Anda di halaman 1dari 63

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BADANPENGEMBANGANSUMBERDAYAMANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN
PERMUKIMAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

PELATIHAN PENGELOLAAN TEKNIS


PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA

PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA

ISMONO YAHMO (Penilai Ahli)

BALAI DIKLAT PUPR Wil IX JAYAPURA


Jayapura, 19-24 Agustus 2019
PROFIL PENGAJAR

 Nama : ismono yahmo, ir.ma


 Tmpt, tgl lahir : semarang, 25 september 1953
 Alamat : Jl. Merak I Blok F1- 14 Bintaro, Jaksel
 Tilpun/Hp : 021 7364534/ 08129696730

 RIWAYAT PENDIDIKAN  RIWAYAT PEKERJAAN


S1 ARSITEKTUR UGM YOGYAKARTA DIREKTORAT TATA BANGUNAN , DJCK
S2 URBAN MANAGEMENT ERASMUS KEMENEG PU
UNIVERSITY, THE NETHERLANDS DIREKTORAT PBL, DJCK
BIRO HUKUM
PPUK, BP KONSTRUKSI
PENILAI AHLI, LPJKN
PENILAI TEKNIS, BPSDM
PENGURUS NASIONAL IAI 2018-2021
1.
Transition headline
Let’s start with the first set of slides

3
DAFTAR ISI

1.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

2.
KOMPETENSI DASAR

3.
INDIKATOR KEBERHASILAN

4.
OUTLINE MATERI
BAGIAN 1

STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
DIT. PBL
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
PENGELOLAAN TEKNIS PEMBANGUNAN BANGUNAN
GEDUNG NEGARA

Pelatihan Pengelolaan Teknis Pembangunan


Bangunan Gedung Negara

Standar Peserta mampu melaksanakan


Kompetensi Pengelolaan Teknis Pembangunan
Kelulusan Bangunan Gedung Negara
DIT. PBL
BAGIAN 2
KOMPETENSI DASAR
DIT. PBL
KOMPETENSI DASAR
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

Peserta mampu menerapkan


ketentuan Pembiayaan
Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
DIT. PBL
BAGIAN 3

INDIKATOR
KEBERHASILAN
DIT. PBL
INDIKATOR KEBERHASILAN
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA
Indikator 1
Peserta mampu menerapkan ketentuan
komponen biaya pembangunan BGN
Indikator 2
Peserta mampu menghitung biaya standar dan
biaya non standar
Indikator 3
Peserta mampu menerapkan ketentuan Standar
Harga Satuan Tertinggi
Indikator 4
Peserta mampu menerapkan ketentuan biaya
pekerjaan lain yang menyertai pembangunan
Indikator 5
Peserta mampu menerapkan ketentuan biaya
pembangunan dalam rangka perawatan
BAGIAN 4

OUTLINE MATERI
DIT. PBL
OUTLINE MATERI
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

1
Dasar Hukum dan pengertian
2 Komponen Biaya Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
3
Biaya Standar dan Biaya Non Standar
4
Standar Harga Satuan Tertinggi
5
Biaya pekerjaan lain yang
menyertai/melengkapi pembangunan
6
Biaya pembangunan dalam rangka perawatan
DIT. PBL
1.
DASAR HUKUM DAN
PENGERTIAN

13
DIT. PBL
DASAR HUKUM
a. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
b. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang-undang RI No.
28 Tahun 2002.
c. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan perubahannya
d. Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis
Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. (Peraturan Menteri PUPR
Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan)
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.(Peraturan Menteri PUPR Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara)
h. Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Ijin Mendirikan Bangunan
(Peraturan Menteri PUPR Nomor 5/PRT/M/2016 yo Nomor 6/PRT/M/2017 tentang Ijin Mendirikan
Bangunan).
i. Peraturan Menteri PU Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Sertifikat Laik Fungsi.(Peraturan
Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi)
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis
Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
DIT. PBL
DASAR HUKUM
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.(Peraturan Menteri PUPR Nomor
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara)
i. Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Ijin Mendirikan Bangunan
(Peraturan Menteri PUPR Nomor 5/PRT/M/2016 yo Nomor 6/PRT/M/2017 tentang Ijin Mendirikan
Bangunan).
j. Peraturan Menteri PU Nomor 25/PRT/M/2007 tentang Sertifikat Laik Fungsi.(Peraturan
Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi)
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis
Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Cagar
Budaya
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Hijau
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2018 tentang IMB dan SLF mel
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara elektronik
o. Peraturan Menteri PUPR No 19/PRT/M/2017 Tentang Standar Remunerasi Minimal Tkerja Konst
pada Jenjang Ahli untuk Layanan Jasa Konsultasi Konstruksi
p. Keputusan Menteri PUPR No 897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran Remunerasi Minimal Tkerja
Konst pada Jenjang Ahli untuk Layanan Jasa Konsultasi Konstruksi
q. Keputusan Menteri PUPR No 1044/KPTS/M/2018 Tentang Koefisien/Faktor Pengali Jumlah
Lantai Bangunan Gedung Negara
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BGN

• Meliputi:
a. Komponen biaya pembangunan
b. Biaya Standar dan Biaya Non Standar
c. Standar Harga Satuan Tertinggi
d. Biaya pekerjaan lain yang
menyertai/melengkapi pembangunan
e. Biaya pembangunan dalam rangka perawatan

• Pembiayaan Pembangunan BGN harus


dituangkan dalam DIPA atau DPA
2.
KOMPONEN BIAYA
PEMBANGUNAN
BANGUNAN GEDUNG
NEGARA

17
Komponen Biaya Pembangunan BGN
a. Terdiri atas:
 Pelaksanaan konstruksi
 Perencanaan teknis,
 Manajemen konstruksi/pengawasan konstruksi
 Pengelola kegiatan
b. Biaya perencanaan teknis, manajemen konstruksi/
pengawasan konstruksi, dan pengelola kegiatan
dihitung berdasarkan persentase terhadap biaya
pelaksanaan konstruksi
c. Besaran persentase biaya tersebut tercantum
dalam Lampiran III A, B, dan C, sesuai klasifikasi
bangunan gedung,.
DIT. PBL
 Biaya Pelaksanaan Konstruksi
 Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat
digunakan untuk membiayai pelaksanaan konstruksi
fisik BGN yang dilaksanakan oleh penyedia jasa
pelaksanaan secara kontraktual terdiri atas biaya
pekerjaan standar dan non standar.
 Biaya konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan
standar, dihitung dari hasil perkalian total luas
bangunan gedung negara dengan standar harga
satuan per-m2 tertinggi dikalikan dengan koefisien
jumlah lantai;
 Biaya konstruksi fisik pekerjaan non standar (yang
belum ada pedoman harga satuannya) dihitung
dengan rincian kebutuhan nyata dan
dikonsultasikan dengan Instansi Teknis setempat;
DIT. PBL
Pembayaran biaya pelaksanaan konstruksi
1. Dilaksanakan secara bulanan atau tahapan
tertentu berdasar prestasi pekerjaan dilapangan
2. Pelaksanaan konstruksi sampai dengan serah
terima pertama/PHO dibayarkan 95% dari nilai
kontrak.
3. Masa pemeliharaan konstruksi sampai dengan
serah terima kedua/FHO dibayarkan 5% dari nilai
kontrak.
DIT. PBL
 Biaya Perencanaan Teknis
 Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan
perencanaan teknis pembangunan BGN, yang
dilakukan oleh penyedia jasa perencana teknis
secara kontraktual.
 Dihitung berdasar biaya langsung personil
(billing rate) dan biaya langsung dapat diganti
 Besarnya nilai biaya perencanaan teknis
maksimum dihitung sesuai prosentase biaya
perencanaan teknis terhadap biaya konstruksi
fisik yang tercantum dalam Tabel A, B, dan C
LAMPIRAN III Permen PUPR 22/2018.
DIT. PBL
Biaya Perencanaan Teknis
 Digunakan untuk:
o Honarium TA dan penunjang
o Materi dan penggandaan laporan
o Pembelian dan sewa peralatan
o Sewa kendaraan
o Rapat
o Perjalanan lokal/luar kota
o Komunikasi
o Asuransi atau pertanggungan
o Pajak dan iuran daerah
DIT. PBL
Pembayaran biaya perencanaan teknis :
1. tahap konsep rancangan sebesar 10%;
2. tahap pra-rancangan sebesar 20%;

3. tahap pengembangan sebesar 25%;


4. tahap penyusunan rancangan gambar detail dan
penyusunan RKS, serta RAB sebesar 25%;
5. tahap pelelangan sebesar 5%; dan
6. tahap pengawasan berkala sebesar 15%.
DIT. PBL
 Biaya Manajemen Konstruksi
 Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan
manajemen konstruksi pembangunan
bangunan gedung negara, yang dilakukan oleh
penyedia jasa manajemen konstruksi secara
kontraktual.
 Dihitung berdasar biaya langsung personil
(billing rate) dan biaya langsung dapat diganti
 Besarnya nilai biaya manajemen konstruksi
maksimum dihitung berdasarkan prosentase
biaya manajemen konstruksi terhadap biaya
konstruksi fisik yang tercantum dalam Tabel B
dan C LAMPIRAN III Permen PUPR 22/2018.
DIT. PBL
Biaya Manajemen Konstruksi
 Digunakan untuk:
o Honarium TA dan penunjang
o Materi dan penggandaan laporan
o Pembelian dan sewa peralatan
o Sewa kendaraan
o Rapat
o Perjalanan lokal/luar kota
o Komunikasi
o Penyiapan dokumen SLF
o Penyiapan dokumen Pendaftaran
o Asuransi atau pertanggungan
o Pajak dan iuran daerah
DIT. PBL
Pembayaran biaya manajemen konstruksi
1. persiapan/pengadaan konsultan perencana
sebesar 5%;
2. review rencana teknis sampai dengan serah
terima dokumen perencanaan sebesar 10%;
3. pelelangan pemborong sebesar 5%;
4. pengawasan teknis pelaksanaan konstruksi fisik
sampai dengan serah terima pertama/PHO
pekerjaan konstruksi sebesar 70%;
5. Pemeliharaan konstruksi sampai dengan serah
terima kedua/FHO pekerjaan konstruksi sebesar
10%
DIT. PBL
 Biaya Pengawasan Konstruksi
 Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat
digunakan untuk membiayai pengawasan
konstruksi pembangunan bangunan gedung
negara, yang dilakukan oleh penyedia jasa
pengawasan secara kontraktual.
 Dihitung berdasar biaya langsung personil
(billing rate) dan biaya langsung dapat diganti
 Besarnya nilai biaya pengawasan maksimum
dihitung berdasarkan prosentase biaya
pengawasan konstruksi terhadap nilai biaya
konstruksi fisik bangunan yang tercantum
dalam Tabel A dan B, LAMPIRAN III Permen
PUPR 22/2018.
DIT. PBL
Biaya Pengawasan Konstruksi
 Digunakan untuk:
o Honarium TA dan penunjang
o Materi dan penggandaan laporan
o Pembelian dan sewa peralatan
o Sewa kendaraan
o Rapat
o Perjalanan lokal/luar kota
o Penyiapan dokumen SLF
o Penyiapan dokumen Pendaftaran
o Komunikasi
o Asuransi atau pertanggungan
o Pajak dan iuran daerah
DIT. PBL
 Biaya Pengelolaan Kegiatan
 Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pengelolaan
pembangunan bangunan gedung negara.
 Besarnya nilai biaya pengelolaan kegiatan maksimum
dihitung sesuai prosentase biaya pengelolaan
kegiatan terhadap nilai biaya konstruksi fisik
bangunan yang tercantum dalam Tabel A, B, dan C
LAMPIRAN III Permen PUPR 22/2018.
 Digunakan untuk operasional unsur K/L atau OPD
sesuai tahapan
DIT. PBL
Biaya Pengelolaan Kegiatan
 Digunakan untuk:
o Honarium staf dan panitia lelang/pokja
o Perjalanan dinas
o Bahan dan alat selama kegiatan
o Rapat
o Proses pelelangan
o Laporan dan dokumentasi
o Penyiapan dan pengiriman kelengkapan
administrasi pendaftaran BGN
3.
BIAYA STANDAR DAN
BIAYA NON STANDAR

31
Biaya Standar dan Biaya Non Standar
a. Pembiayaan pembangunan BGN terdiri atas
pembiayaan pembangunan untuk pekerjaan
standar ( pekerjaan dasar yang sudah ada
standar harga satuan tertingginya) dan
pembiayaan pembangunan untuk pekerjaan
non-standar (yang belum ada standar harga
satuan tertingginya dan harus dihitung berdasar
kebutuhan nyata dan harga pasar).
b. Biaya pekerjaan standar dan nonstandar
digunakan untuk biaya pelaksanaan
konstruksi fisik pembangunan BGN.
DIT. PBL
 BIAYA STANDAR
a. Biaya standar digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi fisik standar yang meliputi
pekerjaan:
 arsitektur,
 struktur,
 utilitas yang meliputi pekerjaan plumbing,
dan jaringan instalasi penerangan, dan
 perampungan (finishing).
b. Biaya standar termasuk overhead pelaksana
konstruksi, asuransi, keselamatan kerja,
inflasi, dan pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
DIT. PBL
BIAYA STANDAR

c. Digunakan sbg pedoman penyusunan


dokumen pendanaan, pembangunan lebih dr
1 tahun anggaran, dan peningkatan mutu
d. Besarnya biaya standar pembangunan BGN
dihitung berdasarkan:
 standar harga satuan tertinggi sesuai
dengan klasifikasi BGN;
 koefisien/faktor pengali jumlah lantai
bangunan; dan
 luas bangunan.
DIT. PBL
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALI JUMLAH LANTAI
BANGUNAN BERTINGKAT GEDUNG NEGARA
Kepmen PUPR No 1044/KPTS/M/2018
Harga satuan tertinggi rata-rata per-m2 bangunan gedung bertingkat
adalah harga satuan lantai dasar tertinggi per-m2 dikalikan dengan
koefisien/faktor pengali untuk jumlah lantai yang bersangkutan
Jumlah lantai bangunan Harga Satuan per-m2 Tertinggi

Bangunan 2 lantai 1,090 standar harga gedung bertingkat

Bangunan 3 lantai 1,120 standar harga gedung bertingkat

Bangunan 4 lantai 1,135 standar harga gedung bertingkat

Bangunan 5 lantai 1,162 standar harga gedung bertingkat

Bangunan 6 lantai 1,197 standar harga gedung bertingkat

Bangunan 7 lantai 1,236 standar harga gedung bertingkat

Bangunan 8 lantai 1,265 standar harga gedung bertingkat

Bangunan 40 lantai 1,761 standar harga gedung bertingkat


PEKERJAAN STANDAR BGN
Pekerjaan Standar BGN
meliputi pekerjaan : struktur, arsitektur , finishing, utilitas
Dihitung berdasarkan
- standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi
bangunan gedung negara;
- koefisienl faktor pengali jumlah lantai bangunan; dan
- luas bangunan

Biaya Pek. Standar = (HSBGN) (K) (Ltb)


HSBGN : Standar Harga Satuan Tertinggi BGN
Ltb : Luas total lantai bangunan
K : Koefisien jumlah lantai PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal
14
DIT. PBL
 BIAYA NON STANDAR
a. Biaya non standar digunakan untuk:
1) pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik non
standar
2) Perizinan selain IMB
3) Penyambungan utilitas
b. Dihitung berdasarkan kebutuhan nyata dan harga
pasar yang wajar
c. Maksimum sebesar 150 % dari total biaya standar
d. Dihitung dan dikonsultasikan dengan K/L atau
OPD Pembina Teknis
DIT. PBL
BIAYA NON STANDAR
1) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik non
standar yang meliputi pekerjaan:
 Penyiapan dan pematangan lahan,
 Peningkatan arsitektur
 Peningkatan struktur
 Pekerjaan khusus kelengkapan bangunan
 Pekerjaan gedung ramah lingkungan
(Bangunan Gedung Hijau/Green Building)
DIT. PBL
BIAYA NON STANDAR
2) Biaya perizinan selain IMB:
 Penyiapan dokumen permohonan SLF
3) Biaya penyambungan utilitas meliputi:
 Listrik
 Telepon
 Air
 Gas
 Sambungan kesaluran pembuangan kota
Biaya Keseluruhan Pembangunan BGN

BIAYA BIAYA BIAYA


PEMBANGUNAN PEKERJAAN PEKERJAAN
BGN STANDAR NON STANDAR

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal


14
4.
STANDAR HARGA
SATUAN TERTINGGI

42
Standar Harga Satuan Tertinggi

a. Standar harga satuan tertinggi Pembangunan


BGN merupakan harga satuan tertinggi biaya
pelaksanaan konstruksi pekerjaan standar
per meter persegi.
b. Standar Harga Satuan Tertinggi sudah
termasuk biaya IMB, biaya umum/overhead,
asuransi, inflasi, dan pajak
c. Harga satuan tertinggi Pembangunan BGN
ditetapkan secara berkala setiap tahun oleh
bupati/walikota, untuk Provinsi DKI Jakarta
ditetapkan oleh Gubernur.
DIT. PBL
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2002
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA NEGARA
(dan perubahannya)
Pasal 14
(4) Penetapan standardisasi perlu dilakukan secara berkala
oleh :
d. Bupati/walikota untuk standardisasi harga satuan
bangunan gedung negara untuk keperluan dinas
seperti kantor, rumah dinas, gudang, gedung rumah
sakit, gedung sekolah, pagar dan bangunan fisik
lainnya.
DIT. PBL
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 73 TAHUN 2011
TENTANG
PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Pasal 15
(1) Standar Harga Satuan Tertinggi bangunan gedung negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) huruf a
ditetapkan secara berkala oleh bupati/walikota
(2) Standar Harga Satuan Tertinggi bangunan gedung negara
untuk Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh Gubernur
DIT. PBL
STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI PER-M2

d. Jenis Standar Harga Satuan tertinggi


1) harga satuan tertinggi pembangunan
bangunan gedung kantor dan gedung
negara lainnya;
2) harga satuan tertinggi pembangunan
bangunan Rumah Negara;
3) harga satuan tertinggi pembangunan
pagar bangunan gedung dan Rumah
Negara.
DIT. PBL
STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI PER-M2
e. Klasifikasi standar harga satuan tertinggi terdiri:
1) sederhana: harga satuan tertinggi
pembangunan BGN klasifikasi sederhana,
dan harga satuan tertinggi Pembangunan RN
dengan Tipe C/70 m2, Tipe D/50 m2, dan
Tipe E/36 m2;
2) tidak sederhana: harga satuan tertinggi
pembangunan BGN klasifikasi tidak
sederhana, harga satuan tertinggi
pembangunan RN Tipe A/250 m2 dan Tipe
B/120 m2, Tipe C/70 m2, Tipe D/50 m2, dan
Tipe E/36 m2 dengan jumlah lantai lebih
dari 2 (dua); serta rumah susun negara.
DIT. PBL
STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI PER-M2
f. Harga satuan tertinggi pembangunan Pagar
Bangunan Gedung dan Rumah Negara
terdiri atas:
1) harga satuan tertinggi pembangunan
Pagar Depan/Samping/Belakang
Bangunan Gedung Negara per m1; dan
2) harga satuan tertinggi pembangunan
Pagar Depan/Samping/Belakang
Bangunan Rumah Negara per m1.
DIT. PBL
STANDAR HARGA SATUAN TERTINGGI PER-M2
g. Standar Harga Satuan Tertinggi dihitung
berdasarkan formula perhitungan yang
ditetapkan oleh Menteri secara berkala
setiap 3 tahun dan dapat dievaluasi setiap
tahunnya
h. Formula perhitungan didasarkan pada
komponen upah kerja dan harga bahan
pekerjaan konstruksi.
i. Standar Harga Satuan Tertinggi untuk BG
Klasifikasi Khusus, ditetapkan oleh
Direktur BPB berdasar RAB sesuai tingkat
kekhususan atau spesifikasi teknis, kebutuhan
nyata, dan harga wajar
DIT. PBL
KOEFISIEN/FAKTOR PENGALI
BANGUNAN/RUANG DENGAN FUNGSI KHUSUS
BAB IV.Bagian Keempat Permen PU No. 22/PRT/M/2018

Fungsl Bangunan/Ruang Harga Satuan per-m2 Tertinggi


Ruang Sidang 1,50 standar harga bangunan

ICU/ICCU/UGD/CMU 1,50 standar harga bangunan

Ruang Operasi 2,00 standar harga bangunan

Ruang Radiology 1,25 standar harga bangunan

Rawat inap 1,10 standar harga bangunan

Laboratorium 1,10 standar harga bangunan

Ruang Kebidanan dan Kandungan 1,20 standar harga bangunan

Ruang Gawat Darurat 1,10 standar harga bangunan

Power House 1,25 standar harga bangunan

Ruang Rawat Jalan 1,10 standar harga bangunan

Dapur dan Laundri 1,10 standar harga bangunan

Bengkel 1,00 standar harga bangunan

Lab. SLTP/SMA/SMK 1,15 standar harga bangunan

Selasar Luar Beratap/Teras 0,5 standar harga bangunan


5.
BIAYA
PEKERJAAN LAIN
YANG MENYERTAI
PEMBANGUNAN

51
Biaya Pekerjaan lain yang Melengkapi

a. Biaya pekerjaan lain merupakan pekerjaan yg


terkait tetapi terpisah dengan Pembangunan
BGN untuk pemenuhan peraturan perundang-
undangan.
b. Meliputi pekerjaan:
1) Penyiapan lahan dalam komplek
2) Pematangan lahan dalam komplek
3) Penyusunan RTBL termasuk Rencana
Induk/Master Plan
4) Penyusunan AMDAL
5) Penyelidikan tanah terinci
6) Biaya pengelolaan kegiatan pada daerah remote
7) Biaya rekomendasi khusus terkait sifat
bangunan, lokasi, /letak bangunan, atau luas
lahan
8) Biaya penyedia jasa studi penyusunan program
BGFK
9) Biaya penyedia jasa studi penyusunan program
pembangunan yg membutuhkan keahlian
penyedia jasa
10)Biaya jasa VE (bila independen)
11)Penyusunan Master Plan
c. Biaya pekerjaan lain dihitung berdasar
kebutuhan nyata & harga pasar yang wajar
d. Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan, dan
pengawasan untuk pekerjaan lain yang
meliputi; biaya harian, biaya transportasi, dan
akomodasi digunakan untuk:
o survei lokasi;
o penjelasan pekerjaan/aanwijzing;
o pengawasan berkala;
o opname lapangan;
o koordinasi; dan
o monitoring dan evaluasi
f. Penyusunan kebutuhan biaya pengelolaan
kegiatan, perencanaan, dan pengawasan
dilakukan dengan berkonsultasi dengan
K/L atau OPD Pembina Teknis
g. Biaya pengelolaan kegiatan, perencanaan,
dan pengawasan untuk pekerjaan lain
diajukan terpisah, sebagai pekerjaan lain
yang menyertai
6.
BIAYA
PEMBANGUNAN
DALAM RANGKA
PERAWATAN

56
Biaya Pembangunan untuk Perawatan
a. Biaya pembangunan untuk perawatan dihitung
berdasarkan tingkat kerusakan.
b. Tingkat Kerusakan ditetapkan:
1) 30 % untuk kerusakan ringan
2) 45 % untuk kerusakan sedang
3) 65 % untuk kerusakan berat
c. Tingkat kerusakan harus dikonsultasikan
kepada Dit BPB atau OPD di provinsi/kab/kota
d. Biaya pembangunan untuk perawatan BGCB
dihitung berdasar kebutuhan nyata
PENUTUP dan RANGKUMAN

PEMBIAYAAN 1. KOMPONEN BIAYA


PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN 2. BIAYA STANDAR &
BGN BIAYA NON STANDAR
3. STANDAR HARGA
SATUAN TERTINGGI
4. BIAYA PEKERJAAN
LAIN
5. BIAYA PERAWATAN
Biaya Keseluruhan Bangunan

BIAYA
HSBGN PEKERJAAN BIAYA
STANDAR KONSTRUKSI
BIAYA FISIK
RAB PEKERJAAN
NON STANDAR BIAYA MK/
max 150% dari HSBGN BIAYA
Perpres 73 Pasal 16, (3) PENGAWASAN
Permen PUPR 22/2018
BIAYA
PERENCANA
AN
TINGKAT BIAYA
KERUSAKAN PENGELOLAAN
KEGIATAN

TOTAL BIAYA
PEMBANGUNAN
TERIMA
KASIH
BIAYA PERENCANAAN
TEKNIS BIAYA
PERENCANAAN TEKNIS
tahap konsepsi perancangan : 10%

tahap pra rancangan : 20%

tahap pengembangan rancangan : 25%

tahap rancangan detail (gambar detail, RKS &


RAB) : 25%

tahap pelelangan konstruksi : 5%

dihitung berdasarkan persentase


tahap
terhadap biaya pelaksanaan konstruksi pengawasan berkala : 15%
sesuai dengan klasifikasi Bangunan
Gedung Negara.
BIAYA PENGAWASAN
KONSTRUKSI BIAYA
PENGAWASAN KONSTRUKSI
pengawasan teknis pelaksanaan konstruksi
fisik (berdasarkan prestasi pek. konstruksi
fisik) s.d serah terima pertama (PHO)
pekerjaan konstruksi : 90%

pemeliharaan s.d serah terima akhir (FHO)


pekerjaan konstruksi : 10%

dihitung berdasarkan persentase


terhadap biaya pelaksanaan konstruksi
sesuai dengan klasifikasi Bangunan
Gedung Negara.
BIAYA MANAJEMEN
KONSTRUKSI BIAYA
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Persiapan / pengadaan penyedia jasa
perencana : 5%

reviu rencana teknis s.d serah terima dok,


perencanaan : 10%

pelelangan penyedia jasa pelaks. konstruksi


fisik : 5%
pengawasan teknis pelaksanaan konstruksi
fisik (berdasarkan prestasi pek. konstruksi
fisik) s.d serah terima pertama (PHO)
pekerjaan konstruksi : 70%
pemeliharaan s.d serah terima akhir (FHO)
dihitung berdasarkan persentase
terhadap biaya pelaksanaan konstruksi pekerjaan konstruksi : 10%
sesuai dengan klasifikasi Bangunan
Gedung Negara.
BIAYA PENGELOLAAN
KEGIATAN BIAYA
PENGELOLAAN KEGIATAN
honorarium staf dan panitia lelang;

perjalanan dinas;

rapat;

proses pelelangan;

bahan & alat yang berkaitan dengan pengelolaan


kegiatan sesuai dgn pentahapannya;

penyusunan laporan;

dokumentasi;
dihitung berdasarkan persentase
terhadap biaya pelaksanaanpersiapan
konstruksi & pengiriman kelengkapan administrasi
sesuai dengan klasifikasi Bangunan atau dokumen pendaftaran BGN.
Gedung Negara.

Anda mungkin juga menyukai