Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN KERJA

MANAJEMEN KONSTR(XSI RI.JMAH SUST]N


PONPES AN NAWAWI TANARA

Tahun Anggaran 2021

KONTRAKTUAL

SATUAN KERJA PENYEDIAAN PERI]MAHAN PROVINSI BANTEN


BAI,AI PET.AKSANA PENYEDIAAN PERT]MAHAN JAWA I
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
KEMENTERJAN PEKERIAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KERANGKA ACUAN KERIA ( KAK )
MANAJEMEN KONSTRUKSI RI]MAH SUSI]N PONPES AN NAWAM TANARA

Kementerian / Lembaga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Ralyat


Unit Eselon I Direktorat Jenderal Perumahan
Program Program Perumahan dan Kawasan Permukiman
Hasil Tersusunnya Dokumen Pelaporan Manajemen Konstruksi
Pembangunan Rumah Susun Ponpes yang baik yang tepat
waltu, tepat mutu dan sesuai dengam ketentuan yang berlaku.
Unit Eselon tr/Satker Satuan Kerja Penyediaan Pemmahan Provinsi Banten
Kegiatal1 Penyediaan Akses Rumah Layak Huni
Indikator Kinerja Kegiatan Terbangu:nya Rumah Susun Lembaga Pendidikan Berasrama
Satuan ukur/ Jenis Tersusunnya Dokumen Pelaporan Manajemen Konstruksi
Keluaran Pcmbangunan Rumah Susun Lembaga Pendidikan Berasrama
Volume I ( Satu) Dokumen Pelaporam
A. PENDAHULUAN

I. Dasar Hukum:
l. UU No. 02 Tahun 2017 tentang Jasa Konstuksi;
2. UU No. 28 Tahun 2002 tentaqg Bangunan Gedung;
3. IJIJ No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
4. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. Uu no. 0l Tahun 201I tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
6. PP No. 29 Talun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
7. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.2{l Tahun 2002 tentang
Bangunaur Gedung;
8. PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
9. PP No. 59 Tahun 2010 tentang Perubahan atas PP No. 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
10. PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dam Kawasan
Permukiman;
11. PP No. 79 Tahun 20I5 tentarg Perubahan Kedua Atas PP No. 29 Tahun 2000 tentans
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
12. PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
13. PP No. 5.1 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas PP No. 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
I,l. Perpres No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
15. Perpres No. l5 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
16. Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Peme ntah;
17. Permen PU No. 60ART/M/1992 tentang Persyaratam Teknis Pembangunan rumah
Susun;
I8. Permen PU No. 29,/PRT A[,/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teloris Bangunan
Gedung;
19. Permen PU No. :13/PRT A/l/2006 tentang Sistem Pengendalian dan Manajemen
Penyelengg araan Kontrak Jasa Konstruksi;
20. Permer PU No. 34IPRT A[/2006 tentang Sistem Pengendalian dan Manajemen
Penyelenggzuaan Konhak Jasa Konstruksi;
21. PemenPUNo. |4.PRT A/1/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunam dan
Lingkungan;

I d.ri 15
22. Permen PU No. 1i1lPRT/M/2007 tentang Pedomam Teknis Izin Mendirikan Bangunan
Gedung;
2 3. Permen PU No. |4/PRT
/M/2007 tentang Pedoman Umum Pemeriksaan Dalam Rangka
Pengawasan Fungsional Di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum;
2.1. Permen PU No. 14IPRT/M/2007 tentang Pedomam Sertifikat Laik Fungsi Bangunan
Gedung;
2 S. Permen PU No. 06/PRT/M/2008 tentang Pedomam Pengawasan Penyelenggaraan dan
Pelaksanaan Pemeriksaan Konsrruksi Di Lingkulgan Departemen Pekerjaan Umum;
26. Permen PU No. 01/PRT /1t[./2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Deparremen
Pekerjaan Umum;
27. Permen PU No. I4/PRT Al/2Ol I tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian
Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintahan dan di Laksanakan
Sendiri;
28. Permen PU No. 05,zPRTr4vV20l4 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
29. Permen PUPR No. 15 /PF.T /NL/2O15 tentang Orgrmisasi Dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumaihan Rakyat;
30. Permen PUPR No. 05/PRT,/M,/20I6 tent,ng Izin Mendirikan BAngunan;
31. Permen PL?R No. 15/PRT/M/20f 5 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 05/PRT/M/2016 rentang Izin
Mendirikan Bangunan Gedung;
32. Perlem LKKP No. 7 Tahun 2018 tentang pedoman perencallaar. pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
33. Perlem LKKP No. 9 Taihun 2018 tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan
guang/Jasa Melalui Penyedia;
3,1. Perlem LKKP No. 17 Tahun 2018 tentang Santsi Daftar Hitam Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
35. Permen PUPR No.2?|PRT /M/'2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
36. Kepmen PUPR No. 897 /Y\PTS/\I/2O18 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan AbIi Untuk Layanan Jasa Konsultasi
Konstruksi;
37. SE Mented PUPR No. I0/SE/M/'2O18 tentang Pemberlakuan Sttrndatt Dokumen
Pemilihan Pengadaa.n Jasa Konstruksi Dalam Rangka lglang Dini Di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Penrmahan Rakyat Untuk Tahun Anggaran 2020;
38. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020
tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia;

II. Standar Nasional Indonesia


SNI Yang Berlaku ;

1. SNI 19-3983-1995, tentang Spesilikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan sedang
di indonesia (revisi 2017 sedang peroses di BSN);
2. SNI 03-1735-2000 tentang Tata cara perencimaan akses bangunan dan akses
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung;
3. SNI 03-f73(i-2000 tentang Tata cara perencimaan sistem protektif pasif untuk
pencegahan bahaya kebalaran pada bangunan rumah dan gedung;
4. SM 03-6462-2000 tentang Tata cara pemasangan dumper kebakaran;
5. SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengelolaan teknik sampah
perkotaan (revisi 2017 sedang proses dl BSN);
6. SM 1726:2008 Pengelolaan sampah di permukiman;

2 &ri L5
7. SNI 1727:2O13 Tata cala Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung
dan Struktur Lain:
8. SM I727:2013 Beban Minuman Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain;
9. SM 2847:2013 Persyaratan Beton Stluktura] untuk Bangunan Gedung;
10. SM 7973:2013 Spesifikasi Desain unhrk Konstruksi Kayu;
11. SM 1729:2015 Spesi-fikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural;
12. SM 815 3: 2015 Perencanarm Dasar Plumbing dalam Balgunan Grdung
13. SM 2398:2017, t€mgki septik dan pengolahan lanjutan;
14. SM 8455:2017, pengolahan air limbah sistem ABR;
15. 5N1 1s11ang Tata cara perenc:ulaan sarana jalan keluar (NFPA l0l);
16. SM tentang pengendalian asap kebakaran (NFPA 92A);
17. SM tentang manajemgn asap kebakaran (NFPA 928);
18. SNI Deteksi dan Alarm (NFPA 72)'
19. SM Springkler;
20. SM Pipa Tegak dan Selang Kebakaran;
2l . SNI Pompa Kebakaran.

III. Latar Betakang


Pembangunan Rumah Susun di daerah perkotaan sebagai salah satu upaya dalam
mengatasi backlog perumahan sebesar 11,4 juta unit rumah sudah menjadi
kepentingan nasional yang mendesak, mengingat bahwa di sebagian besar daerah
perkotaan arus urbanisasi sangat deras dan tidak dapat dibendung lagi. Arus
urbanisasi yang tidak dikendalikan dan dikelola dengan baik akan menghasilkan
kawasan-kawasan kumuh di perkotaan seperti berdirinya rumah-rumah tiar di
bantaran sungai atau bawah jembatan, yang tentunya akan menghasilkan suatu
kondisi lingkringan yang tidak sehat dan tercemar yang berdampak kepada potret
kota yang kumuh. Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2020 mencanangkan penyediaan
rumah susun tidak kurang dari 550.000 unit dalam kunrn waktu 5 (Iima) tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal yang layak huni, sehat dan
terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Pemerintah melalui
Kementerian Pekerj aan Umum dan Perumahan Rakyat secara reguler mendorong
Penyediaan Rumah Susun. Diharapkan dengan terpenuhinya kebutuhan tempat
tinggal bagi MBR akan mampu untuk meningkatkan kualitas hidup dan ekonomi
mereka yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan daya saing
masyarakat di pasar internasional.
Dalam proses pembangunan rumah susun tersebut dibutuhkan Manajemen
Konstruksi Pembangunan Rumah Susun untuk memastikan proses pembangunan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan khususnya dalam aspek
biaya, mutu, dan waktu serta didukung dengan administrasi teknis yang handal
Penyedia jasa manaj emen konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi
persyaratan yang ditetapkan untuk pelaksanaan tugas konsultansi
dalam bidang manajemen konstruksi. Penyedia jasa manajemen konstruksi
dalam melaksanakan rugasnya bertanggung jawab secara kontrakrual kepada
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.

3 dari 15
B. MAKST'D, TUJUAN, DAI\i SASAILAN
l. Maksud
Maksud dari Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun
Ponpes adalah untuk menyediakan jasa manajemen konstruksi terhadap
pembangunan rumah susun ponpes An Nawawi Tanara Tahun Anggaran 2 021.

2. Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Ponpes
adalah untuk mengawasi dan mengendalikan pembangunan Rumah Susun Ponpes
An Nawawi Tanara Tahun Anggaran 2021 agar terbangun sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, khususnya dalam aspek waktu, biaya, mutu, pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi.

3. Sasaran
Sasaran dari Kegiatan Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun
Ponpes adalah sebagai berikut:
a) Terbangunnya Rumah Susun Ponpes tipe barak mini/ I lantai sebanyak 1
(Satu) Tower dengan jumlah 6 Barak dengan Kapasitas 132 Orang;

C. UNGKTJP DAN LOKASI KEGIATAN


Manajemen Konstruksi Pembangunan Rumah Susun Ponpes An Nawawi Tanara yang
berlokasi di Kampung Kemuludan RT 003 RW 001, Desa Tanara, Kecamatan Tanara,
Kabupaten Serang - Provinsi Banten.

D. NAMA DAN ORGANISASI KUASA PENGGI.JNA ANGGARAN

Kementerian/ Lembaga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat
Unit Eselon I Direktorat Jenderal Perumahan
Nama Pejabat Pembuat Pejabat Pembuat Komitmen Rumah Susun dan Rumah
Komitmen Khusus
Satuan Kerja Satuan Kerj a Penyediaan Perumahan Provinsi Banten

E. BIAYA MANAJEMEN KONSTRTJKSI


1. Biaya Manajemen Konstruksi
a) Untuk pelaksanaan Kegiatan Manajemen Konstruksi Ponpes An Nawawi
Tanara ini diperlukan total biaya Rp. 648.999.45O,OO- (Enam Ratus Empat
Puluh Delapan Juta Sembilan Rarus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Empat
Ratus Lima Puluh Rupiah)Termasuk PPN 10% dan mengikuti pedoman dalam
Peraturan yang berlaku yaitu :
l) Besarnya biaya Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan biaya tetap
dan pasti;
2) Ketentuan pembiayaan Iebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
Manajemen Konstruksi;

4 dari 15
b) Pembayaran biaya manajemen konstruksi dilakukan secara bulanan atau
tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan pekerjaan
perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi di lapangan, yang terdili dari:
1) Honorarium tenaga ahli, subprofesional dan tenaga penunjang;
2) Sewa kantor
3) Sewa kendaraan roda 4;
4) Sewa komputer;
5) Sewa printer Laser Jet A,3;
6) Alat ttrlis kantor;
7) Biaya komunikasi;
8) Biayarapat/pertemuan/koordinasi;
9) Blaya pelaporan;
10 Penyiapan dokumen Sertifikat Laik Fungsi;
11 Penyiapan dokumen pendaftaran;
t2 Pajak dan iuran daerah lainnya.

2. Sumber Biaya
Sumber biaya dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada DIpA Satuan Kerja
Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Banten, Direktorat Jenderal
Perumahan, Kementerian Pekerj aan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun
Anggaran 2021 dengan Pagu Dana sebesar Rp. 649.000.000,- (Enam Ratus Empat
Pulah Sembilan Jata Rupiah).

F. UNGKI.]P PEKERJAAN, KRTTERI,A,, PROGRAM KERJA, DAN TANGGUNG JAWAB


1, Lingkup Pekerjaan
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan terrib administrasi di dalam
pembangunan bangr.rnan Rumah Susun Sewa dan kelengkapan PENGADAAN
MEUBETAIR, mulai dari tahap persiapan/ perencanaan sampai dengan tahapan
pelaksanaan konstruksi Pengadaan Meubelair selesai dan siap untuk
pemanfaatannya. Kegiatan Pengadaan Meubelair terdiri atas :
1). Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan dan dokumen pengadaan,
meny'usun program pelaksanaan pelelangan bersama konsultan perencana,
dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan Pengadaan Meubelair pada
waktu pelelangan, serta membantu kegiatan panitia pengadaan.
2). Berperan sebagai kepanjangan tangan Struktural dan Pej abat Pembuat
Komitmen dalam melakukan koordinasi dan pendekatan dengan berbagai
pihak terkait.
3). Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan,
pengawasan, men,.usun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat
laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi terkait Pengadaan
Meubelair.
4). Bersama PPK Survei lokasi Penyediaan Meubelair Rumah Susun.
5). Monitoring Proses pelaksanaan Penyediaan Meubelair Rumah Susun.
6). Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecah persoalan
yang terjadi selama proses pelaksanaan Penyediaan Meubelair Rumah
Susun.

5 dari 15
7). Memeriksa berita acara kemajuan pekerjaan, Pelaksanaan pekerjaan
Meubelair Rumah Susun, serah terima pertama dan serah terima kedua
pekerjaan Penyediaan Meubelair Rumah Susun.
8). Meneliti dan Memeriksa gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksana
(as built drawing) sebelum serah terima pertama.
9). Memeriksa daftar cacat/ kerusakan sebelum serah terima pertama,
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan laporan akhir
pekerjaan pengawasan.

Tahap Pelaksanaan Meubelair


1). Membantu Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Banten dalam Kick-
Off Meefing pelaksanaan Penyediaan Meubelair rumah susun.
2). Mengawasi pelaksanaaan kegiatan pelaksanaan penyediaan meubelair
rumah susun dilapangan, yang meliputi program pencapaian sasaran,
penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, dan program
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3). Monitoring program pelaksanaan penyediaan meubelair rumah susun yang
meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian kualitas dan kuantitas, dan pengendalian
tertib administrasi.
4). Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
penyediaan meubelair rumah susun.

a) Tahap Persiapan Konstruksi


1) membantu pengelola kegiatan melaksanakan pengadaan penyedia jasa
perencanaan konstruksi, termasuk menyusun Kerangka Acuan Kerja
(KAK), memberi saran wakru dan strategi pengadaan, serta bantuan
evaluasi proses pengadaan;
2) membantu Pengelola Kegiatan dalam mempersiapkan dan meny,usun
program pelaksanaan seleksi penyedia jasa perencanaan konstruksi;
3) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
penyebarluasan pengumuman seleksi penyedia jasa perenc:rnaan
konstruksi, baik melalui papan pengumuman, media cetak, maupun media
elektronik;
4) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerj a
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan
melakukan prakualifikasi calon peserta seleksi penyedia jasa perencanaan
konstruksi;
5) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan;
6) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerj a
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau peiabat pengadaan dalam
meny,usun Harga Perhitungan Sendiri (HPS) atau Owner's Estimate (OE)
pekerj aan perencanaan;

!l 6 dari 15
7) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap usulan teknis
dan biaya dari penawaran yang masuk;
8) membantu menflapkan draft surat perjanjian kerja perencanaan
konstruksi; dan
9) membantu pengelola kegiatan menyiapkan surat perj anjian kerja
perencanaan konstruksi;
10) membantu Pengelola Kegiatan dalam menflapkan IMB.

b) Tahap Perencanaan
1) mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan perencanaan yang dibuat
oleh penyedia jasa perencanaan konstruksi, yang meliputi program
penyediaan dan penggunaan sumber daya, strategi dan pentahapan
penyusunan dokumen lelang;
2) memberikan konsultansi kegiatan perencanaan, yang meliputi penelitian
dan pemeriksaan hasil perencanaan dari sudut efisiensi sumber daya dan
biaya, serta kemungkinan keterlaksanaan konstruksi;
3) mengendalikan program perencanaan, melalui kegiatan evaluasi proglam
terhadap hasil perencanaan, perubahan-perubahan lingkungan,
penyimpangan teknis dan administrasi atas persoalan yang timbul, serta
pengusulan koreksi proglam;
4) melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat pada tahap
perencanaan;
5) menyusun laporan bulanan kegiatan konsultansi manajemen konstruksi
tahap perencanaan, merumuskan evaluasi status dan koreksi teknis bila
terj adi penyimpangan;
6) meneliti kelengkapan dokumen perencanaan;
7) membuat laporan reviu desain pada setiap tahapan penyusunan rencana
teknis sebagai acuan persetujuan pengguna jasa;
8) meneliti dokumen pelelanga& menyusun program pelaksanaan pelelangan
bersama penyedia jasa perencanaan konstruksi, dan ikut memberikan
penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, serta membantu kegiatan
urrit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerj a unit layanan
pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan;
9) menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan
pembayaran angsuran pekerjaan perencanaan;
10) mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan,
menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan
pekerj aan manajemen konstruksi.

c) Tahap Pelelangan
1) membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan dan menlusun
program pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi fisik;
2) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
penyebarluasan pengumuman pelelangan, baik melalui papan
pengumuman, media cetak maupun media elektronik;

7 dari l5
3) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan
melakukan prakualifikasi calon peserta pelelangan (apabila pelelangan
dilakukan melalui prakualifikasi);
4) membantu memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan;
5) membantu unit layanan pengadaan barang dan jasa atau kelompok kerja
unit layanan pengadaan barang dan jasa atau pejabat pengadaan dalam
meny'usun harga perhitungan sendiri (HPS) atau owner's estimate (OE)
pekerj aan konstruksi fisik;
6) membantu melakukan pembukaan dan evaluasi terhadap penawaran yang
masuk;

7) membantu menyiapkan draft surat perjanjian pekerj aan pelaksanaan


konstruksi fisik;
8) meny'usun laporan kegiatan pelelangan.

d) Tahap Pelaksanaan Konstruksi


1) mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi, yang meliputi program-program
pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya
berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Qualiry Assurance atau Quality Control, dan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3);
2) mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi
program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian
waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas) hasil
konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib
administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja;
3) melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan
manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun
tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;
4) melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
konstruksi fisik;
5) melakukan kegiatan p€ngawasan yang terdiri atas:
o memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
o mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
o mengawasi pelaksanaan pekerjaan konsftuksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume atau realisasi fisik;
. mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
o menyelenggarakan rapat-rapat Iapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dal bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan' laporan harian, mingguan

I dari 15
dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi;
. men,,usun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan
dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi;
. meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang
diajukan oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi;
. meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(As Built Drawing) sebelum serah terima I;
. men),'Llsun daftar cacat atau kerusakan sebelum serah terima I, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;
. bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan konstruksi
menlusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;
. men),.l.lsun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima
pertama, berita acara pemeliharaan pekerjaan dan serah terima kedua
pekerjaan konstruksi, sebagai kelengkapan untuk pembayaran
angsuran pekerj aan konstruksi;
o Melakukan pemeriksaan dan menyatakan kelaikan fungsi bangr.rnan
gedung terbangun sesuai dengan IMB;
o membantu pengelola kegiatan dalam meny,usun Dokumen Pendaftaran;
. membantu pengelola kegiatan dalam penflapan kelengkapan dokumen
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Kabupaten atau Kota
setempat;
6) menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi;
7) membantu Pengelola Kegiatan dalam meny.usun kelengkapan dokumen
untuk Serah Terima Aset.

2. Kriteria
Kriteria yang dimaksud pada penugasan ini
adalah konsultan manajemen
konstruksi harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a) Persyaratan umum Pekerjaan
Setiap bagian dari Pekerjaan manajemen konstruksi harus dilaksanakan
secara benar dan tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan
dan diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
b) PersyaratanObyektif
Pelaksanaan Pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk
kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan
kuantitas dari setiap bagian Pekerjaan.
c) PersyaratanFungsional
Pekerj aan manajemen konstruksi pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik,
baik yang menyangkut waktu, mutu dan biaya Pekerj aan harus dilaksanakan
dengan profesionalisme yang tinggr sebagai Konsultan Manajemen
Konstruksi.
d) PersyaratanProsedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan Pekerjaan dilapangan,
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

9 dari 15
3. Program Kerja
Konsultan Manajemen Konstruksi harus segera menyusun program kerja yang
meliputi:
a) Program kerja berupa jadwal kegiatan secara terperinci;
b) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya), tenaga yang diusulkan
Konsultan Manajemen Konstruksi harus dapat persetujuan dari pemberi
tugas atas rekomendasi dari tim teknis;
c) Uraian konsepsi Konsultan Manajemen Konstruksi atas pekerjaan
pengawasan proyek tersebut.

Setelah ketiga hal tersebut diatas mendapatkan persetujuan /persepakatan dari


Pemberi Tugas, maka akan menjadi pedoman penugasan dalam pelaksanaan
tugas pengawasan bagi konsultan Manajemen Konstruksi dalam melaksanakan
tugasnya.

4. Tanggung Jawab
a) Konsultan Manajemen Konstruksi bartanggung jawab secara professional
atas jasa manajemen konstruksi yang dilakukan sesuai ketentruan dan kode
etik, tata laku profesi yang berlaku;
b) Secara umum tanggung jawab konsultan adalah meqiaga agar proyek
memiliki kinerja sebagai berikut:
1) Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya
anggaran/ waktu yang telah ditetapkan;
2) Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia atau
yang telah ditetapkan;
3) Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai standard dan peratu-ran yang
berlaku;
4) Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan.
c) Penanggung jawab professional manajemen konstruksi adalah tidak hanya
konsultan sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli
prof e ssional manaj emen konstruksi yang terlibat.

G. JANGKA WAKTU PEIAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan Manajemen Konstruksi terhitung 6 (Enam) bulan
atau 180 (Seratus Delapan Puluh) hari Kalender sejak terbit SPMK sampai dengan
Serah Terima Pertama Pekerjaan Fisik T.A. ZOZL, ditambah dengan masa
pemeliharaan pekerj aan fisik.

H. PERSYARATAN KUALIFIKASI
Syarat perusahaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
1. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Kecil :
- ICasifikasi Konsultansi Lainnya dan Subklasifikasi Jasa Manajemen Proyek
terkair Konstruksi. Bangunan (KL403) (Kualifikasi Kecil); atau
2. Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang masih berlaku ;

', I l0 dari l5
I. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Konsultan Manajemen Konstruksi
harus menyediakan tenaga-tenaga atrli dalam suatu struktur organisasi Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup
jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh PEMBERI
TUGAS. Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta kualifikasinya. Minimal
sebagai berikut :

TENAGA
NO JUML{H KUALTFIKASI
AHLI
I Supervisor 1 org Disyaratkan seorang Sarjana Srrata Satu (S1) Jurusan
Engineer Teknik Sipil/ Arsitek dengan berpengalaman dalam
pengawasan pekerjaan bangunan gedung bertingkat
(minimal 3 lantai), lulusan perguruan Tinggi Negeri
atau Swasta yang telah disamakan. Site Engineer
harus mempunyai SKA Ahli Muda Manajemen
Konstruksi/ AhIi Muda Manajemen Proyek/ Ahli
Muda Sistem Manajemen Mutu dengan
berpengalaman minimal 5 (Lima) tahun.
2 Quality 1 org Disyaratkan Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan Teknik
Engineer/ Sipil/ Arsitek, lulusan perguruan Tinggi Negeri atau
Inspector Swasta yang telah disamakan. Quality Engineer,/
Engineer Inspector Engineer harus mempunyai SKA Ahli Muda
Teknik Bangunan Gedung dengan pengalaman
minimal 3 (Tiga) tahun.
3 Pengawas 1 org Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik
Struktur Sipil, lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
yang telah disamakan. Pengawas Struktur harus
mempunyai SKA Ahli Muda Teknik Bangunan
Gedung dengan pengalaman minimal3 (Tiga) tahun.
4 Pengawas I org Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik
Arsitektur Arsitek,lulusan perguruan Tinggt Negeri atau Swasta
yang telah disamakan. Pengawas Arsitek harus
mempunyai SKA Ahli Muda Teknik Bangunan
Gedung atau ahli Muda arsitek dengan pengalaman
minimal 3 (Tiga) tahun.
5 Pengawas 1 org Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik
Mekanikal Elektro atau Teknik Mesin, lulusan Perguruan Tinggi
Elektrikal Negeri atau Swasta yang telah disamakan.
Pengawas Mekanikal Elektrikal harus mempunyai
SKA Ahli Muda Ahli Teknik Mekanikal / Ahli Muda
Teknik Plambing dan Pompa Mekanik/ Ahli Muda
Teknik Tenaga Listrik/Ahli Muda Teknik Elektronika
dan Telekomunikasi dalam Gedung dengan
pengalaman minimal 3 (tiga) tahun.

ll dari 15
TENAGA
NO JUML"AH KUALIFIKASI
AHtI
6 Quantity 1 org Disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl)Teknik
Engineer Sipil/Arsitektur lulusan Perguruan Tinggr Negeri
atau swasta yang disamakan. harus mempunyai
SKA Ahli Muda Manajemen Konstruksi / AhIi Muda
Manajemen Proyek/ Ahli Muda Arsitek dengan
pengalaman minimal 2 (Dua) tahun
7 HSE (AhIi K3 1 org Disyaratkan Sarjana Strata Satu (S1) jurusan Teknik
Konstruksi) Arsitek/ Sipil/ Lingkungan, lulusan perguruan
Tinggi Negeri atau Swasta yang telah disamakan.
Tenaga Ahti K3 harus mempunyai SKA Ahli Muda K3
Konstruksi dengan pengalaman minimal 3 (Tiga)
tahun.

SI.JB
PROFESTONAL/
NO JT]MLAH KUALIFIKASI
TENAGA
PENDT]KT'NG
I Cad 1 org Disyaratkan adalah minimal D3 Teknik
Operator,/Drafter,/ Sipil/Arsitektur lulusan Perguruan Tinggi
Pelaksana BIM Negeri atau swasta yang disamakan dengan
pengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya
2 (Dua) tahun, dan harus memiliki Sertifikat
Building Information Modeling (B[M) pada saat
pelaksanaan pekerj aan.
2 Tenaga 1 org Disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl)
Administrasi/ lulusan Perguruan Tinggl Negeri atau swasta
Keuangan yang disamakan dengan pengalaman di
bidangnya sekurang-kurangnya 2 (Dua) tahun.

J. KELUARAN
Keluaran yang diminta dari Konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan kerangka
acuan kerja ini adalah:
I. Koordinasi
Koordinasi Pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan Pembangunan
Rumah Susun Sewa yang dilaksanakan oleh konsultan manajemen konstruksi dan
kontraktor yang menyangkut kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta
kelengkapan dan kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang efisien,
sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya yang sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik oleh pemberi tugas.

2. Dokumentasi
Dokumen yang dihasilkan selama pelaksanaan manajemen konstruksi adalah:

li .r i 12dari 15
a) Program kerja, alokasi tenaga, dan konsepsi pekerjaan manajemen
konstruksi;
b) Rencana Mutu Kontrak (RMK), termasuk di dalamnya pen!,usunan Standard
Operational Procedure (SOP), Instruksi Kerja (IK), dan format-format;
c) Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah, petunjuk penting, dan
peringatan dari Konsultan Manajemen Konstruksi, yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuensi keuangan,
keterlambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis;
d) Notulensi rapat mingguan;
e) Laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dari resume kemajuan
pekerjaan, personil inti proyek, tenaga kerja, material dan peralatan utama,
dan laporan cuaca;
0 Pemeriksaan gambar kerja terperinci (shop drawings), bar chart darr s-curve
serta netrvork planning yang dbuat oleh Kontraktor Pelaksana;
c) Pemeriksaan form request dan material approval;
h) Pemeriksaan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing)-
i) Berita acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran termin;
j) Surat perintah perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan pekerjaan
tambah/ kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan;
k) Laporan rapat di lapangan (site meeting);
l) Laporan akhir pengawasan teknis yang meliputi:
1) Laporan uji mutu;
2) Laporan pengendalian waktu;
3) Laporan pengendalian biaya;
4) Laporan pengendalian pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas);
dan
5) Tertib administrasi Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
m) Memastikan, memeriksa, serta mendorong pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi membuat dokumen pelaksanaan konstruksi yang
terdiri dari:
1) Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstuksi fisik, termasuk Izin Mendirikan Bangrrnan (IMB);
2) Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built drawings);
3) Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan atau
manajemen konstruksi beserta segala perubahan atau addendumnya;
4) Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan, laporan akhir pengawasan teknis termasuk
laporan uji mutu dan laporan akhir pekerjaan perencanaan;
5) Berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas perubahan
pekerjaan, pekerjaan tambah atau kurang, serah terima pertama
(Provisional Hand Over) dan serah terima akhjr (Final Hand Over)
dilampiri dengan berita acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan
dengan pelaksanaan konstruksi fisik;
6) Kontrak kerja perencanaan konstruksi;
7) Hasil pemeriksaan kelaikan fungsi (commisioning test);
l3 dari 15
8) Foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik;
9) Dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Standar Mutu
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3);
10) Manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedr.rng, termasuk
pengoperasian dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan mekanikal,
elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing);
11) Garansi atau surat jaminan peralatan dan perlengkapan mekanikal,
elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing);
12) Sertifikat Bangunan Gedung Hijau, dalam hal ditetapkan sebagai
Bangunan Gedung Hijau; dan
13) Surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi dan penyedia jasa pengawasan teknis.

Penyedia jasa pengawas konstruksi atau manajemen konstruksi memiliki tanggung


jawab memberikan rekomendasi kelaikan fungsi bangunan gedung yang diawasi
sesuai dengan dokumen Izin Mendirikan Bangunan (lMB) kepada Pengguna Anggaran.
Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap
sesuai dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja. Kelancaran pelaksanaan kegiatan
satuan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan konsultan Manajemmen konstruksi
sepenuhnya menj adi tanggung jawab Konsultan Manajemen Konstruksi.

K PEI.A,PORAN
Jenis laporan Manajemen Konstruksi yang harus diserahkan ke Pemberi Tugas:
1. Laporan Pendahuluan
a) Informasi Awal Kegiatan:
1) Survey lokasi
2) Penyusunan RMK (Rencana Mutu Konrak)
3) Penyusunan Standard Operational Procedr.ue (SOP),
4) Penyusunan format Instruksi Kerja (IK);
5) Penyrsunan format-format lainnya yang rliFerlukan.
b) Pendekatan dan Metodologi Kerja
c) Rencana Kerja
2. Laporan Kajian Desain dan Laporan Hasil Pendampingan Lelang
3. Laporan Mingguan
4. Laporan Bulanan
5. Ringkasan Eksekutif
6. Laporan Akhir
***) Semua sofrcopy pelaporan dan dokumentasi diserahkan dalam e$ernal hardisk

berkapasitas l(satu) terabyte sebanyak 1 (Satu) buah.

14 dari 15
L. PENI.ITI,JP
1. Setelah karangka acuan kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan;
2. Berdasarkan bahan-bahan yang dimaksud poin L.l tersebut di atas konsultan
menyusun program kerja sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan Pedoman
Penugasan;
3. Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang pengarahan penugasan ini
dari Pemberi Tugas, konsultan agar segera membuat usulan teknis dan biaya
sesuai dengan pengarahan penugasan KAK ini, dan disampaikan kepada Pemberi
Tugas dengan jadwal dan ketentuan sebagaimana terlampt terlampir dalam KAK
ini.
4. Peserta yang mendaftar Wajib membuat Surat Pernyataan "Tidak akan
menuntut apabila alokasi dana/kegiatan pekerjaan dalam dokumen .rnggaran
(DIPA TA. 2021) yang disahkan tidak tersedia dan/atau tidak mencukupi,
dan/atau dibatalkan, maka Pengadaan Ssyang/Jasa dibatdkan dan Penyedia
Barang/;asa tidak .lapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun kepada
pihak panitia atau kepada pengguna jasa".

Ditetapkan di : Serang
aI

UN DAN RUMAH KHUSUS


IA{II PERUI\{AHAAI
SI BANTEN
s^rurxrct{
,tiYtou t,t (I!It
,flovlirsl

".2
T.
NIP. I9821110 2C)1012 I 002

l5 dari l5

Anda mungkin juga menyukai