Anda di halaman 1dari 62

MARI BERSAMA CEGAH PENYEBARAN COVID-19

JAGA KESEHATAN
BELAJAR DARI RUMAH
JAGA ORANG TUA
JAGA KELUARGA
TETAP LAKSANAKAN PROTOKOL KESEHATAN
JAGA JARAK
PAKAI MASKER
SERING CUCI TANGAN PAKAI SABUN

1
PENGENALAN ALAT
PELINDUNG DIRI DI
LABORATORIUM
oleh
Sri Nuraini, S.Pd., M.Kes
ALAT PELINDUNG DIRI

Alat Pelindung Diri (APD) ialah kelengkapan wajib yang


digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya dan
resiko kerja untuk menjaga keselamatan tenaga kerja
itu sendiri maupun orang lain di tempat kerja.

3
JENIS-JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

• Alat pelindung kepala adalah


• alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau
benda keras yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh
radiasi panas, api, percikan bahan- bahan kimia, jasad renik
(mikro organisme) dan suhu yang ekstrim serta menjaga
kebersihan kepala dan rambut.Untuk di laboratorium,
biasanya digunakan penutup kepala dari kain yang berfungsi
untuk melindungi kepala dari percikan bahan-bahan kimia.

4
◦ Alat Pelindung Mata dan Muka
◦ Pelindung mata berfungsi untuk melindungi mata dari percikan korosif, radiasi, gelombang
elektromagnetik dan benturan/pukulan benda-benda keras atau tajam. Alat ini juga untuk
mencegah masuknya debu-debu ke dalam mata serta mencegah iritasi mata akibat pemaparan gas
atau uap.
◦ Alat pelindung mata terdiri dari kacamata (spectacles) dengan atau tanpa pelindung samping
(shideshield), goggles (cup type/boxtype), dan tameng muka (face shreen/face shield). Lensa dari
kacamata pengaman/goggles dapat dibuat dari beberapa jenis bahan, misalnya plastik
(polycarbonate, cellulose, acetate, polycarbonatevinyl) yang transparan atau kaca.
Polycarbonate/polikarbonat merupakan jenis plastik yang mempunyai daya tahan yang paling besar
terhadap benturan/pukulan.

5
• Masker
• Masker dapat menahan cipratan yang keluar sewaktu-waktu
petugas kesehatan, petugas laboratorium, atau petugas bedah
bicara, batuk, bersin, dan juga dan juga mencegah cipratan
ataupun cairan tubuh pasien ke wajah petugas sehingga menahan
agar tidak masuk ke dalam mulut atau hidung petugas kesehatan
tersebut

6
◦ Alat Pelindung Pendegaran
◦ A. Sumbat telinga (ear plug)

b. Tutup telinga (ear muff)

7
◦ Alat Pelindung Pernafasan
◦ A. Respirator pemurni (air purifying respirator)
◦ 1) Chemical respirator

2). Kombinasi mechanical den filter respirator

8
◦ Alat Pelindung Pernafasan

◦ b. Respirator penyedia udara (Breathing Apparatus)


◦ Berbeda dengan respirator pemurni udara, respirator ini tidak dilengkapi filter/adsorben. Cara respirator ini
melindungi pemakainya dari zat kimia yang sangat toksik atau kekurangan oksigen adalah dengan menyuplai
udara atau oksigen kepada pemakainya. Suplai udara atau oksigen kepada pemakainya dapat melalui silinder,
tangki atau kompresor yang dilengkapi dengan alat pengatur tekanan. Respirator penyedia udara dibedakan
menjadi:

◦ 1) Air line respirator
◦ 2) Air horse respirator/hosemask
◦ 3) Self contained breathing apparatus

9
5. Alat Pelindung Tangan
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan alat pelindung tangan adalah:
a. Bahaya yang mungkin terjadi, apakah berbentuk bahan-bahan kimia korosif, benda- benda
panas, panas, dingin atau tajam atau kasar.
b. Daya tahannya terhadap bahan-bahan kimia.
c. Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan.
d. Bagian tangan yang harus dilindungi.

Menurut bentuknya sarung tangan dibedakan menjadi:


a. Sarung tangan biasa (gloves).
b. Sarung tangan yang dilapisi logam (gounlets).
c. Sarung tangan yang keempat jari pemakainya dibungkus jadi
satu kecuali ibu jari (mitts mittens).

10
◦ Alat Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja (safety shoes) berfungsi untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-benda
berat, terpercik bahan kimia korosif, dan tertusuk benda-benda tajam. Menurut jenis pekerjaan yang
dilakukan, sepatu keselamatan dibedakan menjadi:
a. Sepatu pengaman yang digunakan untuk pengecoran baja terbuat dari bahan kulit yang dilapisi logam
krom atau asbes.
b. Sepatu khusus yang digunakan untuk bahaya peledakan. Sepatu ini tidak boleh ada paku-paku yang dapat
menimbulkan percikan bunga api.
c. Sepatu karet anti elektrostatik untuk melindungi pekerja dari bahaya listrik.
d. Sepatu pengaman untuk pekerja bangunan. Sepatu ini ujungnya dilapisi baja untuk melindungi jari kaki.

11
◦ Alat PelindungTubuh
◦ Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, tidak longgar pada
dada atau punggung, tidak terdapat lipatan-lipatan. Pakaian kerja wanita sebaiknya memakai celana panjang,
tutup kepala dan tidak memakai perhiasan. Berikut ini adalah contoh pakaian pelindung seperti wearpack.

12
PRINSIP DASAR BEKERJA SECARA SEHAT DAN AMAN DI LABORATORIUM

Untuk mencegah terjadinya keracunan/kecelakaan selama bekerja di laboratorium, berikut


adalah beberapa hal yang harus diperhatikan pengguna adalah dalam bekerja:
 harus memiliki pengetahuan akan bahaya dari setiap bahan kimia sebelum melakukan
analisis.
 Simpanlah semua bahan kimia pada wadahnya dalam keadaan tertutup dengan label
yang sesuai dan peringatan bahayanya.

13
Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam
wadah bekas makanan/minuman, gunakanlah botol reagen.
Jangan makan/minum atau merokok di laboratorium.
Gunakan lemari asam untuk bahan-bahan yang mudah menguap
dan beracun.
Pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi
keracunan bahan kimia di laboratorium.

14
 Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan
dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi :
Aspek pemisahan (segregation),
Tingkat resiko bahaya (multiple hazards),
Pelabelan (labeling),
Fasilitas penyimpanan (storage facilities),
Wadah sekunder (secondary containment), bahan
kadaluarsa (outdate chemicals),
Inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information).

15
Pisahkan antara sediaan liquid dan solid dan klasifikasikan
berdasarkan sifatnya:
Flammable , mudah meledak, toxic, oksidator, korosif, infeksi,
dll.
Disimpan dalam suatu lemari hindari bahan dari kayu
Kondisi ruangan harus dingin/berpendingin udara atau dengan
dilengkapi exhaust fan, lampu ruangan pilih yang fire proof.
ruangan harus memiliki sirkulasi udara yg baik, karena ada
beberapa reagen memerlukan ruang penyimpanan di bawah suhu
25ᵒ C, atau suhu ruangan maksimal 30ᵒ C.

16

Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber


panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu, tempat
penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju
ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan bahan kimiapun
diperlukan sumber literatur untuk mengetahui spesifikasi masing-
masing bahan kimia tersebut. Spesifikasi bahan kimia akan
dijumpai pada buku katalog bahan.

17

Jika terjadi tumpahan, yang paling baik mengatasinya dengan
pasir atau dengan air kran.
Buat sistem administrasinya: daftar isi, jumlah stok, symbol
hazard, memasang perhatian APD yg sesuai dg peruntukannya,
dll.
Salah satu informasi penting yang harus selalu disertakan
adalah lembar data keselamatan data (Material Safety Data
Sheet – MSDS)

18

19
JENIS-JENIS KECELAKAAN DAN SUMBER
KECELAKAAN DI LABORATORIUM
 Menurut Suma'mur (2009), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses.

 Menurut Gunawan dan Waluyo (2015), kecelakaan adalah suatu kejadian yang (tidak
direncanakan) dan tidak diharapkan yang dapat mengganggu proses produksi/operasi,
merusak harta benda/aset, mencederai manusia, atau merusak lingkungan.

 Menurut Heinrich (1980), kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu
kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi
suatu objek, bahan, orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan
akibat lainnya.

20
 Menurut Reese (2009), kecelakaan kerja merupakan hasil langsung dari
tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman, yang keduanya dapat dikontrol
oleh manajemen. Tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman disebut sebagai
penyebab langsung (immediate/primary causes) kecelakaan karena keduanya
adalah penyebab yang jelas / nyata dan secara langsung terlibat pada saat
kecelakaan terjadi.

 Menurut Tjandra (2008), kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang


terjadi pada saat seseorang melakukan pekerjaan. Kecelakaan kerja
merupakan peristiwa yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh suatu
tindakan yang tidak berhati-hati atau suatu keadaan yang tidak aman atau
kedua-duanya.

21
◦ Jenis-jenis Kecelakaan Kerja

◦ Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:

1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian


baik bagi manusia maupun terhadap harta benda.

2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan


kerugian.

3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.

22
◦ Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis,
yaitu (Sedarmayanti, 2011):

1. Kecelakaan kerja akibat langsung kerja.

2. Kecelakaan pada saat atau waktu kerja.

3. Kecelakaan di perjalanan (dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya, melalui


jalan yang wajar).

4. Penyakit akibat kerja.

23
◦ Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu (Suma’mur,1981):
1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada
hari itu dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali atau istirahat < 2 hari.
Contoh: terpeleset, tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan terkilir.

2. Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan


pengobatan dan perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjepit, luka sampai
robek, luka bakar.

3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi


dan kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.

24
◦ Penyebab Kecelakaan Kerja

◦ Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-hati atau
ceroboh atau bisa juga karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa
fisik, atau pengaruh lingkungan (Widodo, 2015).

Berdasarkan hasil statistik, penyebab kecelakaan kerja 85% disebabkan


tindakan yang berbahaya (unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi yang
berbahaya (unsafe condition). Penjelasan kedua penyebab kecelakaan kerja
tersebut adalah sebagai berikut (Ramli, 2010):

25
1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor lingkungan
fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman,
penerangan yang tidak sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai
yang berminyak, dan lain-lain.

2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahan-


kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak
memakai alat pelindung diri, dan lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan
kesehatan, gangguan penglihatan, penyakit, cemas serta kurangnya
pengetahuan dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain.

26
◦ Sedangkan menurut Ridley (2008), penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah sebagai
berikut:
◦ a. Situasi Kerja
1. Pengendalian manajemen yang kurang.
2. Standar kerja yang minim.
3. Tidak memenuhi standar.
4. Perlengkapan yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi.
◦ b. Kesalahan Orang
1. Keterampilan dan pengetahuan yang minim.
2. Masalah fisik atau mental.
3. Motivasi yang minim atau salah penempatan.
4. Perhatian yang kurang.

27
◦ Tindakan Tidak Aman

1. Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.

2. Mengambil jalan pintas.

3. Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.

◦ d. Kecelakaan

1. Kejadian yang tidak terduga.

2. Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya.

3. Terjatuh.

4. Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.

28
◦ Kecelakaan kerja juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut (Rachmawati,
2008):
1. Faktor fisik, yang meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara,
vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara, dan lain-lain.

2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan, dan benda-benda padat.

3. Faktor biologi, baik dari golongan hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan.

4. Faktor fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja.

5. Faktor mental-psikologis, yaitu susunan kerja, hubungan di antara pekerja atau dengan
pengusaha, pemeliharaan kerja, dan sebagainya.

29
◦ Pencegahan Kecelakaan Kerja

◦ Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut (Suma’mur, 2009):
◦ a. Faktor Lingkungan

◦ Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan kerja, yaitu:

1. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara, pencahayaan dan
penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara ruang kerja.

2. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat menjamin
keselamatan.

3. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan penyimpanan barang,


penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat dan ruangan.

30
◦ b. Faktor Mesin dan peralatan kerja

◦ Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar
atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak, antara lain
bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan
pasti efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan
ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya
keselamatan pekerja dilindungi.
◦ c. Faktor Perlengkapan kerja

◦ Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja. Alat
pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok
ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.

31
◦ d. Faktor manusia

◦ Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan


kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja,
meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan
disiplin kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan
serta menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

32
◦ Kecelakaan kerja juga dapat dikurangi, dicegah atau dihindari dengan menerapkan program
yang dikenal dengan tri-E atau Triple E, yaitu (Sedarmayanti,2011):

1. Engineering (Teknik). Engineering artinya tindakan pertama adalah melengkapi semua


perkakas dan mesin dengan alat pencegah kecelakaan (safety guards) misalnya tombol untuk
menghentikan bekerjanya alat/mesin (cut of switches) serta alat lain, agar mereka secara teknis
dapat terlindungi.

2. Education (Pendidikan). Education artinya perlu memberikan pendidikan dan latihan kepada
para pegawai untuk menanamkan kebiasaan bekerja dan cara kerja yang tepat dalam rangka
mencapai keadaan yang aman (safety) semaksimal mungkin.

3. Enforcement (Pelaksanaan). Enforcement artinya tindakan pelaksanaan, yang memberi


jaminan bahwa peraturan pengendalian kecelakaan dilaksanakan.

33
◦ Penyakit Akibat kerja di Laboratorium Kesehatan

◦ Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik
atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di
tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai
penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika
dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya
akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO).

34
◦ Penyakit akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya berkaitan
dengan faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari
pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus
seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan
kerusakan hati; faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat
pasien salah); faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas
pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di
kamar penerimaan pasien, gawat darurat, karantina dll.)

35
Faktor Biologis

Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya strain
kuman yang resisten, terutama kumankuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci,
yang bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang
menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat
menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena
tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.

36
◦ Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi.
Secara teoritis kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai
contoh dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar
dari pada dokter yang praktek pribadi atau swasta, dan bagi petugas Kebersihan
menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan yang
tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai peluang terkena infeksi.
◦ Pencegahan :
◦ 1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogi dan desinfeksi.
◦ 2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam
keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan
infeksius, dan dilakukan imunisasi.

37
◦ 3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
Laboratory Practice)

◦ 4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.

◦ 5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan
spesimen secara benar

◦ 6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar

◦ 7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.

◦ 8. Kebersihan diri dari petugas.


◦ 38
Faktor Kimia

◦ Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia
dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak
digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang
paling karsinogen.

◦ Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap
kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis
kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak,
dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik
(trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui
kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian.

◦ 39
◦ Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan
jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
◦ Pencegahan :
◦ 1. ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang
ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
◦ 2. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol.
◦ 3. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,
celemek, jas laboratorium) dengan benar.
◦ 4. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara
mata dan lensa.
◦ 5. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.

40
Faktor Ergonomi
◦ Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat,
cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan
dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-
tingginya pelindung pernafasan dengan benar. Sebagian besar pekerja
di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam
posisi yang kurang ergonomis, misalnya 31 tenaga operator peralatan,
hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang
impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia.
Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah
lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang
dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan
keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain)

41
◦ Faktor Fisik Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi:
◦ 1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan
ketulian
◦ 2. Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan,
laboratorium, ruang perawatan dan kantor administrasi dapat
menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
◦ 3. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
◦ 4. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
◦ 5. Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya
teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan
jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani.

42
◦ Pencegahan :

◦ 1. Pengendalian cahaya di ruang laboratorium.

◦ 2. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.

◦ 3. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi

◦ 4. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.

◦ 5. Pelindung mata untuk sinar laser

◦ 6. Filter untuk mikroskop

43
◦ Faktor Psikososial

◦ Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat menyebabkan stress :

◦ 1. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati seseorang.
Untuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat
dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahantamahan

◦ 2. Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.

◦ 3. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman kerja.

◦ 4. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal
(Tresnaningsih, 2008).

44
◦ Bahaya Radiasi
◦ Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi ata uruang dalam bentuk pana, partikel atau
gelombang elektromagnetik/cahaya dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal
di sekitar kehidupan kita seperti televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan, komputer, dan
lain-lain. Selain benda tersebut ada sumber-sumbe radiasi yang bersifat unsur alamiah dan berada
diudara, didalam air atau didalam lapisan bumi.
◦ Radiasi memberikan pengaruh atau efek terhadap manusia, yang dibedakan menjadi dua yaitu efek
genetik dan efeksomatik. Efek genetik adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang
terkena paparan radiasi. Efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar
radiasi. Gejala yang dirasakan oleh efeksomatik ini bervariasi, ada yang segera tapi ada juga yang
tertunda. Gejala yang bisa langsung terlihat dalam waktu singkat seperti epilasi, eritema, lukabakar,
dan penurunan jumlah sel darah. Gejala dari efek yang tertunda akan dirasakan dalam waktu yang
lama antara bulanan dan tahunan seperti katarak dan kanker.
◦ Radiasi inframerah dapat menyebabkan katarak, contoh tungku pembakaran. Laser
◦ berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit contoh nya komunikasi, pembedahan. Medan
elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkankankercontohnyayaitu pengelasan.

45
◦ Kebisingan
◦ Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki atau pun yang
merusak kesehatan. Kebisingan merupakan salah satu penyebab penyakit lingkungan.
Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai istilah untuk menyatakan suara yang
tidak diinginkan yang disebabkan oleh kegiatan manusia atau aktivitas-aktivitas alam.
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat
memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan. Dampak kebisingan terhadap
kesehatan pekerja yaitu
◦ a. Gangguan fisiologis
◦ b. Gangguan psikologis
◦ c. Gangguan komunikasi
◦ d. Gangguan keseimbangan
◦ e. Efek pada pendengaran

46
Organ Sasaran PAK
Organ Fungsi Kerentanan
Tulang Salingmengait untuk membentuk kerangka. Rapuh dandapatpataholeh
benturan(pukulan)atau kadangoleh
kekejanganotot.
Sel darahmerahdiciptakandi Prosesinidiinterferensioleh substansi-
dalamsumsumtulang. substansikimia beracun seperti
benzenadankarbon
monoksidaatauradioaktivitas.
Kulit Lapisan pelindungyangmenutupi Dapatditembusolehbenda-benda
permukaanterluartubuh. tajamdan menimbulkan luka fisik
yangserius.
Lemak pelindungnyadapatlarut oleh
pelarut(solvent) yangmenimbulkan
radangkulit (dermatitis).
Usus Organ pencernaan. Saranapengubahan asupanmakanan
menjadizat-zat yangdibutuhkan
olehsistemtubuhdapat rusak oleh asupan
substansiyangkorosifdan beracun.

Hati Menguraikanprotein dari usus, Rusak oleh racunsepertipelarut


detoksifikasiracun tubuh, dan organik,logam-logamtertentu,VCM (vinyl
menggantisel-seldarahmerah chloridemonomer), dan
yangsudahrusak. alkoholyangberlebihan.
Ginjal Memisahkan airdan urea dari Rusak oleh bahan pelarutyang
cairantubuhdanmembuangnya. mengandunghalogen danbeberapa
logamberat lainnya.
47
Organ Fungsi Kerentanan
Kandung Kantongpenyimpanansampah cairantubuh. Rentan terkenakankerkarena2- naphthylamine.
kemih
Paru-paru Mengambiloksigendariudara dan Rawanterhadapasam dandebu- debuyangdapat
mengirimkannya ke pembuluhdarah. dihirup khususnya dapatmenimbulkan:
1. kankerkarenaasbes,radon,dan
nikel.
2. fibrosis karenadebu-debu
batubaradansilica.
Otak Pusat pengendaliseluruhtubuh. Rawanterhadapefek-efek dari
pelarutyangmengandungkhlorin Rentan rusakoleh
logam-logam tertentu,karbondisulfida, dan
karbonmonoksida.
Mata Organ penglihatan,rapuhdan terekspos. Rawanterhadapdebu, partikel,dan
substansikimiayangkorosi.
Telinga Organ pendengaranyang mencakuporgan Ketazaman pendengaran dapat rusak
keseimbangan. permanenkarenaekspos terhadap
kebisinganyang tinggi dalamjangka panjang.
Hidung Organ penciuman. Sangat sensitif
Saraf penciuman menjadikurang
pekaakibat H2S.
Jantung Memompapasokandarahdan Otot-ototnyadapat dipengaruhioleh kejutan listrik
oksigenkeotak,otot,dan beberapaorgan sehinggamenghasilkan percepatan ataupenghentian
lainnya. (fibrilasi) aksipemompaan.

48
◦ Masing-masingorganmemainkanperanyangunikdalamfungsi
tubuh secaraefektif dan
harusmendapatkanperlindungandarisubstansiyang dapat
merusaknya. Substansi-
substansiyangberbahayadanberisikotidakakanmenyerangsel
uruh organtubuhsecara langsung.Substansi
yangberbedaakanmemengaruhiorgan-organyangberbeda
pula walaupunbeberapasubstansidapatmenyeranglebih
darisatuorgan.Secaraumum,bahaya substansidapat
dibagimenjaditujuhkelompok yang dapat
dilihatpadatabelberikut.

49
Tujuh Kelompok Bahaya Substansi

Jenis bahaya Organsasaran Reaksi/gejala


Racun Ginjal,hati,sumsumtulang. Menyerangdan memengaruhi
fungsiorgan-organini.
Karsinogenik Paru-paru,hati, kandungkemih. Kutil,borok, pertumbuhanyang
ganas.
Korosif Kulit,paru-paru,lambung. Menghancurkanjaringan.
Dermatitis/Radang kulit Kulit. Peradangan kulit (dermatitis).

Iritan Kulit,mata,paru-paru. Peradangan,dermatitis,fibrosis


paru-paru.
Radioaktif Kulit,organ-organpekaseperti Leukimia,karatak,gangguan
sumsumtulang,mata,kelenjar kesuburan.
kelamin,dansebagainya.

Jika suatu substansi yang digunakan dapat memengaruhi lebih darisatu organ maka perlu dilakukan tindakan
pencegahan yang terpisah untuk melindungi setiap organ yang rentan. Bahaya tersebut berhubungan
dengan karakteristik kimia yang terkandung di dalam substansi-substansi tersebut.Substansi-substansi
berbahaya dapat muncul dalam berbagai wujud berupa zat padat,debu (partikel),gas, asap, cairan, atau uap(
Ridley,2008).
50
◦ PRISIP DASAR P3K
◦ P3K(FirstAid) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban
kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter
atau paramedik.Oleh karena itu, pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan
atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara
yang dilakukan oleh petugas P3K yang pertama melihat korban. P3K dimaksudkan
memberikan perawatan darurat pada korban sebelum pertolongan yang lebih
lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya

51
◦ Tujuan dari P3K seperti berikut.
◦ 1. Menyelamatkan nyawa korban.
◦ 2. Meringankan penderitaan korban.
◦ 3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah.
◦ 4. Mempertahankan daya tahan korban.
◦ 5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut prinsip dari P3K yaitu
 Menolong secara tepat dengan memperhatikan tujuan P3K.
 Menolong secara cepat kepada penderita dengan cara-cara P3K yang sesuai
 Menolong korban yang bersifat sementara sebelum dibawa kedokter/instalasi gawat
darurat (IGD).

52
Pokok-pokok Tindakan P3Ksebagai berikut.
1. Jangan Panik dan bertindak cekatan.
2. Perhatikan nafas korban, jika terhenti lakukan nafas buatan
3. Hentikan pendarahan. Pendarahan pada pembuluh besar dapat mengakibatkan kematian dalam
waktu 3-5menit.
4. Hentikan pendarahan dengan menekan luka menggunakan kain sekuat-kuatnya dan posisikan
luka pada posisi yang lebih tinggi.
5. Perhatikan tanda-tandashock. Bila shock, terlentangkan dengan posisi kepala lebih rendah. Bila
muntah muntah dan setengah sadar, letakkan posisi kepala lebih bawah dengan kepala miring
atau telungkupkan. Bila menderita sesak, letakkan dalam sikap setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban terburu-buru, pastikan luka yang dialami korban. Jangan
menambah cidera korban.

53
Alat-alat yang harus tersedia dikotak P3Kyaitu

 Kapas  Wangi-wangian(Eau decologne)


 Perban/pembalut  Mercucrhome/obatmerah

 Kasasteril  Gelas pencucimata

 Plestergulung  Guntingkecil/besar
 Plester tunggal(band aid)  Jepitan/pinset

 Kainpembalut lebaruntuk  Obat-obatan

kecelakaanberat
 Boor water

54
Penanganan P3K dalam K3 seperti berikut.

1. Luka Bakar ada 3 tingkatan yakni


 Tingkat I yaitu luka bakar biasa, kulit tidak melepuh. Penanganan nya dengan
obat merah/salep.
 Tingkat II yaitu kulit melepuh (ada gelembung). Penanganannya yaitu dengan
mengolesi kulit yang melepuh dengan mercuchrome/dilap dengan alkohol 94%
lalu tutup dengan kain kasasteril.
 Tingkat III yaitu luka bakar dengan tingkat parah/hangus (jaringan kulit sampai
rusak). Penanganannya yaitu menutupi luka dengan perban steril dan meminta
bantuan dokter.

55
◦ Kecelakaan pada Mata.
◦ Penanganan yang dilakukan yaitu dengan meneteskan setetes minyak jarak pada
mata, tutup dengan kapas tebal, lalu balut perlahan-lahan untuk mencegah cahaya
masuk.
◦ Berikut ini adalah beberapa sumber kecelakaan pada mata serta penanganannya
yakni ;
 Zat padat pada mata jika tidak berbahaya, dapat dihilangkan dengan sapu tangan
yang dibasahi air dengan membuka kelopak mata bagian bawah. Bila kotoran
adadi bagian kelopak mata bagian atas, kedip-kedipkan mata dalam air diatas
piring kecil;
 Pecahan kaca jika masuk ke dalam mata jangan berusaha untuk
◦ Mengeluarkannya karena berbahaya. Penanganannya yaitu tutup mata dengan
kapas tebal, balut perlahan-lahan. Korban segera dibawa kerumah sakit untuk
ditangani lebih lanjut;
56
Zat Korosif asam keras.

 Penanganannya yaitu diguyur dengan larutan soda atau air biasa selama 15-
30 menit secara terus menerus dan harus mengenai bagian-bagian yang
berada dibalik kelopak mata;

Zat korosif basa keras.


 Penanganannya yaitu diguyur dengan larutan cuka encer (1 bagian cuka
dapur + 1 bagian air) atau air biasa, guyur selama 30-45 menit terus
menerus dan harus mengenai bagian-bagian yang berada dibalik kelopak.

Selama diguyur gerakan-gerakan bola matanya.

57
Keracunan memiliki gejala yaitu pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-
kejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan.
Tindakan yang harus dilakukan seperti berikut.
 Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/minum.
 Jika korban sadar, beri minum 24 gelas air/susu kemudian korban
disuruh muntah dengan cara memasukkan telunjuk jauh kedalam mulut
(kecuali jika yang termakan bensin, pelumas,asam/basa). Korban
disuruh muntah hingga muntahnya jernih.
 Untuk menghindari kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air
garam (1 sendok dalam 1 liter air).
 Penawar racun seperti susu, putih telur yang sudah dikocok, penawar
racun universal, proses netralisasi dengan memberikan bahan kimia
tertentu, tergantung dari jenis racun.

58
Keracunan akibat bahan kimia

No JenisBahanKimia Pertolongan

1 Arsen,cadmium, kromat, Bila termakan jangandimuntahkan,korban


dikromat,klorat,hipoklorit,eter, diberiminumpenawarracununiversal.
hidrokarbonaromatic,aldehid,
keton,halusinogenia(ganja,
heroin),insektisida,salisilat,cat, dan pelarutnya.

2 BahanKimia khusus: Tidak dimuntahkan


Asammineralorganik Korban diberizat penetralkemudianminum susu/putih
Alkali telur. Zat penetral:
 Alkaloida(kokain,morfin, nikotin) Asam:gelAl(OH)3
Alkohol Basa:CH3COOH 1%, HNO31%, airjeruk
Alkaloida:KMnO41%
Alkohol:NAHCO3
3 Airraksa,fosfor, fosfororganik, fenol,senyawa hidroksil, Bila termakan dimuntahkandengan diberi
timbal, brom,sianida. minumairgaram.
Diberisusu/putihtelur.

59
◦ Penanganan bila keracunan melalui pernafasan yaitu
◦ penolong menggunakan gas masker untuk menolong korban,
◦ pindahkan korban ketempat aman dan berhawa segar,
◦ lakukan pernafasan buatan jika pernafasan terhenti,
◦ siapkan gas O2,
◦ korban dibawa kerumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.


◦ Penanganan bila keracunan melalui kulit yaitu
 lepaskan pakaian/jauh kan peralatan yang terkena racun
 Bagian kulit yang terkena racun dibilas dengan air yang mengalir selama 15
menit.

60
◦ Penanganan bila keracunan melalui mata yaitu
◦ usahakan mata tetap dibuka,
◦ dibilas dengan air hangat selama 15 menit,
◦ bibir mata tidak menghalangi proses pembilasan.

61
TERIMA KASIH
MARI BERDISKUSI

62

Anda mungkin juga menyukai