Anda di halaman 1dari 3

M EDIA I NDUSTRI KREATIF DAN INOVASI

M AJALAH

NNO ION INDONESIA

ISSN 20a5-4gOO

.ll!|ftl}ltullllul$filjI 5 20lOlHarga Rp 24.900


l

ACAH
urita merupakan bisnis baru dalam dunia
perikanan lndonesia. Permintaan gurita
atau cephalopoda di kalangan masyarakat
lndonesia dari tahun ketahun mengalami peningkatan.
lingginya protein dan rendahnya kolesterol merupakan
keunggulan komparatif yang terkandung pada ikan ini.
Teknik penangkapan gurita di dunia perikanan sendiri ALAT PAI{CII{G
masih menggunakan sarana atau alat tangkap yang masih
konvensional, sepetti cl ay pofs (kendi tanah liat), tombak, GURITA
dantrap (perangkap). Umumnya nelayan lndonesia hanya
menggunakan tombak dan perangkap sebagai alat utama
menangkap gurita. Kedua alattangkap ini mempunyai
ELEKTROI{IK
kekurangan yang didasarkan pada waktu penangkapan gurita,
Untuk mengatasi kelemahan tersebut di atas maka
dimensi alat tangkap, jumlah hasil tangkapan, dan lokasi
dibuatlah alat pancing gurita buatan yang didasarkan pada
penangkapan.
kriteria sebagai berikut:
Di bawah ini penjelasan tentang kelemahan-kelemahan
> Waktu penggunaan flekibel (bisa digunakan siang
dari kedua alat tersebut, yaitu:
dan malam hari).
Waktu penangkapan gurita untuk alat tangkap tombak )) Praktis dalam penggunaan dan efisien dalam ruang.
dan perangkap tidakfleksibel. Karena kedua alat ini > Jumlah hasil tangkapan lebih banyak dan selektif.
hanya digunakan siang hari. ) Ramah lingkungan.
Kedua alat tersebut tidak leluasa dibawa ke mana-
Sang inventor adalah Agus Cahyadi, M.Si, yang merupakan
mana (tidakportoble) dan membutuhkan ruang luas
peneliti di Kementrian Kelautan dan perikanan. Alat ini bernama
untuk menempatkannya di atas kapal.
?CAHi Alat Pancing Gurita Elektronik dengan nomor paten:
Jumlah hasil tangkapan gurita untuk kedua alat
lD 50001010. Alat ini bertujuan untuk memudahkan nelayan
tersebut tidak banyak dan tidak selektif. Terkadang
menangkap gurita tanpa harus merusakterumbu karang dan
pada hasil tangkapannya ditemukan biota lain, seperti
ekosistem laut lainnya.
kepiting dan udang.
Untuk membuat perangkap gurita. dibutuhkan
Dukungan RAMP lndonesia
material lebih banyak Di satu sisi, biaya operasional
1. Pembuatan Prototipe Alat Pancing Gurita
nelayan cukup tinggi, khususnya bagi nelayan gurita
Prototipe alat pancing gurita dibuat dalam dua jenis
yang menggunakan tombak. Contohnya adalah
model, yaitu 5 buah model abu-abu dan 50 model merah.
penggunaan Kompresor. Kompresor merupakan
Masing-masing model ini sudah diuji coba efektifitas kinerjanya
alat bantu memproduki okigen saat nelayan
terhadap gurita. Hasilnya model abu-abu mengalami revisi
menyelam pada kedalaman tertentu. Semakin lama
desain. Sementara model merah memasuki tahap akhir, karena
nelayan menyelam maka kebutuhan akan bahan bakar
ketika diujicobakan di Iaut Pelabuhan Ratu, Ciwaru, diperoleh
minyak (BBM) juga lebih banyak.
hasil tangkapan gurita dalam waktu I jam. Dari percobaan

76 INNOVATION INDONESIA OO6/JULI.AGUsTU5 201 O


pancing ACAH terkena gurita. Jika gurita berada di lubang terumbu
karang, ACAH tidak direkomendasikan berada dekat atau di
sekitar terumbu karang. Karena dapat mengakibatkan gurita yang
tertangkap oleh alat ini berusaha melarikan diri masuk menuju
lubang terumbu karang untuk melepaskan diri. Jika terjadi hal
demikian, maka alat ini akan tersangkut di karang dan akhirnya
salah satu bagian dari alat ini rusak bahkan terumbu karang pun
ikut rusak. Sehingga jarak jangkuan yang direkomendasikan adalah
20 meter dari daerah terumbu karang.
Agus Cahyadi,l,ll.Si (lnventor Alat pancing Gurita, ACAH)

3. lnkubasi Bisnis

awal ini, maika inventormencoba untuk langsung membuat 50 Tahap lnkubasi Bisnis merupakan tahapan komersialisasi
invensi. Diawali dengan pendirian badan usaha, baik berupa pT
buah model merah unruk diuji coba di lautWakatobi. Hasil uji
cobanya sangat menggembirakan bahwa dalam waktu 45 menit,
ataupun CV sebagai wadah pelakanaan bisnis berbasis teknologi

tertangkap 5 ekor gurita dengan berat rata-rata


inovatil produksi dan pemasaran skala terbatas, sampai produksi
1 kg.
massal dan pemasaran dalam skala lebih luas. RAMp lndonesia
melakukan pendampingan, dalam hal ini lebih merupakan
2. Pengujian ACAH di Lapangan
pendampingan usaha agar teknologi yang dihasilkan dapat
Pengujian ACAH di lapangan bertujuan untuk memenuhi
standar dan peraturan yang disyaratkan untuk komersialisasi diaplikasikan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat serta

invensi, sehingga hasil tangkapan gurita dapat optimal. Terdapat dapat bersaing di pasaran (komersil).

3 (tiga) persyaratan teknis, yaitu: Dalam pendampingan ini banyak dilakukan berbagai

> kegiatan dan melibatkan ahli-ahli bisnis dari berbagai disiplin


Subyek pengguna alat pancing gurita baik perorangan,
ilmu, mulai dari perencanaan usaha, manajemen produksi,
kelompok maupun yang dioperasikan oleh mesin
penggerak secara otomatis. strategi promosi dan pemasaran, manajemen keuangan, termasuk

> Penentuan daerah penangkapan gurita. Daerah yang


manajemen sumber daya manusia. Juga dilakukan pelatihan-
pelatihan bisnis bagi inovator secara regular dengan menghadirkan
banyak disukai gurita pada umumnya di terumbu
narasumber-narasumber yang kompeten di bidangnya, dan materi-
karang dan di subfrar berpasir.
) Metode pengoperasian alat pancing gurita ACAH
materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan.
lnformasi mengenai RAMP lndonesia dapat dilihat diwebsite:
dengan menenggelamkannya dengan perlahan dan
www. ra m p -i n d o n e si a. o rg atau www.i n ote k.o r.i d
tidak menyentuh subtrof dasar laut
ACAH juga dapat dioperasikan secara hanyut. ACAH
ditambatkan pada pelampung yang dibiarkan hanyut mengikuti
arus laut. Diusahakan ACAH sampai ke dasar perairan. Apabila
pelampungnya berhenti dan terlihat turun naik, menandakan

@s*r*
rFr:'BHrsrA
*tc'*trr"*t!{0xEt?'Bris?r!6*tx
INTTEK
y&yA$AHrf{g;;T'Xr.r.icsrrNn'HEsrA

IN NOVATION INDONESIA OO6/JU LI-AGUSTUS 201 O 77

Anda mungkin juga menyukai