Anda di halaman 1dari 41

WORKSHOP PERSIAPAN PEMENUHAN

SARANA PRASARANA dan ALAT KESEHATAN


(SPA) MELALUI ANGGARAN DAK PUSKESMAS
TAHUN ANGGARAN 2016

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN


BANGUNAN GEDUNG NEGARA dan
HARGA SATUAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA

oleh
DINAS PEKERJAAN UMUM
PROV. SULAWESI UTARA
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
4. Peratuan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011
tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga
TAHAPAN PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
Penyusunan rencana
kebutuhan

Penyusunan rencana
PERSIAPAN
pendanaan

PERENCANAAN Penyusunan rencana


TEKNIS penyediaan dana

TAHAPAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KONSTRUKSI

PENGAWASAN
Status BMN
TEKNIS

PASCAKONSTRUKSI SLF

Pendaftaran BGN

13
BIAYA KOSTRUKSI
KOMPONEN FISIK
BIAYA

HARGA TOTAL
BANGUNAN ( DIPA )
BIAYA PENGELOLA
PROYEK

BIAYA PENGAWASAN
/MK
KLASIFIKASI
berdasarkan KOMPLEKSITAS

• BG Kantor yang sudah ada disain


Sederhana: BGN prototipe-nya/ sd. 2 lantai/luas sd. 500m2
dengan teknologi- • Rumah Dinas Tipe C,D, dan E

spesifikasi sederhana • Pelayanan kesehatan: Puskesmas


• Pendidikan: lanjutan dan dasar sd. 2 lantai

• BG Kantor belum ada prototipe-nya/


Tidak Sederhana: diatas 2 lantai/ >500 m2

Klasifikasi BGN dengan teknologi-


spesifikasi tidak
• Rumah Dinas Tipe A & B, atau C,D,&E
bertingkat
sederhana • Rumah Sakit Klas A & B
• Universitas/Akademi

• Istana Negara/Wisma Negara


Khusus: BGN dengan • Instalasi Nuklir, instalasi hankam
fungsi, teknologi, dan • Laboratorium, terminal, stadion OR,
spesifikasi khusus rumah tahanan, gudang benda berbahaya
• Bangunan Monumental, ged. Perwakilan
RI

9
STANDAR JUMLAH LANTAI

Gedung Kantor:
Maks 8 lantai
Lebih dari 8 lantai: izin
Standar Jumlah Menteri PU

Lantai
Rumah Negara:
2 lantai selain Rusun

6
TAHAPAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Penyusunan rencana kebutuhan untuk pembangunan bangunan gedung
negara yang pendanaannya bersumber dari APBN harus mendapat
persetujuan dari Menteri Keuangan.

Penyusunan rencana pendanaan


SUMBER DANA REKOMENDASI DISUSUN DALAM
APBN Menteri PU Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga
APBD Provinsi Menteri Dalam Negeri Rencana Kerja dan Anggaran
SKPD
APBD Kabupaten/Kota Gubernur

Rencana kebutuhan dan rencana pendanaan pembangunan


bangunan gedung negara yang pendanaannya bersumber dari APBD Provinsi
atau APBD Kabupaten/Kota, terlebih dahulu harus diprogramkan dan
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
14
PROSES BANTUAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA
PROSES PEMBANGUNAN BGN PASCAKONSTRUKSI

PERENCANAAN PELAKSANAAN
PERSIAPAN PEMANFAATAN PENGHAPUSAN
TEKNIS KONSTRUKSI

BANTUAN TEKNIS BERUPA TENAGA PENGELOLA TEKNIS DALAM RANGKA


PERAWATAN PEMBONGKARAN
BANGUNAN, BGN, BANTUAN
BANTUAN TEKNIS BANTUAN TEKNIS TEKNIS BERUPA
BERUPA: BERUPA ANALISIS TAKSIRAN HARGA
1. Rekomendasi TINGKAT BONGKARAN
Kebutuhan Biaya KERUSAKAN
Pembangunan Baru/
Kebutuhan Biaya
Perawatan BGN
2. Rekomendasi Teknis, = PROSES PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
seperti: Multiyears,
= BANTUAN TEKNIS OLEH KEMENTERIAN PU cq DITJEN CK cq DIT. PBL
Bangunan > 8 lantai,
Pekerjaan Lanjutan

15
BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
pekerjaan struktur

pekerjaan
arsitektur
Biaya Standar pekerjaan
(berdasarkan HSBGN, perampungan
koefisien, luas bangunan)
pekerjaan utitiltas

IMB
Biaya
perizinan selain
Pembangunan IMB
penyiapan dan
Biaya pematangan lahan
Nonstandar peningkatan
(berdasarkan kebutuhan
nyata dan harga pasar
arsitektur-struktur
wajar dgn total 150%
biaya standar) green building

penyambungan
utilitas
17
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
Dokumen Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara mencakup:
1. Biaya Konstruksi Fisik
adalah pembiayaan pembangunan untuk pekerjaan STANDAR dan pekerjaan NON-STANDAR.
Dimana biaya pekerjaan non standar MAKSIMAL adalah 150% dari biaya pekerjaan standar.

BIAYA BIAYA PEKERJAAN BIAYA


KONTRUKSI FISIK STANDAR PEKERJAAN
BGN NON-STANDAR
2. Biaya Perencanaan Konstruksi
3. Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi
Besarnya nilai biaya PERENCANAAN dan PENGAWASAN/MANAJEMEN KONSTRUKSI,
MAKSIMUM dihitung berdasarkan prosentase biaya terhadap Nilai Biaya Konstruksi Fisik
(sesuai interpolasi pada PermenPU no. 45/PRT/M/2007).
4. Biaya Pengelolaan Kegiatan
Besarnya biaya pengelolaan kegiatan, diperuntukkan bagi kegiatan operasional,
peruntukannya terdiri atas:

BIAYA BIAYA
BIAYA PENGELOLAAN OPERASIONAL UNSUR OPERASIONAL UNSUR
KEGIATAN PENGGUNA ANGGARAN PENGELOLA
(65%) TEKNIS
(35%)
20
PEMBIAYAAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN

19
standar harga satuan tertinggi untuk biaya pelaksanaan
kontruksi fisik per-m2 pembangunan bangunan gedung
negara dan diberlakukan sesuai dengan klasifikasi, lokasi,
dan tahun pembangunannya.

Standar HSBGN ditetapkan secara berkala untuk setiap


kab./kota oleh Bupati/walikota setempat.
DASAR HUKUM
Permen PU No : 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
(Standar Harga satuan tertinggi pembangunan BGN
ditetapkan secara berkala untuk setiap Kab./kota
oleh Bupati / Walikota setempat.

Perpres No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan


Bangunan Gedung Negara.

Pasal 1 angka 8
Standar harga satuan tertinggi adalah biaya paling banyak
per meter persegi pelaksanaan konstruksi pekerjaan standar
untuk pembangunan bangunan gedung negara.
HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA (HSBGN)

Tahun 2016
Provinsi Sulawesi Utara
Kabupaten Kota Manado
GEDUNG NEGARA (per M2)
TIDAK SEDERHANA SEDERHANA
Rp 6.388.500 Rp 4.895.000
RUMAH NEGARA (per M2)
TIPE A TIPE B TIPE C, D, E
Rp 5.540.000 Rp 4.825.750 Rp 4.155.700
PAGAR GEDUNG NEGARA (per Meter)
DEPAN (tinggi 1,5m) BELAKANG (tinggi 3m) SAMPING (tinggi 2m)
Rp 2.215.000 Rp 2.395.500 Rp 2.295.000
PAGAR RUMAH NEGARA (per Meter)
DEPAN (tinggi 1,5m) BELAKANG (tinggi 2,5m) SAMPING (tinggi 2m)
Rp 1.925.000 Rp 1.365.000 Rp 1.410.000
Jenis Luas
 Gedung Kantor Klasifikasi Tidak Sederhana
seluas 10 m2/personil
Gedung Kantor  Gedung Kantor Klasifikasi Sederhana
seluas 9.6 m2/personil
 Ruang Khusus atau Rg. Pelayanan
Masyarakat dihitung tersendiri
 Rincian Standar Luas Ruang Terlampir

 Tipe Khusus : 400m2 / 1000m2 (LB/LT)


Rumah Negara  Tipe A : 250m2 / 600m2 (LB/LT)
 Tipe B : 120m2 / 350m2 (LB/LT)
 Tipe C : 70m2 / 200m2 (LB/LT)
 Tipe D : 50m2 / 120m2 (LB/LT)
 Tipe E : 36m2 / 100m2 (LB/LT)

BGN Lainnya  Mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh


Instansi ybs.
 Biaya Pembangunan BGN:
Biaya Pekerjaan Standar (per m2 biaya Konstruksi Fisik)
Biaya Pekerjaan Non Standar
 Standar Harga Satuan Tertinggi per M2
 Komponen Biaya Pembangunan:
o Biaya Konstruksi Fisik

o Biaya Manajemen Konstruksi/Pengawas

o Biaya Perencanaan

o Biaya Pengelolaan Kegiatan

 Prosentase Komponen Biaya Pembangunan:


Diperhitungkan dari Biaya Konstruksi Fisik
 Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar yang wajar,
dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis Setempat;
 Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung
berdasarkan billing-rate;
 Total nilai biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar 150% dari total biaya
pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada 150%
Jenis Pekerjaan Biaya
Alat Pengkondisian Udara 10-20% dari X
Elevator/escalator 8-12% dari X
Tata suara (Sound System) 3-6% dari X
Telepon dan PABX 3-6% dari X
Instalasi IT (Informasi dan Teknologi) 6-11% dari X
Elektrikal 7-12% dari X
Sistem Proteksi Kebakaran 7-12% dari X
Penangkal petir khusus 2-5% dari X
Instalasi Pengolahan Air Limbah 2-4% dari X
Interior (termasuk Furniture) 15-25% dari X
Gas Pembakaran 1-2% dari X
Gas Medis 2-4% dari X
Pencegahan Bahaya Rayap 1-3% dari X
Pondasi dalam 7-12% dari X
Fasilitas penyandang cacat 3-8% dari X
Sarana/prasarana lingkungan 3-8% dari X
Basement (per m2) 120% dari Y
Peningkatan mutu 15-30% dari Z
BIAYA PEKERJAAN STANDAR =
LUAS BANGUNAN X KOEFISIEN JUMLAH LANTAI X
HARGA SATUAN TERTINGGI BGN/RN SESUAI KLASIFIKASI

DITAMBAH

BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR =


NILAI PERSENTASE PEKERJAAN NON STANDAR X
LUAS BANGUNAN X KOEFISIEN JUMLAH LANTAI X
HARGA SATUAN TERTINGGI BGN/RN SESUAI KLASIFIKASI
Biaya Pekerjaan Standar BGN
meliputi untuk biaya pekerjaan : struktur, arsitektur , finishing,
utilitas, dan IMB
Biaya Pekerjaan Standar Pembangunan BGN dihitung
berdasarkan:
1. standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi
bangunan gedung negara;
2. koefisien faktor pengali jumlah lantai bangunan; atau
3. luas bangunan

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14


Fungsi Bangunan/ Ruang Harga Satuan Per - m² Tertinggi
ICU/ ICCU/ UGD/ CMU 1,50 standar harga bangunan
Ruang operasi 2,00 standar harga bangunan
Ruang radiologi 1,25 standar harga bangunan
Rawat inap 1,10 standar harga bangunan
Laboratorium 1,10 standar harga bangunan
Ruang kebidanan/ kandungan 1,20 standar harga bangunan
Ruang gawat darurat 1,10 standar harga bangunan
Power house 1,25 standar harga bangunan
Ruang rawat jalan 1,10 standar harga bangunan
Dapur dan loundri 1,10 standar harga bangunan
Bengkel 1,00 standar harga bangunan
Laboratorium SLTP/ SMA/ SMK 1,15 standar harga bangunan
Selasar luar beratap/ terras 0,50 standar harga bangunan
 Total biaya pekerjaan non standar maksimum sebesar 150 % dari total
biaya pekerjaan standar
 Perincian berpedoman pada prosentasi sebagai berikut :
Jenis Pekerjaan Prosentase
Alat pengkondisian udara 10 – 20 % dari X
Elevator/ Escalator 8 – 12 % dari X
Tata suara (soun system) 3– 6% dari X
Telepon dan PABX 3– 6% dari X
Instalasi IT (Informasi dan Teknologi) 6 – 11 % dari X
Elektrikal (termasuk genset) 7 – 12 % dari X
Sistem proteksi kebakaran 7 – 12 % dari X
Sistem penangkal petir khusus 2– 5% dari X
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAC) 2– 4% dari X
Interior (termasuk furniture) 15 – 25 % dari X
Jenis Pekerjaan Prosentase
Gas pembakaran 1– 2% dari X
Gas medis 2– 4% dari X
Pencegahan bahaya rayap 1– 3% dari X
Pondasi dalam 7 – 12 % dari X
Fasilitas penyandang cacat dan
3 – 8 % dari X
kebutuhan khusus
Sarana/ prasarana lingkungan 3 – 8 % dari X
Basement (per m²) 120 % dari Y
Penigkatan mutu (*) 15 – 30 % dari Z
Catatan : X = Total biaya konstruksi fisik pekerjaan standar
Y = Standar harga satuan tertinggi per – m²
Z = Total biaya komponen pekerjaan yang ditingkatkan
mutunya
* = Termasuk penampilan arsitektur dan peningkatan
struktur terhadap aspek keselamatan bangunan
HARGA SATUAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
PROVINSI SULAWESI UTARA SEMESTER I 2016
BIAYA PEKERJAAN
HSBGN STANDAR BIAYA
KONSTRUKSI FISIK
BIAYA PEKERJAAN
NON STANDAR
max 150% dari HSBGN BIAYA MK/
Perpres 73 Pasal 16, (3)
BIAYA PENGAWASAN

BIAYA
PERENCANAAN

BIAYA
PENGELOLAAN KEGIATAN

BIAYA KESELURUHAN BANGUNAN


Analisis Biaya adalah suatu metode perhitungan yang digunakan
untuk memperkirakan (mengestimasikan) kebutuhan biaya dalam
rangka penganggaran meliputi kegiatan:

1. pembangunan baru bangunan gedung negara,


2. pengembangan komponen bangunan gedung negara, dan/atau
3. perawatan komponen bangunan gedung negara.
KELENGKAPAN DATA/INFORMASI UNTUK
PEMBANGUNAN BARU
A. INFORMASI TENTANG LAHAN
1. Status Hak Atas Tanah dan/atau izin pemanfaatan.
2. SKRK (SURAT KETERANGAN RENCANA KOTA); berisi tentang peruntukan dan
intensitas bangunan :
a. KDB (KOEFESIEN DASAR BANGUNAN); Luas Tapak Bangunan yang
diperbolehkan terbangun.
b. KLB (KOEFESIEN LANTAI BANGUNAN); Luas Maksimal yang boleh dibangun.
c. Ketinggian Maksimal Bangunan.
3. RTBL

B. INFORMASI TENTANG BANGUNAN


1. STRUKTUR ORGANISASI
2. JUMLAH PERSONIL PROYEKSI 5 TAHUN KEDEPAN
3. KEBUTUHAN DAN FUNGSI RUANG
4. PERSYARATAN KHUSUS LAINNYA
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN BANGUNAN
• Untuk pekerjaan renovasi/rehabilitasi dalam rangka PERAWATAN
bangunan gedung negara, dilakukan analisis perhitungan kebutuhan
biaya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya cq Direktorat Penataan
Bangunan dan Lingkungan atau oleh instansi teknis provinsi
setempat.
• Analisis Biaya dihitung dengan melihat tingkat kerusakan bangunan
melalui survey lapangan.
o Kerusakan Ringan: biaya perawatan maks. 30% HSBGN setempat

o Kerusakan Sedang: biaya perawatan maks. 45% HSBGN seetempat

o Kerusakan Berat: biaya perawatan maks. 65% HSBGN setempat

(HSBGN disesuaikan dengan kualifikasi bangunan)

• Dasar untuk melakukan perhitungan kebutuhan biaya adalah


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara 28
SISTEMATIKA ANALISIS BIAYA UNTUK PEMBANGUNAN BARU BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

1. INFORMASI TENTANG LAHAN


2. INFORMASI TENTANG BANGUNAN

ANALISIS

HSBGN

1. BIAYA KONSTRUKSI FISIK


BIAYA PEKERJAAN
TOTAL BIAYA 2. BIAYA PERENCANAAN STANDAR
YANG DIPERLUKAN 3. BIAYA PENGAWASAN/ MK
BIAYA PEKERJAAN NON
4. BIAYA PENGELOLAAN STANDAR
KEGIATAN
SIMULASI ANALISIS BIAYA UNTUK PEMBANGUNAN BARU GEDUNG NEGARA
ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
NAMA BANGUNAN : GEDUNG - A
TAHUN DIBANGUN : 2011
JUMLAH TINGKAT
LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN
:3
:
Lantai
20,000.00 m2
LEMBAGA :
PEMAKAI :
CONTOH !!!
LUAS LANTAI BASEMENT : 2,500.00 m2 ALAMAT :
KOEFISIEN TINGKAT BGN
FUNGSI BANGUNAN/ RUANG
1.12
: KANTOR
analisis 2012
KLASIFIKASI BANGUNAN : Tidak Sederhana

I. DASAR ANALISIS
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
2. Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2012 = Rp 3 000 000
Berdasarkan pedoman satuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)
Tahun Anggaran 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta

II. KEBUTUHAN BIAYA PEKERJAAN STANDAR


A. Analisis Kebutuhan Biaya Satuan Pekerjaan Standar = Koefisien Tingkat Bangunan x HSBGN
Biaya Satuan Pekerjaan Standar = 1.120 x Rp 3,000,000 = Rp 3 360 000

B. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar = Luas Lantai x Biaya Satuan Pekerjaan Standar
Biaya Pekerjaan Standar = 20,000.00 x Rp 3,360,000
30
= Rp 67 200 000 000
SIMULASI ANALISIS BIAYA UNTUK PEMBANGUNAN BARU GEDUNG NEGARA

< 4 LT;
4-8 LT;
> 8 LT; atau
KHUSUS/GREEN
III. KEBUTUHAN BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR
A. Analisis Komponen Pekerjaan Non Standar
TERHADAP SELURUH
BOBOT NILAI
NO. URAIAN PEKERJAAN BANGUNAN DISULKAN
TERBANGUN (%)
min. max.
1. Alat Pengkondisi Udara 10% 20% 20.00% 100 20.00
2. Elevator/Escalator 8% 12% 9.00% 100 9.00
3. Tata Suara (Sound System) 3% 6% 6.00% 100 6.00
4. Telepon/PABX 3% 6% 5.00% 100 5.00
5. Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 6% 11% 5.00% 100 5.00
6. Elektrikal 7% 12% 5.00% 100 5.00
7. Sistem Proteksi Kebakaran 7% 12% 5.00% 100 5.00
8. Penangkal Petir Khusus 2% 5% 5.00% 100 5.00
9. Instalasi Pengolahan Air Limbah 2% 4% 2.00% 100 2.00
10. Interior (Termasuk furniture) 15% 25% 2.00% 100 2.00
11. Gas Pembakaran 1% 2% 2.00% 100 2.00
12. Gas Medis 2% 4% 4.00% 100 4.00
13. Pencegahan Bahaya Rayap 1% 3% 3.00% 100 3.00
14. Pondasi Dalam 7% 12% 10.00% 100 10.00
15. Fasilitas Penyandang Cacat 3% 8% 5.00% 100 5.00
16. Sarana/Prasarana Lingkungan 3% 8% 5.00% 100 5.00
93.00
Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar 93.00 % x 1.120 x Rp 3,000,000 = Rp 3 124 800 31
Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar 20,000.00 x Rp 3,124,800 = Rp 62 496 000 000
FORM ANALISIS UNTUK PEMBANGUNAN BARU GEDUNG NEGARA
B. Analisis Biaya Pekerjaan Basement
BOBOT LUAS HSBGN BIAYA NILAI
NO PEKERJAAN
(%) (M2) (Rp.) (Rp.) (%)

Basement (per m2)……1(satu) lapis;..(>1 lapis, hitung tersendiri) 120 2,500.00 3,000,000 9,000,000,000 13.39

C. Analisis Biaya Peningkatan Mutu


PEKERJAAN PROSENTASE PENINGKATAN MUTU BOBOT YANG BIAYA NILAI
NO
DITINGKATKAN (%) (Rp.) (%)
KOMPONEN PEKERJAAN BOBOT KOMPONEN min. max. DIUSULKAN

1 Lantai 10% 15% 30% 30% 10.00 201,600,000 0.30

2 Dinding 10% 15% 30% 30% 20.00 403,200,000 0.60

JUMLAH 604,800,000 0.90

JUMLAH NILAI PEKERJAAN NON STANDAR (%) max. 150 107.29

D. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Non Standar


1. Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar = Rp 62 496 000 000
2. Biaya Pekerjaan Basement = Rp 9 000 000 000
3. Biaya Peningkatan Mutu = Rp 604 800 000 +
= Rp 72 100 800 000
32
FORM ANALISIS UNTUK PEMBANGUNAN BARU GEDUNG NEGARA
IV. BIAYA PEKERJAAN FISIK
1. BIAYA PEKERJAAN STANDAR = Rp 67 200 000 000
2. BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR = Rp 72 100 800 000 +
= Rp 139 300 800 000
Dibulatkan = Rp 139 301 000 000
V. KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN
1. BIAYA KONSTRUKSI FISIK = Rp 139 301 000 000
2. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI = Rp 3 709 000 000
3. BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI = Rp 2 981 000 000
4. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN = Rp 709 000 000 +
TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN = Rp 146 700 000 000

TERBILANG : seratus empat puluh enam milyar tujuh ratus juta rupiah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
MENGETAHUI : DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
KASUBDIT PEMBINAAN PENGELOLAAN A/N. TIM PELAKSANA KOORDINASI BANTUAN TEKNIS
GEDUNG DAN RUMAH NEGARA TINGKAT PUSAT DAN DKI JAKARTA

1. ……………………………..

IR. J. WAHYU KUSUMOSUSANTO, MUM


NIP. 110053282 2. ……………………………..

Catatan :
Ajuan biaya tersebut tidak mengikat pelaksanaan fisik dan perlu disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan pada waktu pelaksanaan.
33
SISTEMATIKA ANALISIS BIAYA PERAWATAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA

EXISTING BANGUNAN : KLASIFIKASI TINGKAT


IDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN :
KERUSAKAN UNTUK MASING- 1.RINGAN
MASING KOMPONEN.
2.SEDANG
3.BERAT

ANALISIS

HARGA SATUAN
BANGUNAN PER M2

1. BIAYA KONSTRUKSI FISIK BIAYA PEKERJAAN


TOTAL BIAYA 2. BIAYA PERENCANAAN STANDAR
YANG DIPERLUKAN 3. BIAYA PENGAWASAN/ MK BIAYA PEKERJAAN NON
STANDAR
4. BIAYA PENGELOLAAN
KEGIATAN
KRITERIA KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG
No Kategori Kriteria Kerusakan Uraian Kelaya
Kerusakan kan

Bangunan roboh atau sebagian 1. Bangunan roboh total


besar komponen struktural rusak 2. Atap jatuh
3. Balok, kolom, plat lantai patah
Roboh/Rusak Tingkat Kerusakan antara 45 s/d 4. Dinding, pintu/jendela sebagian besar runtuh/roboh
I
Total/Rusak Berat 65 % atau diatas 65 % 5. Sebagian besar langit-langit runtuh
6. Instalasi listrik rusak total

Bangunan masih berdiri, 1. Bangunan masih berdiri


sebagian komponen struktural 2. Sebagian rangka atap patah
patah dan komponen non 3. Balok kolom sebagian patah
struktural rusak 4. Sebagian kecil dinding, kusen pintu/ jendela runtuh/roboh
II Rusak Sedang 5. Sebagian langit-langit lepas
Tingkat Kerusakan antara 30 s/d 6. Sebagian besar instalasi listrik rusak / terputus
45 %

1. Sebagian besar penutup atap dan langit- Tingkat


langit lepas kerusakan
2. Retak-retak pada plesteran kolom, balok, 20 < s/d 30 %
dan dinding tembok/dinding papan
Kelas A pecah/rusak
3. Penutup lantai lepas/terkelupas
4. Sebagian instalasi rusak

Bangunan masih berdiri,


Sebagian komponen non- 1. Sebagian kecil penutup atap lepas Tingkat
Rusak struktural & arsitektural rusak 2. Sebagian kecil retak-retak pada plesteran kerusakan
III
Ringan kolom, tembok dan plesteran, serta dinding 10 % s/d 20 %
Kelas B Tingkat Kerusakan antara 5 s/d papan terlepas
30 % 3. Sebagian plesteran terkelupas
4. Sebagian kecil instalasi rusak

1. Retak-retak kecil pada dinding tembok Tingkat


2. Sebagian plesteran terkelupas kerusakan
Kelas C 3. sebagian kecil daun pintu / jendela dan < 10 %
engsel rusak
SIMULASI ANALISIS BIAYA UNTUK PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
SIMULASI ANALISIS BIAYA UNTUK PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

II. KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN STANDAR


A. Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Standar
TERHADAP BOBOT
BOBOT NILAI
NO. URAIAN PEKERJAAN SELURUH KERUSAKAN
(%) (%)
BANGUNAN MAKSIMUM
1. PONDASI PONDASI 10.00% 15.00% - -
2. STRUKTUR KOLOM, BALOK & RING BALK 27.00% 30.00% - -
PLESTERAN 2.00% 100.00% 100.00 2.00
3. ATAP RANGKA ATAP 8.00% 30.00% - -
PENUTUP ATAP 2.00% 75.00% - -
4. LANGIT-LANGIT RANGKA LANGIT-LANGIT 3.50% 100.00% - -
PENUTUP LANGIT-LANGIT 4.50% 100.00% - -
5. DINDING BATU BATA/ PARTISI 4.50% 50.00% - -
PLESTERAN 1.75% 100.00% - -
KACA 1.25% 100.00% - -
PINTU 1.00% 100.00% - -
KOSEN 1.50% 100.00% - -
6. LANTAI PENUTUP LANTAI 10.00% 100.00% - -
7. UTILITAS INSTALASI LISTRIK 5.00% 100.00% - -
INSTALASI AIR 1.50% 100.00% - -
DRAINASE LIMBAH 1.50% 100.00% - -
8. FINISHING FINISHING STRUKTUR (CAT) 1.00% 100.00% - -
FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) 4.00% 100.00% - -
FINISHING DINDING 6.00% 100.00% - -
FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) 4.00% 100.00% - -
JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN STANDAR (%) 100.00% 2.00

Jenis Peraw atan = PERAWATAN RINGAN RINGAN < 30%


B. Analisis Kebutuhan Biaya Satuan Pekerjaan
= Prosentase Tingkat Kerusakan x Koef. Lantai x HSBGN SEDANG > 30% - 45%
Standar
Biaya Komponen Pekerjaan Standar = 2.00% x 1.135 x 0.00 x Rp 3,000,000 = Rp 68 100 BERAT > 45% - 65%
Biaya Pembongkaran = 0.00% x Rp. 68,100 = Rp 0 + KHUSUS > 65 %
Biaya Satuan Pekerjaan Standar = Rp 68 100
C. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar = Luas Lantai x Biaya Satuan Pekerjaan Standar
Biaya Pekerjaan Standar = 500 x Rp 68,100 = Rp 34 050 000
37
SIMULASI ANALISIS BIAYA UNTUK PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
III. KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN NON STANDAR
A. Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Non Standar
TERHADAP BOBOT
BOBOT NILAI
NO. URAIAN PEKERJAAN SELURUH KERUSAKAN
(%) (%)
BANGUNAN MAKSIMUM
1. Alat Pengkondisi Udara 20.00% 100.00% - -
2. Elevator/Escalator 12.00% 100.00% - -
3. Tata Suara (Sound System) 6.00% 100.00% - -
4. Telepon/PABX 6.00% 100.00% - -
5. Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 11.00% 100.00% - -
6. Elektrikal 12.00% 100.00% - -
7. Sistem Proteksi Kebakaran 12.00% 100.00% - -
8. Penangkal Petir Khusus 5.00% 100.00% - -
9. Instalasi Pengolahan Air Limbah 4.00% 100.00% - -
10. Interior (Termasuk furniture) 25.00% 100.00% - -
11. Gas Pembakaran 2.00% 100.00% - -
12. Gas Medis 4.00% 100.00% - -
13. Pencegahan Bahaya Rayap 3.00% 100.00% - -
14. Pondasi Dalam 12.00% 100.00% - -
15. Fasilitas Penyandang Cacat 8.00% 100.00% - -
16. Sarana/Prasarana Lingkungan 8.00% 100.00% - -
JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN NON STANDAR (%) 0.00
Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar = Rp 0
Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar 500 x Rp 0 = Rp 0
B. Analisis Biaya Pekerjaan Basement
BOBOT BIAYA
KOEFESIEN BASEMENT LUAS HSBGN BIAYA
NO PEKERJAAN KERUSAKAN PERBAIKAN
(%) (m 2) (Rp.) (Rp.)
(%) (Rp.)
Basement (per m2) 120 0 3,000,000 0 10 0

C. Analisis Biaya Peningkatan Mutu


NILAI PROSENTASE PENINGKATAN MUTU BIAYA
B OB OT YA N G
NO KOMPONEN PEKERJAAN KERUSAKAN PERBAIKAN
D IT IN G KA T KA N ( %)
(%) min. max. DIUSULKA N (RP.)

1 Lantai - 15% 30% 30% 0 0

2 Dinding - 15% 30% 20% 0 0

D. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Non Standar


1. Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar = Rp 0
2. Biaya Pekerjaan Basement = Rp 0
3. Biaya Peningkatan Mutu = Rp 0 + 38
Rp 0
SIMULASI ANALISIS BIAYA UNTUK PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA
IV. BIAYA PEKERJAAN FISIK
1. BIAYA PEKERJAAN STANDAR = Rp 34 050 000
2. BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR = Rp 0+
= Rp 34 050 000
Dibulatkan = Rp 34 000 000
V. BIAYA PEKERJAAN PERAWATAN
1. BIAYA KONSTRUKSI FISIK = Rp 34 000 000
2. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI = Rp 3 000 000
3. BIAYA PENGAWASAN KONSTRUKSI = Rp 2 000 000
4. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN = Rp 5 000 000 +
TOTAL BIAYA PERAWATAN = Rp 44 000 000
TERBILANG : empat puluh empat juta rupiah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
MENGETAHUI : DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
KASUBDIT PEMBINAAN PENGELOLAAN A/N. TIM PELAKSANA KOORDINASI PENGELOLAAN TEKNIS
GEDUNG DAN RUMAH NEGARA TINGKAT PUSAT DAN DKI JAKARTA

1. ……………………………..
IR. J. WAHYU KUSUMOSUSANTO, MUM
NIP. 110053282 2. ……………………………..
Catatan :
Biaya tersebut tidak mengikat pelaksanaan fisik dan perlu disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan pada waktu pelaksanaan.
39
WORKSHOP PERSIAPAN PEMENUHAN
SARANA PRASARANA dan ALAT KESEHATAN
(SPA) MELALUI ANGGARAN DAK PUSKESMAS
TAHUN ANGGARAN 2016

PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN


BANGUNAN GEDUNG NEGARA dan
HARGA SATUAN
BANGUNAN GEDUNG NEGARA
oleh
DINAS PEKERJAAN UMUM
PROV. SULAWESI UTARA
 Bapak Alfons
 snut_pbl_sulut@yahoo.com
 Alfonse_jr@yahoo.com
 081340776630

Anda mungkin juga menyukai