Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH ACEH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN


Jln. Tgk. Daud Beureueh Nomor 108 Telepon (0651) 34562, 34563 Fax. (0651) 34566
Website: www.rsudza.acehprov.go.id

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PROGRAM : PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN


DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
KEGIATAN : PENYEDIAAN FASILITAS PELAYANAN, SARANA, PRA
SARANA DAN ALAT KESEHATAN UNTUK UKP
RUJUKAN, UKM DAN UKM RUJUKAN TINGKAT
DAERAH PROVINSI
SUB KEGIATAN : PENGADAAN SARANA DI FASILITAS LAYANAN
KESEHATAN
PEKERJAAN : PENGAWASAN PEKERJAAN PENGADAAN SISTEM
PENGKONDISIAN UDARA
LOKASI : KOTA BANDA ACEH
SUMBER DANA : APBA
SATUAN KERJA : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN
TAHUN : 2023
ANGGARAN
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PENGAWASAN
PENGAWASAN PEKERJAAN PENGADAAN SISTEM PENGKONDISIAN
UDARA

A. Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang
Setiap Bangunan Gedung Negara diwujudkan dengan sebaik- baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunan, handal, dan
ramah bagi lingkungan sekitarnya, serta berkontribusi positif bagi
perkembangan arsitektur di Indonesia, selain itu juga harus dapat memenuhi
kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan kriteria
administratif.
Tata udara merupakan kebutuhan penting dalam menciptakan
kenyamanan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
berkunjung ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin. Gedung B
merupakan Gedung untuk pelayanan rawat jalan (Poliklinik) yang akan
dilakukan pekerjaan pembongkaran dan pengadaan Sistem Pengkondisian
Tata Udara beserta dengan pekerjaan sipil untuk mendukung pekerjaan
tersebut,

2. Maksud dan Tujuan


Maksud:
Pengawasan Pekerjaan Pengadaan Sistem Pengkondisian Udara
dimaksudkan untuk memberikan dukungan teknis berupa layanan
Pengawasan Konstruksi pada fase konstruksi hingga Serah Terima Pertama
(Provisional Hand Over) sampai dengan Masa Pemeliharaan berakhir/ Serah
Terima Kedua (Warranty Period/ Final Hand Over).
Tujuan:
a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa
Konsultan Pengawasan Konstruksi, yang memuat masukan, azas, kriteria,
keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas agar dapat
terselenggaranya pengendalian waktu, biaya, material dan tenaga untuk
pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) terhadap pelaksanaan
pekerjaan pembangunan.
b. Dengan penugasan ini diharapkan Penyedia dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai sesuai dengan tujuan dan lingkup jasa konsultan serta keahlian
yang diperlukan sesuai KAK.
c. Sebagai acuan dan informasi bagi para peserta Seleksi yang diundang
mengikuti Pengadaan/ Seleksi dalam rangka menyiapkan kelengkapan
Usulan Administrasi, Usulan Teknis dan Usulan Biaya dan menjadi
pedoman bagi Pokja Pemilihan dalam pelaksanaan Evaluasi, Klarifikasi
dan Negosiasi dengan calon Penyedia terpilih, menjadi dasar dalam
penyusunan Kontrak dan menjadi acuan evaluasi kinerja Penyedia oleh
Pengguna Jasa.
3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan pekerjaan Jasa
Konsultansi Pengawasan Konstruksi yaitu pengendalian waktu, pengendalian
biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas) dan tertib administrasi
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

4. Lokasi Pekerjaan
Jl. Tgk. Daud Beureueh No.108, Bandar Baru, Kuta Alam, Kota Banda Aceh

5. Sumber Pendanaan
a. Pembiayaan untuk pekerjaan ini telah tersedia pada Anggaran dan
Pendapatan Belanja Aceh (APBA) melalui Dokumen Pelaksana Anggaran
(DPA) Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun Anggaran
2023.
b. Pagu Anggaran:
Rp 467.317.214,00- (Empat ratus enam puluh tujuh juta tiga ratus tujuh
belas ribu dua ratus empat belas rupiah).
c. Nilai Total Harga Perkiraan Sendiri (HPS):
Rp 461.170.200,00- (Empat ratus enam puluh satu juta seratus tujuh puluh
ribu dua ratus rupiah).
d. Pembiayaan untuk pekerjaan Pengawasan ini telah disusun dengan
berpedoman kepada Paragraf 4 Pasal 24 Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 tanggal 15 Oktober 2018 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yaitu :
1) Biaya pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 23
huruf a merupakan biaya paling banyak yang digunakan untuk
membiayai kegiatan pengawasan konstruksi Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
2) Biaya pengawasan konstruksi dihitung secara orang per bulan dan
biaya langsung yang bisa diganti, sesuai dengan ketentuan biaya
langsung personal (billing rate).
3) Biaya pengawasan konstruksi ditetapkan dari hasil seleksi atau
penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan yang meliputi:
a) honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b) materi dan penggandaan laporan;
c) pembelian dan atau sewa peralatan;
d) sewa kendaraan;
e) biaya rapat;
f) biaya komunikasi; dan
g) pajak dan iuran daerah lainnya.
4) Pembayaran biaya pengawasan konstruksi dilakukan secara bulanan
atau tahapan tertentu yang didasarkan pada prestasi atau kemajuan
pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik di lapangan.
5) Pembayaran biaya pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dilakukan sebagai berikut:
a) pengawasan konstruksi tahap pelaksanaan konstruksi fisik sampai
dengan serah terima pertama (Provisional Hand Over) pekerjaan
konstruksi paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh per
seratus); dan
b) pengawasan konstruksi tahap pemeliharaan sampai dengan
serah terima akhir (Final Hand Over) pekerjaan konstruksi
sebesar 10% (sepuluh perseratus).
6) Tata cara pembayaran angsuran pekerjaan pengawasan konstruksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

6. Nama dan Organisasi Pemberi Tugas


Kuasa Pengguna Anggaran : Afril Herri Purwansyah, SKM, M.Kes
Satuan Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Alamat : Jl. Tgk. Daud Beureueh No.108, Bandar Baru,
Kuta Alam, Kota Banda Aceh

B. Data Penunjang
1. Data Dasar
a. Studi literatur baik aspek teknis substansi maupun kebijakan dan
peraturan yang terkait dengan perencanaan, perancangan persyaratan
teknis, pelaksanaan pembangunan, dan pengawasan pembangunan
gedung.
b. Gambar Rencana dan Rencana Anggaran Biaya pekerjaan konstruksi
yang akan dilaksanakan.

2. Standar Teknis
a. Standar teknis yang dipakai adalah Standar Pembangunan Gedung
Negara.
b. Standar Teknis yang berlaku di Indonesia yang berkaitan dengan kegiatan
Jasa Konsultansi Konstruksi dan Konstruksi Bangunan dan atau yang
dijadikan rujukannya.

3. Referensi Hukum/Dasar Acuan Peraturan Perundang- Undangan


1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi yang telah
diubah terakhir dengan Undang-undang No.11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengeloaan Barang
Milik Negara/Daerah;
5) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
6) Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1
Tahun 2022 tentang Pedoman Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya
Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21/PRT/M/2019 tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M/2008 Tentang
Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan/Gedung;
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
13) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultasi
Konstruksi;
14) Keputusan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan
Indonesia Nomor 76/SK.DPN/XI/2023 tentang Pedoman Standar Minimal
Biaya Langsung Personil (Remuneration/Billing Rate) dan Biaya
Langsung Non Personil (Direct Cost) untuk Badan Usaha Jasa
Konsultansi Tahun 2023;
15) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
11/SE/M/2019 tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi.

C. Tanggung Jawab, Tugas, dan Wewenang Penyedia Jasa Konsultansi


Pengawasan Konstruksi
1) Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan Konstruksi yang selanjutnya disebut
Konsultan Pengawas merupakan Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi yang
memberikan layanan usaha pengawasan.
2) Tanggung Jawab Konsultan Pengawas meliputi:
a) pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi dalam rangka mendukung
terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b) pelaksanaan pengawasan pekerjaan konstruksi berdasarkan kontrak; dan
c) pemeriksaan kesesuaian proses dan hasil pekerjaan konstruksi dengan
persyaratan mutu, waktu, biaya dan keselamatan konstruksi yang
tercantum dalam kontrak pekerjaan konstruksi.
3) Konsep tugas dan/atau layanan Konsultan Pengawas terdiri dari;
a) Asistance Concept; Konsultan sebagai pembantu PPK dan memberikan
advice untuk tindakan pengawasan.
b) Task Concept; sebagai Direksi/Engineer yang melakukan tugas
pengawasan langsung kepada penyedia pekerjaan konstruksi
sebagaimana diatur dalam kontrak.
Tugas Konsultan Pengawas berdasarkan tahapan, terbagi menjadi:
a) Tahap Persiapan, paling sedikit:
o memroses perizinan, memobilisasi personel dan kelengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan;
o memeriksa, mengevaluasi dan mempelajari dokumen Kerangka
Acuan Kerja (KAK) kegiatan Pengawasan dan dokumen penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK);
o menyusun Program Mutu Pengawasan; dan
o memberikan penjelasan dan rekomendasi terkait pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan.
b) Tahap Pelaksanaan, paling sedikit:
o melakukan pengawasan mobilisasi personel, peralatan, material dan
pemenuhan persyaratan perizinan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
o melakukan reviu terhadap gambar kerja dan spesifikasinya;
o memberikan rekomendasi kepada Pejabat Penandatangan Kontrak
(PPK) terhadap perubahanperubahan pelaksanaan pekerjaan;
o melakukan pengawasan penggunaan tenaga kerja, material, dan
peralatan serta penerapan metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
o melakukan pengawasan ketepatan waktu, biaya, pemenuhan
persyaratan mutu dan volume serta penerapan keselamatan
konstruksi;
o mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memberikan
rekomendasi teknis tentang alternatif pemecahan masalah yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi;
o membantu PPK dalam mempersiapkan penyelenggaraan rapat
lapangan secara berkala dan merekomendasikan rapat insidental;
o membantu PPK dalam menyusunan berita acara persetujuan
kemajuan pekerjaan; dan
o membuat catatan harian, menyusun laporan mingguan dan bulanan
pelaksanaan pekerjaan pengawasan.
c) Tahap Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over), paling sedikit:
o menyusun daftar cacat mutu dan mengawasi perbaikannya sebelum
serah terima pertama (provisional hand over);
o memeriksa dan melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen
dan gambar as built sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
o melakukan pengawasan demobilisasi personel dan peralatan sesuai
jadwal penugasan dan jadwal mobilisasi;
o membantu penyusunan Berita Acara Pekerjaan 100% (seratus
persen) sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
o membantu PPK dalam menyusunan Berita Acara Serah Terima
Pertama (Provisional Hand Over); dan
o menyusun laporan akhir kegiatan pekerjaan pengawasan.
d) Tahap Serah Terima Akhir (Final Hand Over) hanya dapat dilaksanakan
oleh Konsultan Pengawas apabila dinyatakan pada kontrak.
e) Tugas Konsultan Pengawas Konstruksi pada Tahap Serah Terima Akhir
(Final Hand Over) sebagaimana dimaksud pada hurud d, paling sedikit:
o Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan pemeliharaan; dan
o Memberikan rekomendasi kepada PPK terkait penerbitan Berita Acara
Serah Terima Akhir (Final Hand Over).
4) Wewenang Konsultan Pengawas Konstruksi, meliputi:
a) pemberian persetujuan izin kerja (request of work) atas rencana
pelaksanaan pekerjaan yang telah memenuhi persyaratan; dan/atau
b) pemberian rekomendasi kepada PPK untuk menghentikan setiap
pekerjaan di lapangan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak dan
dokumen SMKK.

D. Keluaran-keluaran
Keluaran yang diminta dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
Konstruksi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini meliputi:
1) Koordinasi, pengendalian dan pengawasan terhadap pekerjaan Konstruksi
meliputi kuantitas, kualitas, biaya dan waktu serta ketertiban administrasi
teknis sehingga dicapai wujud akhir bangunan beserta kelengkapannya sesuai
dengan dokumen pelaksanaan.
2) Adapun dokumen yang dihasilkan selama proses pengawasan, antara lain:
a) Laporan Pengawasan terhadap Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
dan
b) Laporan Pelaksanaan Pengawasan.

E. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pemberi Tugas/ Pejabat


Penandatangan Kontrak (PPK)
Peralatan, Material, Personal dan Fasilitas dari Pengguna Jasa (Kuasa
Pengguna Anggaran akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping/counterpart atau project officer dalam rangka
pelaksanaan Jasa Konsultansi, selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan.

F. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


Peralatan, Material, Personal dan Fasilitas dari Penyedia Jasa Peralatan
dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi Penyedia jasa harus
menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

G. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan


Jangka Waktu pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultansi Pengawasan
Konstruksi, efektif dihitung sejak SPMK sampai dengan Serah Terima Kedua
(FHO).
H. Analisis Kriteria Penyedia, Komposisi dan Kriteria Personil serta Komposisi
Biaya Langsung (Direct At Cost)
1) Kriteria Penyedia
Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Klasifikasi Pengawasan
Rekayasa dan Subklasifikasi;
o Jasa Pengawasan Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung
Kode : RE201
KBLI 2017 : 71101
Permen PUPR No.19 Tahun 2014 (Undang – Undang No.18 Tahun 1999);
atau
o Jasa Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung Hunian dan Nonhunian
Kode : RK001
KBLI 2020 : 71102
Undang – Undang No. 11 Tahun 2021 dan PP No.5 Tahun 2021

2) Komposisi dan Kriteria Personil


a) Tenaga Ahli
1) Team Leader, berpendidikan minimal S-1/ D4 Terapan Teknik Sipil,
memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Ahli Muda (7) Teknik
Bangunan Gedung, berpengalaman 5 (lima) tahun yang dibuktikan
dengan Curriculum Vitae dan Referensi Kerja dari Pengguna Jasa
sebelumnya serta melampirkan hasil pindai (scan) Ijazah.
2) Supervision Engineer, berpendidikan minimal S-1/ D4 Terapan Teknik
Mesin/ Teknik Fisika, memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Ahli
Muda (7) Teknik Sistem Tata Udara dan Refigerasi, berpengalaman 4
(empat) tahun yang dibuktikan dengan Curriculum Vitae dan Referensi
Kerja dari Pengguna Jasa sebelumnya serta melampirkan hasil pindai
(scan) Ijazah.
3) Health and Safety Environment (HSE) Engineer, berpendidikan
minimal S-1/ D4 Terapan semua jurusan Teknik, memiliki Sertifikat
Kompetensi Kerja (SKK) Ahli Muda (7) K3 Konstruksi, berpengalaman
3 (tiga) tahun yang dibuktikan dengan Curriculum Vitae dan Referensi
Kerja dari Pengguna Jasa sebelumnya serta melampirkan hasil pindai
(scan) Ijazah.
b) Tenaga Asisten Ahli
Inspector, 2 (dua) orang berpendidikan minimal SMK/ D3 jurusan Teknik
Mesin, memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Pengawas Pekerjaan
Mekanikal Bangunan Gedung (Teknisi/5), berpengalaman 2 (dua) tahun
yang dibuktikan dengan Curriculum Vitae dan Referensi Kerja dari
Pengguna Jasa sebelumnya serta melampirkan hasil pindai (scan) Ijazah.
c) Tenaga Pendukung
Operator, berpendidikan minimal SMU sederajat, memiliki pengalaman
dalam Pengoperasian Komputer selama 2 (dua) tahun yang dibuktikan
dengan Referensi Kerja dari Pengguna Jasa sebelumnya.
3) Komposis Biaya Langsung (Direct At Cost)
a. Biaya Sewa Kenderaan
b. Biaya Sewa Peralatan Kantor
c. Biaya Komunikasi
d. Biaya Alat Pelindung Diri (APD)
e. Biaya Laporan; Pendahuluan, Bulanan dan Akhir.

I. Definisi dan Tugas Tenaga Ahli Konsultan Pengawas


a) Definisi
1) Team Leader merupakan pihak atau orang yang memimpin,
mengarahkan, dan mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli Konsultan
Pengawas dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
2) Supervision Engineer (SE) merupakan pihak atau orang yang melakukan
pengawasan dan pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan
aspek desain dan persyaratan dalam spesifikasi teknis sebagai dasar
pencapaian prestasi pekerjaan.
3) Health Safety Environment (HSE) Engineer merupakan pihak atau orang
yang memastikan pemenuhan persyaratan aspek keselamatan
konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, untuk mendukung
terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b) Tugas
1) Tugas Team Leader mencakup hal-hal sebagai berikut:
o Mengoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi untuk
setiap pelaksanaan pengukuran atau rekayasa lapangan yang
dilakukan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan menyampaikan
laporan kepada PPK sehingga dapat segera diambil keputusan yang
diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian kondisi,
pekerjaan minor yang mendahului pekerjaan utama dan rekayasa
terperinci lainnya;
o Mengoordinasikan seluruh Tenaga Ahli Konsultan Pengawas secara
teratur dan memeriksa seluruh pekerjaan di lapangan serta memberi
penjelasan tertulis kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
mengenai apa yang sebenarnya dituntut dalam pekerjaan tersebut,
jika dalam kontrak pekerjaan konstruksi hanya dinyatakan secara
umum;
o Memastikan bahwa Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi memahami
Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi secara benar,
melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar-gambar, dan menerapkan metode konstruksi yang tepat
dengan kondisi lapangan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan;
o Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sebelum pelaksanaan
pekerjaan;
o Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada
semua lokasi pekerjaan dalam kontrak serta membuat laporan
kepada PPK terhadap hasil inspeksi lapangan.
o Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak
hasil pekerjaan, material dan peralatan konstruksi yang tidak sesuai
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak
Pekerjaan Konstruksi;
o Mengoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan yang dicapai
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi setiap hari pada lembar
kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui;
o Memonitor dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan segera
melaporkan kepada PPK jika terdapat kemajuan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi dan
dapat berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian pekerjaan yang
direncanakan. Dalam kondisi tersebut, maka Team Leader membuat
rekomendasi kepada PPK secara tertulis untuk mengatasi
keterlambatan;
o Memeriksa semua kuantitas dan volume hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai yang disampaikan oleh Quantity
Engineer;
o Menjamin bahwa sebelum Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
diizinkan untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya, maka
pekerjaanpekerjaan sebelumnya yang akan tertutup atau menjadi
tidak tampak harus sudah diperiksa/diuji dan sudah memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
o Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu, volume dan
jumlah pekerjaan yang telah selesai dan memeriksa kebenaran dari
setiap bukti pembayaran bulanan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi;
o Mengoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa yang benar
kepada PPK di setiap lokasi pekerjaan untuk bahan pertimbangan
dalam pengampilan keputusan/persetujuan;
o Memberi rekomendasi kepada PPK terhadap pencapaian mutu dan
hasil pekerjaan yang sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi atas usulan pembayaran yang diajukan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi;
o Mengoordinasikan penyusunan laporan mengenai kemajuan fisik
dan keuangan pekerjaan konstruksi yang menjadi kewenangannya
dan menyerahkannya kepada PPK;
o Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan mengupayakan agar
semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum serah terima
pertama (provisional hand over); dan
o Menyimpan arsip gambar desain dan menyusun korespondensi
kegiatan, laporan harian, laporan mingguan, laporan kemajuan
pekerjaan dan pengukuran pembayaran.
2) Tugas Supervision Engineer (SE) mencakup hal-hal sebagai berikut:
o Memeriksa kesesuaian antara gambar perencanaan dengan gambar
pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan kondisi di lapangan;
o Memastikan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi menerapkan
ketentuan keselamatan konstruksi;
o Memastikan bahwa seluruh tenaga kerja konstruksi yang terlibat
dalam pekerjaan konstruksi memiliki Sertifikat Kerja Konstruksi
(SKK);
o Memeriksa kesesuaian penggunaan material/bahan produksi dalam
negeri dan barang impor sesuai dengan formulir Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) dan daftar barang yang diimpor sebagaimana
tercantum dalam kontrak pekerjaan konstruksi;
o Memastikan metode konstruksi dan hasil pekerjaan yang dihasilkan
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan Dokumen
Kontrak Pekerjaan Konstruksi;
o Memberikan instruksi secara tertulis kepada Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi, apabila metode konstruksi dinilai tidak benar
atau membahayakan dan dicatat dalam buku harian (log book) serta
segera melaporkannya kepada PPK;
o Memonitor dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan segera
melaporkan kepada PPK jika terdapat kemajuan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan Konstruksi dan
dapat berpengaruh terhadap jadwal penyelesaian pekerjaan yang
direncanakan. Dalam kondisi tersebut, maka Team Leader membuat
rekomendasi kepada PPK secara tertulis untuk mengatasi
keterlambatan;
o Mengoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan yang dicapai
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi setiap hari pada lembar
kemajuan pekerjaan (progress schedule) yang telah disetujui;
o Mengoordinasikan perhitungan dan pembuatan sketsa yang benar
kepada PPK di setiap lokasi pekerjaan untuk bahan pertimbangan
dalam pengampilan keputusan/persetujuan;
o Memberi rekomendasi kepada PPK terhadap pencapaian mutu dan
hasil pekerjaan yang sesuai dengan Dokumen Kontrak Pekerjaan
Konstruksi atas usulan pembayaran yang diajukan Penyedia Jasa
Pekerjaan Konstruksi;
o Membuat justifikasi teknis terhadap usulan perubahan yang diajukan
oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi;
o Mencatat seluruh pelaksanaan pekerjaan serta seluruh perubahan
dan ketidaksesuaian pelaksanaan pekerjaan dari perencanaan serta
melaporkannya kepada PPK;
o Memeriksa dan menyetujui laporan teknis yang dibuat oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi;
o Mengawasi dan memeriksa pembuatan Gambar
Terbangun/Terpasang (as-built drawings) dan mengupayakan agar
semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum serah terima
pertama (provisional hand over); dan
o Menyimpan arsip gambar desain dan menyusun korespondensi
kegiatan, laporan harian, laporan mingguan, laporan kemajuan
pekerjaan dan pengukuran pembayaran.
3) Tugas Health Safety Environment (HSE) Engineer terdiri atas:
o Melakukan pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan aspek
keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
untuk mendukung terwujudnya tertib penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
o Melakukan pengawasan terhadap penerapan Dokumen SMKK;
o Memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap penyusunan dan
pemutakhiran dokumen penerapan Keselamatan Konstruksi;
o Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dalam mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya
yang mungkin terjadi di lingkungan kerja, termasuk membuat
tingkatan dampak dari bahaya (impact) dan kemungkinan terjadinya
bahaya tersebut (probability);
o Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dalam menyusun rencana program keselamatan dan
kesehatan kerja yang meliputi upaya preventif dan upaya korektif,
untuk mengurangi terjadinya bahaya/kecelakaan dan
menanggulangi kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja;
o Memonitoring implementasi pengelolaan dan pemantauan
lingkungan dengan berkoordinasi bersama HSE Engineer Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi dalam memastikan dampak lingkungan
akibat pembangunan proyek dapat diminimalisir;
o Berkoordinasi dengan HSE Engineer Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi atau pejabat lain dalam penyiapan pengendalian dan
keselamatan lalu lintas yang terlibat di area proyek atau proyek lain
yang berkaitan;
o Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk merancang prosedur baku dan
memelihara borang atau catatan terkait kesehatan dan keselamatan
kerja; dan
o Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif
yang diambil.

J. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


1) Tahap Pelaksanaan Konstruksi : 3 (tiga) bulan
2) Tahap Pemeliharaan : 6 (enam) bulan
3) Terlampir Rencana Waktu Penggunaan Jasa Konsultansi Pengawasan
Konstruksi.

K. Program Mutu
Program Mutu disusun paling sedikit berisi:
1) informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2) organisasi kerja Penyedia;
3) jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4) jadwal penugasan personel;
5) prosedur pelaksanaan pekerjaan;
6) prosedur instruksi kerja; dan
7) pelaksana kerja.
Program Mutu harus diserahkan oleh Penyedia dan disetujui oleh Pengguna Jasa
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak SPMK diterbitkan atau bersamaan dengan
penyelenggaraan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak, sejumlah 3 (tiga) buku
laporan, terdiri 1 (satu) Asli dan 2 (dua) Copy.

L. Laporan Pengawasan terhadap Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


Laporan pengawasan terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi meliputi
laporan mingguan, laporan bulanan, laporan khusus dan laporan akhir.
I. Laporan Mingguan
Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan
membandingkan capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan
berjalan serta target capaian di bulan berikutnya;
2) Foto dokumentasi;
3) Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi, status pembayaran dari Pengguna;
4) Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;
5) Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk statusnya, tindakan
penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;
6) Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya,
beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan
dilakukan;
7) Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen;
8) Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang harus ditindak lanjuti
oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK;
9) Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan (daftar pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status persetujuannya);
10) Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi,
termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris
terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain-lain;
11) Kendala yang dihadapi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, tindakan
yang telah dan akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan dari
Direksi Lapangan/Konsultan MK untuk tujuan kelancaran proyek.
II. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan kompilasi dan updating dari laporan mingguan.
III. Laporan Khusus (jika diperlukan)
Laporan khusus berisi tentang kejadian, kegiatan, keadaan khusus yang
perlu dilaporkan atau atas permintaan Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat
Penandatangan Kontrak.
IV. Laporan Akhir
1) Laporan akhir merupakan hasil keseluruhan dari laporan bulanan sejak
awal hingga akhir pekerjaan konstruksi yang telah dirangkum dan
memuat evaluasi pelaksanaan pekerjaan;
2) Hasil evaluasi dapat digunakan oleh Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi dan PPK sebagai bahan evaluasi untuk pekerjaan konstruksi
selanjutnya yang mempunyai kareteristik tipikal, sehingga dapat
melakukan perbaikan dan inovasi pada pekerjaan konstruksi
selanjutnya.

M. Laporan Pelaksanaan Pengawasan


I. Laporan Pendahuluan
1) Laporan Pendahuluan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman terhadap lingkup layanan konsultansi selama masa
kontrak;
b) Rencana kerja dan pengoragnisasian pekerjaan;
c) Jadwal pelaskanaan dan penugasan tenaga ahli; dan
d) Ringkasan kemajuan pelaksanaan pengawasan (jika sudah ada).
2) Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 hari
sejak tanggal SPMK, sejumlah 3 (tiga) buku.
II. Laporan Bulanan
1) Laporan bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Ringkasan pelaksanaan kegiatan pengawasan pekerjaan (daftar
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status
persetujuannya);
b) Laporan sumber daya manusia tim Konsultan Pengawas (personil,
time sheet, dll);
c) Daftar dan status persetujuan yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas;
d) Daftar dan status instruksi yang dikeluarkan Konsultan Pengawas
kepada Peyedia;
e) Daftar dan status persetujuan dokumen yang harus ditindaklanuti
oleh Kuasa Pengguna Anggaran/PPK;
f) Kendala yang dihadapi Konsultan Pengawas, tindakan yang telah
dan akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan;
2) Laporan harus diserahkan setiap bulannya selama masa pelaksanaan,
diterbitkan sejumlah 3 (tiga) buku disetiap akhir bulan.
III. Laporan Khusus (jika diperlukan)
Laporan khusus berisi tentang kejadian, kegiatan, keadaan khusus yang
perlu dilaporkan atau atas permintaan Kuasa Pengguna Anggaran/PPK.
IV. Laporan Akhir
1) Laporan akhir harus mencakup seluruh layanan dalam masa kontrak
Konsultan Pengawas yang paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Rencana kerja awal untuk selama periode pengawasan;
b) Renca kerja yang dimutakhirkan selama periode pengawasan;
c) Realisasi pelaksanaan pengawasan;
d) Jadwal dan realisasi pelaksanaan dan penggunaan tenaga ahli
selama masa periode pengawasan; dan
e) Evaluasi pelaksanaan pengawasan secara menyeluruh dan saran
kepada PPK.
2) Penyampaian laporan akhir diserahkan dengan melampirkan salinan
seluruh keluaran yang dipersyaratkan dalam kontrak selama
pelaksanaan periode pengawasan serta salinan dokumentasi lainnya
yang dipandang penting.
3) Laporan Akhir harus diserahkan setelah pekerjaan selesai dan/atau
sebelum Kontrak berakhir, diterbitkan sejumlah 3 (tiga) buku.

N. Hal-hal lain
1. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
ini hanya terbuka untuk Penyedia/Badan Usaha Dalam Negeri (Nasional).
2. Kategori Tingkat Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi
Kategori tingkat risiko K3 untuk pekerjaan ini ditetapkan sebagai Risiko Kecil,
yang pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum dan harta
benda serta terganggunya kegiatan konstruksi.

O. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun untuk menjadi pedoman
bersama dalam pelaksanaan Seleksi Jasa Konsultansi Pengawasan Konstruksi
dan kegiatan Pengawasan Pekerjaan Konstruksi.

Ditetapkan di : Banda Aceh


Tanggal : 18 Agustus 2023

Kuasa Pengguna Anggaran


Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin

Afril Herri Purwansyah, SKM, M.Kes


Pembina Tingkat I
NIP. 19790426 200212 1 004
Rencana Waktu Penggunaan Jasa Konsultansi Pengawasan Kontruksi

BULAN KE
NO KEGIATAN I (Oktober) II (November) III (Desember) KETERANGAN
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
Minggu Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tahap Persiapan (Pra Konstruksi)
a. memroses perizinan, memobilisasi personel dan kelengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan;
b. memeriksa, mengevaluasi dan mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Pengawasan dan dokumen penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK);
c. menyusun Program Mutu Pengawasan; dan
d. memberikan penjelasan dan rekomendasi terkait pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan.
2 Tahap Pelaksanaan (Fase Konstruksi)
a. melakukan pengawasan mobilisasi personel, peralatan, material dan pemenuhan persyaratan perizinan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
b. melakukan reviu terhadap gambar kerja dan spesifikasinya;
c. memberikan rekomendasi kepada Pejabat Penandatangan Kontrak (PPK) terhadap perubahan-perubahan pelaksanaan pekerjaan;
d. melakukan pengawasan penggunaan tenaga kerja, material, dan peralatan serta penerapan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
e. melakukan pengawasan ketepatan waktu, biaya, pemenuhan persyaratan mutu dan volume serta penerapan keselamatan konstruksi;
f. mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memberikan rekomendasi teknis tentang alternatif pemecahan masalah yang terjadi selama pekerjaan konstruksi;
g. membantu PPK dalam mempersiapkan penyelenggaraan rapat lapangan secara berkala dan merekomendasikan rapat insidental;
h. membantu PPK dalam menyusunan berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan; dan
i. membuat catatan harian, menyusun laporan mingguan dan bulanan pelaksanaan pekerjaan pengawasan.
3 Tahap Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over)
a. menyusun daftar cacat mutu dan mengawasi perbaikannya sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
b. memeriksa dan melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen dan gambar as built sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
c. melakukan pengawasan demobilisasi personel dan peralatan sesuai jadwal penugasan dan jadwal mobilisasi;
d. membantu penyusunan Berita Acara Pekerjaan 100% (seratus persen) sebelum serah terima pertama (provisional hand over);
e. membantu PPK dalam menyusunan Berita Acara Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over); dan
f. menyusun laporan akhir kegiatan pekerjaan pengawasan.
4 Tahap Serah Terima Akhir (Final Hand Over)
a. Melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan pemeliharaan; dan
b. Memberikan rekomendasi kepada PPK terkait penerbitan Berita Acara Serah Terima Akhir (Final Hand Over).

Anda mungkin juga menyukai