1. LINGKUP KERJA........................................................................................................2
2. MANAJEMEN KONSTRUKSI.......................................................................................2
2.1. Umum............................................................................................................2
2.2. Koordinasi Proyek..........................................................................................3
2.3. Prosedure Pekerjaan......................................................................................3
2.4. Manajemen Health, Safety and Environment (HSE)........................................3
2.4.1. Lingkup.................................................................................................3
2.4.2. Pengorganisasian.................................................................................3
2.4.3. Pendidikan Keselamatan Kerja dilapangan........................................4
2.4.4. Kesadaran Lingkungan.........................................................................4
2.5. Organisasi Proyek...........................................................................................4
3. PEKERJAAN PERSIAPAN............................................................................................4
3.1. Pekerjaan Persiapan dilapangan.....................................................................4
3.2. Ukuran Acuan Tinggi dan Ukuran Pokok.........................................................5
3.3. Pekerjaan Perijinan........................................................................................5
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI.................................................................5
4.1. Pelaksanaan Survei........................................................................................5
4.2. Pekerjaan Papan Bouwplank..........................................................................5
4.2.1. Pekerjaan Tanah..................................................................................6
4.2.2. Pekerjaan Pondasi...............................................................................6
4.2.3. Pekerjaan Struktur Beton....................................................................8
4.2.4. Pekerjaan Pengurugan Halaman Paving.............................................8
4.3. Kontrol Kemajuan Fisik Pekerjaan..................................................................8
1. LINGKUP KERJA
Dalam melaksanakan Pekerjaan Proyek ini dibagi dalam 5 (Lima) Pekerjaan adalah sebagai berikut:
1) Pekerjaan Umum
2) Pekerjaan Tanah
3) Pekerjaan Struktur
2. MANAJEMEN KONSTRUKSI
2.1. Umum
Sasaran dari manajemen konstruksi ini adalah menyelesaikan pekerjaan konstruksi ini dengan baik atas
dasar kepuasan client dengan menekankan pada aspek:
o Kualitas
o Keselamatan
o Garansi
o Penyelesaian pekerjaan sesuai jadwal
o Kepuasan Pelanggan
Setelah kontrak, Pelaksana akan menentukan dan melaksanakan beberapa rencana, seperti :
o Perencanaan mobilisasi personnel dan alat kerja
o Pemberian tugas pada personnel
o Merencanakan aktivitas selama 30 hari dan 120 hari ke depan
o Detail prosedur konstruksi
o Pekerjaan Pemasangan Papan Nama
2.2. Koordinasi Proyek
Kontraktor akan mengorganisir dan mengatur pekerjaan baik itu di kantor pusat maupun di kantor
lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini.
Manager Proyek yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan proyek akan berhubungan dengan
Client untuk menyelesaikan hal-hal utama yang berkenaan dengan pekerjaan konstruksi.
Manager konstruksi bertugas di kantor lapangan dan mengkoordinasikan aktifitas konstruski sehari-hari,
serta melaporkan tentang pekerjaan konstruksi kepada manager proyek.
Manager konstruksi juga berhubungan dengan perwakilan klien yang di tempatkan di kantor lapangan.
2.3. Prosedure Pekerjaan
Prosedure Pekerjaan Mengacu Permen PUPR 2016 dengan melaksanakan project quality plan dan
prosedur pekerjaan termasuk standard-standar dan spesifikasi yang di sampaikan oleh klien.
2.4. Manajemen Health, Safety and Environment (HSE)
2.4.1. Lingkup
o Fungsi utama dari perencanaan HSE ini adalah untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja yang
mengakibatkan cederanya pekerja dan orang sekitar pekerja serta rusaknya peralatan. Melindungi
lingkungan dari segala polusi di area sekitar tempat pekerjaan berlangsung.
o Prosedur ini juga meliputi peraturan dan program keselamatan kerja yang meliputi pekerja, alat-alat
pekerja dan peralatan konstruksi yang dipergunakan selama bekerja.
o Prosedur HSE yang di buat dalam dokumen terpisah akan dilaksanakan selama pekerjaan
berlangsung.
o Sebagai tambahan, pekerjaan konstruksi juga harus mangacu pada dokumen keselamatan kerja dan
peraturan yang dikeluarkan oleh klien. Selama pekerjaan berlangsung Kontraktor juga mengacu pada
Peraturan Keselamatan Kerja yang ditentukan oleh hukum Indonesia.
2.4.2. Pengorganisasian
o Umum
Program dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja akan dikembangkan secara lebih detail
dalam dokumen prosedur terpisah dan mengacu pada program yang telah ada.
o Safety Meeting
Kontraktor akan mengadakan safety meeting setiap 1 minggu sekali dan juga apabila diperlukan
melakukan safety meeting secara mendadak untuk mendiskusikan hal-hal yang menyangkut
kesehatan dan keseleamatan kerja, kondisi-kondisi yang berbahaya, cara menanggulangi dan tindak
lanjut agar kecelakaan kerja tersebut tidak terulangi.
o Pemeriksaan Harian
Setiap safetyman melakukan patroli keliling area pekerjaan untuk mencari kondisi pekerjaan yang
tidak aman.
2.4.3. Pendidikan Keselamatan Kerja dilapangan
o Untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas pekerjaan di lapangan sesuai dengan Perencanaan dan
Prosedur Keselamatan Kerja maka harus dilakukan pengarahan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja kepada semua pekerja konstruksi.
o Safety talk akan dlakukan di lapangan setiap hari Senin di koordinir oleh Pelaksana / Safety Officer
dan dihadiri oleh seluruh pekerja termasuk Manager Lapangan dan Supervisor. Hal-hal yang
dibicarakan adalah hal yang penting dan utama tentang keselamatan kerja. Safety talk maksimum
berlangsung selama ½ jam.
o Sebuah Papan Pengumuman Keselamatan kerja dipasang di area yang strategis dan berisi informasi
tentang jumlah pekerja, jam kerja yang sudah dilakukan dan jam kerja yang bebas dari kecelakaan
kerja.
2.4.4. Kesadaran Lingkungan
Kontraktor akan meletakan kesadaran lingkungan sebagai prioritas tinggi. Selama pekerjaan berlangsung,
safety officer akan mengkoordinir pengawasan pekerjaan dan mengevaluasi dampak pekerjaan terhadap
lingkungan.
2.5. Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek untuk pelaksana meliputi:
o Project Manajement
o Project Site Manager
o Pelaksana
o Quality Control
o HSE
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Pekerjaan Persiapan dilapangan
a. Sebelum rekanan ( penyedia jasa ) mengadakan persiapaan dilokasi, sebelumnya harus memenuhi
prosedur tentang tata cara perijinan untuk memulai dengan persiapan – persiapan pembangunan
kepada Pemberi tugas yang bersangkutan, terutama tentang dimana harus membangun bangunan
sementara ( bouwkeet ), Direksi Keet, penempatan bahan – bahan bangunan, jalan masuk dan
sebagainya.
b. Pada saat memulai pekerjaan persiapan dan pengukuran Direksi Keet sudah harus tersedia dan mulai
aktif digunakan untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Melakukan Cek bersama dengan pengukuran menggunakan alat survey sebagai dasar untuk
membuat MC-0.
d. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap – tiap bagian akan dilaksanakan,
diharuskan mendapatkan ijin tertulis dari Pemilik Proyek / Pemilik Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
bahan lainnya yang mengganggu, menebang pohon–pohon dan mencabut akarnya serta
membuangnya ketempat sesuai petunjuk Pemilik Proyek / Pemilik Pekerjaan / Pengawas
lapangan.
2. Pekerjaan Cut & Fill
a. Pekerjaan Cut / Pengupasan Tanah.
1. Sebelum Cut dilaksanakan terlebih dulu top soil harus telah dikupas. Dalam pelaksanaan
pekerjaan cut, penyedia jasa harus memperhatikan peil–peil tanah yang dikehendaki /
sesuai detail pengolahan tanah.
2. Pembentukan dan penyelesaian harus mengikuti bentuk / kemiringan yang cukup untuk
aliran air. Adanya genangan air diatas tanah tidak diperkenankan.
3. Kelebihan galian tanah dari yang telah ditetapkan tidak diadakan biaya tambahan, dan
apabila kelebihan galian ini membahayakan kontruksi maka penyedia jasa wajib
memperbaikinya atas biaya sendiri.
4. Semua galian atas kehendak penyedia jasa untuk maksud–maksud yang tidak tercantum
dalam kontrak harus ditutup dan dipadatkan kembali.
5. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan ukuran dalam gambar, sampai tanah keras,
apabila diperlukan untuk memadatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus
dipadatkan / ditumbuk
6. Jika Galian melebihi batas kedalaman, penyedia jasa harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
7. Hasil Galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkut langsung ketempat yang
direncanakan yang disetujui Direksi, sedangkan hasil galian yang tidak dapat dipakai untuk
penimbunan harus disingkirkan ketempat yang disetujui Pemilik Proyek / Pemilik
Pekerjaan / Pengawas Lapangan.