STATUS EPILEPTICUS
Rizqi Amalia Usman
N 111 18 077
PEMBIMBING KLINIK :
dr. Salsiah Hasan,Sp.An-KIC
Seorang pasien wanita berusia 31 tahun, dengan
riwayat penyakit epilepsi yang telah diketahui
selama 10 tahun dengan pengobatan tidak
teratur (fenitoin 300 mg / hari dan klobazam 10
mg / hari), dibawa ke unit gawat darurat dengan
keadaan kejang tonik-klonik umum berulang
dan tidak sadarkan diri selama setengah jam.
Status epileptikus atau kejang berulang memiliki angka
kematian hingga sebesar 30% pada orang dewasa dan harus
ditangani secara sistematis.
Langkah 1: Mulai resusitasi
•Hal ini dapat dicapai dengan posisi yang tepat, suction oral,
dan peralatan pendukung jalan napas oral/nasofaring.
•Fenitoin harus diberikan melalui vena yang lebih besar dan harus lebih
berhati-hati untuk mencegah ekstravasasi karena memiliki efek iritatif.
Fenitoin 20 mg/kg (50 mg/menit) atau dosis Fosfenitoin adalah 15-20 mg setara fenitoin (PE)/kg pada 100-150 mg
PE/menit
Ulangi fenitoin 5–10 mg / kg atau fosfenitoin 5-10 PE/kg IV jika kejang berlanjut
Midazolam 0,2 mg / kg IV beban diikuti oleh 0,1–2,0 mg / kg / jam atau propofol 1–2 mg / kg IV beban diikuti dengan infus 2-10
mg / kg / jam
•Tindakan yang sering dilakukan adalah berupa infus kontinu (cIV) dari
agen anestesi seperti midazolam, propofol, dan pentobarbital.
•Pada pasien yang telah diketahui memiliki epilepsi, AED yang selama ini
digunakan harus dipertahankan dan penyesuaian dosis harus dilakukan terkait
dengan tingkat AED.
•Pada pasien yang dengan de novo, AED, fenitoin / fosfenitoin, atau asam
valproat yang digunakan untuk mengontrol status pada prinsipnya dapat
dilanjutkan sebagai terapi pemeliharaan oral.
Cont.......
•Status nonkonvulsif dapat muncul sebagai koma yang tidak dapat dijelaskan
dan tingkat kesadaran yang berfluktuasi dan didiagnosis dengan aktivitas
kejang dalam pemantauan EEG.
•Biarkan selama 5 menit untuk menentukan apakah kejang dapat berhenti; jika
terdapat respon, ulangi benzodiazepin sebanyak satu kali