to get a collapsible construction that gives the best number catch of
mangrove crabs. The study carried out in laboratory using experimental method. Fishermen
collapsible pot or standard pot (S) and three new collapsible pots were being compared. The
new pot consist of first collapsible pot (M-1), second collapsible pot (M-2) and the third
collapsible pot (M-3). The S, M-1, M-2 are the box-shaped pots whereas M-3 is a truncated
pyramid shaped pot with dimensions of 50 × 30 × 16 (cm). S has two entrance slit narrow
gap, while the M-1, M-2 and M-3 were a rectangle with size of 4 × 30 6 (cm), 20 × 6 (cm) and
45 × 6 (cm). The study used four test pots and 30 crabs that inserted into water tank. All pots
removed after immersion for 20 minutes. Crabs activities were observed and the amount of
traped crabs calculated. The catching crabs tests done by 20 replications. The results showed
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

that the M-3 catch 152 crabs, or more than the M-1 (72 crabs), M-2 (28 crabs) and S (13
crabs). Traped crabs in four test pot could not escape.

KEYWORDS: Collapsible pot, construction, mangrove crab, modification.

1. PENDAHULUAN jaring insang diangkat. Kepiting terlalu


Kepiting bakau merupakan salah lama terperangkap dan sudah
satu jenis organisma non ikan yang kehabisan tenaga dalam upaya
sangat diminati oleh masyarakat membebaskan diri dari lilitan benang
(Muskar, 2007). Menurut Susanto jaring, padahal, kepiting bersifat
(2008), meskipun daging kepiting perishable food atau mudah busuk.
mengandung kolesterol, tetapi Pembusukan akan segera terjadi
kandungan lemak jenuhnya sangat setelah hewan tersebut mati akibat
rendah dan merupakan sumber niacin, aktivitas enzim dan bakteri. Selain itu,
folate, potassium, protein, vitamin B12, rajungan mudah rusak – beberapa
phosphorous, zinc, copper dan selenium. kakinya terputus -- ketika dilepaskan
Kelebihan lainnya adalah ketahanan dari jaring, sehingga harga jualnya
hidup kepiting lebih tinggi menjadi berkurang.
dibandingkan dengan jenis-jenis Jenis alat penangkap kepiting
organisma air lainnya, sehingga yang mulai populer digunakan oleh
kesegarannya dapat bertahan lebih nelayan adalah perangkap lipat
lama (Keenan, 1999). (Gambar 1). Perangkap ini sudah lama
Seluruh kepiting yang dihasilkan digunakan oleh nelayan Jepang untuk
oleh nelayan berasal dari hasil menangkap kepiting laut dalam (Vay,
tangkapan di laut dengan menggunakan 2001) dan nelayan Thailand untuk
perangkap dan jaring insang. Jenis menangkap rajungan (Jirapunpipat et
perangkap yang dioperasikan berupa al, 2008). Keistimewaannya, menurut
jaring krendet, pintur dan rakang yang Puspito (2009), perangkap dapat dilipat
konstruksi utamanya dibentuk oleh sehingga mudah disusun pada tempat
jaring. Prinsip kerja perangkap adalah yang terbatas, bahan baku mudah
dengan menjerat kepiting yang berjalan diperoleh, biaya pembuatan murah,
di atas jaring, sedangkan jaring insang cara pengoperasian relatif lebih mudah,
menjerat kepiting yang menabraknya. dan dapat dioperasikan pada lokasi
Cara penangkapan seperti ini yang sulit bagi jenis alat tangkap lain di
menyebabkan kepiting yang perairan hutan bakau. Selain itu,
terperangkap terkadang sudah dalam kepiting yang tertangkap umumnya
kondisi mati ketika perangkap atau masih dalam keadaan hidup.

Celah
masuk Lintasan
masuk
Gambar 1. Perangkap lipat standar (S)

80
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

Bentuk perangkap lipat kepiting melewati berbagai konstruksi


menyerupai balok yang disangga oleh 5 celah masuk telah dilakukan
batang besi berdiameter 0,5 cm dan sebelumnya di laboratorium. Penelitian
diselimuti oleh jaring PE 210D/6 ini diharapkan dapat mengawali
dengan ukuran mata 1,25”. Pada kedua penelitian-penelitian lainnya yang
sisinya terdapat 2 mulut masuk yang berhubungan dengan pembuatan atau
masing-masing terdiri atas lintasan atas perbaikan konstruksi perangkap
dan bawah yang bersudut 25o serta kepiting.
celah masuk. Perangkap dapat dilipat Publikasi yang membahas
ketika tidak dioperasikan sehingga pembuatan atau perbaikan konstruksi
mudah disimpan. perangkap lipat untuk menangkap
Penggunaan perangkap lipat oleh kepiting sulit ditemukan. Satu-satunya
nelayan Indonesia dilakukan secara apa pustaka yang didapat dan mirip dengan
adanya. Sedikit perubahan hanya penelitian ini ditulis oleh Puspito
terdapat pada ukurannya yang lebih (2013). Perbedaannya hanya terletak
kecil. Tiga ukuran perangkap yang biasa pada ukuran celah masuk perangkap
digunakan terdiri atas ukuran kecil yang lebih tinggi. Sementara itu,
40×25×15 (cm), sedang 45×28×18 pustaka lain hanya mengkaji pengaruh
(cm), dan besar 50×30×20 (cm). Ini jenis umpan untuk menangkap kepiting
disesuaikan dengan kapasitas perahu (Triputra et al 2008; dan Iskandar dan
pengangkutnya. Untuk keberhasilan Ramdani 2009). Jirapunpipat et al
penangkapan, perangkap lipat (2008) hanya menyoroti pengaruh
seharusnya diteliti lebih dahulu secara celah pelolosan terhadap hasil
ilmiah. Konstruksinya disesuaikan tangkapan kepiting. Tallo et al (2014)
dengan jenis kepiting yang menjadi mempelajari jenis umpan dan sudut
tujuan penangkapan. Ini mengingat kemiringan celah masuk yang cocok
perangkap lipat di negara asalnya tidak untuk kepiting. Sementara itu, pustaka
digunakan untuk menangkap kepiting lain yang membahas konstruksi
bakau, tetapi untuk menangkap perangkap lipat ditujukan untuk
rajungan dan kepiting laut dalam. menangkap rajungan (Archdale et al
Studi awal terhadap penelitian ini 2006; dan Archdale et al 2007).
telah dilakukan sebelumnya di Menurut Sambas (2010), tingkah laku
laboratorium. Hasilnya menunjukkan kepiting dan rajungan memiliki banyak
bahwa kepiting ternyata mengalami kesamaan, meskipun keduanya hidup
kesulitan ketika akan memasuki celah pada habitat yang berbeda. Oleh karena
masuk perangkap berbentuk elips. itu, perancangan konstruksi celah
Kepiting cenderung terjepit pada sudut masuk perangkap kepiting sebagian
antara dinding pengarah dan sisi mulut didasarkan atas pustaka rajungan.
masuk di depan celah masuk. Oleh
karena itu, konstruksi celah masuk 2. BAHAN DAN METODE
perangkap dalam penelitian ini Penelitian dibagi atas 3 tahap.
diperbaiki. Ini disesuaikan dengan Masing-masing adalah penentuan tinggi
tujuannya untuk mendapatkan celah masuk perangkap, pembuatan
perangkap lipat yang menghasilkan perangkap dan ujicoba perangkap.
jumlah tangkapan kepiting terbanyak. Seluruh penelitian dilakukan di
Untuk mendukung penelitian ini, laboratorium antara Januari-April 2012.
pengamatan terhadap tingkah laku

81
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

Penentuan Tinggi Celah Masuk digunakan pada penelitian dapat


Celah masuk perangkap yang mewakili ukuran kepiting yang ada di
diinginkan dapat dilewati oleh seluruh alam.
ukuran kepiting bakau. Oleh karena itu,
tinggi celah masuk dibuat sedikit lebih Rancangan Perangkap
besar dari tebal karapas kepiting Ada 4 perangkap lipat yang dibuat
dewasa. Nilai ini harus diukur langsung, dan diujicoba dalam penelitian ini, yaitu
karena pustaka yang menjelaskan perangkap lipat standar (S) (Gambar 1)
ukuran karapas kepiting dewasa selalu dan 3 perangkap lipat modifikasi.
dijelaskan dalam satuan lebar. Masing-masing perangkap memiliki
Penelitian dimulai dengan volume ruang yang hampir sama
mengukur tebal t dan lebar l dari 30 sebesar 27.840 cm3. Setiap perangkap
kepiting Scylla serrata yang dijadikan dibuat dari material yang sama. Celah
sampel penelitian. Pengukuran tebal t masuk ketiga perangkap lipat
berdasarkan jarak terbesar antara modifikasi berbentuk 4 persegi
permukaan atas dan bawah karapas. panjang. Ini disesuaikan dengan
Sementara lebar l didasarkan atas jarak dimensi karapas kepiting (p×t atau l×t)
terjauh antara sisi kiri dan kanan yang membentuk suatu bidang 4
karapas. Kedua dimensi karapas persegi panjang. Pada Tabel 1
tersebut diplotkan dalam bentuk grafik dituliskan spesifikasi setiap konstruksi
dan ditentukan persamaan regresinya. perangkap lipat.
Pada penelitian ini, penentuan Dua perangkap lipat modifikasi
hubungan antara lebar l dan tebal t memiliki bentuk yang sama dengan
karapas kepiting dilakukan melalui perangkap lipat standar, yaitu berupa
analisis regresi. Keeratan hubungan balok. Perbedaannya terletak pada
antara keduanya dapat diketahui dari lintasan dan celah masuknya. Pada
nilai koefisien korelasi r. Hubungannya perangkap lipat modifikasi pertama (M-
sangat erat apabila nilai r  0,71 1), celah masuk berbentuk 4 persegi
(Nugroho, 2005). Ketebalan karapas panjang yang dilengkapi dengan
kepiting dewasa juga dapat dihitung deretan jeruji (Gambar 2). Jenis
dengan memakai persamaan regresi perangkap ini hampir sama dengan
tersebut. Caranya adalah dengan perangkap yang telah diteliti
memasukkan nilai lebar karapas sebelumnya oleh Puspito (2013). Celah
kepiting layak tangkap – yang didapat masuk pada perangkap lipat modifikasi
dari pustaka – ke dalam persamaan kedua (M-2) lebih sempit dibandingkan
regresi tersebut. Fungsi lain dari dengan M-1, karena mulut masuknya
analisis regresi ini adalah untuk menyempit (Gambar 3). Adapun
mengetahui kenormalan ukuran perangkap lipat modifikasi ketiga (M-3)
kepiting, sehingga ukuran kepiting yang berbentuk limas terpancung.

Celah masuk
Lintasan masuk

Gambar 2. Perangkap lipat modifikasi 1 (M-1)


82
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

Celah masuk
Lintasan masuk
Gambar 3. Perangkap lipat modifikasi 2 (M-2)

Lintasan masuk
Celah masuk

Gambar 4. Perangkap lipat modifikasi 3 (M-3)

Tabel 1. Spesifikasi perangkap lipat


Perangkap lipat
No. Uraian Modifikasi 1 Modifikasi 2 Modifikasi 3
Standar (S)
(M-1) (M-2) (M-3)
1. Bentuk Balok Balok Balok Limas
terpancung
2. Dimensi 50 × 30 × 20 50 × 30 × 20 (cm) 50 × 30 × 20 (cm) Atas 30×45 (cm);
(cm) bawah 45×45
(cm); tinggi 16
cm
3. Kerangka Batang besi ø 5 Batang besi ø 5 Batang besi ø 5 Batang besi ø 5
mm mm mm mm
4. Jaring PE 210D/6 ◊ PE 210D/6 ◊ PE 210D/6 ◊ PE 210D/6 ◊
1,25” 1,25” 1,25” 1,25”
5. Lintasan 30×20 (cm); 25o 30×20 (cm); 25o 30×20 (cm); 25o 45×8,5 (cm); 25o
6. Celah Elips 0-3-0 (cm); 4 persegi panjang 4 persegi 4 persegi panjang
masuk benang PE 30×6 (cm); besi ø panjang 20×6 45×6 (cm);
210D/6 3 mm; (cm); Besi ø 3 Batang besi ø 3
mm; mm;
7. Jeruji - 14 jeruji, ø 4 mm; 9 jeruji, ø 4 mm; 22 jeruji, ø 4 mm;
panjang 6 cm; panjang 6 cm; panjang 6 cm;
jarak 2 cm jarak 2 cm jarak 2 cm

83
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

Uji coba Perangkap dilakukan pada penelitian ini. Susunan


Penelitian menggunakan metode perangkap pada setiap ulangan selalu
percobaan dengan mengujicoba 4 jenis dirubah agar masing-masing perangkap
perangkap. Tahapan penelitian dimulai memiliki peluang yang sama
dengan menyusun keempat perangkap menangkap kepiting.
di dalam tangki berisi 530 l air laut Analisis data menggunakan
secara berhadapan (Gambar 5). Setiap rancangan acak lengkap (RAL) satu
perangkap diisi umpan udang untuk faktor. Gunanya untuk membandingkan
menarik kepiting masuk ke dalam tingkat efektifitas antara perangkap
perangkap. Selanjutnya, sebanyak 30 lipat dengan konstruksi celah masuk
kepiting diletakkan di bagian tengah yang dimodifikasi dengan perangkap
tangki dan dibiarkan bergerak selama lipat standar (Matjik dan Sumertajaya,
20 menit. Seluruh aktivitas pergerakan 2000). Hipotesisnya adalah jika Ho = 0,
kepiting diamati secara visual. Jumlah maka perlakuan tidak berpengaruh
dan ukuran kepiting yang masuk ke terhadap respon yang diamati dan jika
dalam setiap perangkap dihitung dan H1≠0, maka minimal ada satu perlakuan
diidentifikasi. Sebanyak 20 ulangan yang berpengaruh terhadap respon).

1,5 m

0,75 m
0,3 m

Gambar 5. Ilustrasi posisi perangkap di dalam tangki pengujian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN (2007) mendapatkan bahwa kepiting


Konstruksi Perangkap ternyata dapat keluar-masuk melewati
Kepiting tergolong hewan yang celah masuk berbentuk corong pada
pergerakannya sangat agresif (Hill, perangkap berbentuk kubah. Adapun
1982). Cara berjalan kepiting yang Jirapunpipat et al (2008) dan Winger
menggunakan ujung-ujung kakinya and Walsh (2011) membuktikan
yang tajam dan dibantu oleh kedua kaki bahwa kepiting dapat membebaskan
renangnya mengakibatkan kepiting diri melewati lubang yang dibuat pada
dapat menjelajah seluruh bagian dinding jaring. Dengan demikian,
perangkap, baik bagian luar maupun konstruksi celah masuk perangkap
dalam perangkap. Archdale et al yang mudah dilewati oleh berbagai

84
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

ukuran kepiting perlu dikaji. Perangkap menyempit ke arah celah masuk


lipat standar (S) dengan celah masuk (Gambar 3). Panjang celah masuk
berbentuk elips ternyata sangat sulit perangkap menjadi lebih pendek dan
dilewati oleh kepiting, baik untuk ke jumlah jeruji berkurang menjadi 9
luar mau pun masuk ke dalam batang.
perangkap (Gambar 1). Hasil pengamatan terhadap
Salah satu alternatif perbaikan perangkap kepiting standar yang
celah masuk adalah dengan digunakan oleh nelayan Subang, Jawa
memperbesar ukurannya dan Barat, menunjukkan bahwa hampir
menambahkan barisan jeruji besi seluruh jaring lintasan atas mulut
berengsel di belakangnya. Celah masuk masuk perangkap dirusak oleh kepiting
berbentuk 4 persegi panjang dengan untuk membebaskan diri dari
tinggi dan panjang celah masing-masing perangkap. Oleh karena itu, konstruksi
melebihi ketebalan dan lebar karapas perangkap lipat M-3 dibuat tanpa
kepiting dewasa. Celah diharapkan dilengkapi dengan lintasan atas.
dapat dilalui kepiting dengan mudah Tujuannya adalah untuk menghindari
untuk masuk ke dalam perangkap dan adanya kerusakan pada bagian
sulit untuk keluar karena terhalang oleh perangkap yang dapat dijadikan sebagai
jeruji. Puspito (2013) membuktikan lubang keluar oleh kepiting. Perangkap
bahwa perangkap dengan celah masuk dibuat menyerupai bentuk limas
berjeruji memerangkap kepiting hingga terpancung (Gambar 4). Sudut
87,86% lebih banyak dibandingkan kemiringan bidang lintasan bawah
dengan perangkap standar. Konstruksi dapat diperbesar untuk memperluas
celah masuk perangkap lipat modifikasi ruang pada bagian bawah perangkap.
1 (M-1) ditunjukkan oleh Gambar 2. Ini dimaksudkan agar kepiting yang
Celah masuk berbentuk 4 persegi masuk ke dalam perangkap akan
panjang yang dilengkapi dengan terkonsentrasi pada bagian dasar
barisan 14 jeruji besi. Kepiting dapat perangkap. Sudut kemiringan bidang
melewati mulut masuk dengan lintasan bawah celah masuk yang besar
mengangkat beberapa jeruji. tidak akan menghambat pergerakan
Selanjutnya jeruji tertutup kembali kepiting, karena kepiting menggunakan
setelah kepiting melewatinya karena kaki renang untuk membantu
adanya gaya gravitasi. Kepiting yang pergerakannya.
terperangkap tidak dapat membuka
seluruh jeruji secara bersamaan, karena Tinggi Celah Masuk
setiap jeruji memiliki engsel yang Tinggi celah masuk perangkap
berbeda. dalam penelitian ini didasarkan pada
Berdasarkan hasil pengamatan di tebal karapas kepiting dewasa. Adapun
laboratorium, pergerakan kepiting 30 kepiting yang digunakan sebagai
ketika memasuki perangkap cenderung dasar penentuan ukuran celah masuk
bergerak ke sebelah kiri atau kanan harus memiliki ukuran yang normal.
dinding mulut masuk perangkap. Berdasarkan uji regresi, nilai koefisien
Selanjutnya, kepiting akan bergerak korelasi r antara tebal t dan lebar l
menyusuri dinding hingga mencapai karapas dari 30 kepiting yang
celah masuk. Oleh karena itu, digunakan sebagai sampel sebesar 0,89
konstruksi mulut masuk perangkap atau r  0,71 (Gambar 6). Ini
lipat modifikasi 2 (M-2) dibuat mengindikasikan bahwa hubungan

85
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

keduanya sangat erat (Nugroho, 2005). kematangan gonad untuk pertama


Dengan demikian, kepiting yang kalinya atau menjadi dewasa pada lebar
digunakan sebagai sampel dalam karapas antara 8,3-14,4 cm. Dengan
penelitian ini memiliki perbandingan menggunakan persamaan regresi t =
ukuran karapas yang proporsional, 0,317 l + 0,781, maka ketebalan karapas
sebagaimana ukuran kepiting pada kepiting dewasa berkisar antara 3,41-
umumnya. Seluruh kepiting dapat 5,34 cm. Ini berarti tinggi celah masuk
digunakan sebagai dasar untuk perangkap ditetapkan >5,34 cm, atau
menentukan tinggi celah masuk dengan pembulatan ke atas didapatkan
perangkap. 6 cm agar perangkap dapat dimasuki
Kepiting bakau Scylla serrata, oleh semua ukuran kepiting.
menurut Vay (2001), mengalami

5
n = 30
Tebal karapas t (cm)

4
t = 0,317 l + 0,781
r = 0,89

3
8 9 10 11 12 13
Lebar karapas l (cm)

Gambar 6. Hubungan antara tebal dan lebar karapas kepiting

Hasil Ujicoba perangkap lipat modifikasi 1 (M-1)


Ujicoba penangkapan kepiting di dengan mulut menyempit sebanyak 28
dalam tangki pengujian dengan kepiting. Perangkap lipat standar S
keempat jenis perangkap lipat berada di urutan terakhir dengan 13
memberikan hasil yang berbeda. kepiting. Hasil perhitungan dengan uji
Jumlah tangkapan perangkap lipat statistik ternyata juga membuktikan
modifikasi 3 (M-3) berbentuk limas bahwa jumlah tangkapan setiap
terpancung menghasilkan jumlah perangkap berbeda nyata pada taraf
tangkapan terbanyak, yaitu 152 kepercayaan 95% dengan nilai Fhit=
kepiting. Hasil tangkapan kedua 95,52 >Ftab=2,74. Pada Gambar 7
terbanyak diperoleh oleh perangkap ditunjukkan perbedaan jumlah
lipat modifikasi 1 (M-1) atau tangkapan kepiting berdasarkan jenis
perangkap standar dengan celah perangkap.
masuk berbentuk 4 persegi panjang Seluruh kepiting yang tertangkap,
yang dilengkapi dengan batang jeruji. baik oleh perangkap lipat standar
Jumlahnya mencapai 72 kepiting. maupun ketiga perangkap modifikasi,
Urutan berikutnya adalah perangkap tidak dapat membebaskan diri. Pada
lipat modifikasi 2 (M-2) atau perangkap lipat standar, celah masuk

86
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

yang sempit menghambat kepiting tertangkap akan bertambah. Miller


untuk masuk perangkap dan (1990) menambahkan bahwa
menyulitkan kepiting untuk perangkap besar akan menghasilkan
membebaskan diri keluar dari jumlah tangkapan yang lebih banyak
perangkap. Adapun pada perangkap dibandingkan dengan perangkap kecil.
modifikasi, kepiting dapat dengan Kepiting yang terperangkap oleh
mudah melewati celah masuk. Kepiting perangkap berukuran kecil memiliki
tidak dapat menerobos ke luar peluang yang besar untuk keluar.
perangkap karena terhalang oleh Pendapat ini dibuktikan secara ilmiah
deretan batang jeruji yang hanya bisa oleh Miller (1990) yang menyebutkan
terbuka ke dalam. bahwa kepiting yang ditempatkan pada
Perangkap lipat M-3 mampu perangkap berukuran kecil lebih
menangkap kepiting hingga mencapai banyak yang meloloskan diri
11 individu per perangkap. Jumlah dibandingkan dengan perangkap yang
tersebut jauh melebihi hasil tangkapan besar. Selain itu, kepiting lain yang
terbanyak perangkap standar yang berada di luar perangkap enggan
hanya berjumlah 4 kepiting. Hal ini masuk ke dalam perangkap yang sudah
disebabkan bagian dasar perangkap M- penuh dengan kompetitornya.
3 lebih luas dibandingkan dengan Sementara kepiting yang tertangkap
ketiga jenis perangkap lainnya. Bagian oleh perangkap berukuran besar
dasar perangkap lipat M-3 memiliki biasanya menyebar sehingga tidak
luas 2.025 cm2, sedangkan ketiga jenis menimbulkan perkelahian. Hal ini
perangkap lipat lainnya 1.500 cm2. kembali dibuktikan kembali oleh Miller
Menurut Warner (1977), kepiting (1990) yang mendapatkan bahwa
cenderung bersifat kompetitif daripada kepiting yang berada di dalam sebuah
kooperatif. Perkelahian antar kepiting perangkap berukuran besar akan
dalam memperebutkan wilayah lebih menempati satu posisi tertentu dan
diakibatkan oleh sifat soliternya. tidak melakukan suatu gerakan. Hal
Almada (2001) mendapatkan 1 dari 3 demikian tidak akan terjadi pada
kepiting yang menjadi obyek perangkap yang berukuran kecil.
penelitiannya ditemukan mati, karena Kepiting akan berkelahi dengan
sebagian besar anggota tubuhnya kepiting lainnya untuk mendapatkan
dimangsa oleh kepiting lainnya. daerah teritorialnya. Berdasarkan 2
Dengan demikian, area bagian dasar keterangan tersebut, maka perangkap
perangkap lipat M-3 yang lebih luas kepiting sebaiknya memiliki bagian
akan mengurangi kompetisi antara dasar yang cukup luas dengan tinggi
kepiting yang terperangkap. Selain itu, secukupnya. Ini sesuai dengan
daya tampung perangkap lipat M-3 konstruksi perangkap lipat modifikasi
juga akan semakin meningkat, M-3 berbentuk limas terpancung yang
sehingga jumlah kepiting yang memiliki bagian dasar lebih luas.

87
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

160 152
Jumlah kepiting (individu)

120

80 72

40 28
13

0
S M-1 M-2 M-3

Jenis perangkap
S=Perangkap standar; M-1=Perangkap modifikasi 1;
M-2=Perangkap modifikasi 2 dan M-3=Perangkap modifikasi 3
Gambar 8. Jumlah tangkapan kepiting pada setiap perangkap

Perangkap lipat M-1 dan M-2 4. KESIMPULAN


memiliki volume dan luas bagian dasar Perangkap lipat modifikasi 3 (M-
yang sama. Ini berarti kedua perangkap 3) berbentuk limas terpancung
seharusnya memiliki peluang menangkap 152 kepiting, atau lebih
menangkap jumlah kepiting yang sama. banyak dibandingkan dengan ketiga
Pergerakan kepiting yang cenderung jenis perangkap lainnya. Adapun
menyusuri dinding mulut perangkap perangkap modifikasi 1 (M-1) atau
menjadi penyebab utamanya. perangkap standar dengan celah masuk
Perangkap M-2 memiliki sisi dinding berbentuk 4 persegi panjang sejumlah
menyudut ke arah celah masuk, 72 kepiting, perangkap M-2 dengan
sehingga panjang lintasannya mulut menyempit 72 kepiting dan
bertambah dari 20 cm menjadi 25 cm. perangkap standar 13 kepiting. Setiap
Ini berarti waktu tempuh kepiting perangkap berbeda nyata pada taraf
menuju perangkap menjadi bertambah. kepercayaan 95%.
Dari pengamatan langsung, kepiting
sering berhenti ketika bergerak menuju DAFTAR PUSTAKA
celah masuk. Penyebabnya, kepiting
terkadang mengalami kesulitan ketika Almada DP. 2001. Studi tentang waktu
menapakkan kaki-kakinya di atas jaring makan dan jenis umpan yang
karena harus bergerak menyamping. disukai kepiting bakau (Scylla
Dengan demikian waktu tempuhnya serrata).
menjadi bertambah, padahal waktu http://repository.ipb.ac.id/bitstre
pengujian perangkap diberlakukan am/handle/123456789/14186/C
sama pada selurug jenis perangkap. Hal 01dpa.pdf?sequence=1 [8
ini mengakibatkan jumlah kepiting yang September 2014].
ditangkap oleh perangkap lipat M-2 Archdale MV, L Kariyazono , CP Anasco.
menjadi lebih sedikit dibandingkan 2006. The effect of two pot types
dengan perangkap lipat M-1. on entrance rate and entrance

88
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

behavior of the invasive Japanese kepiting-menjadi-komoditas


swimming crab Charybdis andalan/ [8 September 2014].
japonica. Fisheries Research Nugroho BA. 2005. Strategi Jitu Memilih
Journal. 77: 271–274. Metode Statistik Penelitian dengan
Archdale MV, CP Anasco, Y Kawamura, S SPSS. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Tomiki. 2007. Effect of two Puspito G. 2009. Perangkap non ikan.
collapsible pot designs on escape Bogor: Departemen Pemanfaatan
rate and behavior of the invasive Sumberdaya Perikanan, Fakultas
swimming crabs Charybdis Perikanan dan Ilmu Kelautan,
japonica and Portunus pelagicus. Institut Pertanian Bogor.
Fisheries Research. 85: 202–209. Puspito G. 2013. Design of entrance and
Hill BJ. 1982. The Queensland mud crab escape gaps in collapsible trap for
fishery. Quensland Department of mangrove crabs Scylla sp. AACL
Primary Industries Series F1 8210. Bioflux. 6(4): 407-414.
Queensland. 41 p. Sambas Z. 2010. Klasifikasi rajungan.
Iskandar MD, D Ramdani. 2009. Analisis http://zaldibiaksambas.wordpres
hasil tangkapan rajungan pada s.com/2010/06/21/ klasifikasi-
bubu lipat menggunakan jenis rajungan/ [8 September 2014].
umpan yang berbeda dengan Susanto GN. 2008. Peneluran kepiting
menggunakan empat jenis umpan. bakau (Scylla sp.) dalam kurungan
Jurnal Penelitian Perikanan. 12: bambu di tambak berdasarkan
35-39. pengamatan tingkat kematangan
Jirapunpipat K, P Phomikong, M Yokota, gonad. Prosiding Seminar Hasil
S Watanabe. 2008. The effect of Penelitian & Pengabdian kepada
escape vents in collapsible pots on Masyarakat, Universitas Lampung.
catch and size of the mud crab Hal. 300-309.
Scylla olivacea. Fisheries Research. Tallo I, A Purbayanto, S Martasuganda,
94: 73-78. G Puspito. 2014. The influence of
Keenan CP. 1999. Aquaculture of the different baits and funnel
mud crab, genus Scylla. Past, elevation of collapsible pot to the
present and future in: Mud crab catch of mangrove crab. IJSBAR.
aquaculture and biology. Keenan 17(1): 124-136.
and Blackshaw (Eds) ACIAR Triputra D, ML Suardi, Yuspardianto.
Proceedings. 78: 9 – 13. 2008. The influence of different
Matjik AA, IM Sumertajaya. 2000. baits and operation time of pintor
Perancangan Percobaan (dengan fishing gear to the catch of
Aplikasi SAS dan MINITAB). Jilid 1. mangrove crab in Kampung Laut
Bogor: IPB Press. village waters, Jambi Province.
Miller RJ. 1990. Efektiveness of crab Mangrove Pesisir. 8 (3): 29-45.
and lobster traps. Can. J. Fish Vay LL. 2001. Ecology and Management
Aquat. Sci. 47: 1228-1251. of Mud Crab Scylla spp.. Asian
Muskar YF. 2007. Mempersiapkan Fisherhies Science Journal. 14:
kepiting menjadi komoditas 101-111.
andalan. Pusat Informasi & Data Warner GF. 1977. The Biology of Crabs.
PSDA Sulawesi. London: Elek Science Books. 200p
http://crabpinrang.wordpress.co Winger PD, PJ Walsh. 2011. Selectivity,
m/2010/07/19/mempersiapkan efficiency, and underwater

89
Gondo Puspito et al.
Modifikasi Konstruksi Perangkap Lipat
untuk Menangkap Kepiting Bakau

observations of modified trap


designs for the snow crab
(Chionoecetes opilio) Fishery in
Newfoundland and Labrador.
Fisheries Research. 109: 107–113.

90

Anda mungkin juga menyukai