Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TANAMAN PENGHASIL GLIKOSIDA

BLACK MUSTARD
Dosen Pengampu : Apt. RABIMA.,S.Si.,M.Farm

Disusun Oleh :

Mau'ulhayat Nurulah (2143050007)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul BLACK MUSTARD dan dengan harapan
semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehingga
lebih mengenal tentang apa itu Black Mustard dan penerapannya didalam dunia
farmasi. Makalah ini juga sebagai tugas dari matakuliah farmakologi. Akhir kata
semoga bisa bermanfaat bagi para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri
saya sendiri dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan
semestinya.
Jakarta,08 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….......2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………….4

1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………….5

1.3 TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………..5

1.4 MANFAAT PENULUSAN…………………………………………………………5

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN SIMPLISIA ..........................................6

2.2. DEFINISI GLIKOSIDA....................................6

BAB III : PEMBAHASAN

3.1 GLIKOSINOLAT..........................................................................................8

3.2 BLACK MUSTARD.........................................................10

BAB IV : PENUTUP

3.1 KESIMPULAN......................................................................................14

3.2 SARAN .........................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman membuat ilmu pengetahuan semaki


berkembang, begitu pula dengan ilmu kefarmasian. Ditemukan begitu banyak
senyawa-senyawa aktif alamiah yang dapat dimanfaatkan keberadannya untuk
sarana pengobatan berbagai macam penyakit. Salah satu diantaranya adalah
glikosida.
Glikosida banyak terdapat dalam alam. Glikosida merupakan salah
satu kandungan aktif tanaman yang termasukk dalam kelompok metabolit
sekunder. Didalam tanaman, glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain,
kecuali bila memang mengalami peruaian akibat pengaruh lingkungan luar.
Glikosida terdiri atas gabungan dua senyawa, yaitu gula dan bukan gula.
Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen ( O –
glikosida, dioscin ), jembatan nitrogen ( N-glikosida, adenosine ), jembatan
sulfur ( S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon ( C-glikosida, barbaloin
). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut
sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka
senyawa ini disebut sebagai glikosida.
Menyadari bahwa glikosida sebagai salah satu kandungan aktif tanaman
dan perlunya pemahaman yang memadai tentang senyawa ini, penyusun
mengangkat tema glikosida yang merupakan senyawa alamiah yang bisa
digunakan dalam bidang kefarmasian dan cukup dikenal luas pemanfaatannya
dalam masyarakat Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas,kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan
di bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Black Mustard termasuk golongan glikosida apa ?
2. Kandungan apa saja yang terkandung dalam Black Mustard ?
3. Apa manfaat Black Mustard dalam dunia kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui kandungan apa saja di dalam Black Mustard
2. Untuk menambah wawasan tentang manfaat tanaman Black Mustard dalam dunia
kesehatan
3. Untuk mengetahui golongan glikosida di dalam Black Mustard

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai aplikasi ilmu yang kita dapat dari mata kuliah farmakognosi dan
menggunakannya dalam dunia kesehatan
2. Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3. Sebagai bahan baca.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN SIMPLISIA


Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, keculia dinyatakan lain berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh,
bagian hewan atau zat yang dihasilkan hewan masih berupa zat kimia murni.
Simplisia pelikan (mineral) adalah simplisia yang berupa bahan pelikan
(mineral) yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa zat kimia murni ( Anonim,1983).
2.2 DEFINISI GLIKOSIDA
Glikosida adalah suatu senyawa yang apabila terhidrolisis akan
menghasilkan gugus aglikon (genin) dan molekul gula (glikol). Bagian gula
yang terdapat pada glikosida dapat berupa gula yang tidak spesifik (misalnya
glukosa) atau gula yang spesifik (misalnya digitoksosa, sarmentosa). Molekul
gula yang sering terdapat pada glikosida lazimnya adalah β-D-glukosa, tetapi
kadang-kadang ditemukan juga gula jenis lain yaitu ramnosa, digitoksosa,
simarosa dan lain-lain. Bila ikatan glikosidik terjadi dengan molekul glukosa
maka disebut glukosida, sedangkan bila berikatan dengan gula yang lain (bukan
glukosa) disebut glikosida. Glikosida pada umumnya larut dalam air, sedangkan
aglikonnya tidak larut dalam air. Oleh karena itu cara ekstrasinya akan berbeda
( Anonim, 2013).

6
Berdasarkan atom apa yang menghubungkan bagian gula dan bukan gula,
maka dikenal 4 macam glikosida yaitu : 1.) O-glikosida, jika atom O
menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula. Glikosida ini mudah
hidrolisasi dengan asam dan enzim, 2.) N-glikosida, jika atom N
menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula (gugus amino) seperti;
nukleosida, ribosa, purin, visin, dan krotonosida.
Golongan ini sebagian gulanya bukan gula sebenarnya tetapi derivatnya
misal; asam uronik, 3.) C-glikosida, jika atom C menghubungkan antara bagian
gula dan bukan gula. Glikosida ini tahap terhadap hidrolisasi asam. Hidrolisa
dapat terjadi dengan bantuan pemanasan atau oksidator, dan 4.) S-glikosida,
jika atom S menghubungkan antara bagian gula dan bukan gula. Glikosida ini
hanya terdapat pada famili-famili tertentu misal Cruciferae (Waston,2005).

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 GLIKOSINOLAT
a. Uraian Umum
Glikosinolat biasa disebut juga dengan glikosida isotiosianat yang
merupakan glikosida dengan aglikon berupa isotiosianat dan mengandung
unsur S dalam molekulnya. Aglikon ini mungkin derivat alifatik atau aromatik.
Biji-biji dari beberapa tanaman cruciferae mengandung glikosida isotiosianat.
Sebagai contoh dari glikosida ini adalah sinigrin dari black mustard. Hasil
hidrolisis dari glikosida ini adalah minyak mustard. Meskipun kandungan
minyak lemak dari biji-biji tersebut lebih besar dari pada kadar minyak
atsirinya yang terbentuk dari hasil hidrolisisnya, tetapi khasiat dari obat ini
ditentukan oleh minyak atsirinya ( Gunaman dan Mulyani, 2004).
b. Sumber
Black mustard biji masak kering dari Brassica Nigra yang berbentuk
bola dengan garis tengah 1-1,6 mm. Biji yang berwarna cerah. Setelah maserasi
dengan air akan menghasilkan 0,7-1,3% minyak atsiri. Minyak atsiri ini terdiri
dari 90% alil isotiosianat. Biji juga mengandung 27% minyak lemak, 30%
minyak protein, mucilago dan runutan sinapin hidrogn sulfat, abu 4,2-5,7%
(Gunawan dan Mulyani,2004)

8
Gambar 1. Biji Black Mustard

c.) Sifat dan bentuk

Isotiosianat adalah cairan seperti minyak yang berasa pedas dan bersifat

rubefasient, tetapi karena mudah menguap tidak memberikan rasa yang tajam

dari alil isotiosianat. Glukosinolat jika dihidrolisasi dengan enzim akan

menghasilkan isotiosianat, sulfat, D-glukosa (Gunawan dan Mulyani,2004)

Gambar 2. Rumus umum glikosianat

Biji Black Mustard mengandung sinigrin dan mirosin. Sinigrin terdapat

pada biji Brassica nigra (L) Koch. Sinigrin merupakan garam kalium dari asam

mironik. Jika dihirdolisa oleh enzim mirosinase akan menjadi alil isotiosinat

(Gunawan dan Mulyani, 2004). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

9
Gambar 3. Reaksi sinigrin enzim mirosinase

d.) Kegunaan dalam bidang farmasi

Pemakaian mustard terutama dalam bentuk plaster, rubefacient, dan

counter-irritant. Dosis besar mempunyai daya kerja emetika. Kedua varietas

tersebut digunakan sebagai rempah (Gunawan dan Mulyani,2004).

3.3 BLACK MUSTARD


a. Definisi mustard
Sesawi hitam atau black mustard yang mempunyai nama latin Brassica
nigra adalah tanaman musiman / satu-tahunan tegak, bercabang di atasnya,
tumbuh dari ketinggian 30-200 cm, sangat tinggi hingga 300 cm. Tanaman ini
sering dibudidayakan untuk mendapatkan bijinya yang dapat dimakan,
meskipun tidak disukai karena cepat melepasnya bijinya setelah matang dan ini
membuatnya lebih sulit untuk dipanen secara mekanis daripada sesawi coklat
( Brassica Juncea) yang tidak terlalu menyengat.
Mustar hitam yang dihasilkannya merupakan mustar dengan “daya sengat”
yang paling kuat, namun nyaris tanpa aroma dibandingkan dengan sumber
mustar lainnya. Sebagaimana sesawi lain, efek “ sengatan” ini berasal dari

10
kandungan beberapa bahan golongan glukosinolat seperti sinalbin, sinigrin dan
sinapin.
Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari daerah Laut Tengah timur laut dan
sekarang tersebar hingga India. Di India bijinya digunakan sebagai salah satu
komponen bumbu kari dan sumber minyak masak, walaupun semakin terdesak
oleh sesawi India. Kandungan minyaknya mencapai 30% dan sebagian besar
mengandung asam lemak tak jenuh. Di Eropa Timur dan Kanada biji yang telah
dilepas cangkangnya digunakan sebagai penekan batuk dan mengatasi infeksi
saluran pernapasan bagian atas (ISPA) (George Edward,1990).

b. Taksonomi Mustard
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobiota
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Capparales
Famili : Brassicceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica nigra (L) W.D.J. Koch
c. Morfologi black mustard
 Akar
Sesawi hitam merupakan tanaman musiman (satu-tahunan) yang
bercabang banyak, tinggi 0,5-1,5 m, dengan akar tunggang yang
kokoh.

11
Gambar 4. Akar Black Mustard

 Batang
Batang tegak, teret, diameter hingga 1,5 cm, glabrous atau berbulu
kasar, hijau atau sedikit berkilau.

Gambar 5. Batang Black Mustard


 Daun
Daunnya bervariasi, petiolate, berbentuk roset dan besar pada tanaman
muda, berselang-seling dan semakin mengecil dibagian atas batas;
daun bagian bawah besar, hingga 16 cm x 5 cm, menyirip atau

12
pinnatilobed, biasanya dengan 2 lobus bawah dan lobus terminal jauh
lebih besar, daun tengah agak lobus; daun bagian bawah dan tengah
bergigi tidak teratur dan seringkali sebagian berbulu; daun paling atas
sempit-laset, kecil, utuh, tidak berbulu.

Gambar 6. Daun Black Mustard

 Bunga
Bunga biseksual, panjang hingga 8 mm, 4-bagian, kuning cerah, pada
tangkai pendek; sepal 4, elips sempit, 3-4 mm x 1,5 mm, menyebar
horizontal; kelopak 4, cakar-lonjong, 6-8 mm x 2-2,5 mm; benang sari
6, ulir luar 2 lebih pendek, ulir dalam 4 ulir lebih panjang; putik
sedikit lebih pendek dari benang sari terpanjang, dengan sessile,
superior, putik memanjang dan gaya yang diakhiri dengan stigma
semi-bulat

13
Gambar 7. Bunga Black Mustard

 Biji

Berbiji bulat, yang memiliki diameter sekitar 1 mm, berwarna hitam

sampai merah kecoklatan.

Gambar 8. Biji Black Mustard

BAB IV
PENUTUP

4.2 KESIMPULAN
Glikosida isotiosianat yang merupakan glikosida dengan aglikon berupa
isotiosianat dan mengandung unsur S dalam molekulnya. Aglikon ini mungkin derivat
alifatik atau aromatik. Biji-biji dari beberapa tanaman cruciferae mengandung
glikosida isotiosianat. Sebagai contoh dari glikosida ini adalah sinigrin dari black
mustard. Hasil hidrolisis dari glikosida ini adalah minyak mustard. Mustard hitam
mengandung minyak lemak (30-35%), kandungannya berkhasiat sebagai glikosida,
sinigrin (kalium mirosinat) bersama enzim mirosin. Kegunan mustard hitam dalam
bidang kesehatan adalah sebagai local irritant dan emetik.
4.3 SARAN

14
Penulis sangat menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga penulis membutuhkan saran dan masukan dari pembaca agar bisa
mendukung atau bahkan dapat melengkapinya lagi dengan lebih baik dikemudian hari

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Didik dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid
1.Jakarta : Penebar Swadaya. Hal 66-103.

George Edward. 1990. Mustard. Dalam James Hastings. A Dictionary of the Bible.

Anonim. 1979, Materi Medika Indonesia Jilid I-IV, Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan, Jakarta

Anonim. 2013, Penuntun Praktikum Farmakognosi, Universitas Haluoleo, Kendari.

15
16

Anda mungkin juga menyukai