Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bunga Ambarestiani

Nim : 2013353005
Matkul : Kimia Analitik
Teknologi Laboratorium Medis T1R1 TP.2020/2021

TUGAS MENJAWAB PERTANYAAN

1. Bagaimana sampel diubah menjadi atom?


2. Bagaimana preparasi sampel untuk ASS?
3. Bagimana tipe sampel cairan dan gas?
4. Fungsi SSA untuk sampel non logam?
5. Apa yang terjadi pada sampel dalam flame?

Jawab

1. Pengubahan sampel menjadi uap dilakukan pada proses nyala di AAS. Proses atomisasi dapat
diterangkan sebagai berikut :
 Bila sampel yang sudah berupa larutan disemprotkan kedalam nyala sebagai erosol, aka
mula-mula akan terjadi proses penguapan pelarut, meninggalkan partikel garam tersuspensi
pada nyala.
 Parikel-partikel ini lalu menguap dan sebagian atau seuruh uap partikel tersebut akan
terdisosiasi menjadi atom-atom.
 Proses ini sebagian disebabkan oleh panas dari nyala dan sebagian oleh reduksi dari spesies
yang ada pada nyala.

Atomisasi tanpa nyala

Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang karbon
(CRA – CarbonRod Atomizer) atau tabung karbon (GTA – Graphite Tube Atomizer) yang
mempunyai 2 elektroda.Sampel dimasukan ke dalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan
sehingga batang atau tabung menjadipanas (suhu naik menjadi tinggi) dan unsur yang
dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga3000 ºC. pemanasan larutan sampel
melalui tiga tahapan yaitu :

 Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut


 Pengabuan (ashing), suhu furnace dinaikkan bertahap sampai terjadi dekomposisi dan
penguapan senyawa organik yang ada dalam sampel sehingga diperoleh garam atau
oksida logam
 Pengatoman (atomization)
 Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida

Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk unsure As, Se, Sb yang
mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu lebih dari 800 ºC sehingga atomisasi dilakukan
dengan membentuk senyawa hibrida berbentuk gas atau yang lebih terurai menjadi atom-
atomnya melalui reaksi reduksi oleh SnCl2 atau NaBH4, contohnya merkuri (Hg).

2. Preparasi Sampel
 Sampel dapat berupa padat, cair dan gas.
 Agar dapat dianalisis dengan AAS, sampel harus berupa larutan jernih dan homogen boleh
berupa larutan berwarna.
 Sampel berupa oli, darah, serum, dll harus diencerkan dengan pelarut tertentu atau
diabukan kemudian dilarutkan.
 Volume minimal sampel 0.5 mL
 Bebas dari matriks pengganggu.
 Larutan dengan pelarut organik dapat dianalisis secara langsung jika viskositasnya tidak
jauh berbeda dengan viskositas air.
 Pelarut tidak mengganggu nyala api, contoh CCl4 dapat memadamkan api udara-asetilen,
penggunaan metilisobutil, keton dan campuran hidrokarbon dapat meningkatkan
pembentukan atom-atom gas pada keadaan GS sehingga dapat meningkatkan sensitifitas
sampai 3x lipat daripada menggunakan pelarut air.
 Penggunaan pelarut kloroform dapat menimbulkan ledakan pada nyala sehingga harus
dihindarkan penginjeksian secara langsung.
 Sisa-sisa asam pendestruksian juga harus diencerkan karena jika kosentarsi asam terlalu
tinggi dapat menyebabkan korosi pada sistem pembakaran.

3. Memiliki kandungan analit yang berkonsentrasi rendah dan juga dapat memancarkan cahaya
pada saat diadsobsi

4. Mengionisasi sampel non logam

5. Atom dari sampel dieksitasi sehingga menghasilkan radiasi emisi

 Sumber
1. Dr. Harmita :
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/harmita/material/anfiskimssaatauaasdr.harmita.pdf
2. Siti Marwati :
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318568/pendidikan/Teknik+Analisis+AAS.pdf

Anda mungkin juga menyukai