“ILMU SOSIAL”
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2019
“ILMU SOSIAL”
konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat. Oleh karenanya setiap ilmu yang
mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia di masyarakat, termasuk bagian dari
ilmu sosial.
Aspek kehidupan manusia itu terdiri dari: interaksi sosial, budaya, kebutuhan
materi, pendidikan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi, dan
Sosiologi, Antropologi, Ilmu Ekonomi, Ilmu Pendidikan, Ilmu Hukum, Psikologi Sosial,
pendekatan struktural, ilmu-ilmu tadi telah berkembang menjadi cabang-cabang ilmiah yang
lebih terperinci.
memahami konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial dilihat dari obyek material dan formalnya
Obyek Material dari ilmu sosial adalah manusia, khususnya tingkah laku
manusia dalam kelompok. Obyek Formal dari ilmu sosial adalah tinjauan dari aspek mana
dan dalam rangka kepentingan apa tingkah laku manusia tersebut dipelajari.
Tingkah laku khusus manusia yang tergambar dalam rangka kepentingan apa itu
ilmu sosial dipelajari, itulah disiplin ilmu sosial. Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa ilmu sosial pada hakikatnya merupakan gabungan atau kumpulan dari ilmu tentang
tingkah laku manusia. Misalnya tingkah laku manusia dalam aspek ruang (space), aspek
kelangkaan (scarcity), aspek waktu budaya (time), aspek kekuatan (power), aspek kejiwaan
lain sebagainya.
Sosiologi
Ekonomi, dan
Sejarah
Antropologi
Psikologi dan
Geografi
Politikologi
Ekonomi
Hukum
Antropologi
Sosiologi, dan
Etika
Pedagogik
Filsafat, dan
Psikologi
seperti:
Biologi
Geografi Sosial
Kedokteran
Kesenian
Secara etimologis, sosiologi berasal dari bahasa Latin: socius dan kata bahasa
Yunani logos. Socius: berarti kawan, sahabat, sekutu, rekan, anggota, persekutuan,
masyarakat. Logos: berarti ilmu. Jadi sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat.
Dari segi isi, banyak ahli sosiologi yang mengemukakan berbagai definisi. Kita ambil
sejumlah definisi untuk memberikan gambaran tentang obyek formal sosiologi. Sosiologi
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala social (misalnya antara
gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak
masyarakat dengan politik, dan sebagainya); hubungan dan pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial (misal: gejala geografis, biologis, dan
sebagainya); ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial (Pitirian Sorokin, dalam
c. Interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial (William F. Ogburn dan Meyer F.
f. Kehidupan manusia dalam hubungan kelompok, serta sifat dan perubahan lembaga-
Dari rumusan mengenai sosiologi yang beraneka ragam itu kiranya dapat diambil
kesimpulan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia di
dalam masyarakat.
Masyarakat
Society dari kata socius yang berarti kawan. Dalam pengertian khusus masyarakat
diartikan sebagai suatu kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang
erat. Kesatuan sosial mempunyai jiwa kehidupan sosial yang didalamnya adanya pranata,
bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu). Masyarakat adalah
sekelompok orang yang mempunyai identitas sendiri, yang membedakan dengan kelompok
lain, dan hidup dan diam dalam wilayah atau daerah tertentu secara tersendiri, W.J.S.
Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan
kerja sama antara berbagai kelompok dan golongan, dari pengawasan tingkah laku serta
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja
bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka sebagai suatu kesatuan
a. Ilmu Politik
Ilmu dapat dimengerti sebagai pengetahuan tentang struktur dan perilaku dunia
natural dan fsik yang menuntut adanya sebuah pembuktian dan syarat-syarat tertentu.
Sedangkan ilmu sosial merupakan ilmu yang berusaha menerangkan keberadaan sebuah
pernyataan: mengapa sesuatu terjadi atau mengapa gejala-gejala sosial tertentu muncul
dalam masyarakat. Dalam pengertian sederhana, ilmu sosial dapat diartikan sebagai
sebuah ilmu yang membahas fenomena/gejala sosial, yaitu hubungan antara manusia
dengan lingkungan sosialnya. Selanjutnya, yang dimaksud dengan ilmu politik adalah
ilmu yang mempelajari tentang seni pemerintahan, interaksi publik, kompromi dan
konsensus, serta power dan distribusi sumber-sumber dalam interaksi publik tersebut.
Atau menurut Alfred Apsler, ilmu politik adalah ilmu mengenai institusi-institusi
pemerintah dan pola perilaku aktor politik yang mengkaji bagaimana kekuatan politik
Di satu sisi, ilmu politik diposisikan sebagai sub-ordinat dari ilmu sosial,
sedangkan di sisi lain, ilmu politik diposisikan sejajar dengan ilmu sosial. Pemaknaan
bahwa ilmu politik merupakan subordinat dari ilmu sosial berlaku dalam konteks
pengertian ilmu sosial secara luas (sejalan dengan pengertian sebelumnya), yaitu ilmu
sosial yang mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, ilmu politik, sejarah,
dan psikiatri. Sedangkan pengertian kedua yang menyatakan bahwa ilmu sosial
diposisikan sejajar dengan ilmu politik berlaku dalam konteks pemaknaan ilmu sosial
yang sempit di mana istilah “ilmu sosial” mengalami spesialisasi makna yaitu
ditunjukkan dengan penggunaan istilah ilmu sosial yang “hanya” digunakan untuk
menyebut sebuah rumpun keilmuan yang sangat spesifk, yaitu ilmu sosiologi, ilmu
sosiatri, dan sebagainya. Dalam konteks tulisan ini, ilmu sosial akan dimaknai dalam
pengertian yang lebih luas. Dengan demikian, kedudukan ilmu politik di sini adalah
Kesimpulan dari bahasan pada bagian ini adalah bahwa ilmu politik merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu sosial. Dalam perkembangannya, ilmu sosial
dan ilmu politik mengalami tantangan yang mempertanyakan keabsahan kedua disiplin
ilmu ini sebagai ilmu yang sesungguhnya. Kemudian munculah upaya-upaya untuk
menjadikan ilmu sosial sejajar dengan ilmu alam yang dianggap memiliki keabsahan
dan obektiftas yang tinggi. Upaya-upaya tersebut melahirkan apa yang dinamakan
tingkah laku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan si pelaku.
Dibanding dengan definisi ilmu politik yang berpijak pada aspek negara, definisi para
sarjana yang lebih mengutamakan aspek kekuasaan memiliki jangkauan lebih luas.
Harold D. Laswell dan A. Kaplan dalam Power and Society mengatakan bahwa
“Ilmu Politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat … yaitu sifat hakiki, dasar,
proses-proses, ruang lingkup dan hasil-hasil. Fokus perhatian seorang sarjana ilmu
melaksanakan kekuasaan atau pengaruh atas orang lain, atau menentang pelaksanaan
kekuasaan itu”.
Fundamentals of Political Science, mengatakan bahwa “Ilmu Politik adalah ilmu sosial
yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan
organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang
tidak resmi yang dapat mempengaruhi negara”. Sarjana-sarjana yang telah dikemukakan
di atas, tampaknya berpijak dari anggapan bahwa politik adalah semua kegiatan yang
perjuangan untuk kekuasaan (power struggle) itu pada umumnya dilandasi dengan
statistik, baik dilakukan untuk mengukur pengaruh maupun korelasi antar variabel
etnografi, dan survei. Dari sekian metode yang paling menonjol dan menjadi ciri kas
masyarakat yang hidup dan dibandingkan sebanyak mungkin dengan unsurunsur dan
4) yang bertujuan untuk menguji kolerasi-kolerasi antar unsur, antar pranata, dan antar
gejala kebudayaan, untuk membuat generalisasi mengenai tingkah laku manusia pada
umumnya.
dalam usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, sebagai salah satu ciri
melainkan harus dipelajari, karena kebudayaan merupakan produk dari perilaku manusia
warna kulit, rambut, mata, bentuk muka, tinggi tubuh yang disebabkan keturunan.
hanya makhluk hidup yang secara individu punya ciri khas sendiri, melainkan juga
Mereka hidup berkelompok dari kutub utara yang beku sampai di padang Sahara
yang gersang dan panas, yang hidup dalam berbagai benua. Konsep-konsep dasar
peradaban.
Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh budhi budhaya dalam bahasa
sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau
akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan
daya. Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayan, sedangkan daya
berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai
hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tidak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cendrung menganggapnya
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-
budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat
dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu prangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
cina. Citra budaya yang besifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. dengan demikian, budayalah yang
c) Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi
manusia.
Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang produksi, disribusi dan konsumsi barang
dan jasa yang terbatas. Bagaimana langkanya barang dan jasa dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas. Oleh karena itu, ilmu ekonomi
berperan dalam mengatur pilihan-pilihan alternatif dalam penggunaan barang dan jasa
tersebut yang terbatas itu untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Para pelaku ekonomi mengambil keputusan terbaik bagi kepentingan mereka dengan
Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah ilmu sosial, karena obyek pembahasanya
adalah manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Ilmu ekonomi terbagi dalam dua
bagian besar, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro
yang secara khusus mempelajari perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhannya. Aspek analisisnya adalah, antara lain: perilaku konsumen (teori nilai guna),
perilaku produsen (teori produksi), teori permintaan dan penawaran, analisis biaya dan
manfaat. Elastisitas, dan bentuk-bentuk pasar. Sedangkan Ilmu ekonomi makro mempelajari
adalah, antara lain: pendapatan nasional, investasi, neraca pembayaran dan kurs valauta
asing, kesempatan kerja dan pengangguran, inflasi dan kestabilan harga, pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, keuangan negara (APBN), dan suku bunga dan perkembangan
pasar saham.
sedangkan alat pemuas kebutuhan baik barang maupun jasa terbatas. Keadaan timpang
(kelangkaan) tersebut memaksa manusia harus memilih alternatif yang paling baik. Begitu
pula tiap kelompok (masyarakat) mulai rumah tangga perusahaan sampai negara harus
mengatasi masalah tersebut dengan cara menciptakan tata ekonomi yang mampu
Untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemenuhan
kebutuhan barang dan jasa yang terbatas menurut Samuelson dan Nordhous (1990:6- 10)
a) Metode Induktif
mengumpulkan semua data informasi yang ada dalam realita kehidupan. Realita tersebut
mencakup setiap unsur kehidupan yang dialami individu, keluarga, dan masyarakat.
Contohnya upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. Upaya tersebut
dilakukan sedemikian rupa sampai diperoleh barang dan jasa yang tersedia pada jumlah,
harga, dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu, maka perlu
metode penyusunan daftar kebutuhan sejumlah barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat.
b) Metode Deduktif
Metode ini berusaha menetapkan cara pemecahan masalah sesuai dengan acuan,
prinsip, hukum yang ada dalam ilmu ekonomi. Contohnya dalam ilmu ekonomi terdapat
hukum, jika persediaan barang dan jasa berkurang, sementara permintaan tetap, maka
harga akan naik. Bertolak dari hukum itu, maka perlu tindakan menjaga agar persediaan
c) Metode Matematika
d) Metode Statistika
Metode ini dipergunakan untuk bahan menentukan cara yang tepat dalam
Ciri pokok yang membedakan kehidupan manusia dengan yang lain adalah ciri
sosial. Di tengahtengah lingkungan sosial itu pula mereka saling berinteraksi satu sama lain.
Di dalam saling berinteraksi mereka memahami tingkah laku orang lain, hidup bersama,
memberikan respon dan perangsang. Tingkah laku individu merupakan respon atau
perangsang bagi orang lain. Oleh karena seseorang itu merespon atau mereaksi tingkah laku
orang lain, maka tingkah laku itu akan dipengaruhi baik oleh kehadiran, kenyakinan,
tindakan dan ciri-ciri lain. Tingkah laku berikutnya banyak ditentukan oleh keberhasilan
merupakan pola urutan rangsang dan respon atau aksi dan reaksi saja, tetapi dapat menjadi
lebih kompleks. Interaksi ini baik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok dapat berjalan lancar bila masing- masing
pihak memiliki penafsiran yang sama atas pola perilakunya, dalam suatu struktur kelompok
sosial. Masing-masing pihak telah mempelajari rangsang serta respon mana yang harus
memahami bahwa dua individu yang saling berkenalan atau dua sahabat lama yang saling
bertemu akan berjabat tangan. Pola interaksi ini berjalan lancar karena memiliki persamaan
dalam penafsiran. dan antara mereka itu berasal dari lingkungan masyarakat yang tidak
mengenal jabat tangan sebagaimana simbol perkenalaan atau keakraban. Pola tingkah laku
yang hidup dalam lingkungan masyarakat yang terbatas kemungkinan berbeda dengan pola
masyarakatnya. Oleh karena itu, sejak dahulu orang sudah menaruh minat yang besar pada
tingkah laku manusia dalam lingkungan sosialnya. Minat yang benar ini tidak hanya timbul
pada pengamat- pengamat awam, akan tetapi juga banyak terdapat dikalangan para sarjana
tingkah laku manusia dalam lingkungan sosialnya, baru timbul kurang dari 100 tahun yang
lalu (Mc. Dougall, 1908; Ross, 1908). Sebelum itu gejala perilaku manusia dalam
Adapun sasaran penelitian Psikologi Sosial sendiri adalah tingkah laku manusia
sebagai individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial. Inilah yang membedakan
Psikologi Sosial dari antropologi dan sosiologi yang mempelajari tingkah laku manusia
Sosiologi, membawa implikasi pula dalam bentuk perbedaan obyek formal atau metodologi
yang digunakan dalam ilmu-ilmu tersebut. Jika antropologi dan sosiologi mengutamakan
cara pendekatan deskriptif (menjelaskan, menguraikan gejala yang dipelajari) dan umumnya
eksperimental, yaitu metode dimana suatu gejala diamati dalam kondisi yang dikontrol
Perilaku Manusia