Anda di halaman 1dari 20

ADOMINA ESTER JANDEDAY 20180511064026

AULINDA M. MBEDARI
DIMAS ANAS SYAFRUDIN 20180551064031
IRRA PRANGESTI DWI PUTRI 20180511064040
JOSHUA GUNAWAN A. SUMULE 20180511064075
MUSDALIFA PUTRI MAHARANI
NUR ISRA
20180511064048
20180511064014
KELOMPOK 3
NURUL AMALIA RAHMAT PUTERI
PAUL J. M. MUSKITA
20180511064050
20180511064071
KIMIA ORGANIK
SARHANA RASSYA AULYAH SAID 20180511064054
SARCE MAGDALENA SASARARI 20180511064021
VICKY RADITIA HETHARIA 20180511064059
WENDY MARLIN KAFIAR 20180511064061
SETIYANTO 2019052064005
PENGERTIA
N
STRUKTUR
KIMIA
KLASIFIKAS
I
RUMUS
KIMIA
TATANAMA
IUPAC
SUBTITU
AKTIVITAS
BIOLOGI
SIFAT KIR
TITIK
DIDIH
KELARUTA
N
SPEKTROSK
OPI
PENGERTI
AN
Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih
atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau
aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti
alkohol dan eter terhadap air.

Amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang


terikat langsung pada atom nitrogen.
STRUKTUR KIMIA
Berdasarkan banyaknya atom hidrogen yang dapat digantikan dengan gugus alkil atau aril,
makan amina dapat diklasifikasikan menjadi amina primer, amina sekunder dan amina tersier,
satu dua atau tiga gugus organik yang melekat pada nitrogen.

–RNH2

Amina Primer –R2NH –R3N


Amina Sekunder Amina Tersier
KLASIFIKASI
a. Amina Primer
Amina primer memiliki gugus –RNH2. Amina primer dapat dibentuk dari reaksi asam basa
reversible (dapat balik) antara garam etilamonium bromida dengan amonia berlebih. Amonia akan
mengambil satu atom hidrogen dari ion etilamonium, sehingga terbentuk amina primer, yaitu
etilamina.
b. Amina Sekunder
Amina sekunder memiliki gugus –R2NH. Amina sekunder dapat dibentuk dari reaksi asam basa
reversible antara dietilamonium bromida dengan amonia berlebih. Amonia akan mengambil satu
atom hidrogen dari ion dietilamonium, sehingga terbentuk amina sekunder, yaitu dietilamina.
c. Amina Tersier
Amina tersier memiliki gugus –R3N. Amina tersier dapat dibentuk dari reaksi asam basa
reversible antara trietilamonium bromida dengan amonia berlebih. Amonia akan mengambil satu
atom hidrogen dari ion trietilamonium, sehingga terbentuk amina tersier, yaitu trietilamina.
RUMUS
KIMIA
Untuk rumus umum dari senyawa amina yaitu: R–NH2
Namun untuk beberapa jenis amina akan memiliki rumus yang berbeda
dengan rumus umum senyawa amina.
TATANAMA
IUPAC
Secara IUPAC, gugus amina dianggap sebagai substituen.
Penomoran bisa digunakan aturan umum yaitu :
dimulai dari salah satu ujung rantai C terpanjang yang paling dekat dengan gugus
yang paling dekat dengan gugus substituen, dalam hal ini gugus amina. Penamaan
secara IUPAC dimulai dari nomor dimana gugus amina terikat, diikuti kata amina dan
diakhiri nama alkana sebagai rantai induk.
TATANAMA
IUPAC
Untuk amina aromatik, dimana gugus aril langsung terikat pada gugus amin,
maka penamaannya diturunkan dari anilina.
SUBTITUE
N
Penamaannya dengan menulis angka untuk posisi gugus NH terlebih dahulu,
2
lalu diikuti nama amino ditulis dan diakhiri dengan nama gugus lain.

Gambar 1 : 1,3-diaminopropana
Gambar 2 : 1,5-diaminopentana
Gambar 3 : 2,4,6-triaminofenol
SUBTITUE
N
Jika terdapat gugus -NH, maka termasuk amina sekunder. Untuk penamaannya
mendapat awalan N diikuti nama gugus alkil yang terikat pada gugus -NH dan
diakhiri dengan nama alkana+amina.

Gambar 1 : N-metilpropanamina
Gambar 2 : N-propilbutanamina
Gambar 3 : N-propil-2-butanamina
Gambar 4 : N-metil-2-butanamina
angka dua di depan nama alkana+amina merupakan posisi
gugus –NH.
SUBTITUE
N
Jika hanya terdapat gugus –N, maka termasuk amina tersier. Penamaannya diawali dengan N,N diikuti nama
kedua gugus alkil yang terikat pada gugus –N.
Jika kedua gugus alkil berbeda jenis, maka penamaannya berdasarkan urutan abjad.
Jika kedua gugus alkil sejenis, maka nama gugus alkil mendapat imbuhan di-, tri- dan seterusnya.

Gambar 1 : N-(2-kloroetil)-N-etil-butanamina
Gambar 2 : N-etil-N-metil-propanamina
Gambar 3 : N,N-dietil-butanamina
Gambar 4 : N,N-dietil-2-propanamina
Gambar 5 : N-N-dimetil-3-heksanamina
AKTIVITAS
BIOLOGI
Amina ada di mana-mana dalam biologi. Pemecahan asam amino melepaskan amina,
yang terkenal dalam kasus pembusukan ikan yang berbau trimethylamine. Banyak
neurotransmiter adalah amina, termasuk epinefrin , norepinefrin , dopamin , serotonin ,
dan histamin . Gugus amino terprotonasi ( -NH +3 ) adalah bagian-bagian yang bermuatan
positif paling umum dalam protein , khususnya dalam asam amino lisin . DNA polimer
anionik biasanya terikat pada berbagai protein yang kaya akan amina. Selain itu, terminal
yang mengisi amonium primer pada lisin membentuk jembatan garam dengan gugus
karboksilat dari asam amino lain dalam polipeptida , yang merupakan salah satu
pengaruh utama pada struktur tiga dimensi protein.
SIFAT
KIRAL

Amina dari NHRR jenis ‘ dan NRR’R” adalah kiral. Atom nitrogen beruang empat subtituen
menghitung pasangan bebas. Hambatan energi untuk inversi stereocenter relatif rendah, misalnya ~
7 kkal/mol untuk trialkilamina. Interkonversi dari stereoisomer telah dibandingkan dengan inversi
payung terbuka untuk angin yang kuat. Karena penghalang yang rendah, amina seperti NHRR’
tidak dapat diselesaikan optik dan NRR’R” hanya dapat diselesaikan ketika R, R” kelompok yang
dibatasi dalam struktur siklik seperti Aziridine. Garam amonium Kuarter dengan empat kelompok
berbeda pada nitrogen mampu menunjukan aktivitas optik.
TITIK
DIDIH
Amina membentuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen N-HN lebih lemah daripada ikatan
hidrogen O-HO karena N kurang elektronegarif dibandingkan dengan O dan karena itu
ikatan NH kurang polar. Pengikatan hidrogen yang lemah antara molekul amina
menyebabkan titik didihnya berada antara titik didih senyawa tanpa ikatan hidrogen dan
dan senyawa berikatan hidrogen kuat dengan bobot molekul yang bersamaan.
TITIK
DIDIH
KELARUTAN
Amina berbobot molekul rendah larut dalam air karena membentuk ikatan hidrogen
dengan air. Amina tersier maupun amina sekunder dan primer dapat membentuk ikatan
hidrogen karena memiliki pasangan elektron menyendiri yang dapat digunakan untuk
membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Kelarutan amina dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.Gugus pelepas elektron, pada nitrogen akan menaikan kebasaan dengan cara menyebarkan muatan positif
dalam kation. Dengan penyebaran muatan positif, kation itu terstabilkan relatif terhadap amina bebas. Oleh
karena itu, kuat basa bertambah dalam deret NH3,CH3NH2, dan (CH3)2
2.Kation terstabilkan oleh bertambahnya solvasi. Dalam hai ini, pelarut membantu menyebarkan muatan positif.
3.Hibridisasi atom nitrogen dalam senyawa nitrogen juga mempengaruhi kuat basa. Suatu molekul dengan suatu
nitrogen sp2 kurang basa karena elektron-elektron menyendiri lebih kuat terikat, dan senyawa nitrogen bebas
lebih terstabilkan.
4.Resonansi juga mempengaruhi kuat basa suatu amina. Dimana amian yang memiliki kebasaan yang tinggi
karena dipengaruhi oleh terstabilkannya suatu resonansi.
SPEKTROSK
OPI

Anda mungkin juga menyukai