Outline
Pendahuluan
Berbicara mengenai kejang dalam waktu 20 menit pasti tidak cukup. Dalam
makalah ini dibahas mengenai hal praktis yang sering djumpai sehari-hari,
sebenarnya mudah, namun sering dilaksanakan secara tidak tepat. Bagaimana
bila menghadapi seorang anak yang mengalami kejang spontan untuk pertama
kalinya, bagaimana mengatasi kejang, bagaimana mengobati epilepsi yang tidak
perlu dirujuk, dan beberapa contoh misdiagnosis epilepsi.
First unprovoked seizure (FUS) adalah kejang spontan pertama kali pada
seseorang berumur lebih dari 1 bulan. 1Jenis kejang yang tercakup adalah kejang
fokal, kejang umum tonik-klonik dan tonik, sedangkan kejang demam dan kejang
neonatus tidak tercakup dalam definisi ini. Kejang absens, mioklonik dan atonik
selalu sudah terjadi berulangkali sebelum ke dokter. 1,2First unprovoked
seizuredapat berupa kejang tunggal, kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24
jam, atau status epileptikus.1,2
2
Apa pemeriksaan yang harus dilakukan pada anak yang mengalami FUS?
Pemeriksaan darah tepi, elektrolit, tidak diindikasikan kecuali ada riwayat
muntah, diare, dehidrasi atau anak tetap tidak sadar. 3 Pemeriksaan gula darah
dapat dilakukan, terutama pada anak berumur kurang dari 6 bulan.Pungsi
lumbal hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap meningitis atau
ensefalitis.4
Sebanyak 70% rekurensi terjadi dalam waktu 6 bulan pertama. 2Bila FUS
merupakan status epileptikus, sebanyak 21-30% akan mengalami status
epileptikus kembali.1,9Bila kejang pertama hanya berlangsung singkat,
kemungkinan status epileptikus pada kejang berikut adalah 1%. 1
Kejang umum tonik klonik jarang berlangsung lebih dari 2 menit. Bila masih
kejang selama 5 menit atau lebih, kemungkinan berhenti secara spontan menjadi
berkurang.12Status epileptikus adalah kejang yang berlangsung 30 menit atau
lebih tanpa pulihnya kesadaran.13,14Status epileptikus refrakter adalah kejang
yang berlangsung 60 menit atau lebih. 15Mortalitas status epileptikus refrakter
adalah 30%.13,14
Walaupun di rumah sudah mendapat diazepam rektel 2x, terhadap pasien masih
boleh diberikan diazepam rektal satu kali lagi sambil menunggu pemasangan
infus intravena. Setelah infus intravena terpasang dapat diberikan diazepam
intravena sampai 0,5 mg/kgBB satu kali. Diazepam intermiten tidak digunakan
selama anak dirawat. Diazepam drip tidak digunakan.
Bila pasien masih tetap kejang, dapat diberikan midazolam di ruang gawat
darurat atau ruang rawat. Bila tetap kejang setelah pemberian midazolam, anak
dimasukkan ICU. Terapi di ICU tidak ada protokol, biasanya dipilih antara
tiopental, pentobarbital, atau propofol.17
Fenitoin
Diberikan bolus 20 mg/kgBB, maksimum 1 gram. Pemberian dicampur dengan
NaCl 0,9% sebanyak 50 ml. Di berikan dalam bentuk drip 1 mg/kgBB/menit,
maksimum 50 mg/menit. Dapat ditambah 10 mg/kg bila kejang belum
teratasi.Fenitoin dibuat dalam pH 12, yang bersifat toksik terhadap dinding
vaskuler. Ekstravasasi menyebabkan edema ringan sampai nekrosis jaringan
5
Fenobarbital
Fenobarbital intravena diberikan dalam bentuk bolus 20 mg/kgBB dengan
kecepatan 2 mg/kg/menit, max 50 mg/menit. Bila masih kejang dapat ditambah
10 mg/kg tiap 15-30 menit. Bila kejang berhenti, diberikan dosis rumat 12 jam
kemudian sebanyak 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis.
Midazolam
Midazolam dipilih karena masa kerjanya pendek dan dapat di titrasi. Dosis awal
adalah 0,1-0.2 mg/kg, diikuti 1 sampai 2 mikrogram /kg/menit. Titrasi dilakukan
setiap 15 menit sampai dosis maksimal 8-10 mikrogram/kg/menit.
Pengobatan epilepsi
Untuk dokter anak dan dokter umum, ada beberapa jenis epilepsi yang tidak
perlu dirujuk, yaitu kejang tonik-klonik umum, absens, dan benign Rolandic
6
Kejang tonik klonik umum seringkali bersifat idiopatik, tidak ada penyebab yang
jelas. Dapat diberikan salah satu di antara obat anti epilepsi lini pertama. Pilihan
obat tergantung efek samping dan harga obat. Keberhasilan pengobatan dengan
salah satu obat lini pertama adalah 47%. Bila masih terjadi kejang, dosis obat
ditambah sampai maksimum. Apabila tidak mempan dengan satu obat,
sebaiknya dirujuk karena keberhasilan setelah obat kedua hanya 13%. 20
Misdiagnosis epilepsi
Tabel 2. Beberapa keadaan mirip epilepsi pada anak yang sering dijumpai
Keadaan mirip epilepsi pada anak beumur 1 bulan sampai 2 tahun 21,22
Breath holding spells, terutama jenis sianotik
Sindrom Sandifer
Benign sleep myoclonus
Benign myoclonus of early infancy
Masturbasi infantil
Keadaan mirip epilepsi pada anak dan remaja21,25
Bangkitan psikogenik atau pseudoepilepsi
Sinkop
Tic dan sindrom Tourette
susunan saraf otonom. Riwayat keluarga ditemukan pada 20-35% kasus dengan,
beberapa kasus mengalami penurunan secara otosom dominan. Defisiensi besi
lebih sering ditemukan pada anak dengan BHS. 27 Pemberian suplementasi besi
dan pirasetam mungkin dapat mengurangi serangan.27,28
Sindrom Sandifer
Berupa serangan bangkitan opistotonus dan tonik yang disebabkan rasa nyeri
karena refluks gastroesofageal.27,29 Dapat terlihat apnea, bengong dan sentakan
ekstremitas. Anak terlihat iritabel dan menangis, mengalami tortikolis dan
postur distonik.30 Seringkali terjadi dalam 30 menit setelah mulai makan.
Pengobatan refluks akan mengurangi serangan.27
Shuddering attacks
Merupakan tremor cepat dari kepala, bahu dan tubuh, seperti menggigil. Bila
sedang duduk, anak miring ke satu sisi atau terjatuh. Bangkitan dapat terjadi
beberapa detik, dan beberapa kali sehari. Sering terjadi waktu anak sedang
9
makan, tidak pernah waktu anak sedang tidur atau sedang digendong.
Perkembangan anak dan EEG normal.27
Masturbasi infantil
Masturbasi atau gangguan kepuasan (gratification disorder atau behavior)
merupakan bagian normal dari tingkah laku seksual manusia. Orang tua lebih
menyukai istilah gratification ketimbang masturbasi. Masturbasi atau
merangsang genital diri sendiri ditemukan sejak anak berumur 2 bulan. Tingkah
laku ini mencapai puncaknya pada umur 4 tahun sampai masa remaja.
Kelainan ini tidak berbahaya, tidak perlu pengobatan, dan biasanya akan
berhenti sendiri.
Pada anak, sebagian besar sinkop adalah vasovagal. Pencetus adalah keadaan
yang mengganggu pengisian ventrikel atau peningkatan sekresi katekolamin,
misalnya melihat darah, nyeri, berdiri lama, lingkungan panas, mandi air panas,
atau tekanan emosi.33 Sinkop selalu terjadi pada saat anak berdiri. Anak
mengalami gejala prodromal berupa pucat, keringat dingin, kepala terasa ringan,
mual, dan pandangan gelap, lalu jatuh dan tidak sadar. Nadi menjadi kecil dan
bradikardi, yang kembali normal sebelum anak sadar kembali. Kadang dapat
terlihat kejang tonik sebentar.25
Pseudoepilepsi
Pseudoepilepsi (pseudoepileptic seizures, pseudoseizures, nonepileptic seizures,
hysterical seizures, atau psychogenic seizures) biasanya terjadi pada anak
perempuanberumur 10 tahun atau lebih, walaupun dapat terjadi pada anak-anak
berumur antara 4-6 tahun. Serangan dapat terjadi pada penderita epilepsi
maupun bukan epilepsi. Manifestasi klinis sangat mirip serangan epilepsi tonik-
klonik, tonik atau parsial kompleks. Umumnya gerakan-gerakannya diatur,
serangan tidak mendadak, bertahap dan berulang-ulang. Biasanya didahului oleh
perasaan pusing, perasaan aneh, kelumpuhan sebelah atau kedua belah anggota
gerak dan tidak terdapat keadaan post-iktal serta dapat segera bangun. Pada
waktu serangan dapat menghindari rangsang sakit dan menolak apabila
matanya dibuka. Serangan tidak pernah terjadi pada waktu sedang tidur. Pada
dasarnya merupakan kelainan psikiatrik.
gerakan singkat mendadak yang melibatkan kelompok otot tertentu, dan terjadi
berulang-ulang. Gerakan dapat berupa gerakan kepala, mata berkedip-kedip,
menyeringai, mengendus, gerakan tangan, bahu atau tubuh yang berulang dan
penderita tetap sadar. Serangan lebih sering terjadi bila anak emosi. 36
Sebenarnya tic mudah dibedakan dengan serangan epilepsi, karena gerakan-
gerakan ini dapat dilakukan bila diminta dan dihentikan dengan memanggil
penderita.36
Pada tic kompleks atau sindrom Gilles de la Tourette, terlihat pola gerakan
beruntun yang melibatkan beberapa kelompak otot dan manifestasinya sangat
berat. Manifestasi tic kompleks dapat berupa melompat, mencium obyek,
menyentuh hidung, menyentuh orang lain secara berlebihan dan tidak pada
tempatnya, koprolalia (berkata tidak senonoh), ekolalia (mengulang kata-kata
orang lain) dan tingkah laku yang dapat membahayakan diri sendiri. 36 Tic motor
berat harus dibedakan dari Juvenille myoclonic epilepsy.
Tic motor ringan, tidak membutuhkan pengobatan. Tic motor kompleks dan
sindrom Tourette menyebabkan gangguan sosialisasi dan akademis sehingga
perlu pengobatan. Beberapa obat dapat mengurangi gejala misalnya
aripiprazole, haloperidol, klonasepam atau klonidin. 37
Kesimpulan
Daftar pustaka