Anda di halaman 1dari 87

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN KONSTRUKSI

PEKERJAAN
REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA
MADRASAH PROVINSI RIAU 1

LOKASI
KAB. KAMPAR, KAB. INDRAGIRI HILIR
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PRASARANA STRATEGIS

SATUAN KERJA
PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
PROVINSI RIAU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT
SUMBER DANA APBN

TAHUN ANGGARAN 2023-2024


1
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
URAIAN PENDAHULUAN
Kementerian : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Unit Organisasi : Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Prov. Riau
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau
Program : Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Madrasah
Pekerjaan : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah
Provinsi Riau 1
Lokasi Kegiatan : Provinsi Riau

1. PENDAHULUAN
1.1 Umum
1.1.1 Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14
September 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Pasal 20 Point (1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021
Pasal 174, komponen biaya pembangunan Bangunan Gedung Negara
meliputi :
a. Biaya perencanaan teknis;
b. Biaya pelaksanaan konstruksi fisik;
c. Biaya pengawasan teknis; dan
d. Biaya pengelolaan kegiatan

1.1.2 Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap perwujudan dokumen


perencanaan menjadi bangunan gedung yang siap dimanfaatkan.

1.1.3 Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1.1.2 berupa


kegiatan :
a. Pembangunan baru;
b. Perluasan;
c. Lanjutan pembangunan bangunan gedung yang belum selesai;
d. Pembangunan dalam rangka perawatan (rehabilitasi, renovasi, dan
restorasi) termasuk perbaikan sebagian atau seluruh bangunan
gedung; dan atau
e. Pembangunan BGN terintegrasi.

1.1.4 Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasan teknis oleh


penyedia jasa pengawasan konstruksi atau penyedia jasa manajemen
konstruksi, dan pengawasan berkala oleh penyedia jasa perencanaan
konstruksi.

1.1.5 Pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh penyedia jasa pelaksanaan


konstruksi berdasarkan :
a. Surat perjanjian pelaksanaan pekerjaan konstruksi atau
pemborongan dan lampiran beserta perubahannya; dan
b. Standar Mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMKK) dan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Manajemen Resiko).

1.1.6 Secara Kontraktual, Kontraktor Pelaksana Konstruksi bertanggungjawab


kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Dalam kegiatan operasionalnya,
Kontraktor Pelaksana mendapatkan bantuan bimbingan teknis dan
administrasi dalam menentukan arah pekerjaan
pengendalian/pengawasan dari Konsultan Pengawasan Teknis /
Manajemen Konstruksi yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

2
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
1.2 Dasar Hukum
Pelaksanaan proses pembangunan pekerjaan harus memenuhi peraturan
dan ketentuan yang berlaku, baik di Pusat maupun Daerah, antara lain :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2016 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang
Arsitek;
9. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
10. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
11. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
12. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan,
Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi,
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
13. Peraturan Menteri Peraturan Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11
Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21
Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau;
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01
Tahun 2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8
Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan Sertifikat Standar
Jasa Konstruksi dalam Rangka Mendukung Kemudahan Perizinan Berusaha
Bagi Pelaku Usaha Jasa Konstruksi;

3
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
20. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02
Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05 Tahun 2016 tentang Izin
Mendirikan Bangunan Gedung;
21. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19
Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan Gedung
dan Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung Melalui Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14
Tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung;
23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19
Tahun 2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
24. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22
Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 27 Tahun 2018 tentang Sertifikat Laik
Fungsi Bangunan Gedung;
26. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
27. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22
Tahun 2021 tentang Pendataan Bangunan Gedung;
28. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 07
Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan
Konstruksi;
29. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 09
Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan;
30. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18
Tahun 2021 tentang Standar Pembongkaran Bangunan Gedung;
31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 7
Tahun 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan
Konstruksi;
32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1
Tahun 2023 tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi yang Dilaksanakan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten,
dan Kota;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 08
Tahun 2019 tentang Pedoman Pelayanan Perizinan Usaha Jasa Konstruksi
Nasional;
34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Air Hujan Pada Bangunan Gedung dan
Persilnya;
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;
36. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
37. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 713
Tahun 2022 tentang Penetapan Besaran Biaya Sertifikasi Kompetensi Kerja
Konstruksi dan Sertifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi yang dilaksanakan
oleh Lembaga Sertifikasi Bidang Jasa Konstruksi;
38. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 524
Tahun 2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;

4
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
39. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 Tahun 2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan;
40. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;
41. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02
Tahun 2022 tentang Larangan Penggunaan Kendaraan Berdimensi Lebih
dan/atau Bermuatan Lebih pada Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
42. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01
Tahun 2022 tentang Proses Penetapan Pemenang pada Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
43. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04
Tahun 2020 tentang Penggunaan Semen Non Ordinary Portland Cement
pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
44. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02
Tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
45. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun
2022 tentang Strategi Pencegahan Risiko Penyimpangan dalam Proses
Pengadaan Barang/Jasa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Tahun 2022-2024;
46. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2
Tahun 2023 tentang Pengendalian Penggunaan Barang Impor dan/atau
Tenaga Kerja Asing pada Penyediaan Infrastruktur di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Pola Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha;
47. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12
Tahun 2022 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Pendapat Kontrak
Kerja Konstruksi yang Bersifat Kompleks dan Pekerjaan Konstruksi
Terintegrasi Rancang dan Bangun di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
48. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13
Tahun 2019 tentang Penggunaan Baja Tulangan Beton Sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
49. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11
Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi;
50. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15
Tahun 2019 tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
51. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2022 tentang Panduan Operasional Tertib Penyelenggaraan
Keselamatan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
52. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 17
Tahun 2022 tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan
Penunjukan Langsung Permintaan Berulang (Repeat Order) dalam
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
53. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01
Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Bangunan Gedung
Hijau;
54. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Surat Edaran Menteri Pekerjaan

5
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 03 Tahun 2022 tentang Pedoman
Perpanjangan Masa Berlaku Sertifikat Keahlian Kerja dan Sertifikat
Keterampilan Kerja Bidang Jasa Konstruksi Serta Proses Sertifikasi
Kompetensi Kerja;
55. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04
Tahun 2022 tentang Tertib Pelaksanaan Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
56. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Tertib Evaluasi Kewajaran
Harga pada Tender Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat;
57. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18
Tahun 2021 tentang Pedoman Operasional Tertib Penyelenggaraan
Persiapan Pemilihan untuk Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
58. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21
Tahun 2021 tentang Tata Cara Pemenuhan Persyaratan Perizinan
Berusaha, Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi, dan
Pemberlakuan Sertifikat Badan Usaha serta Sertifikat Kompetensi Kerja
Konstruksi;
59. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 17
Tahun 2021 tentang Mekanisme Pembayaran Pengadaan Jasa Konstruksi
dalam Penanganan Keadaan Darurat di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
60. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10
Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengajuan Lisensi Lembaga Sertifikasi
Badan Usaha, Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi, dan Sertifikasi Badan
Usaha;
61. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Surat Edaran Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 30 Tahun 2020 tentang Transisi
Layanan Sertifikasi Badan Usaha dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Jasa
Konstruksi;
62. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22
Tahun 2020 tentang Persyaratan Pemilihan dan Evaluasi Dokumen
Penawaran Pengadaan Jasa Konstruksi sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2022 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia;
63. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 18
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru
(New Normal) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
64. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 17
Tahun 2020 tentang Penambahan Persyaratan dalam Pelaksanaan Paket
Tender pada Satu Kesatuan Pekerjaan;
65. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 23
Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemagangan bagi Calon
Tenaga Kerja Konstruksi pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
66. Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor 47 Tahun 2020
tentang Petunjuk Teknis Standardisasi Desain dan Penilaian Kerusakan
Sekolah dan Madrasah;
67. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia;
68. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971;
69. SNI 2847-2019 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung;

6
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
70. SNI 1729-2000 tentang Spesifikasi Bangunan Gedung Baja Struktural;
71. SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung;
72. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung;
73. SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung;
74. SNI 8153-2015 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing;
75. SNI 0225-5-512:2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2020;
76. Peraturan-Peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);
77. Standar Teknis, Standar Profesi, SNI dan Peraturan Terkait.

1.3 Dasar Pelaksanaan


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyelenggarakan fungsi :
perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan
sumber daya air, penyelenggaraan jalan, penyelenggaraan sistem penyediaan
air minum, pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase lingkungan,
dan pengelolaan persampahan, penataan bangunan gedung, pengembangan
kawasan permukiman, pengembangan sarana prasarana strategis,
penyelenggaraan perumahan, pelaksanaan pembiayaan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan, serta pembinaan jasa konstruksi. Dalam hal ini
Kementerian PUPR turut serta mendukung percepatan pembangunan prasarana
infrastruktur pendidikan.

Pelaksanaan penugasan dalam Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2020


meliputi perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pasca pelaksanaan
konstruksi dengan kriteria proyek pembangunan yang ditentukan oleh
Kementerian PUPR yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah TA. 2023.
Pendanaan pembangunan ini bersumber dari Anggaran Belanja Kementerian
PUPR TA. 2023, untuk pembangunan fisik prasarana dan infrastruktur.
Nantinya saat pelaksanaan penugasan, Menteri PUPR berkewajiban untuk
menyampaikan laporan secara berkala kepada Presiden. Pada akhirnya Barang
Milik Negara yang telah dibangun oleh Kementerian PUPR ini akan diserahkan
kepada Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah daerah yang berwenang.

Pembangunan Sarana Prasarana yang semula dilaksanakan di bawah


naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), Kementerian Agama, dan
Kementerian Perdagangan, akan dilanjutkan implementasinya oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada TA. 2019-
2023. Dukungan Kementerian PUPR tersebut meliputi :
a. Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah Negeri yang rusak berat dan rusak
sedang;
b. Renovasi Madrasah Negeri yang rusak berat dan rusak sedang;
c. Penyelesaian Pembangunan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Negeri
yang terhenti;
d. Penyelesaian Pembangunan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam yang terhenti;
e. Pembangunan Pasar Induk;
f. Renovasi Pasar Pasca Kebakaran; dan
g. Pembangunan Pasar di Daerah Terpencil.

Kementerian PUPR bermaksud melakukan upaya percepatan Pembangunan


/ Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan dan Pasar dalam upaya untuk
meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Atas maksud tersebut di atas dengan
memperhatikan kondisi di lapangan, maka upaya yang dilakukan agar kegiatan

7
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan bermanfaat bagi masyarakat
adalah dengan terlebih dahulu melakukan proses identifikasi, verifikasi
lapangan penyiapan pengorganisasian, penyiapan desain dan konstruksi.

Skema penanganan sekolah/madrasah melalui Kementerian PUPR, yaitu :


a. Penilaian tingkat kerusakan bangunan, minimal terdapat 1 (satu) ruang
kelas rusak berat;
b. Renovasi ruang kelas;
c. Renovasi ruang guru, perpustakaan, dan ruang pendukung lainnya;
d. Renovasi toilet dan penyediaan air bersih;
e. Penataan lapangan upacara (dapat dimanfaatkan untuk lapangan olahraga;
f. Renovasi / pembuatan pagar sekolah.

Secara kontraktual Kontraktor Pelaksana konstruksi bertanggung jawab


kepada Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau melalui
Pejabat Pembuat Komitmen Prasarana Strategis.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


2.1 Maksud Kerangka Acuan Kerja ini adalah sebagai pedoman dan acuan bagi
penyedia jasa konstruksi sebagai pelaksana konstruksi untuk melakukan
tugasnya dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi Rehabilitasi dan Renovasi
Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1.
2.2 Tujuan dari Spesifikasi Teknis ini adalah agar pelaksana konstruksi dalam
melaksanakan tugasnya memiliki acuan dan arahan, sehingga pekerjaan ini
dapat berjalan dengan baik sesuai aturan dan menghasilkan produk/keluaran
yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah terlaksananya pengadaan dan
terbangunnya Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1.
4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
1. Nama PPK : Prasarana Strategis
2. Nama Pekerjaan : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah
Provinsi Riau 1
3. Lokasi PPK : Jalan Bakti, Ruko Komplek Perumahan Mutiara Asri
Garden, RT.12/RW.12, Kelurahan Sidomulyo Timur,
Kecamatan Marpoyan Damai
4. Sumber Dana : APBN DIPA Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023-2024.

5. SUMBER PENDANAAN
5.1 Biaya Pelaksanaan Konstruksi
1) Untuk pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini, P a g u a n g g a r a n y a n g
disediakan sebesar Rp. 33.328.079.000,00 (Tiga Puluh Tiga Miliar Tiga Ratus
Dua Puluh Delapan Juta Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah) termasuk PPN
11%, dibiayai DIPA Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau
Tahun Anggaran 2023-2024 dan mengikuti pedoman dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 14
September 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 yaitu :
a. Biaya Pelaksanaan Konstruksi merupakan biaya paling banyak yang
digunakan untuk membiayai pelaksanaan konstruksi fisik Bangunan
Gedung Negara.
b. Besarnya biaya Pelaksanaan Konstruksi dibebankan pada biaya untuk
komponen konstruksi fisik kegiatan yang bersangkutan.

8
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
c. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
yang dibuat oleh Satker / PPK Prasarana Strategis dan Kontraktor
Pelaksana Konstruksi.
2) Pembayaran biaya Pelaksanaan Konstruksi dilakukan secara bulanan atau
tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan
fisik di lapangan (termin).
3) Pembayaran biaya Pelaksanaan Konstruksi dilakukan dengan tahapan :
a. Pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah terima pertama (Provisional
Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayarkan paling banyak 95%
(sembilan puluh lima per seratus) dari nilai kontrak; dan
b. Masa Pemeliharaan konstruksi sampai dengan serah terima akhir (Final
Hand Over) pekerjaan konstruksi dibayarkan 5% (lima per seratus) dari
nilai kontrak.
4) Tata cara pembayaran biaya pelaksanaan konstruksi mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan.

5.2 Sumber Biaya


Sumber biaya dari seluruh pekerjaan dibebankan pada DIPA Satker Pelaksanaan
Prasarana Permukiman Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023-2024 Nomor : SP
DIPA-033.05.1.631114/2023, dengan kode akun kegiatan
4253.RBI.003.101.AA.536111. Penandatanganan Kontrak akan dilanjutkan
setelah Readiness Criteria terpenuhi dan tersedianya anggaran di dalam DIPA.

6. LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN


6.1 Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan adalah Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah
Provinsi Riau 1 TA. 2023-2024. Terkait pekerjaan fisiknya meliputi
Rekonstruksi/Renovasi/Rehabilitasi terhadap :
1. Pekerjaan K3;
2. Pekerjaan Sipil, meliputi : Pondasi, Kolom, Balok, dll
3. Pekerjaan Elektrikal, meliputi : Penerangan luar dan dalam bangunan, dll
4. Pekerjaan Plumbing, meliputi : perpipaan air kotor, air bersih, dll
5. Pekerjaan Hardscape / Arsitektural, meliputi : Dinding, Atap, Plafond,
Lantai, dll
6. Pekerjaan Softcape / Arsitektural, meliputi : Pengecatan, Finishing, dll

6.2 Lokasi Kegiatan


Status kepemilikan lahan Sekolah ini merupakan milik Kementerian Agama.
Lokasi kegiatan Pelaksanaan Konstruksi ini berada di 3 (Tiga) lokasi madrasah,
yakni sebagai berikut :
1. MTSN 1 Indragiri Hilir, Jl. M. Saleh Thalha Kh. Mandah, Kec. Mandah,
Kabupaten Indragiri Hilir (NSM : 121114040001, NPSN : 10499020);
2. MAN 2 Indragiri Hilir, Jl. Pendidikan No.113, Kec. Tanah Merah, Kelurahan
Kuala Enok, Kabupaten Indragiri Hilir (NSM : 131114040002, NPSN :
10310992);
3. MTSN 8 Kampar, Jl. Raya Pekanbaru – Bangkinang KM.32, Desa Balam Jaya,
Kec. Tambang, Kabupaten Kampar (NSM : 121114010008, NPSN :
10499135);
Daftar Madrasah diatas dapat berubah (bertambah/berkurang) sesuai kesiapan
Readiness Criteria.

7. LINGKUP PEKERJAAN
7.1 Lingkup Kegiatan
Adapun lingkup pekerjaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Nama Kegiatan : Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi
Madrasah (4253.RBI.003)
2. Nama Pekerjaan : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana
Madrasah Provinsi Riau 1

9
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
3. Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Konstruksi berupa Rekonstruksi,
Rehabilitasi dan Renovasi
4. Pagu Anggaran : Rp. 33.328.079.000,00
5. Sumber Dana : APBN Murni, Satker Pelaksanaan Prasarana
Permukiman Provinsi Riau TA. 2023-2024
6. Lokasi Pekerjaan : Kab. Kampar, Kab. Indragiri Hilir
7. Bidang / Sub Bidang : Sertifikat Badan Usaha (SBU) Klasifikasi
Bangunan Gedung, Subklasifikasi Jasa
Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan
(BG007) – KBLI 2015 atau Konstruksi
Gedung Pendidikan (BG006) – KBLI 2020
8. Kualifikasi : Menengah
9. Jenis Kontrak : Harga Satuan, Multi Years Contract (MYC)
10. Cara Pembayaran : Prestasi Pekerjaan (Termin)
11. Waktu Pelaksanaan : Pekerjaan Fisik : 10 Bulan (300 Hari
Kalender) terhitung sejak terbit SPMK;
Pemeliharaan : 180 Hari Kalender;
12. Uraian Pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan (Pembongkaran)
2. Pekerjaan Struktur RKB, WC Murid, dan WC Guru
3. Pekerjaan Kuda-Kuda RKB
4. Pekerjaan Pasangan Dinding, Plesteran, Keramik
5. Pekerjaan Kusen Pintu Jendela
6. Pekerjaan Pasangan Atap
7. Pekerjaan Lantai
8. Pekerjaan Pemasangan Instalasi Listrik
9. Pekerjaan Plafond
10. Pekerjaan Pengecatan
11. Pekerjaan Sanitasi
12. Pekerjaan Parkiran Sekolah + Lapangan Upacara
13. Pekerjaan Tangki (Tower + Tangki Air Bersih + Sumur Bor)
14. Pekerjaan Pagar Sekolah
15. Pekerjaan Lain-Lain (Bak Sampah, Gorong-Gorong)
NB : Uraian Pekerjaan diatas bersifat umum, untuk lebih detail bisa dilihat pada
Item Pekerjaan yang ada pada BOQ dan Rencana Kerja dan Syarat.

Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi Pada Tahap Pemeliharaan/Perawatan :


1. Pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan
menjaga keandalan konstruksi bangunan gedung melalui pemeriksaan hasil
pelaksanaan konstruksi setelah serah terima pertama (Provisional Hand
Over).
2. Dalam pemeliharaan pekerjaan konstruksi, penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan yang
terjadi selama masa konstruksi.
3. Pemeliharaan bangunan merupakan usaha mempertahankan kondisi
bangunan dan upaya untuk menghindari kerusakan komponen atau elemen
bangunan agar tetap memenuhi persyaratan laik fungsi.
4. Perawatan bangunan merupakan usaha memperbaiki kerusakan yang
terjadi agar bangunan dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
5. Pemeliharaan dan/atau perawatan Bangunan Gedung Negara dilaksanakan
dengan mempertimbangkan :
a. Umur bangunan;
b. Penyusutan; dan/atau
c. Kerusakan bangunan.
6. Kerusakan bangunan digolongkan atas tiga tingkat kerusakan, yaitu :
a. Kerusakan ringan;
b. Kerusakan sedang; dan
c. Kerusakan berat.

10
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
7. Kerusakan ringan merupakan kerusakan terutama pada komponen
nonstruktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan
dinding pengisi.
8. Kerusakan sedang merupakan kerusakan pada sebagian komponen non-
struktural, dan/atau komponen struktural, seperti struktur atap dan lantai.
9. Kerusakan berat merupakan kerusakan pada sebagian besar komponen
bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah
diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
10. Besarnya biaya pemeliharaan tergantung pada fungsi dan klasifikasi
bangunan gedung dan dihitung berdasarkan per m2 (meter persegi)
bangunan gedung.
11. Biaya pemeliharaan ditetapkan paling banyak 2% (dua per seratus) dari
harga standar per m2 (meter persegi) tertinggi tahun berjalan.
12. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi
Bangunan Gedung Negara, masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi paling
sedikit 6 (enam) bulan terhitung sejak serah terima pertama ( Provisional
Hand Over) pekerjaan konstruksi.
13. Masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi diakhiri dengan serah terima
akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi yang dilampiri dengan berita
acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan konstruksi.

Pasca Konstruksi
a. Tahapan pembangunan diikuti dengan kegiatan pasca konstruksi;
b. Barang milik negara merupakan barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah;
c. Penetapan status Bangunan Gedung Negara sebagai barang milik negara
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang barang milik negara atau daerah.

7.2 Kriteria
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini adalah Kontraktor Pelaksana
Konstruksi harus memperhatikan persyaratan – persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan pelaksanaan Konstruksi harus dilaksanakan
secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah
ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Persyaratan Obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan
kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.
3. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik,
baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus
dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi sebagai Pelaksana
Konstruksi.
4. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan,
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini selama 10 (Sepuluh) Bulan atau
300 (Tiga Ratus) Hari Kalender dengan sistem Kontrak Multi Years (MYC), terhitung
sejak terbit SPMK. Secara tanggung jawab Kontraktor Pelaksana Konstruksi
melaksanakan tugas sampai dengan serah terima II (FHO) pekerjaan pelaksanaan
Konstruksi.

11
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
9. SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, segala yang menyangkut permasalahan
persyaratan bahan, pengujian, cara pengukuran untuk pembayaran, dll diatur dalam
Spesifikasi Teknis. Adapun spesifikasi teknis yang digunakan adalah mengacu kepada
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS pelaksanaan pekerjaan dan ketentuan lainnya
terlampir).
Ketentuan Penggunaan Peralatan Yang Diperlukan :
1. Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan nantinya harus disesuaikan
dengan kebutuhan pekerjaan, dan harus sesuai dengan standarisasi keselamatan
kerja;
2. Penggunaan peralatan untuk item-item pekerjaan khusus harus diketahui dan
disetujui oleh pengawas lapangan dan pemberi tugas;
3. Perletakan dan penyimpanan peralatan harus rapi sehingga tidak mengganggu
di area pekerjaan;
4. Keamanan semua peralatan menjadi tanggung jawab pihak pelaksana
(kontraktor);

Ketentuan Penggunaan Tenaga Kerja :


1. Tenaga kerja yang digunakan harus mempunyai keahlian dan tanggung jawab
disetiap bidangnya;
2. Setiap tenaga kerja harus melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standarisasi
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan;
3. Penggunaan tenaga kerja lokal oleh pelaksana harus lebih diperhatikan agar
terdapat keseimbangan jumlah tenaga kerja lokal dengan jumlah tenaga kerja non
lokal.
4. Penggunaan tenaga kerja konstruksi, memuat kewajiban mempekerjakan tenaga
kerja konstruksi bersertifikat.
Metode Kerja / Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan :
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor / pelaksana lapangan harus
menyerahkan hal-hal sebagai berikut :
1. Memberikan contoh bahan yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas lapangan dan Pemberi Tugas;
2. Membuat gambar shop drawing pada setiap pekerjaan sebelum dilaksanakan
dilapangan dan harus mendapat persetujuan dari Pengawas lapangan dan
Pemberi Tugas.
3. Membuat gambar asbuilt drawing setelah pekerjaan selesai dan diketahui oleh
Pengawas lapangan dan Pemberi Tugas.
4. Membuat foto dokumentasi pada setiap item pekerjaan agar lebih memudahkan
pengontrolan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :


Kontraktor pelaksana wajib membuat jadwal pelaksanaan kegiatan pekerjaan dan
personil yang terlibat serta mendokumentasikan timesheet pekerjaan. Pelaksanaan
kegiatan selama periode tersebut harus memenuhi hal-hal dibawah ini :
1. Sebelum pekerjaan ini dimulai, maka Pelaksana/Penyedia Jasa wajib membuat
jadwal pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, bobot
pekerjaan, dan grafik hasil pekerjaan, jadwal pengadaan dan penggunaan bahan
serta tenaga kerja secara terperinci.
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana/Penyedia Jasa harus membuat Rencana
Kerja Harian, Mingguan, dan Bulanan yang diketahui/disetujui oleh Koordinator
Proyek/Pengawas Lapangan dan daftar yang memuat pemasukan bahan dan
peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen dan Pelaksana Teknis Kegiatan serta Koordinator
Proyek/Pengawas Lapangan.

12
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
4. Rencana Kerja (Time Schedule) harus sudah selesai dibuat oleh Pelaksana/Penyedia
Jasa paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) diterima.
5. Pelaksana/Penyedia Jasa harus memberikan Rencana Kerja (Time Schedule)
sebanyak 4 (empat) lembar kepada Koordinator Proyek/Pengawas dan 1 (satu)
lembar harus dipasang pada dinding bangsal kerja.
6. Koordinator Proyek/Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan
Pelaksana/Penyedia Jasa berdasarkan Rencana Kerja (Time Schedule) yang ada.

Ketentuan Gambar Kerja Maupun Gambar Detail Pekerjaan dengan mengacu pada
pekerjaan yang telah dilaksanakan :
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan, pelaksana (kontraktor) harus
membuat gambar shop drawing setiap item pekerjaan baik gambar secara umum
maupun gambar detail pekerjaan dengan mengacu pada gambar bestek dan
kondisi di lapangan;
2. Setelah selesai dilaksanakannya pekerjaan, pelaksana kontraktor harus membuat
gambar asbuilt drawing pekerjaan baik gambar secara umum.

Ketentuan Perhitungan Prestasi Pekerjaan Untuk Pembayaran :


Perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran dilakukan pada setiap akan
pembayaran (termin) dengan mengacu pada hasil kerja yang telah dilakukan oleh
pelaksana (kontraktor) dilapangan dengan membuat berita acara pemeriksaan
pekerjaan untuk pembayaran (termin) dan dilampiri laporan mingguan terakhir
pada waktu akan termin yang disetujui oleh pengawas lapangan serta pemberi
tugas dan melampirkan foto dokumentasi pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Ketentuan Mengenai Penerapan Manajemen K3 Konstruksi :


Dalam pelaksanaan pekerjaan, perusahaan wajib menerapkan manajemen K3 sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah yakni Permen PUPR Nomor
10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan :


Pelaksanaan rehabilitasi dan renovasi sekolah pada paket pekerjaan ini dapat
mencakup beberapa pekerjaan yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pengkoordinasian dan mempersiapkan format-
format pengendalian evaluasi pelaksanaan rehabilitasi antara lain :
a. Pekerjaan pembongkaran;
b. Gudang untuk menyimpan bahan material dan peralatan kerja;
c. Tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan persiapan dan perakitan
komponen-komponen bangunan;
d. Fasilitas air bersih (disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi/kondisi
setempat);
e. Mengadakan dokumentasi pekerjaan mulai tahap awal sampai akhir.

2. Pekerjaan Pondasi
Apabila pondasi terdahulu diketahui tidak mampu menyangga struktur atas
bangunan yang tahan gempa maka harus dilakukan perbaikan/peningkatan
kekuatan pondasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan sepatu atau
pondasi beton (foot plate) pada bagian-bagian tertentu yang diperlukan yaitu pada
setiap bagian struktur kolom.

3. Pekerjaan Dinding
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada daerah
tertentu dimungkinkan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat di sekitar lokasi
yang akan dikerjakan, misalnya dari papan kayu atau bahan yang lainnya. Pada
dasarnya apapun bahan/material yang digunakan untuk pembuatan dinding

13
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
semaksimal mungkin dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna
ruang tersebut. Di samping itu karena bangunan tersebut digunakan untuk
kegiatan belajar, hendaknya diupayakan dinding dapat meredam suara sehingga
tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu aktivitas pada masing-
masing ruang kelas.

4. Dinding Pasangan Bata


Pekerjaan dinding pasangan bata meliputi: pekerjaan pasangan batu bata,
pekerjaan plesteran dan benangan. Pekerjaan pasangan batu bata untuk dinding
disesuaikan dengan kebutuhan.Pekerjaan plesteran meliputi plesteran trasram
(kedap air) pada kaki bangunan atau dinding lainnya yang berhubungan
langsung dengan air, plesteran dinding bata serta benangan sudut tembok dan
sudut beton. Komposisi campuran spesi untuk masing-masing jenis pekerjaan
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, berdasarkan pertimbangan fungsi dan
kekuatan pasangan atau plesteran.

5. Dinding Papan Kayu


Apabila dinding bangunan dibuat dari papan kayu, maka papan–papan kayu
tersebut harus disusun dengan rapi, rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan
rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruang tersebut serta dapat mengurangi
kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masing-masing ruang
kelas tidak saling mengganggu. Jika menggunakan bahan dari kayu, diupayakan
kayu yang kuat dan berkualitas serta dilindungi terhadap hama perusak kayu.
Dalam hal ini banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan cara
pencelupan, pengolesan bahan anti rayap dan sebagainya.

6. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi sloof, kolom, balok dan ring balok dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan teknis yang berlaku dengan mempertimbangkan faktor
keamanan terhadap gempa. Untuk pekerjaan rehabilitasi agar dilakukan
pemeriksaan dan analisis terhadap kemampuan struktur bangunan yang lama
dalam menahan pengaruh gempa.

7. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela


a. Bahan Kayu
Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela meliputi membuat dan memasang
serta pengecatan sesuai bentuk dan ukuran. Jumlah dan tata letak pintu,
jendela dan ventilasi disesuaikan dengan kebutuhan cahaya dan aliran udara
yang baik, yaitu dengan memasang ventilasi silang. Untuk kusen dan daun
pintu/jendela atau ventilasi (angin-angin) dibuat dari kayu yang kuat dan
berkualitas. Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk
daun pintu dan jendela dibuat sambungan lubang dan pen serta dikunci
dengan nagel (pantek/pen) sehingga diperoleh sambungan yang kuat. Dalam
pengerjaannya harus memperhitungkan faktor iklim/cuaca yang dapat
mempengaruhi konstruksi. Untuk memperoleh ikatan yang kuat terhadap
dinding, kusen harus diberi angkur sebanyak yang diperlukan. Semua
pekerjaan kayu yang menempel pada dinding tembok harus dimeni terlebih
dahulu.
b. Bahan UPVC
1) Terbuat dari bahan UPVC (Unplasticised Polyvinyl Chloride), dari produk
dalam negeri warna putih atau dengan kualitas sama yang memenuhi
standar ISO dan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) yang dikeluarkan
oleh Kementerian terkait.
2) Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih
dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
3) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu

14
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi
lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
4) Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Konsultan pengawas.
5) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat dari pekerjaan UPVC serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
6) Konstruksi kusen, daun dan panel UPVC yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
7) Kusen daun dan panel UPVC eksterior memiliki ketahanan terhadap air /
kebocoran air, tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam
interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positip) dalam jangka waktu 15
menit, dengan jumlah air minimum 3,4 lt/m2 min.
8) Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
9) Pekerjaan mesin potong, mesin welding dan lain-lain harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi
yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut : untuk tinggi dan lebar 1
mm, untuk diagonal 2 mm.
10) Accesoris : sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari UPVC,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan UPVC harus ditutup
dan dis, sealant yang dipergunakan memiliki ketahanan yang cukup baik,
angkur-angkur untuk rangka/kusen UPVC terbuat dari steel plate tebal 2-3
mm dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat
bergerak/bergeser dan terikat pada pipa galvanis di dalam UPVC.
11) Bahan finishing : treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.

8. Pekerjaan Atap Kuda-Kuda Baja Ringan (Canai Dingin)


Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kaki kuda-kuda (span atas),
nok samping, rabung atap, reng baja ringan, web kuda-kuda baja ringan, batang
tarik, bracket dan lisplank, serta pemasangan penutup atap. Bahan yang
digunakan adalah sesuai spesifikasi pada RAB dan RKS.

9. Pekerjaan Langit-Langit (Plafond)


Pekerjaan langit-langit meliputi pemasangan rangka dan penutup plafon. Untuk
rangka digunakan rangka hollow ukuran 2x4 cm dan 4x4 cm. Penutup plafon
menggunakan bahan PVC.

10. Pekerjaan Lantai dan Penutup Lantai


Lantai bangunan yang terletak pada permukaan tanah dilapisi penutup lantai dari
keramik. Bagian dalam ruangan dapat digunakan keramik putih polos sedangkan
bagian luar dipilih keramik dof dengan warna lebih gelap. Pemilihan warna
keramik agar dibuat yang serasi dengan warna cat/politur sehingga secara
keseluruhan dapat menampilkan sebuah bangunan yang serasi, indah dan
menarik. Sebelum dipasang keramik, bagian bawah harus diberi urugan pasir dan
dipasang rabat beton atau patahan bata. Pemasangan penutup lantai dilakukan
dengan baik sehingga diperoleh garis nat yang lurus dan permukaan yang rata.
Lantai juga diberi plint keramik yakni keramik khusus yang dipasang pada sudut
dinding bagian bawah pertemuan dengan lantai yang berfungsi untuk kerapian
sudut dan melindungi dinding agar tetap bersih.

11. Pekerjaan Penggantung, Pengunci dan Kaca pada Bangunan Eksisting


Pekerjaan ini meliputi pemasangan engsel, grendel, pengunci untuk pintu dan
jendela, serta hak angin untuk jendela, pemasangan kaca pada daun jendela serta
penyetelan daun pintu dan jendela. Semua bahan yang digunakan minimal harus
memenuhi syarat kekuatan dan awet sehingga dapat menahan beban dan

15
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah
engsel dan jendela dipasang 2 (dua) buah engsel. Pada daun pintu dipasang
pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang
grendel dan hak angin. Kaca yang digunakan harus memiliki permukaan yang
halus dan rata dengan tebal 5mm. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi
sehingga pintu dan jendela berfungsi dengan sempurna.

12. Pekerjaan Instalasi Listrik


Untuk pekerjaan instalasi listrik dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian
tentang instalasi listrik. Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus
memenuhi persyaratan teknis dan semua bahan yang digunakan harus berkualitas
baik sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu yang cukup lama.

13. Pekerjaan Pengecatan/Politur


Pada bangunan rehab, pekerjaan pengecatan/politur meliputi kayu kusen, daun
pintu dan jendela, ventilasi, lisplank dan balok-balok kayu yang nampak serta
pengecatan dinding dan plafon. Penggunaan jenis cat atau politur harus yang
berkualitas baik dengan komposisi warna yang serasi. Untuk memperoleh hasil
yang baik, pengecatan dinding baru dilakukan setelah bidang plesteran dinding
tersebut benar-benar kering dengan terlebih dahulu dilapisi plamir untuk tembok.
Sedangkan pengecatan kayu dilakukan setelah permukaan kayu yang akan dicat
dimeni dan diplamir.

14. Pekerjaan Perapihan


Pekerjaan perapihan merupakan pekerjaan penyempurnaan dan merapikan
pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai dikerjakan namun masih perlu
penyempurnaan. Sebagai contoh misalnya terdapat pintu yang tidak dapat
dibuka/ditutup dengan sempurna, maka perlu disempurnakan, atau terdapat cat
yang belum menutup permukaan bidang secara merata, maka perlu di cat ulang
sehingga diperoleh permukaan bidang cat yang rata, dan sebagainya.

(14 Point diatas bersifat umum dan dapat disesuaikan dengan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat/RKS /Spesifikasi Teknis yang dilampirkan saat proses Tender untuk
paket pekerjaan ini).

Ketentuan Tambahan :
1. Hasil perencanaan konstruksi berupa RAB, Gambar Design, Spesifikasi
Teknis/RKS;
2. Hasil material bongkaran dibuat dalam bentuk Berita Acara dan Dokumentasi;
3. Konstruksi bangunan sekolah/madrasah sesuai spesifikasi teknis dan memenuhi
standar keamanan;
4. Pelaksanaan pekerjaan di dokumentasi dalam bentuk foto dan laporan
pelaksanaan pekerjaan.
10. MONITORING DAN EVALUASI
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah
Provinsi Riau 1 dilakukan oleh KPA, PPK, dan staf PPK/Direksi Lapangan yang
ditunjuk;
b. Evaluasi pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dengan tujuan pelaksanaan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c. Monitoring dan Evaluasi dimaksudkan juga sebagai bahan pengambilan kebijakan
dalam pengembangan sarana dan prasarana sekolah.

11. PERSONEL MANAJERIAL


Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Kontraktor Pelaksana Konstruksi
harus menyediakan personil yang memenuhi ketentuan proyek, baik ditinjau dari
segi kompleksitas lengkap (besaran) proyek maupun tingkat kompleksitas pekerjaan
untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup pekerjaan yang tercantum
dalam Spesifikasi Teknis ini yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI TUGAS.
16
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
Struktur Organisasi serta daftar Personel Manajerial beserta kualifikasinya yang
dibutuhkan dalam kegiatan Pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana
Madrasah Provinsi Riau 1, minimal terdiri dari :

PERSONEL MANAJERIAL
Tingkat Pengalaman
No. Jabatan Personil Jumlah Kualifikasi
Pendidikan Kerja
Manajerial Orang Keahlian/Subklasifikasi
Minimal Minimal
PERSONEL MANAJERIAL
SKK Ahli Madya
Manajemen Proyek
(602) atau Sertifikat
Manajer S1/D4 Teknik Kompetensi Kerja
1. Pelaksanaan / 1 Org Sipil/Teknik 4 Tahun Konstruksi (SKK)
Proyek Arsitektur/Arsitek minimal Jenjang 8 Ahli
Madya Manajemen
Proyek Konstruksi
(MPK.02.005.8)
SKA Ahli Muda Teknik
Bangunan Gedung (201)
atau Sertifikat
S1/D4 Teknik Kompetensi Kerja
2. Manajer Teknik 1 Org 4 Tahun
Sipil Konstruksi (SKK)
minimal Jenjang 7 Ahli
Muda Teknik Bangunan
Gedung (SIP.01.001.7)
Manajer
3. 1 Org S1/D4 Ekonomi 4 Tahun -
Keuangan
SKA Ahli Muda* K3
Konstruksi (603) / K3
Keselamatan
Konstruksi atau
3 Tahun Sertifikat Kompetensi
Kerja Konstruksi (SKK)
minimal Jenjang 7 Ahli
Ahli K3 Muda K3 Konstruksi
Konstruksi / Ahli S1/D4 Teknik (MPK.01.001.7)
4. 1 Org
Keselamatan Sipil SKA Ahli Madya* K3
Konstruksi Konstruksi (603) / K3
Keselamatan
Konstruksi atau
Tanpa
Sertifikat Kompetensi
Pengalaman
Kerja Konstruksi (SKK)
minimal Jenjang 8 Ahli
Madya K3 Konstruksi
(MPK.01.002.8)
Keterangan :
1. *Resiko Keselamatan Sedang, Penyedia Jasa Bisa Memilih Salah Satu;
2. Kualifikasi Usaha Menengah;
3. SKA yang diberikan harus yang masih berlaku dan wajib diperpanjang jika pada saat
pelaksanaan konstruksi telah habis masa berlaku. Perpanjangan SKA harus terbitan LSP
terlisensi yang diakui oleh Kementerian PUPR atau bisa di cek pada website
https://lisensijakon.pu.go.id/lsp/daftar-lsp-lisensi

Tenaga Ahli melampirkan :


1. Curriculum Vitae (CV) yang ditandatangani oleh personil yang bersangkutan;
2. Referensi Pengalaman Kerja;
3. Surat Pernyataan Kesediaan Untuk Ditugaskan;

17
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
4. Ijazah S1;
5. Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) yang masih berlaku dan dikeluarkan oleh LSP
Asosiasi Profesi yang telah disahkan oleh LPJK/LSP (No. Registrasi, Nama dan
Klasifikasi harus jelas).
6. Khusus Sertifikat Kompetensi Kerja (SKA) K3 Konstruksi/Keselamatan Konstruksi
yang masih berlaku dan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi atau instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (No. Registrasi, Nama dan Klasifikasi harus jelas).
7. NPWP Pribadi;
8. Bukti Pelunasan Pajak Tahun Terakhir (SPT Tahun 2022) dan capture KSWP;
9. KTP;
10. Tenaga Ahli yang dipersyaratkan Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) berupa SKA,
maka Perusahaan (Penyedia Jasa Badan Usaha) wajib membuat dan melampirkan
Surat Pernyataan Kepemilikan Kompetensi Kerja yang ditandatangani oleh wakil
sah badan usaha.
Setiap pengalaman kerja yang dicantumkan harus disertai dengan referensi dari
Pejabat Penandatangan Kontrak yang bersangkutan.
Ketentuan Perlem LKPP No.12/2021 yang harus diikuti oleh Penyedia :
a. Sertifikat Kompetensi Kerja untuk personel manajerial yang ditawarkan dalam
dokumen penawaran dibuktikan saat penyerahan lokasi kerja dan personel;
b. Tenaga Kerja Konstruksi selain Personel Manajerial yang bekerja/akan bekerja
pada pekerjaan ini dan belum memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja, maka
Penyedia wajib memastikan dipenuhinya persyaratan sertifikat kompetensi kerja
sepanjang Masa Pelaksanaan;
c. Personel Manajerial yang ditempatkan dan dipekerjakan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Lampiran SKKK;
d. Riwayat Pendidikan bukan hal yang menggugurkan;
e. Pengalaman Kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan
keterampilan/keahlian yang disyaratkan, bukan berdasarkan jabatan yang
disyaratkan;
f. Pengalaman Kerja yang dinilai adalah pengalaman kerja setelah personel lulus
pendidikan minimal sesuai persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Kompetensi
Kerja yang disyaratkan.
12. PERALATAN UTAMA
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Kontraktor Pelaksana Konstruksi
harus menyediakan peralatan utama yang memenuhi ketentuan proyek, baik
ditinjau dari segi kompleksitas lengkap (besaran) proyek maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup
pekerjaan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini dan disetujui oleh PEMBERI
TUGAS. Peralatan utama untuk pekerjaan ini, minimal terdiri dari :
No. Nama Alat Kapasitas Jumlat Alat
Minimal
1. Mesin Beton Molen / Concrete Mixer 0,35 m3 3 Unit
2. 4D Levelling Laser Akurasi + 1 3 Unit
mm/7m s.d. +
2mm/10m
3. Tamping Rammer 5 Hp 3 Unit
4. Concrete Vibrator 5 Hp 3 Unit
5. Genset 5 kVA 3 Unit
6. Dump Truck 4-6 m3 3 Unit

Peralatan utama yang bersumber dari :


a. Milik Sendiri, dilakukan terhadap bukti kepemilikan peralatan;
b. Sewa Beli, dilakukan terhadap bukti pembayaran Sewa Beli;

18
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
c. Sewa, selain menyampaikan surat perjanjian sewa harus disertai dengan bukti
kepemilikan/penguasaan terhadap peralatan dan pemberi sewa.
Peralatan / fasilitas sebagaimana tercantum pada tabel diatas adalah peralatan /
fasilitas minimal yang wajib ditawarkan / diajukan / disediakan oleh peserta tender
dalam mengikuti dan membuat penawaran untuk pekerjaan Rehabilitasi dan
Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1 ini.

13. BAGIAN PEKERJAAN YANG DI SUBKONTRAKKAN


No. Jenis Pekerjaan Yang Disubkontrakkan
A. Pekerjaan Penyedia Jasa Spesialis / Utama
1. Pemasangan Rangka Atap Kuda-Kuda Baja Ringan
B. Pekerjaan Bukan Pekerjaan Utama
1. Pekerjaan Instalasi Listrik
a. Pagu Anggaran diatas Rp. 25.000.000.000,- harus ada pekerjaan konstruksi yang
disubkontrakkan;
b. Khusus untuk pengalaman sebagai Subkontraktor, maka selain membawa dan
memperlihatkan kontrak subkon, juga harus dilengkapi dengan surat referensi dari
PPK/Pemilik Pekerjaan yang menyatakan bahwa peserta memang benar adalah
subkon untuk pekerjaan dimaksud;
c. Untuk Kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh Subpenyedia sesuai dengan prestasi
pekerjaan. Pembayaran kepada Subpenyedia dilakukan sesuai prestasi pekerjaan
yang selesai dilaksanakan oleh Subpenyedia tanpa harus menunggu pembayaran
terlebih dahulu dari Pejabat Penandatangan Kontrak;
d. Penyedia Usaha Non Kecil yang melakukan kerjasama dengan Subpenyedia hanya
boleh melaksanakan sesuai dengan daftar bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
yang dituangkan dalam Lampiran SSKK.
e. Apabila Penyedia yang ditunjuk merupakan Penyedia Usaha Kecil, maka pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh Penyedia yang ditunjuk dan dilarang
dialihkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.

14. KELUARAN KEGIATAN (OUTPUT DAN OUTCOME)


Output dari pekerjaan ini adalah :
1. Adanya ruangan/bangunan yang telah di rehabilitasi dan di renovasi sesuai
dengan hasil perencanaan;
2. Laporan pelaksanaan dari Kontraktor Pelaksana.

Outcome dari pekerjaan ini adalah :


1. Terpenuhinya prioritas rehabilitasi dan renovasi bangunan madrasah untuk
ditangani yang berada di wilayah daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T);
2. Terselenggaranya dan tercukupinya sarana dan prasarana sekolah/madrasah yang
memadai untuk kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar serta
meningkatkan kualitas pendidikan.

15. LAPORAN
Kontraktor Pelaksana Konstruksi diminta untuk menghasilkan dokumen pelaksanaan
konstruksi yang lengkap dan profesional sesuai dengan kebutuhan proyek.
Kelancaran pelaksanaan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan Konstruksi
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Konstruksi.

Dokumen Pelaksanaan Konstruksi meliputi sebagai berikut :


1. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan konstruksi fisik;
2. Shop Drawing;
3. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (asbuilt drawings);
4. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan atau
manajemen konstruksi beserta segala perubahan atau addendumnya;

19
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
5. Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan (untuk masing-masing laporan tersebut disampaikan
kepada pihak direksi dalam 5 (lima) rangkap);
6. Berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan pekerjaan,
pekerjaan tambah atau kurang, serah terima pertama (Provisional Hand Over) dan
serah terima akhir (Final Hand Over) dilampiri dengan berita acara pelaksanaan
pemeliharaan pekerjaan konstruksi, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik;
7. Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commisioning test);
8. Foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan
konstruksi fisik (Kondisi 0%, 25%, 50%, 75%, 100%) melalui udara (drone) dan
darat diberbagai sisi/sudut pergedung/massa bangunan;
9. Backup Data Quantity;
10. Dokumen Pelaporan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau
Standar Mutu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3);
11. Manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk pengoperasian
dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan mekanikal, elektrikal, dan
perpipaan (plumbing);
12. Surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.

Format Laporan Kontraktor Pelaksana mengikuti format pada Permen PUPR Nomor 10
Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
Detail isi laporan pelaksanaan Kontraktor Pelaksana sebagai berikut :
1. Laporan Harian, disusun berdasarkan buku harian yang berisi catatan mengenai
rencana dan realisasi pekerjaan harian. Buku harian disusun untuk kepentingan
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan. Buku Harian paling sedikit
memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Kuantitas dan jenis bahan yang ada di lapangan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan keterampilan yang
diperlukan;
c. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia;
d. Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan;
e. Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
f. Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
g. Kondisi cuaca antara lain hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
h. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan design,
gambar kerja (shop drawing), spesifikasi teknis, keterlambatan pekerjaan dan
penyebabnya dan lain sebagainya.
Laporan Harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau sub pekerjaan,
pemenuhan kualitas dan kuantitas bahan yang digunakan; daftar peralatan
yang meliputi jenis, jumlah dan kondisi peralatan; serta penempatan tenaga
kerja untuk setiap pekerjaan dan/atau sub pekerjaan;
b. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan;
c. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan serta kondisi khusus lainnya yang berdampak atau
berpotensi berdampak pada pelaksanaan pekerjaan;
d. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja, catatan
tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-
lain sebagaimana yang disyaratkan di dalam peraturan;
e. Informasi terkait Keselamatan Konstruksi harus diperiksa oleh Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas. Laporan harian Keselamatan Konstruksi dapat
dapat dijadikan satu dalam format Laporan harian atau dapat juga
menggunakan format terpisah;
f. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya; dan

20
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
g. Catatan-catatan yang berkaitan dengan: pelaksanaan, perubahan desain,
gambar kerja (shop drawing), spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan
penyebabnya dan lain sebagainya.
Dalam Laporan Harian harus dapat diperoleh informasi terkait sebab-sebab
terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan karena
kerusakan peralatan, penyedia jasa pekerjaan konstruksi personil / bahan /
peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk. Laporan Harian
tersebut dibuat dalam rangkap 4 (empat), disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, diperiksa oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dan disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan MK dengan distribusi sebagai berikut :
1. Asli untuk pimpinan Unit kerja Pelaksana Kegiatan/ Penanggung Jawab
Kegiatan;
2. Lembar ke dua untuk Direksi Lapangan/Konsultan MK;
3. Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas; dan
4. Lembar ke empat untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi.

2. Laporan Mingguan, disusun dan disampaikan di setiap minggu pada hari Senin di
minggu berikutnya kepada Penanggung Jawab kegiatan setelah mendapat
verifikasi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas. Laporan Mingguan paling sedikit
memuat capaian pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) minggu dan rencana
capaian minggu berikutnya yang disampaikan setiap minggu. Laporan Mingguan
paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan
minggu sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana
kegiatan dan sasaran capaian pada minggu berikutnya;
b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu
beserta tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala
pada minggu berikutnya;
c. Dukungan yang diperlukan dari Pimpinan unit kerja Pelaksana Kegiatan/
Penanggung Jawab Kegiatan, Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, dan pihak-
pihak lain yang terkait;
d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan
beserta statusnya;
e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;
f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan
kerja (nearmiss record), dan lain-lain;
g. Dokumen asli persetujuan laporan mingguan dipelihara oleh Unit kerja
Pelaksana Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan;
h. Laporan mingguan dibuat paling sedikit dalam 3 (tiga) rangkap untuk
didistribusikan kepada :
1. Asli untuk Pimpinan unit kerja Pelaksana Kegiatan/Penanggung Jawab
Kegiatan;
2. Lembar ke dua untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; dan
3. Lembar ke tiga untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.

3. Laporan Bulanan, disusun dan disampaikan di setiap bulan, pada tanggal 10


(sepuluh) bulan berikutnya kepada pimpinan Unit Kerja Pelaksana
Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan setelah mendapat verifikasi Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas. Periode pelaporan adalah tanggal 26 sampai dengan
tanggal 25 bulan berikutnya. Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal-hal
sebagai berikut :
a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan
membandingkan capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan
serta target capaian di bulan berikutnya;
b. Foto dokumentasi;
c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status
pembayaran dari Pengguna Jasa;

21
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta
rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan dilakukan;
g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan
h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk
kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan
kerja (nearmiss record), dan lain-lain.
Laporan Bulanan dibuat paling sedikit dalam 6 (enam) rangkap untuk
didistribusikan kepada :
1. 4 (empat) dokumen untuk Unit kerja Pelaksana Kegiatan/Penanggung Jawab
Kegiatan;
2. 1 (satu) dokumen untuk Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; dan
3. 1 (satu) dokumen untuk Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.

16. PENUTUP
1. Spesifikasi Teknis ini merupakan pedoman dasar atau acuan oleh Kontraktor
Pelaksana Konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan sepanjang keluaran akhir
dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif,
baik jenis kertas, tulisan, maupun sampul minimal mengikuti standar pelaporan
Direktorat Jenderal Cipta Karya dan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang berlaku.

22
Spesifikasi Teknis – Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1
TA. 2023-2024
RKS
(Rencana Kerja dan Syarat )

PEKERJAAN
REHABILITASI DAN RENOVASI PRASARANA MADRASAH
PROVINSI RIAU 1

SATUAN KERJA
PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN
PROVINSI RIAU

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


PRASARANA STRATEGIS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN RAKYAT

SUMBER DANA APBN


TAHUN ANGGARAN 2023-2024
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

BAB I
PENJELASAN UMUM

I.1. URAIAN UMUM

A. PENDAHULUAN

Rencana Kerja dan Syarat (RKS) ini merupakan ketentuan yang harus dibaca
bersama-sama dengan Gambar dan rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang
menguraikan semua pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan
mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus di
padukan dalam pekerjaan konstruksi yang diperlukan menurut dokumen kontrak,
serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan
peralatan dan bahan/material.

Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang dipakai
harus diterapkan dengan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditentukan
ataupun bagian- bagian lain dari pekerjaan. Pekerjaan yang dimaksud dalam
Rencana Kerja dan Syarat ini adalah pembangunan/rehabilitasi yang meliputi
struktur beton bertulang sampai dengan finishing.

B. NAMA PEKERJAAN

Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah


Provinsi Riau 1.

1) Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli,


tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud;

2) Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-


gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang
disampaikan selama pelaksanaan.

C. STANDAR RUJUKAN

1.Penjelasan Umum – hal 1


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

1. Selama Pengadaan

Kontraktor harus bertanggungjawab untuk melakukan pengujian


bahan/material yang dipergunakan dalam pekerjaan, dan memastikan bahwa
bahan/material tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

2. Selama Pelaksanaan

Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai


wewenang untuk menolak bahan/material dan pekerjaan pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan minimum yang ditentukan yang diajukan oleh
Kontraktor.

3. Tanggungjawab Kontraktor

Adalah tanggungjawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan


mengenai bahan/material, kecakapan kerja sebagaimana yang diminta oleh
Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi atau yang ditentukan
dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi yang ditentukan dalam standar yang
diminta. Bukti-bukti tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi
Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi secara tertulis/asli dan
termasuk satu copy hasil pengujian yang resmi.

4. Batasan/Peraturan

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

1) Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang


Bangunan Gedung;

2) Undang – Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa


Kosntruksi;

3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 tentang


Peraturan Pelaksanaan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung;

4) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun 2010 tentang


Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah sebagaimana terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 4 tahun 2015;

5) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 73 Tahun 2011 tentang


Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

1.Penjelasan Umum – hal 2


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

6) Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018 tentang


Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 29 Tahun 2006 tentang Pedoman


Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30 Tahun 2006 tentang Pedoman


Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangun Gedung dan Lingkungan;

9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24 Tahun 2008 tentang Pedoman


Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;

10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008 tentang


Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;

11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 31 Tahun
2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Uum
No. 7 Tahun 2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Konsutansi;

12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 Tahun
2016 tentang Pedoman.Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum;

13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14 Tahun
2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung;

14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 22 Tahun
2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 8 Tahun 2018 tentang
Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan;

16) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441 Tahun 1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

17) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468 Tahun 1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;

18) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10 Tahun 2000 tentang


Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan;

1.Penjelasan Umum – hal 3


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

19) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11 Tahun 2000 tentang Ketentuan


Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan;

20) Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56);

21) Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI);

22) SNI 1726-2019 Tentang Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung;

23) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);

24) Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja);

25) SNI 0225 : 2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011);

26) SNI 2847-2019 tentang Tata Persyaratan Beton Struktural untuk


Bangunan Gedung dan Penjelasan;

27) SNI 1729-2020 tentang Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja


Struktural;

28) SE DJCK no. 47 2019 - Juknis Std Desain dan Kerusakan.

D. DOKUMEN KONTRAK

1. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :

a. Surat Perjanjian Pekerjaan;


b. Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran;
c. Gambar Kerja/Pelaksanaan;
d. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat;
e. Bill of Quantity (BoQ);
f. Addendum yang disampaikan oleh PPK dan Konsultan Manajemen Konstruksi
selama masa pelaksanaan;

2. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan Dokumen Kontrak


lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan

1.Penjelasan Umum – hal 4


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada


Konsultan Manajemen Konstruksi.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti;

b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi
lebih dahulu;

c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi;

d. RKS dan gambar saling melengkapi bila didalam gambar menyebutkan


lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya;

e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar diatas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan didalam berita acara
penjelasan pekerjaan;

f. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan


pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan
struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan
Konsultan Manajemen Konstruksi tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak
lain.

I.2. LINGKUP PEKERJAAN

A. SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau


tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan

1.Penjelasan Umum – hal 5


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk


penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.

b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-
jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga
disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.

c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton


molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus
dalam kondisi baik.

d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh


dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggungjawab
penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan
prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.

e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.

f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen


Konstruksi sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus


menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :

 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam


pelaksanaannya;
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-
gambar perubahan.

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh


persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi setelah dilakukan pemeriksaan
secara teliti.

i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan


bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan
kesatu tidak dapat dilakukan.

1.Penjelasan Umum – hal 6


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :

 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa


pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan
pelaksanaan;
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).

k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan


sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada
tahap selanjutnya.

B. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi
yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai
dengan penawaran.

b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh


Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya
pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah
harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor


Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka
Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara
minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan
pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor


Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada
rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai
pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.Penjelasan Umum – hal 7


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

C. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan


kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang
tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan,
maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan
harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam ketentuan yang berlaku
di Indonesia.

b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Kontraktor harus


mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi tidak boleh digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24
jam.

c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Manajemen Konstruksi


ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Manajemen
Konstruksi berhak memerintahkan untuk membongkar kembali bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat
pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan


Manajemen Konstruksi berhak meminta kepada Kontraktor untuk
memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi
dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari
Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.

e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa


sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan
terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

f. Kontraktor wajib menyerahkan dokumen Tingkat Komponen Dalam Negeri


(TKDN) untuk seluruh material fabrikasi yang telah tersertifikasi Kementerian
Perindustrian.

g. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan

1.Penjelasan Umum – hal 8


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan


komponen konstruksi di belakang.

 Air

Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,


beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak
mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah
dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.

 Semen Portland (PC)

Semen yang digunakan sesuai dengan jenis dan fungsinya, dapat


menggunakan semen OPC, PPC, atau PCC. Semen yang digunakan belum
mengeras sebagian atau keseluruhan dan harus memperhatikan tempat
penyimpanan.

 Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih
dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang
terdiri atas :

1) Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim
disebut pasir urug;
2) Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian
terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim
dipasarkan disebut pasir pasang;
3) Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya
mendapat rekomendasi dari laboratorium.

 Agregat Kasar

Agregat kasar harus terdiri dari butir keras dengan ukuran yang
digunakan tidak boleh lebih dari pada seperlima jarak terkecil antara
bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat atau tiga
per empat dari jarak bersih minimum diantara tulangan. Penyimpangan
dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilaian Manajemen
Konstruksi cara-cara pengecoran beton sedemikian rupa sehingga
menjamin tidak terjadi sarang-sarang kerikil.

1.Penjelasan Umum – hal 9


Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

I.3. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

A. SITUASI/LOKASI

Detail Lokasi proyek adalah :

1. MTsN 1 Indragiri Hilir, Jl. M. Shaleh Thalaha, Kel. Mandah, Kec. Mandah,
Kabupaten Indragiri Hilir (NPSN : 10499020, NSM : 121114040001);

2. MAN 2 Indragiri Hilir, Jl. Pendidikan No. 113, Kel. Kuala Enok, Kec. Enok,
Kabupaten Indragiri Hilir (NPSN : 10310992, NSM : 131114040002);

3. MTsN 8 Kampar, Jl. Raya Pekanbaru, Kel. Bangkinang, Kec. Bangkinang,


Kabupaten Kampar (NPSN : 10499135, NSM : 121114010008);

Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu


Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama
mengenai kondisi struktur dan atap gedung tersebut. Kekurang-telitian atau
kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

B. AIR DAN DAYA

Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan


untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :

a. Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi


persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam
kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat
merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.

b. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.

c. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri


sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik
sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus
mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan
penangkal petir sementara untuk keselamatan.

1 . P e n j e l a s a n U m u m – h a l 10
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

C. SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar


daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan
atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau
menurut petunjuk Manajemen Konstruksi.

D. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS


LAIN

Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang
memadai untuk mandi dan buang air.

Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana


konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.

Dengan izin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali


kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

E. KANTOR DIREKSI (DIREKSI KEET)

Kontraktor harus menyediakan Ruang Direksi di lokasi pekerjaan berupa ruang


kantor sementara beserta seperangkat furnitur termasuk kursi-kursi, meja dan
lemari. Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor
tersebut beserta peralatannya. Dengan izin Pemimpin Pelaksana Kegiatan,
Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan
penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan
perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.

F. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Kontraktor tidak diizinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di
sekitar proyek tanpa izin dari Pengguna Jasa.

1 . P e n j e l a s a n U m u m – h a l 11
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

G. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan


seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan
harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.

b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk


menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.

H. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

a. Peil tanah dan jalan lingkungan /area parkir didalam site + 0.10 mtr dari As
jalan Kawasan;
b. Peil  0,00 Bangunan diambil dari  0.30cm diatas muka tanah. Semua
ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain
harus mengambil patokan dari peil  0,00 tersebut.

I. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum
3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari
kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan
harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya;
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi;
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding.
Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar
tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.

J. LAPORAN DAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN

1. Laporan Kemajuan Pekerjaan

Pelaksana diharuskan membuat Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan dari


pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan laporan tersebut kepada Direksi
Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi lapangan untuk dapat
dipergunakan sebagai dasar pengamatan/Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan
yang sedang berjalan secara berkesinambungan.

1 . P e n j e l a s a n U m u m – h a l 12
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

2. Dokumentasi Pelaksanaan

a. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor wajib membuat foto-foto yang menunjukkan kemajuan
pekerjaan, yaitu :

- Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai;


- Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan;
- Keadaan pada saat pekerjaan pondasi;
- Keadaan pada saat setiap tahap pekerjaan;
- Keadaan pada saat terjadi force majeure (bila ada);
- Keadaan pada saat serah terima I dan II;
- Keadaan-keadaan lain menurut kebutuhan Direksi Teknik.

b. Foto-foto harus berwarna, ditempatkan didalam laporan dengan beberapa


keterangan singkat, dan diberikan kepada Direksi Teknis, minimal 1 set.

c. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi, berikut albumnya, menjadi


tanggungan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

1 . P e n j e l a s a n U m u m – h a l 13
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

BAB II

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTURAL

II.1. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI

A. Lingkup pekerjaan ini meliputi :

1) Pekerjaan Galian Tanah;


2) Pekerjaan Pondasi Cerucuk Kayu;
3) Pekerjaan Pondasi Menerus;
4) Pekerjaan Lantai Kerja;
5) Pekerjaan Kolom;
6) Pekerjaan Balok;
7) Pekerjaan Pelat Lantai;
8) Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja Ringan;
9) Dan Pekerjaan lainnya yang jelas – jelas terkait dengan pekerjaan
penyelesaian Struktur dan Sipil;

B. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :

1) Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.


2) Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan.
3) Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang
dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

C. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
pekerjaan dan syarat-syarat gambar kerja dan detail gambar konstruksi serta
keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi Lapangan.

D. Situasi

1) Pembangunan akan dilaksanakan di daerah Kabupaten Indragiri Hilir dan


Kabupaten Kampar Provinsi Riau;
2) Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana
keadaan / kondisi eksisting saat ini untuk itu hendaknya para Kontraktor
mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai tanah bangunan
yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran;

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 14
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3) Calon Kontraktor bisa mengadakan pemeriksaan/peninjauan tempat dimana


pembangunan akan dilaksanakan tertera pada gambar.

II.2. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK

Mengukur letak bangunan :

Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat
penyipat datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-
alat penyipat tegak lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan
pengukuran.

II.3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN

Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-
rintangan bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas
daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan
dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :

1) Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang
tidak mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.

2) Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam


yang diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.

3) Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan


dan lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik
dan dipadatkan.

4) Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan


puing-puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

II.4. PENGUKURAN DAN PAPAN BOWPLANK

1) Kontraktor wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan melaporkan segala


sesuatu kepada Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

2) Pemasangan Patok-patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama


dan atas persetujuan Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

3) Segala pekerjaan pengukuran persiapan (Uitzet) adalah tanggung jawab


Kontraktor.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 15
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

4) Pengukuran-pengukuran sudut siku, ketinggian peil, panjang lebar dapat


menggunakan teropong, waterpass, theodolit, prisma penyiku dan lain- lain.
Pengukuran siku dengan benang secara prinsip segitiga phitagoras hanya
dibolehkan pada bagian-bagian yang kecil dan tidak penting saja.

5) Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan
harus segera dilaporkan kepada Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

6) Pekerjaan pemasangan bowplank adalah termasuk pekerjaan Kontraktor dan


harus dibuat dari kayu, tidak diperkenankan menggunakan bambu.

7) Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum papan bowplank dipasang, tinggi


dasar (0.00), sumbu sumbu dinding dan sumbu-sumbu kolom ditetapkan
dengan persetujuan Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi
dan Pemimpin Kegiatan.

II.5. PEKERJAAN GALIAN TANAH

A. Umum

Lingkup pekerjaan galian tanah akan mencakup tetapi tidak terbatas pada:

1) Tahapan untuk mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai
yang tertera dalam gambar;
2) Konstruksi Pondasi;
3) Bak septictank;
4) Pekerjaan galian tanah yang nyata-nyata diperlihatkan pada gambar;
5) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan;
6) Dasar ukuran tinggi dan ukuran-ukuran pokok;
7) Pengukuran dan papan bangunan.

B. Bahan

Tidak ada bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini.

C. Pelaksanaan

1) Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan


kedalaman yang disyaratkan atau ditentukan dan diindikasikan dalam
gambar dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga persyaratan dari
pekerjaan selanjutnya terpenuhi;

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 16
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

2) Galian mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan dan bahan lain yang
dijumpai dalam pelaksanaan pekerjaan;
3) Galian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
membangun maupun memindahkan rangka/bekisting yang diperlukan, dan
juga untuk mengadakan pembersihan;
4) Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi harus dipompa
keluar, sehingga pada waktu pemasangan pondasi parit/galian pondasi
dalam keadaan kering;
5) Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar parit/galian pondasi harus
digali dan ditimbun kembali dengan material yang disetujui oleh Direksi
Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi, disiram air dan
dipadatkan;
6) Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar kerja
dan cukup lebar untuk bekerja dengan leluasa;
7) Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar,
maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan material
yang disetujui oleh Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen
Konstruksi/Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi;
8) Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor;
9) Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar, penggalian harus
dilanjutkan/diperbesar atau diubah sampai disetujui oleh Direksi Lapangan
dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

II.6. PEKERJAAN CEROCOK

Penanam Kayu Cerocok Dia. 8 -10 Cm

Untuk lokasi yang tanahnya lunak atau gambut/rawa harus memakai cerocok dengan
ketentuan sebagai berikut:

1) Pemancangan cerocok kayu yang dipasang sebagai perkuatan dasar pondasi,


harus dilakukan sedemikian rupa sehingga posisi cerocok kayu berdiri
vertikal dan harus tertanam seluruhnya.

2) Pelaksanaan pemancangan cerocok kayu dilakukan dengan menggunakan


alat penumbuk kaki tiga atau peralatan lain yang disetujui

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 17
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3) Direksi Pekerjaan. sebelum melaksanakan pemancangan cerocok kayu, pada


lajur yang akan dipasang serocok terlebih dahulu harus dibuat garis – garis (
mal ) sesuai dengan gambar kerja untuk menjaga jarak yang lurus antara
cerocok kayu penanaman kayu cerocok Dia. 8 -10 cm yang akan dipasang.

II.7. PEKERJAAN BETON

Pelaksanaan pekerjaan beton harus berpedoman pada persyaratan-persyaratan dan


ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam standarisasi SNI.

A. Persyaratan Beton

1) Campuran Beton
a. Untuk beton mutu BO dipakai campuran yang biasa dipakai untuk
pekerjaan-pekerjaan non struktural dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dalam
perbandingan isi;
b. Untuk beton mutu K-250 harus dilakukan pengujian kuat tekan di
lembaga yang dapat dipertanggungjawabkan dengan biaya test
ditanggung oleh Kontraktor.

2) Kekentalan Adukan Beton

a. Kekentalan (konsistensi) adukan harus disesuaikan dengan cara transport


cara pamadatan,jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan
tulangan. Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum
harus memperhatikan syarat-syrat dan ketentuan-ketentuan SNI yang
berlaku;

b. Untuk mencegah penggunaan adukan terlalu kental atau terlalu encer,


maka campuran beton harus memperhatikan niai-nilai slump yang
tercantum dalam SNI yang berlaku.

3) Cetakan dan Acuan


a. Semua bekisting atau acuan / cetakan pembentuk beton harus
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan
ketentuan dari Direksi Lapangan. Kontraktor harus memberikan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan dalam
jangka waktu yang cukup longgar sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran;
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentukan beton harus
benar-benar kuat dan kukuh serta harus dilengkapi pula dengan
ikatanikatan silang dan penguat-penguat lainnya. Hal tersebut

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 18
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

dimaksudkan agar supaya tidak terjadi adanya perubahan bentuk sewaktu


dilakukan pengerjaan pengecoran, pemadatan dan penggetaran beton.
Bekisting yang dibuat dari kayu atau plywood harus benar-benar cukup
terikat dan rapat untuk menghindari adanya kebocoran beton;
c. Untuk menghindari melekatnya beton terhadap bekisting, maka lapisan
minyak yang tipis sekali atau bahan lainnya yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dapat dipergunakan untuk disapukan pada permukaan
bagian dalam dari bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang dan
dilakukan pekerjaan pengecoran;
d. Beton deking (spaler) minimum harus mempunyai mutu yang sama
dengan mutu beton yang akan digunakan. Tebal deking disesuaikan
dengan kebutuhan dan harus memenuhi ketentuan yang berlaku di
Indonesia.

4) Pemasangan Tulangan
a. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya;
b. Untuk ketepatan tebal penutup beton, tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang sama dengan
mutu yang akan di cor;
c. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam
gambar kerja, harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu;
d. Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan
lain yang mengurangi daya rekat;
e. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking);
f. Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada plat lantai
digunakan cakar ayam;
g. Pertemuan tulangan yang akan dipasang dengan tulangan pada
plat/balok/kolom/pondasi yang sudah dicor harus distek dengan
overlapping.

5) Pengadukan Beton
a. Pengadukan beton pada semua mutu beton kecuali beton mutu B0 harus
dilakukan dengan mesin pengaduk;
b. Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi;
c. Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal
seperti terlalu encer karena kesalahan pemberian air pencampur, sudah

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 19
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan-bahan asing, maka


adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat
pelaksanaanya;
d. Pengecoran beton harus seizin tertulis dan sepengetahuan Direksi;
e. Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ini;
f. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang
ditakar dalam keadaan kering;
g. Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai dimintakan
persetujuan Direksi;
h. Pengadukan minimum 3 menit setelah semua bahan masuk ke dalam
drum pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan
warna yang sama;
i. Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi/Direksi Teknis;
j. Begesting atau tulangan yang tekena percikan beton harus dibersihkan
sebelum pengecoran selanjutnya
k. Beton tidak boleh dituang langsung dari ketinggian lebih dari 1,5 meter
untuk mencegah terlepasnya agregat dari campuran bahan pengikatnya;
l. Nilai slump untuk lantai, balok, kolom dan pondasi adalah 10 ± 2 cm.

6) Pengecoran dan Pemadatan


a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang kerikil,
adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran, pemadatan dapat
dilakukan dengan menumbuk-numbuk atau dengan memukul-mukul
cetakan atau dengan menggunakan alat pemadat mekanis/penggetar;
b. Pemadatan dengan menggunakan alat pemadat mekanis / penggetar /
vibrator harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku.

7) Selimut Beton

Tebal penutup beton minimum (tidak termasuk plesteran) sesuai dengan yang
tertera di gambar.

8) Perawatan Beton
a. Untuk mencegah pengeringan beton terlalu cepat, paling sedikit beton
selama dua minggu beton harus disiram terus menerus;
b. Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup
air.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 20
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

9) Pembongkaran Cetakan Beton


a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul berat dan beban-beban pelaksanaan lain yang
bekerja padanya;
b. Pada bagian-bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan
akan bekerja beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana dan akan
terjadi keadaan yang lebih berbahaya dari keadaan yang diperhitungkan,
maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung;
c. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting. Waktu minimum dari
saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekisting
dari bagian-bagian struktur harus ditentukan dari percobaan kubus benda
uji yang memberikan kuat desar minimum seperti terncantum pada daftar
sebagai berikut :

Waktu Minimum
No . Bagian-Bagian Struktur Pembongkaran Bekisting
(hari)

1 Sisi Balok dinding dan Kolom 3


yang tidak dibebani

2 Penyangga Pelat Lantai 14

3 Penyangga Balok 14

Kecuali jika digunakan additive waktu pembongkaran bekisting bisa


dipercepat. Penggunaan dan jenis additive yang digunakan harus disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Direksi Teknis.

10) Pelaksanaan Pekerjaan-Pekerjaan Beton

a. Pekerjaan beton untuk pondasi telapak setempat dan sloof.

 Ukuran harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar detail


pondasi dan sloof;
 Diameter besi dan bentuk penulangan harus sesuai dengan gambar
detail pondasi dan sloof.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 21
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

b. Pekerjaan beton untuk kolom Pada setiap kolom konntrusi bagian atas dan
bawah dilengkapi dengan pariasi dari beton yang mempunyai bentuk
seperti gambar;

c. Pekerjaan Reng Balok/Balok

 Diameter besi tulang dan tulang geser lentur disesuaikan dengan


gambar kerja;

 Tinggi dan lebar harus disesuaikan dengan gambar kerja.

II.7.1. Pondasi Setempat

Pondasi setempat beton bertulang sebagaimana tertera dalam gambar rencana.

1. Kriteria dan Pelaksanaan Pondasi Setempat Beton Bertulang :

 Ukuran pondasi adalah sesuai dengan gambar rencana ;

 Alas pondasi diberi pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm (ukuran


padat) ditimbris dengan disiram air sampai kepadatan maksimum;

 Lantai kerja pondasi adalah beton mutu f’c = 9,8 MPa (K 125),
dengan ketebalan 5 cm;

 Kedalam Pondasi dari muka tanah adalah sesuai dengan gambar


rencana;

 Penulangan pondasi dimensi diseuaikan dengan gambar rencana.

2. Material yang dipergunakan adalah :

 Untuk pondasi setempat adalah beton bertulang dengan mutu beton f’


= 21,7 MPa (K 250), dengan tulangan baja ukuran dan pemasangan
seperti gambar kerja atau dokumen pelaksanaan.

 Air yang digunakan harus bersih, tawar, bebas dari Lumpur, kotoran
organic dan bahan yang dapat merusak pondasi.

3. Penggalian pondasi setempat dilakukan dengan terlebih dahulu


menetapkan Lay Out, Titik As Pondasi tersebut dan ditentukan dengan
teliti sesuai gambar dan disetujui oleh Direksi.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 22
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

 Alas Pemeriksaan setiap galian pondasi dilaksanakan betul


penempatan kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi desain
gambar.

 Kontraktor harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek


tukangan ke sloof yang menembus pondasi.

II.7.2. Pondasi Batu Bata ( Lajur )

Pondasi Batu Bata (lajur)

 Alas pondasi Laju diberi pasir urug yang dipadatkan setebal 5 cm (ukuran
padat) ditimbris dengan disiram air sampai kepadatan maksimum

 Lantai kerja pondasi adalah beton cor camp : K 125 (9,8 Mpa) dengan
ketebalan 5 cm

 Pondasi batu bata dibuat dengan lebar satu bata dan dipasang dengan
menggunakan adukan campuran 1SP : 4PP

 Batu bata paling atas dari pondasi batu bata harus dipasang secara rollag.

 Pondasi batu bata menggunakan adukan campuran 1SP : 4PP

II.7.3 Pekerjan Sloof Kolom, Balok, Ring Balok

Untuk pekerjaan Sloof , Kolom , Balok dan Ring Balok Beton dengan kuat
tekan (f’c) 21,7 MPa, Tulangan menggunakan Besi Ulir (ukuran & jumlah
sesuai gambar) , Sengkang menggunakan Besi Ulir (ukuran dan jarak sesuai
gambar).

II.8. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan dan Penutup Atap

1. Syarat Mutu Rangka Baja Ringan dan Bahan Penutup Atap adalah sebagai
berikut :

 Rangka Baja Ringan dipakai mutu C.75.75 AZ 100.


 Reng Baja Ringan dipakai Mutu TR 32.45 AZ 100.
 Atap Metal Berpasir TCT 0.4 mm dengan garansi warna.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 23
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

2. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi :

Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan


dengan penutup atap.

3. Syarat-syarat Pekerjaan.

Memasang Penutup atap harus lurus, rapi sehingga hasilnya baik. Pola
pemasangan seperti petunjuk gambar. Persyaratan pemasangan penutup
atap harus sesuai dengan ketentuan dan cara pemasangan yang
disyaratkan pabrik.

Pemasangan bubungan harus rapi, lurus dan sesuai dengan ketentuan.

Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik


oleh struktur atap ( Kuda – Kuda ) dan dinding, sesuai dalam ukuran
gambar rencana.

Penutup atap dipakai adalah Atap Metal Berpasir.

Untuk pemasangan Talang jurai dan pertemuan atap dengan sopi – sopi.
Pekerjaan ini mengikuti persyaratan yang biasa berlaku, dibawah talang
dipasang rangka. Pekerjan Talang Jurai ini harus rapi sehingga pada saat
hujan tidak terjadi kebocoran.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 24
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

BAB III

PERSYARATAN TEKNIS ARSITEKTURAL

3.1. PEKERJAAN PASANG DINDING BATA

3.1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu
yang dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat –
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :

 Pasangan batu bata

 Adukan

 Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom


bangunan, dinding dengan bukaan dinding dan dinding dengan
peralatan.

 Dinding partisi

Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

3.1.2. STANDAR / RUJUKAN

1. American Society for Testing and Materials (ASTM)

2. Standar Nasional Indonesia (SNI)

3.1.3 PROSEDUR UMUM

1. Keterangan.

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari


batu bata dan disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan ini.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 25
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

2. Pengiriman dan Penyimpanan.

Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.


Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150
cm. Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat
dimana tertera nama pabrik serta merek dagangnya. Penyimpanan semen
harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

3.1.4 BAHAN - BAHAN

1. Batu Bata.

Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam
negeri eks daerah setempat dari kualitas yang baik yang dibakar dengan
baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun
ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama
dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata
yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kontraktor harus
menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi Lapangan. Konsultan Manajemen Konstruksi Lapangan
berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak
memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut
keluar dari tempat pekerjaan.

Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25


kg/cm2, sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.

2. Adukan dan Plesteran.

Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding
biasa, 1 Pc : 2 pasir untuk tasram.

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik atau
produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).

Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan


yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah
mulai mengeras tidak boleh digunakan kembali.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 26
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi


ketentuan Spesifikasi Teknis.

3. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.

Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan


Spesifikasi Teknis.

3.1.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan


didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

1. kolom praktis dan balok latey.

Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : kolom praktis 15


x 15, dan balok latey 11 x 15 cm . Kolom praktis dan ringbalk
diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm.
Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal
minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik dan atau Tripek
dengan ketebalan 9 mm

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan


harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru
boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.

2. Pasangan dinding bata.

Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :

1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang


air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan
untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya

3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian


pemasangan

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 27
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap

5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang


beton praktis (kolom, dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup
kuat dan benar-benar dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan
bata diatas kusen harus dibuat pasangan rollaag. Pemasangan harus
dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-
sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk

3. Perawatan dan Perlindungan.

Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7


hari setelah didirikan.

Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok.

Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan
bahan pengisi celah.

4. Plesteran dan Pengacian.

Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi


Teknis.

3.2 PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

3.2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan
halus), seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 28
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.2.2 PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan.

Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan


Manajemen Konstruksi untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim
ke lokasi proyek.

2. Pengiriman dan Penyimpanan.

Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus


sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda – benda asing. Tinggi
penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.

3.2.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.

Campuran 1 semen dan 2 pasir digunakan untuk adukan kedap air,


adukan kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 500 mm
di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja,
plesteran permukaan beton yang terlihat dan tempat – tempat lain
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Campuran 1 semen dan 4 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan


plesteran selain tersebut di atas.

Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan


kekedapan terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai
dengan petunjuk penggunaan dari pabrik pembuat.

2. Pencampuran.

Umum.

Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau
alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang
merata, untuk kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran
dilanjutkan kembali.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 29
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran


minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.

Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah


pencampuran tidak diizinkan digunakan.

Adukan Khusus.

Adukan khusus untuk pasangan batu bata ringan harus dicamput


sesuai petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.

Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran


harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.

Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya


pemasangan instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima plesteran telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang
akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu.
Bidang permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan
air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 10 mm dan
dibersihkan.

4. Pemasangan.

Plesteran Batu Bata.

 Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan


pembersihan selesai.

 Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang


plesteran dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi
kelos – kelos sementara dari bambu.

 Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk
patokan kerataan bidang.

 Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,


permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 30
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

rata dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam


plesteran.

 Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila


pasangan akan dilapis dengan bahan lain.

 Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.

 Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian


pertemuan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan
profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku.
Tidak diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja
tulangan.

Plesteran Permukaan Beton.

 Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,


dibersihkan dari bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air,
kemudian diplester.

 Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak,


lemak, lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.

 Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja.


Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran
dirawat dengan penyiraman air.

 Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak –


retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

5. Ketebalan Adukan dan Plesteran.

Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan


lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi Lapangan.

6. Pengacian.

Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh


sehingga plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang
bergelombang, tidak ada bag yang retak dan setelah plesteran berumur
8 (delapan) hari atau sudah benar-benar kering.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 31
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor


harus selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air
sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap harinya.

7. Pemeriksaan dan Pengujian.

Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa . Kontraktor


setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bagian yang
telah diselesaikan.

Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan


dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya
tambahan dari Pengguna Jasa.

3.3 KUSEN, PINTU DAN JENDELA UPVC

3.3.1 LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,


peralatan, dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela UPVC, seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

3.3.2 PERSYARATAN DAN BAHAN-BAHAN

a. Bahan kusen / Daun, pintu dan jendela berbahan UPVC dengan


ketebalan minimum 2,5 mm;

b. Bentuk profil sesuai shop drawing yang disetujui Konsultan


Manajemen Konstruksi;

c. Warna profil ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor);

d. Lebar profil bahan disesuaikan dengan yang ditunjukkan dalam gambar;

e. Pewarnaan: putih sesuai standart produksi pabrik;

f. Nilai deformasi ketebalan yang diizinkan maksimal 0.1 mm;

g. Engsel pintu standar ruangan minimal 3 pasang;

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 32
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

h. Engsel pintu khusus toilet disabilitas minimal 3 pasang dan diletakan di


posisi rata luar dinding agar pintu dapat dibuka 180º yang dipasangkan
gerendel bawah agar pintu tetap posisi terbuka (menghindari kecelakaan
pada selasar);

i. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan


syarat- syarat dari pekerjaan UPVC serta memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan;

j. Konstruksi kusen UPVC yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan


gambar termasuk bentuk dan ukurannya Kusen-kusen UPVC khususnya
Pintu harus mampu untuk menahan engsel-engsel pintu;

k. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu


sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk
keseragaman warna disyaratkan proses fabrikasi warna profil-profil
sebelum harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna
yang sama. Pekerjaan memotong, pengamplasan dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut:

1) Accesssories

 Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather


strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan
dengan UPVC harus ditutup caulking dan sealant.

 Sponing untuk rangka/kusen UPVC terisi spesi sehingga tidak


bergeser dan menimbulkan celah antara Kusen dan dinding
dengan lapisan silicon

2) Bahan finishing

Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang


bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finis dari laquer yang jernih
atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 33
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.3.3 SYARAT PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-


gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil UPVC yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.

2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan


dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi meliputi gambar denah,
lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.

3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu


dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

4. Pemotongan UPVC hendaknya dijauhkan dari material lain untuk


menghindarkan penempelan debu sisa potongan pada permukaannya.
Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

5. Disyaratkan bahwa kusen UPVC dilengkapi oleh kemungkinan-


kemungkinan sebagai berikut :

a. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati;

b. Sesuai dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain;

c. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus


dimatikan;

d. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

3.4 PEKERJAAN KACA

3.4.1 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat


dan bahan-bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 34
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.4.2 STANDAR / RUJUKAN

Standar Nasional Indonesia (SNI).

3.4.3 PROSEDUR UMUM

3.4.3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis.

Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi Lapangan dalam
ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

3.4.3.2 Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek


pabrik dan data teknisnya.

Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung
sehingga terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya
yang tidak diinginkan.

3.4.4 Bahan-bahan

Kaca Polos.

Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass
yang datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik
yang memenuhi ketentuan SNI 0047 : 1987 dan SNI 0130 : 1987, Ukuran
dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Cermin.

Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa
cacat dan dari kualitas .

Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 35
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.4.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.4.5.1 Umum.

Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja


adalah ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang
sebenarnya dan besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh
Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut
akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Konsultan Manajemen
Konstruksi Lapangan, bila dikehendaki lain.

3.4.5.2 Pemasangan Kaca.

Persiapan Permukaan.

 Sebelum kaca-kaca dipasang, , daun jendela lain yang akan diberikan


kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak dengan baik.

 Daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau


tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.

 Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan


sesuai petunjuk pabrik.

 Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab


dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.

Pemasangan Cermin.

Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang


memiliki dop penutup stainless steel.

Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin


terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

Penggantian dan Pembersihan.

Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam


keadaan bersih, tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam
bentuk apapun.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 36
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh
Kontraktor tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

3.5 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

3.5.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat


penggantung dan pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.

3.5.2 STANDAR / RUJUKAN

Standar dari Pabrik Pembuat.

3.5.3 PROSEDUR UMUM

3.5.3.1 Contoh

Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan


pengunci yang akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk disetujui, sebelum dibawa kelokasi
proyek.

3.5.3.2 Pengiriman dan Penyimpanan

Alat penggantung dan pengunci harus dikirim Konsultan Manajemen


Konstruksian ke lokasi proyek dalam kemasan asli dari pabrik
pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing
dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik
dan mereknya.

Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung
dari kerusakan.

3.5.3.3 Ketidaksesuaian.

Konsultan Manajemen Konstruksi Lapangan berhak menolak bahan


maupun pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dan Kontraktor
harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang diakibatkan
karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 37
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.5.4 BAHAN – BAHAN

3.5.4.1 Umum

Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru,


kualitas baik, buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.

Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki
nilai kelembapan lebih dari 70%.

Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang


didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

3.5.4.2 Alat Penggantung dan Pengunci.

Pengunci Pintu.

a. Umum.

Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca
dan pintu KM/WC) harus sama dengan sistem Master Key
model U handle.

Semua kunci harus terdiri dari :

- Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless


steel atau kuningan dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga)
buah anak kunci.

- Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat


yang terbuat dari bahan nikel stainless steel hair line.

- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari


bahan baja lapis seng dengan jenis dan ukuran yang
disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi, kayu
atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang
(latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang silinder, face
plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi strike
plate.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 38
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Engsel.

Engsel yang digunakan untuk daun pintu dan jendela sesuai


dengan bentuk dan ukuran yang dtertera pada Gambar Kerja.

Hak Angin.

Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-


kupu .

Pengunci Jendela.

Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay


harus dari jenis spring knip .

Warna/Lapisan.

Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt


chrome/stainless steel hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.

3.5.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.5.5.1 Umum.

Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai


dengan persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.

Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan


rapih pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta
kesempurnaan fungsinya.

Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan


2 (dua) buah engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan
engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak
angin, yang memiliki pagangan.

Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga)


buah engsel.

3.5.5.2 Pemasangan Pintu.

Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 39
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas


daun pintu dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi
bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua
engsel tersebut.

Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus
dipasang slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

3.5.5.3 Pemasangan Jendela.

Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke


kusen dengan menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin,
dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuatnya dalam Gambar Kerja.

Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang


diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap
jendela harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.

3.6 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT / PLAFON

3.6.1 PEKERJAAN RANGKA PLAFOND HOLLOW

3.6.1.1 Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan yang


berhubungan dengan pekerjaan rangka plafond sesuai gambar.

b. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh yang akan dipasang.

c. Rangka langit-langit harus terpasang dengan baik, permukaan


harus rata, garis

vertikal dan horizontalnya harus saling tegak lurus


membentuk sudut 90

(sembilan puluh) derajat atau sesuai design. Jika terjadi lendutan


atau kekurangan-kekurangan lain sehingga direksi atau Konsultan
Manajemen Konstruksi memerintahkan untuk perbaikan, kontraktor
pelaksana wajib memperbaiki atas biaya Kontraktor.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 40
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

d. Pekerjaan rangka plafond meliputi pekerjaan rangka plafond


rangka hollow galvanume.

3.6.1.2 Bahan-bahan

a. Rangka Plafond Hollow Galvanume, ukuran :

 40 x 40 mm dengan tebal minimal 0,3 mm

 40 x 20 mm dengan tebal minimal 0,3 mm

b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan


contoh- contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi
lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi

c. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi lapangan dan


Konsultan Manajemen Konstruksi, akan digunakan sebagai
pedoman standard bahan utuk Konsultan Manajemen
Konstruksi memeriksa/menerima bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke lokasi pekerjaan

3.6.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan

a. Rangka plafond dibuat rata sesuai dengan gambar

b. Sebelum memasang Plafond, kontraktor wajib memeriksa bahwa


kerangka untuk tumpuan pemasangan telah sesuai dengan
gambar, baik letak, bentuk maupun ukuranya

c. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan


dengan baik oleh struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai
ukuran dalam gambar rencana, dengan pola rangka 60 x 60 cm.

d. Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan


/bangunan, dilakukan penggantian sesuai dengan gambar.

e. Rencana penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola,


gambar denah dan agar diperhatikan benar-benar pengikat
(fitting) dan peilnya, dengan jarak 60 x 120 cm.

f. Rangka harus datar (waterpass) sedang yang miring harus


sesuai dengan gambar detail arsitektur.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 41
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.6.2 PEKERJAAN PENUTUP PLAFOND GYPSUM DAN GRC

3.6.2.1 Umum

Lingkup Pekerjaan

a. Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini dilakukan meliputi seluruh pemasangan


plafond termasuk pemasangan list plafond, sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Pekerjaan seksi lain yang berkaitan:

1) Pekerjaan rangka plafond

3.6.2.2 Bahan

a. Penutup plafond :

Area ruang kelas digunakan plafond Gypsum dengan ketebalan


9 mm dan yang bermutu baik, dan ketebalan, mutu, jenis bahan
dari produk tersebut telah disetujui oleh Direksi lapangan dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Area selasar dan toilet digunakan plafond GRC dengan ketebalan


4 mm dan yang bermutu baik, dan ketebalan, mutu, jenis bahan
dari produk tersebut telah disetujui oleh Direksi lapangan dan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

b. Finishing penutup plafond :

Warna dan corak sesuai gambar/warna natural.

c. List plafon :

Digunakan list profil plafond Gypsum yang warnanya sesuai


dengan warna plafond yang digunakan bermutu baik dan telah
disetujui bentuk/jenis profil, mutu, bahan dari produk tersebut.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 42
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.6.2.3 Pelaksanaan

a. Sebelum Kontraktor melakukan pemesanan, terlebih dahulu


mengajukan contoh dari bahan kepada Direksi Lapangan dan
Konsultan Manajemen Konstruksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis. Bahan penutup plafond yang datang
harus dalam pembungkus asli.

b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu


harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

c. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan


persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi
Direksi Lapangan dan konsultan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi


diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus benar-benar baru, berkualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui Direksi Lapangan dan
Konsultan Manajemen Konstruksi

e. Batang-batang profil untuk rangka langit-langit yang dipasang


dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang bengkok atau
melengkung, atau cacat- cacat lainnya, dan telah disetujui oleh
Direksi Lapangan dan Konsultan Manajemen Konstruksi.

f. Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton atau


rangka atap dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh
rangka dapat melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton
atau rangka atap dan tidak dapat berubah- ubah bentuk lagi.

g. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh


permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada
bagian yang bergelombang, dan batang- batang rangka harus
saling tegak lurus.

h. Bahan penutup langit-langit yang digunakan dengan


ukuran sesuai gambar produk yang dipakai.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 43
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

i. Setelah dipasang, semua bidang plafon dicek levelnya serta rata


permukaannya.

j. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan


lain yang berada diatasnya harus sudah terpasang dengan baik
dan sempurna.

k. Harus diperhatikan adanya disiplin lain diantaranya


pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang
diperlukan. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum dalam
gambar rencana langit-langit, harus diteliti dalam gambar
Elektrikal, Plumbing, AC dan lain-lain.

3.7 PEKERJAAN PELAPISAN DINDING

Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam


maupun luar bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi
penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang
dilapisi keramik sesuai dengan gambar dan schedule finishing.

3.7.1 PELAPIS DINDING KERAMIK

3.7.1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin


keramik pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta
Spesifikasi Teknis ini.

3.7.1.2 PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.

Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan


harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set


masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set.

Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab


Kontraktor.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 44
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Pengiriman dan Penyimpanan.

Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam


kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan
label/merek dagang yang utuh dan jelas.

3.7.1.3 BAHAN - BAHAN

Umum.

Ubin harus dari kualitas yang baik / Kwalitas 1 dan yang


memenuhi ketentuan SNI.

Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak


lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak
boleh dipasang.

Ubin Keramik Berglasur.

Ubin keramik berglasur merek terdiri dari beberapa jenis seperti


tersebut berikut :

- Ubin berglasur ukuran 250 mm x 400 mm untuk dinding


KM/WC.

Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema


Warna yang sudah ditentukan pada pembangunan tahap
sebelumnya.

Adukan.

Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk
dari pabri pembuat.

Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus


memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan


dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 45
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.7.1.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.

Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah


pekerjaan lainnya benar-benar selesai.

Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan


pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang
terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan.

Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimu;lai, plesteran


harus dalam keadaan kering, padat, rat dan bersih.

Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain yang
harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir dan
sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.

Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya


menggunakan campuran 1 semen dan 4 pasir.

Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,


kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada


permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian
diletakkan pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan
atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.

Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh


berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar
bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat.

Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.

Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 46
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan


seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.

Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan


dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.

Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,


pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan
serapi dan sesempuna mungkin.

Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang


berwarna sama dengan warna keramiknya dan disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh


garis-garis siar.

Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran


segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah


mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan
batang penyangga berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar
celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Konsultan Manajemen Konstruksi
Lapangan.

Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan


penyangganya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.

Setelah pemasangan selesai, permukaan Keramik harus benar-


benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu
permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa
merusak permukaan Keramik.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 47
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.8. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI

Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-
teras termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS,
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

3.8.1. UBIN KERAMIK

3.8.1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin


keramik pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta
Spesifikasi Teknis ini.

3.8.1.2. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.

Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan


harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke
lokasi proyek.

Contoh bahan ubin harus diserahkan minimal 1 (set) set


masing-masing untuk setiap bahan keramik.

Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab


Kontraktor.

Pengiriman dan Penyimpanan.

Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam


kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan
label/merek dagang yang utuh dan jelas.

3.8.1.3. BAHAN - BAHAN

Umum.

Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang
memenuhi ketentuan SNI.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 48
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak


lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak
boleh dipasang.

Ubin Keramik Berglasur.

Ubin keramik berglasur, terdiri dari beberapa jenis seperti


tersebut berikut :

- Ubin keramik berglasur tipe non-slip ukuran 250mm x


250mm untuk lantai KM/WC.

- Keramik non-slip yang dipakai ukuran 400 X 400 mm


(dan digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan
dalam gambar).

- Keramik Polish yang dipakai ukuran 400 X 400 mm (dan


digunakan untuk ruangan yang telah ditentukan dalam
gambar).

Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai


Skema Warna yang sudah ditentukan pada pembangunan
tahap sebelumnya.

Adukan.

Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi


bahan tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai
petunjuk dari pabri pembuat.

Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus


memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika


ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi Lapangan.

Adukan Pengisian Celah.

Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran


semen siap pakai, yang diberi warna dari pabrik pembuat.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 49
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.8.1.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.

Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah


pekerjaan lainnya benar-benar selesai.

Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan


pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang
terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan.

Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang
harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2 pasir
dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.

Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,


kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan


diatas lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.

Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh


berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar
bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat.

Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar


dan diganti.

Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.

Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan


seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.

Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan


dilakukan hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 50
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,


pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus
dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.

Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang


berwarna sama dengan warna keramiknya dan disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi


penuh garis-garis siar.

Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas


pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru
dan bersih.

Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi


celah mulai yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu
dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.

Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan


penyangganya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.

Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-


benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu
permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa
merusak permukaan ubin.

3.8.2. UBIN PEMANDU (GUIDING BLOCK)

3.8.2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin


pemandu pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta
Spesifikasi Teknis ini.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 51
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.8.2.2. STANDAR / RUJUKAN

SNI 8160 : 2015 Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan


kaki.

3.8.2.3. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.

Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan


harus diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi
Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke
lokasi proyek.

Contoh bahan ubin harus diserahkan minimal sebanyak 2


(dua) set masing-masing sesuai tipe fungsi.

Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab


Kontraktor.

Pengiriman dan Penyimpanan.

Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam


kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan
label/merek dagang yang utuh dan jelas.

3.8.2.4. BAHAN - BAHAN

Umum.

Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang
dikenal yang memenuhi ketentuan SNI.

Material : Campuran Semen dan Pasir

Ukuran : 300 x 300 mm dengan tebal 40 mm

Warna : Kuning

Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak


lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak
boleh dipasang.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 52
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Ubin Pemandu.

Ubin Pemandu terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut


berikut :

- Ubin Pemandu tipe Strip Ukuran 300 x 300 mm.

- Ubin Pemandu tipe Dot Ukuran 300 x 300 mm

Adukan.

Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi


bahan tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai
petunjuk dari pabri pembuat.

Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus


memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika


ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi Lapangan.

3.8.2.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persiapan.

Pekerjaan pemasangan ubin pemandu baru boleh dilakukan


setelah pekerjaan lainnya benar-benar selesai.

Pemasangan ubin pemandu harus menunggu sampai semua


pekerjaan pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan
lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan ubin
pemandu ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

Pemasangan.

Adukan untuk pasangan ubin pemandu pada lantai, dan


bagian lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran
1 semen, 4 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 53
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Adukan untuk pasangan ubin pemandu pada lantai harus


ditempatkan diatas lapisan pasir dengan ketebalan sesuai
Gambar Kerja.

Ubin pemandu harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak


boleh berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga
agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rata.

Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar


dan diganti.

Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.

Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,


pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus
dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.

Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi


penuh garis-garis siar.

Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas


pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru
dan bersih.

Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan


penyangganya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

Pembersihan dan Perlindungan.

Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-


benar bersih, tidak ada yang cacat, bila dianggap perlu
permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa
merusak permukaan ubin.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 54
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.9. PEKERJAAN PENGECATAN

3.9.1 KETERANGAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan


memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan,
baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir.
Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton,
dan permukaan permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.

3.9.2 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,


tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

3.9.3 PROSEDUR UMUM

3.9.3.1 Data Teknis dan Kartu Warna.

Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang
akan digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.

Semua warna ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan akan


diterbitkan secara terpisah dalam suatu Skema Warna.

3.9.3.2 Contoh dan Pengujian.

Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam
kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtuKonsultan Manajemen
Konstruksian identitas cat yang ada didalamnya, serta harus disetrahkan tidak
kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 55
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Konsultan Manajemen Konstruksi
Lapangan mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar
acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh
harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili.

Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di
atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x
300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1
(satu) contoh lagi disimpan Konsultan Manajemen Konstruksi Lapangan guna
memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut
ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.

Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

3.9.4 BAHAN – BAHAN

3.9.3.1 Umum.

Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat.

Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.

Finishing dinding interior dapat menggunakan cat emulsi .

Finishing dinding eksterior harus menggunakan cat bersifat waterproofing.

Semua Komponen permukaan yang terletak pada eksterior baik permukaan


beton maupun besi harus dilapisi cat waterproofing. Epoxy resin harus dipasok
oleh Pabrik Pembuat yang disetujui oleh Pemberi Tugas /Konsultan Manajemen
Konstruksi, dan harus diaplikasikan sesuai dengan instruksi tertulis dari Pabrik
Pembuat tersebut.

Kuas, Rol, dan Perangkat Pengecatan: harus yang terbaik, bersih dan sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 56
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

3.9.3.2 Cat Dasar.

Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :

- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan


panel kalsium silikat.

- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.

3.9.3.3 Undercoat.

Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.

3.9.3.4 Cat Akhir.

Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :

- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton..

- Emulsion khsus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton..

- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja..

3.9.5 PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.9.3.1 Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.

Umum.

- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan


polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang
berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas,
ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan
dimulai.

- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam


bidang tersebut.

- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan


permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 57
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa


sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

Permukaan Pelesteran dan Beton.

Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang


waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan
pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan
ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata
dengan pelesteran sekelilingnya.

Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan


menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak,
minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.

Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran dibasahi


secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal
ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan
memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

Permukaan Barang Besi /Baja.

a. Besi/ Baja Baru.

Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing


lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
penyemprtan pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.

Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan


dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.

Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan


barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang
disyaratkan.

b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.

Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang


sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan
memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 58
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi


terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera
merawat permukaan karat yang terdeteksi.

Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan


debu, kotoran, minyak, gemuk.

Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat


kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali
(touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai
mencapai ketebalan yang disyaratkan.

c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.

Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna


harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi
untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersikan permukaan
dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian
cat dasar.

3.9.3.2 Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.

Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal
ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah
disiapkan di atas.

3.9.3.3 Pelaksanaan Pengecatan.

Umum.

- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan
tekstur.

- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna


dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan
yang sama.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 59
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk


bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.

- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan


permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah
diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

Proses Pengecatan.

- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya


untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.

Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat


kering), sesuai ketentuan berikut.

1) Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

2) Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion acrylic khusus eksterior.

3) Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir Berbahan


Dasar Minyak.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.

4) Permukaan Besi/Baja.

Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate


primer.

Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 60
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.

- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk
digunakan.

Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.

- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,


membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.

- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.

- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda


pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan
dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi
jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.

- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor


untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis
di bawahnya).

Metode Pengecatan.

- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat


diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau
rol.

- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.

- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.

- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau


disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 61
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas


harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

3.10. PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR DAN ASESORISNYA

15.1. KETERANGAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan
seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat
yang diperlukan.

15.2. PEKERJAAN SANITAIR

3.10.2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan

3.10.2.2 BAHAN – BAHAN

Water Closet dan Wastafel.

Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :

 Water Closet Jongkok

Bahan porselen, produk dalam negeri (warna standard).

 Water Closet Duduk

Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan Jet Washer dan
peralatan lain (warna standard).

 Wastafel

Wastafel Gantung Bahan porselen, produk dalam, lengkap dengan


keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).

Keran, Floor Drain, Dll

 Keran air

 Floor Drain

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 62
Spesifikasi Umum, Administrasi dan Teknis : Rehabilitasi dan Renovasi Prasarana Madrasah Provinsi Riau 1

Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

3.10.2.3 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli


pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan
dengan hati-hati dan sangat rapi.

Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak
diizinkan.

Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diizinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.

Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian


rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.

Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus


dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

Bak cuci tangan tipe dinding harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak
bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali bila
ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.

Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.

Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada
meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat
ini berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk anak-
anak, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksian Lapangan.

Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar
dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak

I I . P e r s y a r a t a n T e k n i s S t r u k t u r a l – h a l 63

Anda mungkin juga menyukai