Antikonvulsan
Seizure
Epilepsi
ayan
Elektroensefalografi (EEG).
MRI.
CT Scan.
Pemeriksaan EEG tidak sepenuhnya mendukung ataupun
menyingkirkan diagnosis epilepsi, kurang lebih 5% pasien tanpa
epilepsi mempunyai kelainan EEG berupa aktivitas epilepsi pada
rekaman EEG, dan hanya 50% pasien dengan epilepsi memiliki
aktivitas epileptiform pada rekaman EEG pertamanya11.
EEG sangat berperan dalam menegakkan diagnosis epilepsi dan
memberikan informasi berkaitan dengan sindrom epilepsi, serta
dalam menentukan lokasi atau fokus kejang khususnya pada
kasus-kasus kejang fokal15-17.
MRI merupakan pemeriksaan pencitraan yang sangat penting
pada kasus-kasus epilepsi karena MRI dapat memperlihatkan
struktur otak dengan sensitivitas yang tinggi.
Gambaran yang dihasilkan oleh MRI dapat digunakan untuk
membedakan kelainan pada otak, seperti gangguan
perkembangan otak (sklerosis hipokampus, disgenesis kortikal),
tumor otak, kelainan pembuluh darah otak (hemangioma
kavernosa) serta abnormalitas lainnya18.
Meskipun MRI memiliki banyak keunggulan, pemeriksaan dengan
MRI tidak dilakukan pada semua jenis epilepsi. MRI tidak
dianjurkan pada sindrom epilepsi dengan kejang umum karena
jenis epilepsi ini biasanya bukan disebabkan oleh gangguan
struktural
Walaupun CT Scan sering memberikan hasil yang normal
pada kebanyakan kasus epilepsi,
CT Scan merupakan pemeriksaan penunjang yang cukup
penting karena dapat menunjukkan kelainan pada otak
seperti atrofi jaringan otak, jaringan parut, tumor dan
kelainan pada pembuluh darah otak1
Kejang
Kejang primer
Kejang sekunder
Kategori
Generalized Seizures
dimulai di satu area otak dan menyebar dengan cepat ke
kedua belahan otak. Pasien yang memiliki kejang umum
biasanya mengalami hilangnya kesadaran akibat dari masif
ini aktivitas listrik di seluruh otak
Partial seizures
atau kejang fokal, disebut demikian karena
mereka melibatkan satu area otak, biasanya berasal dari
satu area atau fokus, dan tidak menyebar ke seluruh
seluruh organ. Gejala yang muncul tergantung di mana
otak berlebihan debit listrik sedang terjadi
Mekanisme kerja obat
antiepilepsi
Pada prinsipnya , obat antiepilepsi bekerja untuk
menghambat proses inisiasi dan penyebarang kejang.
Namun, umumnya obat antiepilepsi cenderung lebih
bersifat membatasi proses penyebaran kejang daripada
mencegah
Dengan demikian secara umum ada dua mekanisme
kerja yaitu, peningkatan inhibisi (GABA-ergik) dan
penurunan eksitasi yang kemudian memodifikasi
konduksi ion: Na+, Ca2+, K+ dan Cl- atau aktivitas
neurotransmitter, meliputi :
1. inhibisi kanal Na+ pada membran akson
Contoh : fenitoin dan karbamazepin (pada dosis terapi),
fenobarbital dan asam valproat (dalam dosis tinggi),
lamotrigin, topiramat, zonisamid.
2. inhibisi kanal Ca+ tipe T pada neuron talamus (yang
berperan sebagai pace maker untuk membangkitkan
cetusan listrik umum di korteks)
Contoh : etuksimid. Asam valproat, dan clonazepam
3. Pengingkatan inhibisi GABA
A.Langsung pada komplek GABA dan kompleks Cl-
Contoh : benzodiazepin, barbiturat
B. Menghambat degradasi GABA, yaitu dengan mempengaruhi
re uptake dan metabolisme GABA
Contoh: Tiagabin,Vigabatrin, asam valproat,Gabapentin
4. Penurunan eksitasi Glutamat, yakni melalui
A. Blok reseptor NMDA, misalnya Lamotrigin
B. Blok reseptor AMPA, misalnya fenobarbital, topiramat
Obat
Golongan hidantoin : fenitoin, metilnitoin dan etotoin
Didasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari
fokuske bagian otak lain, berefek stabilisasi membran sel
Bangkitan tonik klonik dapat pulih secara sempurna
Efek samping
Efek samping fenitoin SSP tersering adalah diplopia,
ataksia,vertigo, nistagmus,sukar berbicara, tremor,gugup
kantuk, rasa lelah, gangguan mental yang sifatnya berat, ilusi
halusinasi sampai psikotik
Pada kulit terjadi 2-5% pasien,lebih sering pada anak dan remaja
yaitu berupa ruam morbiliform
Saluran cerna nyeri ulu hati, anoreksia, muntah karena fenitoin
bersifat alkali
Golongan barbiturat(fenobarbital, primidon)
Long acting, menekan letupan di fokus epilepsi. Barbiturat menghambat
tahap akhir oksidasi mitokondria, sehingga mengurangi pembentukan
fosfat berenergi tinggi.dengan kerja membatasi penjalaran aktivitas dan
bangkitan.
Masih banyak dipilih karena cukup efektif dan murah
Golongan benzodiazepin( klomazepam, nitrazepam, diazepam)
Disamping sebagai antiansietas, sebagian golongan benzodiazepin bermanfaat
sebagai anti konvulsi