Anda di halaman 1dari 18

EPILEPSI

M.Akbar Amin M.U.S 2043057003


Fauzi 2043057005
Ade Ramadhan 2043057006
Mau’ulhayat Nurulah 2143050007
Saiful Anwar 2153050014
PENGERTIAN ANTILEPSI DAN
EPILEPSI
Antilepsi atau antikonvulasi adalah obat yang
digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati
bangkitan epilepsi (epileptic seizure) karena
khasiatnya sebagai antikonvulsi.

Epilepsi merupakan nama kolektif untuk sekelompo


gangguan atau penyakit susunan saraf pusat yang
timbul spontan dengan episode singkat dan berkala
(disebut dengan bangkitan atau seizure). Gejala utama
berupa penurunan sampai hilangnya kesadaran.
• Elipepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang
berlebihan diotak, hal ini menyebabkan penderitanya mengalami kejang secara
beru;ang pada Sebagian atau seluruh tubuh.
• Merupakan gangguan fungsional yang kronik pada saraf yang ditandai oleh
terjadinya serangan yang timbul secara mendadak, episodic, berlebihan dan cepat
akibat lepasnya muatan listrik yang tidak terkontrol.
• Didalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel saraf yang merupakan bagian
dan sistem saraf. Setiap sel saraf saling berkomunikasi menggunakan impuls listrik.
Pda kasus epilepsy, kejang terjadi Ketika impuls listrik tersebut dihasilkan secara
berlebihan, sehingga menyebabkan perilaku atau Gerakan tubuh yang tidak
terkendali.
PENYEBAB EPILEPSI
Pelepasan muatan listrik yang cepat,
mendadak, dan berlebihan pada neuron
tertentu dalam otak yang disebabkan oleh
luka di otak (abses, tumor, arteriosklerosis),
keracunan timah hitam, dan pengaruh obat
tertentu yang dapat memprovokasi serangan
epilepsi
Berdasarkan penyebabnya, elipepsi dibagi dua, yaitu :
Elipepsi idiopatik, disebut juga sebagai elipesi primer. Ini merupakan jenis
elipepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Sejumlah ahli menduga
bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor genetic (keturunan).
Elipepsi simptomatik, disebut juga elipepsi sekunder. Ini merupakan jenis
elipepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah faktor, seperti luka,
berat dikepala, tumor otak, dan stroke diduga bisa menyebabkan elipepsi
sekunder.
PENGGOLONGAN
EPILEPSI
Berdasarkan tanda klinik dan data EEG ( Electro Enchepalo Gram),
epilepsi / kejang dibagi menjadi 2 golongan,
kejang umum dan kejang parsial / fokal

1. Kejang Umum (Generalized Seizure)


Kejang ini terjadi jika aktivitas terjadi pada
kedua hemisfer otak (belahan otak) secara
bersama-sama
KEJANG UMUM TERBAGI ATAS 4 JENIS
01 Tonic-clonic convulsion =
grand mal
Merupakan jenis epilepsi yang paling banyak
terjadi. Gejalanya sebagai berikut.
- Pasien tiba-tiba jatuh, kejang, napas
terengah-engah, dan keluar air liur
- Bisa terjadi sianosis, ngompol, atau
menggigit lidah
- Terjadi beberapa menit, kemudian
penderita merasa lemah, kebingungan,
sakit kepala.
02 Abscense Attacks (Petit
Mal)

Merupakan jenis epilepsi yang jarang terjadi,


umumnya hanya terjadi pada masa anak-
anak atau remaja awal. Gejalanya sebagai
berikut :
- Penderita tiba-tiba melotot atau matanya
berkedip-kedip, dengan kepala terkulai
- Kejadiannya cuman beberapa detik, dan
bahkan sering tidak disadari
03
Myoclonic Seizure

Gejala epilepsi jenis ini sebagai


berikut :
- Biasanya terjadi pada pagi
hari, setelah bangun tidur
- Pasien mengalami sentakan
yang tiba-tiba
- Jenis yang sama (tapi non-
epileptik) bisa terjadi pada
pasien normal
04
Atonic Seizure

Epilepsi jenis ini jarang terjadi.


Gejalanya adalah pasien tiba-tiba
kehilangan kekuatan otot tetapi
bisa segera dipulihkan
(recovered)
2. Kejang Parsial
Kejang ini terjadi dimulai dari daerah tertentu pada otak. Kejang
parsial dapat dibagi menjadi 2 .

1.) Simple Partial Seizures


Gejala epilepsi ini adalah pasien tidak kehilangan kesadaran dan terjadi
sentakan-sentakan pada bagian tertentu dari tubuh.
2.) Complex Partial Seizures
Gejalanya adalah pasien melakukan gerakan tak terkendali seperti gerakan
mengunyah, meringis, dan lain-lain tanpa kesadaran.
MEKANISME KERJA ANTIEPILEPSI
Prinsip mekanisme kerja obat antiepilepsi adalah menurunkan
neurotransmisi rangsangan listrik di sinaps sel-sel saraf. Zat yang
menghambat neurotransmisi tersebut antara lain adalah GABA ( Gamma
Amino Butiric Acid) dan glisin.
1.) Memperkuat efek GABA ( Gamma Amino Butiric Acid) : asam valproat dan vigabatrin
2.) Menghambat kerja aspartat dan glutamat : lamotrigin, valproat, karbamazepin, dan fenitoin. Aspartat
dan glutamat adalah asam amino yang merangsang neurotransmisi
3.) Memblokir saluran natrium, kalium, kalsium yang berperan penting pada timbulnya muatan listrik
4.) Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran sel felbamat
5.) Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal dipangkalnya (fokus) SSP : Fenobarbital dan
Klonazepam
Faktor Risiko Elipepsi
Beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko terkena elipepsi, antara lain :

Usia . Elipepsi umumunya dialami oleh usia anak-anak dan lansia. Meski demikian kondisi ini juga dapat dialami
oleh semua kalangan yang memiliki risiko terkena elipepsii

Genetik. Riwayat kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga dapat menjadi pemicu penyebab elipepsi.

Cedera pada kepala. Cedera kepala dapat menjadi penyebab elipepsi.

Stroke dan penyakit vaskular. Stroke dan penyakit pembuluh darah (vaskular)lainnya dapat menyebabkan
kerusakan otak yang dapat memicu kondisi ini.

Demensia

Infeksi otak. Peradangan pada otak atau sum-sum tulang belakang dapat meningkatkan risiko terkena elipepsi.

Riwayat kejang dimasa kecil. Kejang dapat disebabkan oleh demam tinggi. Pada kondisi ini, anak lebih rentan
mengalami elipepsi.
Penggolongan obat antikonvulsi dibagi dalam beberapa kelompok kimiawi yaitu

A. Obat generasi pertama


1. Barbital: fenobarbital dan mefobarbital, memiliki sifat
antikonvulsi khusus yang terlepas dari sifat hiptoniknya.
2. Fenotoin : terutama digunakan pada grand mal.
3. Suksinimida : etosuknimida dan mesuksimida. Terutama
digunakan pada pelit mal.
4. Lain-lain asam valproat, diazepam, klonazepam,
karbamazepin, dan oks-karbazepin.
B. Obat generasi kedua : vigrabatin, gabapentin,
felbamat, topiramat, dan preganalin. Obat-obat
ini umumnya tidak diberikan secara tunggal,
melainkan sebagai tambahan dalam obat klasik
(generasi 1)
Obat-obat Antipelipepsi
Asam valproat

Indikasi : elipepsi grand mal dan serangan psikomotor.


Kontra indikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, sedasi, rambut rontok,
kenaikan berat badan pada remaja putri.
Sediaan : tablet 100 mg, 250 mg, dan 550 mg.

Fenitoin

Indikasi : semua jenis elipepsi, kecuali pelit mal, status epileptikus


Kontra indikasi : gangguan hati, wanita hamil dan menyusui.
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, isomnia.
Sediaan : kapsul 100 mg, 300 mg
Fenobarbital
Indikasi : semua jenis elipepsi kecuali pelit mal, status epileptikus
Kontra indikasi : depresi pernapasan berat, porfiria.
Efek samping : mengantuk, letargi, depresi mental.
Sediaan : tablet 30 mg, 50 mg, injeksi 100 mg/ml.
karbamazepin
Indikasi : semua jenis elipepsi kecuali pelit mal, neuralgin trigeminus..
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual, muntah, pusing, mengantuk, ataksia, bingung
Sediaan : tablet 200 mg
Klobazam

Indikasi : terapi tambahan pada elipepsi penggunaan jangka pendek untuk ansietas.
Kontra indikasi : depresi pernapasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia, vertigo, hipotensi
Sediaan : tablet 10 mg
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai