EPILEPSI
Oleh:
Haris R. Dwiputri
162211101037
Ajendra Anjar K
162211101038
Indah Suciati
162211101039
162211101040
Putri Wulandari
162211101041
Nurul Aini
162211101042
PENDAHULUAN
Epilepsi adalah suatu kondisi dengan karakteristik kejang epileptik berulang (2x atau
lebih) yang tidak terprovokasi oleh immediate identifed cause. Sedangkan kejang epileptik
adalah manifestasi yang dihasilkan oleh kelebihan keluaran elektrik dari sekumpulan neuron
diotak. Manifestasi klinik meliputi perubahan kesadaran,
ANALISA KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. SN
Umur
: 55 tahun
Berat badan
: 65 kg
I. SUBYEKTIF
Keluhan Utama :
- Pasien tiba-tiba terjatuh dan mengalami serangan kejang selama lebih dari 30 menit.
- Pasien tidak sadarkan diri selama kondisi kejang
Keluhan Tambahan : -
Nilai Normal
Tanggal
16
17
18
<120/80 mmHg
150 /100
140 /100
140 /100
Nadi (x/min)
70-80x/menit
102
92
84
16-20x/menit
32
24
24
Suhu (C)
36,6 37,2
36
36,1
36,7
17
18
Data Laboratorium
Tanggal
Parameter
Nilai Normal
Natrium
135-145 mEq/L
132
Kalium
3,5-5,2 mEq/L
4,5
Clorida
95-108 mEq/L
95
16
138
Calsium
2,3
Magnesium
1,7-2,3 mg/dL
0,5
Hemoglobin
13.0-18.0 g/dL
11,4
Leukosit
5.0-10.0 ribu/ul
6,5
GD Acak
80-120 mg/dL
300
GD Puasa
76-110 mg/dL
242
Trigliserida
50-200 mg/dL
Kolesterol total
150-250 mg/dL
HDL
30-70 mg/dL
27
LDL
60
225
175
180
270
220
Terapi Pasien
Nama Obat
Regimen dosis
NaCl 0,9%
192
Tanggal
16
17
18
10 tpm
D5
8 tpm
Fenitoin 650 mg iv
50 mg/menit
Lamotigrin
25 mg x 1
Ranitidin
2 x 1 amp
Ondansetron
1 x 1 amp
Antrain
3 x 1 amp
Alinamin F
1 x 1 amp
Hidroclorotiazid
25 mg x 1
Kaptopril
12,5 mg x 1
Glimepirid
3 mg x 1
Simvastatin
10 mg x 1
Serolin
30 mg x 1
III.
Problem
Medik
Terapi
Lamotrigin
Analisa
DRP
Status
Kejang
Epileptikus
lebih >30
golongan
menit
AEDs
Benzodiazepin
efektif
sebagai
Monitoring :
- Laju pernapasan
- Jantung
- Gangguan mental
Benzodiazepine
yaitu
Diazepam.
Diazepam sangat lipofil dan dengan
cepat masuk ke otak. Diazepam
memiliki efek durasi yang sangat
singkat sehingga perlu ditambahkan
Diazepam
mg/kg/dosis,
mg/dosis.
iv
0.15-0,2
maksimal
Dosis
10
maksimal
30
Fenitoin
pemeliharaan
4-5
Dosis
mg/kg/hari
diterapi
dengan
didahului
benzodiazepin
oleh
yaitu
golongan
diazepam
Plan :
Fenitoin tetap dilanjutkan namun pemberiannya
setelah diazepam.
Monitoring :
-Tekanan darah
-kadar fenitoin dalam plasma
-fungsi hati
(Dipiro, 2008)
D5 %
bersama Plan :
Terapi dilanjutkan setelah njeksi Alanin F
D5
untuk
Monitoring:
terjadinya Monitoring kadar glukosa darah.
wernicke
(Koda
penggunaan:
Digunakan
pemberian
parenteral
(AHFS, 2011)
Merupakan
(tiamin),
pencegahan
kekurangan
golongan
vit
B1 Pemberian
dosis
untuk Plan :
Terapi dilanjutkan dengan meningkatkan
digunakan
untuk alinamin kurang tepat.
pemberian alinamin 100 mg dengan cara
dan
pengobatan Pemberian alinamin pada
intravena.
vitamin
B1 pasien epilepsi menurut
Wernicke
ensefalopati.
bersamaan
tidak
ekstraseluler,
pencegahan
Plan:
Terapi tetap bisa dilanjutkan
Monitoring:
Cairan tubuh pasien
hipersensitivitas
meningkatkan
minor
yang
katekolaminergik,
merangsang muntah,
dan
diare
(Fioravanti
et
al.,
2014).
Dosis nicergoline adalah
-60 mg
-hipertensi
2
Hidroklorotia
pengobatan
status samping
epileptikus,
tetapi
tidak
yang
rutin,
diagnosa
dokter.
sebelumnya
tidak
efek Plan :
yang lalu
berobat
melainkan
memiliki
untuk ekskresi urin yang dapat pertama sehingga cukup menggunakan ACEI /
patuh kehilangan
tubuh kaptopril.
elektrolit.
-TD
>
adalah
menginduksi
natriuresis darah
perlu
120/80
mm/Hg
menurunkan
volume
plasma, 2009).
HTCZ memiliki interkasi
sehingga tekanan darah akan turun.
dengan ACEI, dimana
Dosis harian HCTZ adalah 12,5-50
akan meningkatkan efek
mg per hari.
Dosis yang diberikan sudah tepat. hipotensi dari ACEI (Risk
Dosis pemeliharaan 25 mg sekali C) (DIH, 2009)
Monitoring :
TD, kadar elektrolit, kadar gula darah, dan
kolesterol
Informasi:
Pasien diberi informasi sebaiknya mimum obat
pada pagi hari dan diet garam
yang
rendah
(Koda-
Kimble, 2009)
Kaptopril
Kaptopril
merupakan
obat Dosis
12,5 mg x 1
yang
Ny.
diberikan Plan:
Mmenambahkan dosis kaptopril menjadi 25 mg
SN terlalu
per hari atau mengganti penggunaan menjadi
direkomendasikan
diabetes
melitus.Pasien
dengan
badan.
Ondansentron Ondansetron
1 x 1 ampul
merupakan
obat Efek
samping
dari Plan :
Terapi dihentikan, karena ranitidin dan
ondansetron (> 10%)
ondansetron memiliki efikasi yang sama
adalah sakit kepala (9sehingga untuk terapi mual muntah dapat diatasi
27%), lesu/lelah (9-13%),
dengan pemberian ranitidin saja.
dan konstipasi (6-11%)
secara
reversibel
Ranitidin
dan tiap
injeksi,
maka
yang
ditingkatkan
Antrain 3x1
ampul
(metamizole
2008)
Na 1g/2mL)
Plan :
Terapi dihentikan.
Monitoring : -
Riwayat
penyakit
Diabetes
Glimepirid
3 mg x 1
Glimepirid
diabetes
merupakan
golongan
obat Setelah
pemberian Plan:
sulfonilurea. glimepirid
kadar
gula
Terapi
diganti
dengan
insulin
0,15-0,2
unit/kg/hari
darah dengan cara meningkatkan tinggi.
Insulin secara subkutan
Monitoring :
sekresi insulin. Dosis pengobatan
diberikan bila kadar gula
pemeliharaan 1-4 mg/hari dengan
>180 mg/dc (Widyati, Kadar gula darah
dosis maksimum 6 mg/hari (BNF
2014).
70).
Melitus
Gula
darah
mencapai
sehingga
pasien
300mg/dc
terapi
insulin
dapat diberikan.
Dislipidemia
Riwayat
Simvastatin
Indikasi:
Untuk
mengatasi Nilai
kolesterol
pasien Plan :
penyakit
pasien
pasien MRS.
stabilisasi plak (Syamsudin, 2011). tetapi
terapi diberikan
Dosis: Pada pasien dewasa PO 10Monitoring :
pada hari terakhir.
INFORMASI PASIEN
Hipertensi
- Menjaga berat badan ideal.
- Menjalani pola diet DASH antara lain mengkonsumsi banyak buah, sayur dan produk
rendah lemak serta mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh.
- Mengurangi asupan garam sebisa mungkin (asupan garam ideal 3,8 garam (NaCl)/hari).
- Olahraga fisik secara teratur minimal 30 menit/hari
(Dipiro, 2008)
Diabetes Mellitus
- Menjaga berat badan ideal
- Menjaga asupan kalori (menghindari makanan yang mengandung gula)
- Olahraga secara teratur
(Dipiro, 2008)
Hiperkolesterol
- Menjaga berat badan ideal
- Mengurangi konsumsi lemak (lemak total & lemak jenuh) dan kolesterol
(Dipiro, 2008)
DAFTAR PUSTAKA
Americasn Epilepsy Society. 2016. Proposed Algorithm for Convulsive Status Epilepticus.
American Epilepsy Society Guideline (AESG).
American Pharmacist Association. 2009. Drug Information Handbook: A Comprehensive
Resource for all Clinicians and Healthcare Proffesionals. Ohio: Lexi-Comp Inc
American Society of Health-System Pharmacists. AHFS: Drug Information Essentials. 2011.
Maryland.
Dipiro, J.C., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M. 2008.
Pharmacoteraphy. A Pathophysiolog Approach, 7th edition. USA.
Fioravanti, M., Nakashima, T., Xu, J., dan Garg, A. 2014. A Systematic Review and MetaAnalysis Assessing Adverse Event Prole and Tolerability of Nicergoline. BMJ Open:
1-8.
Rilianto, Beny. 2015. Evaluasi Dan Manajemen Status Epilepsi. CDK-233/ vol. 42 no. 10.
Widyawati. 2014. Praktik Farmasi Klinik Fokus Pharmaceutical Care. Penerbit Brillian
Internasional: Sidoarjo.