Anda di halaman 1dari 15

Epilepsi

Merupakan gangguan fungsional yang kronik pada


saraf yang ditandai oleh terjadinya serangan yg
timbul secara tiba-tiba,berkala (episodik),berlebihan
& cepat.

Konsep John H. Jakson (Bapak epilepsi modern).

Epilepsi dpt terjadi pd semua umur,dg insidens


tertinggi (75%) tjd sebelum usia 20 tahun.
Insidens epilepsi lebih sering dijumpai pd keturunan
orang yg menderita epilepsi (30% kasus).
Epilepsi dapat digolongkan atas:
1.Idiopatik atau Esensial
tidak dapat dibuktikan adanya lesi pd otak
2.Simtomatik / Sekunder
ada kelainan serebral yg mempermudah terjadinya
respon kejang.

Kondisi yg dpt menyebabkan terjadinya kejang sekunder


a.l:
a.Cedera kepala (termasuk cedera selama atau sebelum
kelahiran)
b.Ensefalitis,Meningitis,Eclampsia
c.Gangguan metabolisme & nutrisi
Ex: hipokalemia,fenilketonuria (PKU),defisiensi
vit.B6
d.Gangguan sirkulasi & neoplasma
e.Obat-Obat:
MAO-blockers,klorpromazin,penyalahgunaan obat
& alkohol
PATOLOGI
Lazimnya pelepasan muatan listrik ini terjadi scr
teratur dan terbatas pd kelompok-kelompok kecil yg
memberikan ritme normal pd elektroencefalogram
(EEG)

Terjadinya epilepsi disebabkan oleh aksi serentak &


mendadak dari sekelompok besar sel-sel saraf di otak.
Aksi ini disertai pelepasan muatan listrik yang
berlebihan dari neuron-neuron tsb.

Lesi pd mesensefalon,talamus & korteks serebri


→ kemungkinan bersifat epileptogenik.
Lesi pd serebelum & batang otak
→ tidak menyebabkan epilepsi
Pada tingkat membran sel dpt dijelaskan
fenomena biokimia tertentu a.l:
1. Ketidakstabilan membran sel saraf sehingga lebih
mudah diaktifkan.
2. Neuron hipersensitif dg ambang rangsang yg
menurun, sehingga mudah terangsang scr berlebihan

Pengeluaran energi listrik oleh sel-sel saraf motorik


dpt meningkat sampai 1000/detik

Tabel 1, Klasifikasi Internasional tentang Epilepsi


Patofisiologi hal. 982 (copy)
Jenis epilepsi yg paling sering dijumpai:
1. Grand mal: serangan tonik- klonik
Lama serangan 1 – 2 menit
2. Status epleptikus
Serangan lebih dari 30 menit,cepat tanpa
diselingi keadaan sadar.
3. Petit mal
antara beberapa detik s/d ½ menit
Diagnosa
EEG bukan penentu diagnosis, tapi hanya merupakan
suatu tes. Biasanya pemeriksaan EEG dilakukan
bersama-sama dengan pemakaian video,radiometri &
CT Scan.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan primer pd penderita epilpesi adalah
terapi untuk;
1. mencegah terjadinya serangan kejang atau
mengurangi frekuensinya sehingga pasien dapat
hidup normal.
2. Pengobatan dihentikan setelah epilepsi hilang selama
minimal 2-3 tahun. Pengobatan dihentikan scr
berangsur dg menurunkan dosisnya.
3. Pengobatan psikososial:
 Pasien diberi penyuluhan bahwa dg
pengobatan yang optimal sebagian besar akan
terbebas dari epilepsi
 Menghindari berenang sendiri & melakukan
olah raga berbahaya

beberapa anti epilepsi:


MK pasti seringkali tidak jelas, tetapi ada
bbrp MK:
1. Peningkatan efek inhibisi dari GABA
GABA (gamma aminobutiric acid) & glicin merupakan
penghambat transmisi rangsangan listrik di sinaps.
Ex: BDZ,Vigabatrin,Fenobarbital,Valproat,Lamotrigin.
BDZ ex: clonazepam

Nor Adrenalin, glutamat, Ach, NE, histamin,steroid merupakan


neurotransmitter yang memperlancar transmisi rangsangan
listrik di sinaps

2. Pengurangan refluks Na+


arus masuknya Na+ dikurangi scr progresif sampai ia
benar-benar tidak mencukupi untuk menimbulkan potensial
aksi, tetapi transmisi nueronal pd frekuensi normal relatif
tidak terpengaruh.
Ex: Fenitoin,karbamazepin,lamotrigin,topiramid.
3. Meningkatkan ambang serangan
Ex: Asetazolamid & felbamat
4. Mengurangi neurotransmisi glutamat
Ex: lamotrigin & topiramid
Sebagian obat epilepsi memiliki plasma t½
yang agak panjang (10-20 jam lebih).
Lamanya terapi sukar untuk ditentukan,
karena tergantung dari banyak faktor a.l:
usia, frekuensi serangan & faktor pemicu
Umumnya terapi diberikan bertahun-tahun
bahkan seumur hidup.
Obat-obat yang sering digunakan pd
serangan epilepsi parsial & tonik klonik:
1. Karbamazepin, valproat, Lamotrigin
adalah obat pilihan utama pd epilepsi,
karena ES minimal. Namun Fenitoin &
fenobarbital juga poten utk mengatasi
serangan ini
2. Vigabatrin, Gabapentin & Topiramat digunakan
sbg obat tambahan pd pasien dimana
epilepsinya tidak terkontrol dg baik oleh obat
antiepilepsi lain.
Obat-obat yang efektif pd tonik-klonik (grand mal) &
Petit Mal:
1. Valproat
→ efek sedatif ringan
2. Biasanya dikombinasikan dengan obat dari golongan BDZ, ex:
klonazepam
Generasi 2:
Vigabatrin
Lamotrigin
Gabapentin (vigabatrin & Gabapentin juga
digunakan untuk nyeri neuropati yg
menusuk )

Felbamat
Tiagabin
Topiramit
Zonimid
Efek Samping
1. Anemia aplastika
→ Felbamat
2. Gangguan penglihatan
→ Vigabatrin
3. Fenitoin
→ jerawat,kulit berminyak,hiperplasia gusi (tumbuh
berlebih), obstipasi dan hirsutisme
4. Lamotrigin
→ pandangan kabur, pusing & mengantuk
5.Fenobarbital
→ Toleransi pd penggunaan lama
Penghentian penggunaan mendadak dapat
menimbulkan status epileptikus
Hiperplasia pada anak

Epilepsi pada kehamilan


1. Utamakan monoterapi
2. Gunakan dosis efektik yang terendah
 Obat epilepsi yang cukup aman bagi wanita
hamil :

 Lamotrigin dan Gabapentin : tidak ditemui


efek teratogen pada hewan uji tapi data
pada manusia tidak cukup.

 Pemberian suplemen asam folat dan vitamin


K diperlukan selama wanita hamil
mengkonsumsi obat-obat antiepilepsi.

Anda mungkin juga menyukai