Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGAWASAN
PEMBANGUNAN HUNIAN TETAP DAN PSU DESA
LERE, KOTA PALU, SULAWESI TENGAH DENGAN
DESAIN KHUSUS

KONTRAKTUAL

SATKER PENYEDIAAN PERUMAHAN


PROVINSI SULAWESI TENGAH
DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBANGUNAN HUNIAN TETAP PASCABENCANA GEMPA BUMI,
TSUNAMI DAN LIKUIFAKSI DI LERE SULAWESI TENGAH

URAIAN PENDAHULUAN

1. Latar 1) Terjadi bencana alam di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah yang
Belakang mengakibatkan kerusakan infrastruktur dengan nilai kerugian mencapai
18,48 triliun rupiah;
2) Bencana alam yang terjadi berupa gempa bumi berkekuatan 7,4 skala
ritcher, tsunami dan likuifaksi;
3) Kerusakan pada sektor permukiman dan sosial mengakibatkan penurunan
produktivitas masyarakat di lokasi terdampak;
4) Secara geologis dan geografis, hunian sebelumnya berada pada zona 4
(berbahaya tinggi) yang mengakibatkan rumah-rumah harus direlokasi ke
lokasi yang lebih aman sebagai upaya mitigasi resiko di masa mendatang;
5) Hunian tetap dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA)
dibutuhkan untuk memenuhi aspek kepatuhan terhadap standar bangunan
nasional;
6) Untuk mewujudkan pelaksanaan pembangunan hunian tetap, perlu adanya
Pembangunan dan Perbaikan Pembangunan Hunian Tetap Pascabencana
Gempa Bumi, Tsunami Dan Likuifaksi Di Lere Sulawesi Tengah

2. Maksud dan 1. Maksud


Tujuan Maksud dari Kegiatan Pengawasan Konstruksi Pembangunan Hunian Tetap
adalah untuk menyediakan jasa Pengawasan Konstruksi terhadap Pembangunan
Hunian Tetap Pascabencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Di Lere
Sulawesi Tengah Anggaran 2023.

2. Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Pengawasan Konstruksi Pembangunan Hunian Tetap
adalah untuk mengawasi dan melaporkan Pembangunan Hunian Tetap
Pascabencana Gempa Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Di Lere Sulawesi Tengah
Tahun Anggaran 2023 agar terbangun sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, khususnya pengendalian dalam aspek waktu, biaya, mutu,
pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi.

3. Sasaran Sasaran dari Kegiatan Pengawasan Konstruksi Pembangunan Hunian Tetap


adalah Terbangunnya Hunian Tetap Pascabencana Gempa Bumi, Tsunami dan
Likuifaksi Di Lere Sulawesi Tengah .

4. Lokasi Pengawasan Konstruksi Pembangunan Hunian Tetap Pascabencana Gempa


Pekerjaan Bumi, Tsunami dan Likuifaksi Di Lere Sulawesi Tengah beralamatkan di
Kelurahan Lere

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN


Pendanaan Pagu : Rp. 610.153.000,-

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Zulfahmi, ST


Organisasi Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah
Pejabat
Pembuat
Komitmen
DATA PENUNJANG

7. Data Dasar Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan konsultasi
terlebih dahulu dengan Pengguna Jasa / Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat
Pembuat Komitmen, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (Tim Teknis), yaitu
untuk mendapatkan konfirmasi mengenai data pekerjaan yang akan ditangani
beserta data pendukungnya. Adapun data-data yang diperlukan sebelum
melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
1. Data-data dokumen / Studi / inventory terkait Pembangunan Hunian Tetap
RISHA;
2. Informasi terkait Pembangunan Hunian Tetap RISHA yang dapat dipercaya;
3. Data-data sekunder lainnya yang diperlukan dan dianggap penting.

8. Standar 1. SNI 0225-5-512:2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL);


Teknis 2. SNI 1727:2020 tentang Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk
Bangunan Gedung dan Struktur Lain;
3. SNI 1726:2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung dan Non Gedung;
4. SNI 2847:2019 tentang Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung;
5. SNI 2458:2018 tentang Tata Cara Pengambilan Sampel Campuran Beton
Segar;
6. SNI 8640:2018 tentang Spesifikasi Bata Ringan Untuk Pasangan Dinding;
7. SNI 8454:2017 tentang Profil Polivinil Klorida Tidak Terplastisasi (PVC-U)
Untuk Pabrikasi Kusen, Jendela dan Pintu;
8. SNI 2052:2017 tentang Baja Tulangan Beton;
9. SNI 2398:2017 tentang Tangki Septik dan Pengolahan Lanjutan;
10. SNI 8455:2017 tentang Perencanaan Pengolahan Air Limbah Rumah
Tangga Dengan Reactor Anaerobic System Bersekat/Baffle (RASB);
11. SNI 4433:2016 tentang Spesifikasi Beton Segar Siap Pakai;
12. SNI 8321:2016 tentang Spesifikasi Agregat Beton;
13. SNI 2049:2015 tentang Semen Portland;
14. SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural;
15. SNI 8153: 2015 tentang Perencanaan Dasar Plumbing dalam Bangunan
Gedung;
16. SNI 3564:2014 tentang Cat Tembok Emulsi;
17. SNI 7973:2013 Spesifikasi Desain untuk Konstruksi Kayu;
18. SNI 4810:2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Spesimen Uji
Beton di Lapangan;
19. SNI 1974:2011 tentang Cara Uji Kuat Tekan Beton Dengan Benda Uji
Silinder;
20. SNI 3242:2008 Pengelolaan Sampah di Permukiman;
21. SNI 03-2492-2002 tentang Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti;
22. SNI 03-6570-2001 tentang Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk
Proteksi;
23. SNI 15-2094-2000 tentang Bata Merah Pejal Untuk Pasangan Dinding;
24. SNI 03-0691-1996 tentang Bata Beton (Paving Block);
9. Studi Studi 1. Desain Prototipe Pembangunan Hunian Tetap RISHA;
Terdahulu 2. Manajemen Konstruksi dan/atau Pengawasan Konstruksi Pembangunan
Hunian Tetap RISHA, Direktorat Rumah Khusus.

10. Referensi
1. PP No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
Hukum
22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. PP No. 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3. Perpres No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa;

4. Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen


Keselamatan Konstruksi;

5. Permen PUPR No. 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
6. Permen PUPR No. 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;
7. Permen PUPR No. 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 tentang
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
8. Permen PUPR No. 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
9. Permen PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah
dan Dilaksanakan Sendiri;
10. Kepmen PUPR No. 897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran Remunerasi Minimal
Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa
Konsultansi Konstruksi;

RUANG LINGKUP

11. Lingkup A. Tahap Persiapan


Pekerjaan 1. Membantu pengelola kegiatan dalam menyiapkan dan memeriksa
kembali dokumen acuan pelaksanaan konstruksi Unit RISHA sebelum
dilakukan MC-0.
2. Membantu pengelola kegiatan dalam mempersiapkan Serah Terima
Lahan Sementara.
B. Tahap Pelaksanaan Konstruksi
1. Mengevaluasi Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) yang disusun
oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi, meliputi program-program
pencapaian sasaran fisik, penyediaan dan penggunaan sumber daya
berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan,
informasi, dana, program Quality Assurance atau Quality Control, dan
program kesehatan dan keselamatan kerja (K3);
2. Mengendalikan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK), yang
meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian biaya,
pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas)
hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian
tertib administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja;
3. Melakukan evaluasi terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang
timbul, usulan koreksi program dan tindakan turun tangan, serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan;
4. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi fisik;
5. Melakukan kegiatan Pengawasan Konstruksi dan melaporkan hasil
pengawasn ke pengguna jasa;
6. Menyusun laporan akhir pekerjaan Pengawasan Konstruksi;

C. Tahap Masa Pemeliharaan


1. Melakukan kegiatan Pengawasan Konstruksi yang terdiri atas :
a. Menyusun daftar kerusakan sebelum serah terima akhir (FHO),
serta mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;

12. Keluaran Keluaran yang diminta dari Konsultan Pengawasan Konstruksi berdasarkan
kerangka acuan kerja ini adalah:
1. Koordinasi
Koordinasi Pengendalian dan Pengawasan Konstruksi terhadap pekerjaan
Pembangunan Hunian Tetap RISHA Provinsi Sulawesi Tengah yang
dilaksanakan oleh konsultan Pengawasan Konstruksi dan Penyedia Jasa
Pelaksanaan Konstruksi perihal kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta
kelengkapan dan kelancaran administrasi ketepatan pekerjaan yang
efisien, sehingga dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya
sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan, serta dapat diterima dengan baik
oleh pemberi tugas.
2. Dokumentasi
Dokumen yang dihasilkan selama pelaksanaan Pengawasan Konstruksi
adalah:
a) Program Mutu Pengawasan Konstruksi termasuk di dalamnya
program kerja, alokasi tenaga, konsepsi pekerjaan Pengawasan
Konstruksi, penyusunan Standard Operational Procedure (SOP),
Instruksi Kerja (IK), dan format-format pengendalian serta
pengawasan pekerjaan konstruksi;
b) Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah, petunjuk
penting, dan peringatan dari Konsultan Pengawasan Konstruksi, yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuensi keuangan,
keterlambatan penyelesaian dan tidak terpenuhinya syarat teknis;
c) Notulensi rapat mingguan lapangan (Site Meeting);
d) Laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dari resume
kemajuan pekerjaan, personil inti proyek, tenaga kerja, material dan
peralatan utama, dan laporan cuaca;
e) Pemeriksaan gambar kerja terperinci (shop drawings), bar chart dan
s-curve serta network planning yang dbuat oleh Penyedia Jasa
Pelaksanaan Konstruksi;
f) Pemeriksaan form request dan material approval;
g) Pemeriksaan gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawing).
h) Berita acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran termin;
i) Surat perintah perubahan pekerjaan dan surat justifikasi pekerjaan
tambah/ kurang, bilamana terdapat perubahan pekerjaan;
j) Laporan akhir Pengawasan Konstruksi teknis yang meliputi:
1) Laporan uji mutu;
2) Laporan pengendalian waktu;
3) Laporan pengendalian biaya;
4) Laporan pengendalian pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan
kualitas); dan
5) Tertib administrasi Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
k) Memastikan, memeriksa, serta mendorong pihak-pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan konstruksi membuat dokumen pelaksanaan
konstruksi yang terdiri dari:
1) Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Persetujuan Bangunan Gedung
(PBG);
2) Gambar-gambar acuan pelaksanaan di lapangan (shop
drawing)
3) Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawings);
3) Laporan pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas laporan
harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan akhir
Pengawasan Konstruksi teknis termasuk laporan uji mutu dan
laporan akhir pekerjaan perencanaan;
4) Berita acara pelaksanaan konstruksi yang terdiri atas
perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah atau kurang,
pemeriksaan pekerjaan, serah terima pertama (Provisional
Hand Over), serah terima akhir (Final Hand Over) beserta
lampiran berita acara pelaksanaan pemeliharaan pekerjaan
konstruksi dan berita acara lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi fisik;
5) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kelaikan Fungsi (commisioning
test);
6) Foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan
pelaksanaan konstruksi fisik;
7) Dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau Standar
Mutu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3);
8) Manual operasi dan pemeliharaan bangunan gedung, termasuk
pengoperasian dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan
mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing);

9) Berita Acara Pelatihan Pengoperasian dan Pemeliharaan


Bangunan Rumah Susun;
10) Garansi atau surat jaminan atap, cat, pompa, dan produk
lainnya pada bangunan yang dipersyaratkan sesuai kontrak;

11) Surat penjaminan atas kegagalan bangunan dari penyedia jasa


pelaksanaan konstruksi dan penyedia jasa Pengawasan
Konstruksi.

Konsultan Pengawasan Konstruksi diminta menghasilkan keluaran


yang lengkap sesuai dengan kebutuhan kegiatan satuan kerja.
Kelancaran pelaksanaan kegiatan satuan kerja yang berhubungan
dengan pekerjaan konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Konsultan Pengawasan Konstruksi.
13. Peralatan, Peralatan, material, personel dan fasilitas tidak disediakan oleh PPK.
Material,
Personel dan
Fasilitas dari
PPK

14. Peralatan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
dan Material yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, baik yang harus di
dari Penyedia beli maupun sewa atas nama kegiatan.
Jasa
Konsultasi

15. Lingkup Penyedia jasa dapat meminta bahan/ data/ dokumen yang diperlukan untuk
Kewenangan pelaksanaan kegiatan.
Penyedia
Jasa

16. Jangka Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan Pengawasan Konstruksi terhitung 240 (Dua
Waktu Ratus Empat Puluh) hari kalender sejak terbit SPMK sampai dengan Serah Terima
Penyelesaian Pertama Pekerjaan Fisik T.A. 2023, ditambah dengan masa pemeliharaan
Pekerjaan pekerjaan fisik.

17. Sertifikat Sertifikat Badan Usaha yang digunakan adalah subklasifikasi dengan klasifikasi
Badan Usaha Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung (RE201)

18. Personil Jumlah


Posisi Kualifikasi
OB
Team Leader  S-1 Teknik Sipil 8
 Berpengalaman min. 3 (Tiga) tahun
 Memiliki SKA Ahli Muda :
- Ahli Manajemen Proyek atau
- Ahli Teknik Bangunan Gedung
Tenaga Ahli Sipil  S-1 Teknik Sipil 7
 Berpengalaman min. 3 (Tiga) tahun
 Memiliki SKA Ahli Muda :
- Ahli Teknik Jalan
Tenaga Ahli MEP  S-1 Teknik Mesin/Elektro 2
 Berpengalaman min. 3 (Tiga) tahun
 Memiliki SKA Ahli Muda :
- Ahli Teknik Mekanikal Atau
- Ahli Teknik Tenaga Listrik
Ahli Muda K3  S-1 Teknik 8
Konstruksi  Berpengalaman min. 0 (Nol) tahun
 Memiliki SKA Ahli Muda :
- Ahli K3 Konstruksi

19. Jadwal Bulan


No Kegiatan Keterangan
Tahapan 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
Pelaksanaan 1 Tahap
v
Pekerjaan Persiapan
2 Tahap
Pelaksanaan v v V v v v v v
Konstruksi
3 Tahap H+1 pasca
v V v v PHO
Pemeliharaan
LAPORAN

20. Laporan Laporan pendahuluan memuat informasi awal kegiatan yaitu :


Pendahuluan
1. Survei lokasi
2. Penyusunan Program Mutu (Standard Operational Procedure/SOP,
format Instruksi Kerja/IK, format – format lain yang diperlukan)
3. Laporan SMKK (Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi)
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya : 14 (empat belas) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) buku laporan.

21. Laporan Laporan mingguan memuat :


Mingguan
1. Kemajuan Pekerjaan Mingguan
2. Rincian Kemajuan Pekerjaan Mingguan
3. Time Schedule Kemajuan Pekerjaan Mingguan
4. Foto Dokumentasi Pekerjaan Mingguan
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya : akhir minggu sebanyak 3
(Tiga) buku laporan.
Termasuk laporan dalam bentuk PPT

22. Laporan Laporan bulanan memuat :


Bulanan
1. Kemajuan Pekerjaan Bulanan
2. Rincian Kemajuan Pekerjaan Bulanan
3. Time Schedule Kemajuan Pekerjaan Bulanan
4. Foto Dokumentasi Pekerjaan Bulanan
5. Kertas Kerja Tenaga Ahli
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya : minggu pertama setiap
awal bulan sebanyak 3 (Tiga) buku laporan.

23. Laporan Laporan akhir memuat :


Akhir
1. Rangkuman Data Kegiatan
2. Rekapitulasi Laporan Konsultan
3. Rekapitulasi Risalah Rapat
4. Data MC0; CCO (bila ada); MC100
5. Rekapitulasi Data Teknis
6. Rekapitulasi Buku Ijin Pasang, Buku Direksi dan Buku Tamu
7. 1 Eksternal Hardisk 1 TB
Laporan harus diserahkan selambat – lambatnya: 6 (enam) hari setelah PHO
sebanyak 3 (Tiga) buku laporan dan media penyimpanan data (softfile).
HAL-HAL LAIN

24. Produksi Semua kegiatan jasa konsultasi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
Dalam Negeri
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

25. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang sesuai
Pengumpulan
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor
Data
Lapangan 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

26 Alih Penyedia jasa wajib memberikan bimbingan teknis dan alih pengetahuan
. Pengetahuan
kepada personel satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.

Palu, 30 Desember 2022


Kepala Satuan Kerja Penyediaan Perumahan
Provinsi Sulawesi Tengah

ERPIKA ANSELA SURIRA, ST


NIP. 19821022 200605 2 001

Anda mungkin juga menyukai