Anda di halaman 1dari 26

CASE 6

HOMEOSTASIS
 Homeostasis = homeo, yang artinya “yang sama” dan stasis, yang artinya “berdiri atau
diam”
 Homeostasis (menurut kamus kedokteran Dorland) adalah kecenderungan menuju
keseimbangan atau stabilitas dalam keadaan fisiologis normal organisme bersangkutan.
 Sel-sel membentuk sistem tubuh  Fungsi sistem-sistem tubuh berkontribusi pada
homeostasis  penting untuk kelangsungan hidup sel  sel – sel membentuk sistem tubuh
.......
 Fungsi homeostasis:
1. memungkinkan organisme beradaptasi pada lingkungan luar yang memiliki jumlah
dan habitat yang lebih luas
2. Menyediakan keadaan dalam yang stabil agar sel dapat menjalankan hidup dengan
efisien
3. kadar metabolisme dapat diatur secara efisien pada saat tertentu
4. membuat enzim-enzim menjalankan fungsinya dengan optimum
 homeostasis bukan keadaan kaku, tapi keaadan stabil dinamik dimana perubahan-
perubahan yang terjadi diminimalkan oleh respons-respons fisiologis kompensatorik
 faktor-faktor yang mempengaruhi homeostasis ada 2, yaitu :
Faktor Internal
1. Konsentrasi molekul-molekul nutrien.
2. Konsentrasi O2 dan CO2.
3. Konsentrasi zat sisa. Sebagian reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang
menimbulkan efek toksik pada sel tubuh jika dibiarkan berakumulasi.
4. Konsentrasi pH.
5. Konsentrasi air, garam dan elektrolit lain.
6. volume dan tekanan. Komponen lingkungan internal yang beredar, yaitu plasma, harus
dipertahankan pada volume dan tekanan darah yang kuat untuk menjamin distribusi
penghubung antara lingkungan eksternal dan sel yang penting ini ke seluruh tubuh.
7. Suhu

Faktor eksternal

1. Suhu lingkungan
2. Kelembapan
3. Tekanan udara

 Sistem kontrol homeostasis adalah sistem dimana komponen tubuh bekerja sama untuk
mempertahankan faktor-faktor lingkungan internal agar relative konstan pada sekitar suatu
tingkat optimal. Sistem kontrol homeostasis dibagi dua :
1. Kontrol intrinsic (lokal)
Terdapat di dalam bagi organ yang bersangkutan. Contohnya mempertahakan kadar O2 dan
CO2 yang optimal untuk sel
2. Kontrol ekstrinsik
Dicetuskan di luar organ untuk mengubah aktivitas organ itu dan organ lain. Contohnya
sistem saraf dan sistem endokrin mengatur secara keseluruhan.
 Untuk menstabilkan faktor fisiologis yang sedang diatur, sistem control homeostatic harus
mampu mendeteksi dan menahan perubahan.
 umpan balik (feedback) = respon yang terjadi setelah terdeteksinya suatu perubahan
o umpan balik negatif : keluaran sistem control diatur untuk menahan perubahan
sehingga variable terkontrol dijaga agar relatif tetap.
o Umpan balik positif : keluaran meningkatkan atau memperkuat perubahan sehingga
variable terkontrol terus bergerak setelah perubahan awal
 umpan maju = respons yang dibuat sebagai antisipasi suatu perubahan.
MEKANISME HOMEOSTASIS PADA SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR

Definisi : Adalah system yang berkenaan dengan jantung, pembuluh darah dan darah

Komponen system cardiovaskuler (organ & fungsi)

 Jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang utama yaitu atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra dan
ventrikel sinistra.
Selain itu jantung juga memiliki katub trikuspidalis (dextra) dan bikuspidalis (sinistra) yang
membatasi atrium dan ventrikel.
1. Atrium
a) Atrium dextra
Menerima darah yang telah diedarkan keseluruh tubuh dari pembuluh vena cava superior
dan vena cava inferior yang kaya akan CO2
b) Atrium sinistra
Menerima darah dari paru-paru melalui pembuluh darah vena pulmonalis yang kaya akan
O2.
2. Ventrikel
a) Ventrikel dextra
Menerima darah dari atrium dextra (kaya CO2 ) melalui katub trikuspidalis dan
memompanya ke paru paru melalui pembuluh darah arteri pulmonalis (terjadi pertukan
CO2 dan O2 di kapiler pada alveolus)
b) Ventrikel sinistra
Menerima darah dari ventrikel sinistra (kaya O2) melalui katub bikuspidalis dan
memompanya ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta. Ventrikel sinistra memiliki
dinding yang lebih tebal dari ventrikel dextra karena memiliki beban untuk memompa
darah keseluruh tubuh.
3. Katup atrioventrikel (AV)
a) AV Kanan (tricuspid)
b) AV kiri (bicuspid)
 Pembuluh darah
Adalah saluran untuk mengarahkan dan menyebarakan darah dari jantung ke semua bagian
tubuh dan kemudian dikembalikan ke jantung.
1. Pembuluh arteri (pembawa darah dari jantung ke organ)
Menurut ukuranya jenis arteri dari besar ke kecil : aorta-arteri-arteriol-kapiler
a) Memiliki dinding tebal, kuat dan elastik
b) Menjadi saluran keluar dari jantung
c) Hanya memiliki satu katub pada ujung aorta
d) Terletak lebih dalam dari pada vena
e) Jika terluka darah akan memancar kuat
2. Pembuluh vena
a) Dinding tipis, mudah teregang
b) Merupakan saluran dari organ ke jantung
c) Memiliki katub untuk mencegah darah mengalik balik
d) Terletak lebih ke permukaan daripada arteri
 Darah
Darah adalah medium pengangkut tempat larutnya bahan-bahan (O2, CO2, nutrient, zat sisa,
elektrolit dan hormone) yang akan diangkut jarak-jauh di dalam tubuh.

Histologi dinding jantung

 Endocardium meliputi permukaan dalam dari jantung. Epitel Skuamosa sederhana ini
merupakan kelanjutan dari endotelium pembuluh darah besar.
 Miokardium, atau dinding otot jantung, membentuk atrium dan ventrikel. Lapisan ini
mengandung jaringan otot jantung, pembuluh darah, dan saraf. Miokardium terdiri dari
konsentris lapisan jaringan otot jantung.
 Epikardium adalah perikardium visceral yang menutupi permukaan luar dari jantung.
Membran serosa ini terdiri dari sebuah mesothelium terbuka dan lapisan jaringan ikat
longgar areolar yang melekat pada miokardium.

Histologi otot jantung

 Struktur otot jantung mirip dengan otot lurik namun memiliki cabang
 Ini ada satu atau dua terletak di bagian tengah
 Memiliki ciri khas yaitu adanya intercalated disk
 Pada intercalated disk terdapat desmosome dan fasia adherents, berfungsi untuk mengikat
otot jantung agar tidak terpisah saat kontraksi.
 Pada potongan longitudinal intercalated disk terlihat desmosome sebagai penghubung antar
sel otot jantung.
Histologi arteri dan vena

 Tunika intima atau tunika interna adalah bagian terdalam pada lapisan pembuluh darah.
Bagian ini termasuk jaringan epitel dan dikelilingi jaringan pengikat dengan sejumlah serat
elastic. Pada bagian terluar tunika intima mengandung lapisan tebal serat elastic yang
disebut membrane elastic internal.
 Tunika media adalah lapisan tengah dari pembuluh darah. Mengandung otot polos yag
konsentris . serat kolagen menghubungkan tunika media kepada tunika intima dan tunika
eksterna. Pada pembuluh arteri kecil, tunika media adalah bagian yang paling tebal. Tunika
media dipisahkan dari tunika eksterna oleh pita tipis dari serat elastic yang disebut
membrane elastic eksternal. Otot polos pada tunika media mengelilingi bagan lumen dari
pembuluh darah. Saat otot polos berkontraksi diameter pembuluh darah akan berkurang,
dan saat otot polos relaksasi diameter pembuluh darah akan bertambah.

 Tunika eksterna atau tunika adventitia adalah lapisan terluar dari pembuluh darah. Pada
arteri mengandung serat kolagen yang tersebar diantara serat elastic. Pada vena, biasanya
tunika eksterna lebih tebal dari tunika media dan berisi jaringan serat elastis dan sel otot
polos.

Sirkulasi darah

 Sirkulasi pulmonic (kecil)


ventrikel dextra– arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – atrium sinistra
 Sirkulasi sistemik (besar)
vena cava superior & inverior (kaya CO2) - atrium dextra - ventrikel dextra– arteri pulmonalis
– paru-paru – vena pulmonalis – atrium sinistra - Ventrikel sinistra – aorta – seluruh tubuh
kecuali paru-paru
MEKANISME HOMEOSTASIS PADA SISTEM CARDIOVASCULAR (SESUAI CASE)

12
14 1

15 13 2

16 3
10

17

18 8
4
5
7 11
9
6

Pada kasus kali ini yang terjadi adalah meningkatnya detak jantung Nyoman dan Sholeh
setelah bersepeda di panas siang hari. Saat bersepeda sel-sel Nyoman dan Sholeh akan
meningkatkan metabolismenya, untuk melakukan metabolisme sel-sel itu memperlukan
asupan O2 yang cukup. (1) Ketika kadar O2 dalam darah semakin menurun, dan kadar CO2
meningkat menyebabkan turunya kadar pH dalam darah. (2) kemoreseptor pada otak akan
mendeteksinya lalu (3) mengaktivasi pusat vasomotor dan pusat pemercepat kerja jantung.
(4) pusat pemercepat kerja jantung bekerja secara short term (langkah jangka pendek)
memicu meningkatnya detak jantung dan meningkatnya volume sekuncup, yang mana pada
giliranya (5) kedua hal itu akan meningkatkan keluaran jantung (cardiac output). (6)keluaran
otot jantung yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah sistem arteri. Selain
dipengaruhi kadar O2 , banyak berkeringat juga ikut mempengaruhi homeostasis
kardiovaskular. (12) keringat yang banyak akan menurunkan tekanan darah dan volume
darah. (13) penurunan volume dan tekanan darah akan dideteksi oleh baroreseptor yang
berada di arkus aorta dan sinus karotis dan akan (3) mengaktivasi pusat vasomotor dan
pemercepat kerja jantung.

(7) Pusat refleks vasomotor pada otak akan mengecilkan diameter pembuluh darah, dengan
(8) selain dari pusat otak, pengecilan pembuluh (vasokonstriksi) dipengaruhi juga oleh ADH,
aingiotensin II, epinefrin, dan norepinefrin. (9) dengan mengecilkan diameter pembuluh
daerah maka akan meningkatkan resistensi periferal, yang pada giliranya akan (6)
meningkatkan tekanan arteri darah.

(10)Bila terjadi dehidrasi maka darah akan mengental, (11) darah yang mengental akan akan
meningkatkan resistensi periferal, yang juga akan (6) meningkatkan tekanan arteri darah.

(14) Volume dan tekanan darah yang menurun dalam jangka panjang akan membuat ginjal
(15) mereabsorbsi air dan Na+ , efek dari reabsorbsi air dan Na+ adalah (16) peningkatan
volume darah, (17) volume balik vena juga akan meningkat dan (18) meningkatkan volume
sekuncup, (5)peningkatan volume sekuncup akan meningkatkan curah jantung / keluaran
jantung. (6) keluaran jantung akan meningkatkan tekanan arteri tubuh.
MEKANISME HOMEOSTASIS PADA KESEIMBANGAN CAIRAN

4 2

10 5 3
13
6 7

12

14
8

18

15

9 11 16

19
17

sehabis bersepeda Nyoman dan Sholeh merasa kehausan, rasa haus merupakan mekanisme
homeostasis untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh setelah banyak
kehilangan cairan tubuh saat bersepeda. (1) Volume diastolik akhir yang turun membuat
tekanan darah juga turun. (2) perubahan volume pada darah akan dirasakan oleh reseptor
volume serambi kiri. (3) reseptor volume serambi kiri akan merangsang neuron
hipotalamus.
(4) Saat bersepeda nyoman dan sholeh juga berkeringat, dengan hilangnya cairan tubuh
lewat keringat, maka osmolaritas akan naik. (5) naiknya osmolaritas akan meningkatkan
kerja neuron hipotalamus, (6) neruon hipotalamus akan membangkitkan rasa haus dan (7)
mensekresikan vasopresin. (8) efek dari rasa haus kita akan meminum air, (9) dengan
meminum air, menurunkan osmolaritas cairan tubuh kita (10) mengatasi masalah naiknya
osmolaritas tubuh. (11) meminum air juga akan meningkatkan volume plasma darah.

(12) Vasopresin akan membuat arteri vasokonstriksi, (13) vasokonstriksi akan meningkatkan
tekanan darah. Selain itu vasopresin juga akan (14) meningkatkan permeabilitas H20 dan Na+
pada tubulus distal dan kolektivus. (15) dengan meningkatnya permeabilitas H 20 dan Na+
maka reabsorbsi juga akan meningkat, (16) urin yang dikeluarkan pun menjadi sedikit dan
pekat (17) volume dan tekanan plasma pun menjadi meningkat (18) dan mengatasi masalah
rendahnya volume plasma.
MEKANISME HOMEOSTASIS PADA KESEIMBANGAN ENERGI

Mekanisme homeostasis pada


keseimbangan energi terbagi
menjadi dua, yaitu jangka
1 panjang dan jangka pendek.
Pada kasus kali ini Nyoman
dan Sholeh merasakan lapar,
2 lalu setelah makan mereka
merasa kenyang untuk itu
yang terjadi adalah
3
mekanisme jangka pendek. (1)
4 saat Nyoman dan Sholeh lapar
lambung akan menghasilkan
peptida yang bernama
5 Ghrelin. Ghrelin merupakan
perangsang nafsu makan. (2)
6 ghrelin akan mengaktifkan
neuron penghasil NPY (Neuro
12 Peptida Y) di hipotalamus. (3)
7 Neuron penghasil NPY akan
8 menghasilkan NPY. (4) NPY
yang terletak di nukleus
8 arkuatus hipotalamus akan
13
memicu pelepasan Neuron
LHA (lateral hypotalamic
9 14 area). (5) LHA akan
menghasilkan oreksin, (6)
10 oreksin akan membangkitkan
15
nafsu makan, (7) setelah kita
makan, usus halus dan besar
11 akan mensekresikan PYY3-36
(peptida YY), PYY akan
menghambat sekresi NPY dan
merangsang sekresi
melanokortin yang akan
menekan rasa lapar. (9) melanokortin akan merangsang PVN ( Nukleus Paraventrikel) (10) yang
nantinya akan melepaskan Corticotropine Releasing Hormone. (11) maka terhentilah nafsu makan.

(12) setelah kita makan tidak hanya PYY3-36 saja yang dihasilkan,kadar lemak dan nutrien dalam
duodenum juga akan naik. (13) keberadaan nutrien di usus halus membuat mukosa duodenum
mensekresikan Kolesitokinin yang akan memberikan efek kenyang. (14) keberadaan kolesitokinin
akan membuat NTS (Nukleus Traktus Solitarius), suatu bagian di batang otak (15) yang akan
memproses sinyal-sinyal kenyang.
HOMEOSTASIS PADA SISTEM DERMATOMUSKULOSKELETAL

DERMATOMUSKULOSKELETAL

Definisi : Sistem yang terdiri atas kulit, otot dan tulang yang saling terintegrasi satu sama lain

Klasifikasi : secara garis besar tulang dibagi 2 yaitu tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago)

Struktur makroskopik & mikroskopik otot rangka


 Berbentuk tabung panjang dan memiliki banyak inti yang tersebar pada perifer
 Bekerja dibawah kesadaran, mudah lelah
 Sarkolema adalah membrane yang membungkus myofibril
 Myofibril tersusun atas filament filament yang disebut miofilamen
 Miofilamen tipis disebut aktin dan miofilamen tebal disebut myosin
 Pada myofibril juga terdapat struktur yang disebut titin, titin berhubungan dengan myosin
 Sarkomer adalah unit fungsional terkecil pada otot rangka
STRUKTUR MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK TULANG
Tulang keras (osteon) tulang rawan (kartilago)
Tipe tipe sel tulang

Histologi tulang
kompak
Struktur makroskopik & mikroskopik integument (kulit)

Pendarahan akan
terjadi jika luka
menembus hingga
lapisan dermis atau
STRUKTUR KULIT/INTEGUMEN
lebih, karena mulai
EPIDERMIS lapisan dermin
terdapat pembuluh
 Stratum Korneum adalah lapisan kulit yang paling luar. darah.
 Stratum Granulosum adalah lapisan yang mengandung dua atau empat lapisan sel yang
disatukan oleh desmodom. Sel-sel ini mengandung granula keratohialin yang memiliki
pengaruh dalam pembentukan keratin pada lapisan atas epidermis.
 Stratum Lusidum adalah lapisan yang mengandung dua sampai tiga lapisan sel yang tidak
memiliki inti yang biasanya terdapat pada kulit yang tebal yaitu telapak tangan dan tumit
kaki.
 Stratum Germinalis adalah lapisan sel yang mengandung satu lapisan sel piral yang secara
aktif yang membelah diri secara mitosis untuk menghasilkan sel-sel yang berpindah ke dalam
lapisan-lapisan atas epidermis dan akhirnya ke permukaan kulit.

DERMIS

 Pembuluh Kapiler, berfungsi untuk menghantarkan nutrisi/zat-zat makanan pada akar


rambut dan sel kulit
 Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), tersebar diseluruh kulit dan berfungsi untuk
menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit
 Kelenjar Minyak (grandula sebaceae), berfungsi untuk menghasilkan minyak.
 Kumpulan saraf rasa nyeri (pacini), saraf panas (Ruffini), saraf rasa dingin (Krause) dan saraf
sentuhan (meissener).
 Folikel rambut
 Otot arektor pili.

HYPODERMIS

 Pada lapidan ini terdapat jaringan adipose (jaringan lemak) serta pembuluh darah.

Mekanisme kontraksi & relaksasi otot rangka


KONTRAKSI ( MEKANISME PEGESERAN FILAMEN)

Pada saat kontraksi, filament tipis dikedua sisi sarkomer bergeser kea rah dalam menuju pita A

 Garis Z tertarik ke dalam


 Zona H lebih kecil
 Pita I menyempit
 Aktin tidak mengalami perubahan panjang
 Myosin tidak mengalami perubahan panjang
Kontraksi terjadi saat sarkomer memendek, yaitu saat aktin dan myosin mmbentuk jembatan silang

1. Jembatan silang terjadi saat ion kalsium dilepaskan dari reticulum sarkoplasma menempel
pada troponin (3 polipeptida yng menempel pada tropomiosin).
2. Penempelan ion kalsium menyebabkan troponin berubah struktur dan menyebabkan
troponin yang melekat pada sisi perlekatan aktin terlepas dari sisi perlekatan nya.hal ini
memungkinkan kepala myosin untuk melekat dan membentuk jembatan silang.
3. Sebelum kepala myosin dapat melekat, kepala myosin perlu diaktifkan dengan ATP. ATP
akan mengalami reaksi hidrolisis membentuk ADP dan P, setelah reaksi kepala myosin dapat
melekat pada sisi perlekatan aktin.
4. Saat P terlepas dari kepala myosin, jembatan silang akan makin kuat
5. Lalu terjadi pelepasan ADP yang menyebabkan aktin terdorong ke arah tengah sarkomer.
Pergerakan ini menyebabkan sarkomer memendek.
6. Lalu jembatan silang ini terjadi berulang ulang selama kontraksi

RELAKSASI

Relaksasi terjadi saat ion kalsium yang melekat pada troponin terlepas dan di transport kembali ke
reticulum sarkoplasma. Lepas nya ion kalsium menyebabkan troponin kembali ke struktur semula
dan tropomiosin kembali melekat ke tempat perlekatan pada aktin
Mekanisme bergerak

Setiap otot memiliki dua atau lebih tendon (ujung otot). Tendon yang melekat pada tulang yang
bergerak disebut insersio, sedang yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.

Pergerakan terjadi karena tulang memiliki ikatan pada otot (origo dan insersio), saat otot
berkontraksi ataupun relaksasi.
MEKANISME HOMEOSTASIS PADA SISTEM THERMOREGULASI (BERKAITAN DENGAN SISTEM
DERMATOMUSKULOSKELETAL)

8
10
3

11
4
1 2
6
7

Pada kasus ini, Nyoman dan Sholeh bersepeda di saat musim kemarau yang panas, suhu tubuh
mereka naik diatas suhu normal, (1) saat suhu naik di atas normal, maka perubahannya akan
dideteksi oleh thermoreseptor. (2) Thermoreseptor akan memberikan informasi kepada
hypothalamus. Informasi-informasi akan diolah oleh hypothalamus dalam rangka untuk
mempertahankan keadaan suhu tubuh normal, cara-cara untuk mempertahankan suhu tubuh
adalah dengan (3) dilatasi dinding-dinding arteriola di kulit, (4) meningkatkan sekresi kelenjar
keringat, (4) mengurangi aktivitas otot. (6) dengan langkah-langkah itu tubuh akan melepaskan
panas (7) dan suhu tubuh kembali normal. (8) dengan hilangnya panas tubuh maka akan
menurunkan suhu darah (9) turunnya suhu darah merupakan umpan balik negatif yang akan
diterima oleh thermoreseptor. (11) theremoreseptor akan memberitahu hipotalamus bahwa suhu
sudah kembali normal.
HOMEOSTASIS PADA SISTEM RESPIRASI

SISTEM RESPIRASI

Definisi : adalah system yang terdiri atas saluran yang berfungsi untuk pertukaran gas dari atmosfer
ke dalam tubuh atau sebaliknya.

Komponen penyusun system respirasi

Organ penyusun system respirasi dibagi menjadi 2 yaitu :

 Secara structural
 Bagian atas: Hidung, Rongga hidung, Faring
 Bagian bawah : Laring, Trachea, Bronkhiolus dan cabang bronchioles,
Alveolus, Paru-paru
 Secara fisiologi
a) Conducting portion (jalur masuk dan keluar)
 Hidung, faring, laring, trachea, bronkhi
b) Respiratory portion (tempat terjadinya proses pertukaran gas)
 Respiratory bronkhiolus, alveoli
Organ pada system respirasi

1) Hidung (nasal)
Udara masuk melalui bagian luar hidung yaitu elsternal nares, pada nares
terdapat sekat yang disebut septum. Selanjutnya udara masuk ke rongga
hidung, udara di saring, di hangatkan dan dilembabkan sesuai suhu dan
kelembapan tubuh. Pada hidung terdapat rambut hidung untuk proses
penyaringan. Padal rongga hidung terdapat silia untuk penyaringan, serta
mucus untuk menangkap molekul besar (berukuran lebih dr 10 mikrometer)
. penghasil mucus adalah sel goblet.

Udara perlu d sesuaikan suhu dan kelembapanya agar organ organ yang
terlibat dalam pernafasan tidak mengalami kekeringan (dried out)

2) Faring : jalur udara dan makanan.


a) Nasofaring
Bagian teratas pada faring, terhubung dengan bagian posterior dari
hidung (internal nares). Tersusun atas epitel columnar bersilia.
b) Orofaring
Berhubungan langsung dengan rongga mulut. Tersusun atas epitel
columnar berlapis.
c) Laringofaring
Bagian inferior dari faring. Merupakan pintu masuk ke laring atau ke
esophagus.
3) Laring
a. Terdiri atas susunan tulang rawan
b. Terdapat pita suara untuk menghasilkan suara
c. Terdapat epiglottis, katub yg memisahkan jalur udara dan makanan.
4) Trachea
Merupakan pipa silinder yang tesusun atas kartilago berbentuk C yang
berfungsi untuk menjaga saluran nafas agar tetap terbuka.
5) Bronkhus
Merupakan percabangan dari trachea, tempat percabangan ini disebut
carina. Bronchus mempunyai cabang primer, sekunder, tersier dan
membentuk cabang-cabang bronkhiolus. Pada cabang bronkhiolus yang ada
alveolusnya disebut respiratory bronkhiolus.
6) Paru-paru
Pada pari-paru kanan mempunyai 3 lobus, sedangkan paru-paru kiri
mempunyai 2 lobus. Di dalam paru paru terdapat bronchus, bronchioles,
serta alveolus.
7) Alveolus
Merupakan suatu struktur kantong udara yang memiliki dinding tipis yang
bertujuan untuk memudahkan divusi antara O2 dengan CO2. Di sekeliling
alveolus banyak kapiler darah untuk pertukaran gas tersebut.

Histologi dasar system respirasi

FARING
LARING

LV : LARYNGEL VESTIBULE

G : SEROMUCOUS GLANDS

VF : VESTIBULAR FOLDS

L: LYMPHOID NODULES

V: NARROW SPACE

VC: VOCAL CORD

VM : VOCAL MUSCLE

BRONCHIAL WALL
MEKANISME HOMEOSTASIS PADA SISTEM RESPIRASI (SESUAI CASE)

Pada saat aktivitas tinggi seperti saat


Nyoman dan Sholeh bersepeda, (1)
maka kebutuhan sel akan O2 akan
meningkat, sehingga menurunkan kadar
O2 dalam darah. (2) kadar oksigen yang
rendah membuat dorongan bagi tubuh
1 untuk memperoleh O2 yang lebih
banyak. (3) caranya adalah dengan
terengah-engah, dengan terengah-
2 engah intensitas pertukaran oksigen
dengan CO2 akan meningkat. (4)
menyebabkan kadar oksigen naik,
menurunkan kadar CO2 dan
meningkatkan penyaluran O2 ke otot.

4
KAITAN ANTARA KEGAGALAN FUNGSI ORGAN & HOMEOSTASIS

1. SISTEM RESPIRASI
a. Oksigen yang tidak terhantar ke otak dan jaringan tubuh lainya, sehingga
organ tubuh kekurangan oksigen
b. Respirasi yang terhambat akan menyebabkan tertumpuknya CO2 dalam darah
menyebabkan pH darah menjadi asam
c. Defisit O2 akan menyebabkan kondisi anaerob sehingga tercipta kondisi
asidosis metabolik
d. Penyakit asma yaitu terganggunya pertukaran oksigen dan karbondioksida
sehingga mengganggu homeostasis
2. SISTEM KARDIOVASKULAR
a. Gagal jantung = ketidakmampuan curah jantung untuk mengimbangi
kebutuhan tubuh akan pasokan darah
b. Mengakibatkan terganggunya berbagai fungsi kerja tubuh, karena pasokan
nutrisi, oksigen, hormon, dan pengangkutan zat sisa metabolisme terganggu.
Pada akhirnya menggangu sistem homeostasis tubuh secara keseluruhan
3. SISTEM THERMOREGULASI
Bila termoreseptor pusat yang berada di hipotalamus rusak maka pengaturan
suhu tubuh akan terganggu, tubuh akan memberikan respon yang salah pada
perubahan suhu yang terjadi sehingga mengacaukan keseimbangan suhu
tubuh.

Anda mungkin juga menyukai