1 Januari 2017
ASPEK IMUNOLOGI
CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD)
ABSTRAK
Pendahuluan: Chronic Obstruktive Pulmonary Diseases (COPD) adalah penyakit paru
kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif
nonreversibel atau reversibel parsial. pada tahun 1990 COPD menempati urutan ke-6
sebagai penyebab utama kematian di dunia, sedangkan pada tahun 2012 telah menempati
urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan stroke.
Patogenesis: Penyempitan saluran nafas tampak pada saluran nafas yang besar dan kecil
yang disebabkan oleh perubahan konstituen normal saluran nafas terhadap respon
inflamasi yang persisten. Merokok merupakan faktor risiko lingkungan utama terjadinya
COPD. Paparan kronik partikel inhalasi akibat merokok memacu proses inflamasi seperti
produksi netrofil dan makrofag serta aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear factor Kβ.
Diagnosis: Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan
pemeriksaan penunjang. Nilai Hb pada penderita COPD dapat bervariasi tergantung pada
beratnya penyakit dan riwayat hipoksia yang lama akibat adanya hipoventilasi. Menilai
terjadinya gagal napas kronik stabil dan gagal napas akut. Pada Kasus COPD analisa gas
darah sangat penting untuk menilai status respiratorik pasien. Proses inflamasi pada COPD
tidak hanya menyebabkan respon inflamasi paru yang abnormal tapi juga menimbulkan
inflamasi sistemik.
Kesimpulan: Merokok merupakan faktor risiko lingkungan utama terjadinya COPD.
Paparan kronik partikel inhalasi akibat merokok memacu proses inflamasi seperti produksi
netrofil dan makrofag serta aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear factor Kβ. Interaksi
ini merupakan trias patologik COPD yang terdiri atas; inflamasi persisten yang ditandai
dengan peningkatan netrofil, makrofag dan limfosit T serta pelepasan beragam sitokin dan
mediator pro inflamasi, protease-antiprotease imbalance, dan oxidative stress.
IMMUNOLOGICAL ASPECTS
CHRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASES (COPD)
Diagnosis: The diagnosis can be established based on history, physical examination and
investigation. Hb level on patients with COPD can vary depending on the severity of the
disease and extensive history of hypoxia due to hypoventilation. Assesing the occurance of
stable chronic respiratory failure and acute respiratory failure. In the case of COPD,
blood gas analysis is vital to assess the patient's respiratory status. Inflammatory process
in COPD does not only cause abnormal inflammatory respons of the lungs, it also creates
systemic inflammation
yaitu; faktor lingkungan dan faktor host. permukaan paru yang merupakan stress
Merokok merupakan faktor risiko utama oksidatif dan menyebabkan terjadinya
yang mengawali mekanisme innate dan injury pada sel paru. Meningkatnya
adaptive immunity.4 produksi ROS dan lipid peroxidation
Merokok menyebabkan inhalasi menjadi predisposisi utama terjadinya
partikel dan gas berbahaya kedalam paru- inflamasi paru dan ketidak seimbangan
paru. Setiap satu kali inhalasi partikel produksi enzim protease dan anti protease.
rokok mengandung lebih dari 2000 Ketidak seimbangan aktivitas enzim
xenobiotik yang terdiri dari 1014 radikal protease dan anti-protease berdampak
bebas yang dapat menyebabkan trauma pada peningkatan produksi elastin peptide
pada sel epitel. Hubungan antara rokok atau collagen breakdown products
dengan COPD merupakan hubungan dose (proline-glycine-proline/PGP). Peptida ini
response artinya lebih banyak batang bertindak sebagai neoantigen dan memicu
rokok yang dihisap setiap hari dan lebih terbentuknya anti-elastin antibody.6,7
lama kebiasaan merokok maka risiko
III. EPIDEMIOLOGI
penyakit yang ditimbulkan akan lebih
Data World Health Organization
besar. Paparan kronik terhadap partikel
(WHO), menunjukkan bahwa pada tahun
dan gas berbahaya ini menyebabkan
1990 COPD menempati urutan ke-6
respons inflamasi yang bersifat progressif
sebagai penyebab utama kematian di
dan irreversible, hal ini memicu kerusakan
dunia, sedangkan pada tahun 2012 telah
jaringan dan pelebaran ruang alveolar.1,5
menempati urutan ke-3 setelah penyakit
kardiovaskuler dan stroke. Hasil survey
penyakit tidak menular oleh Direktorat
Jenderal PPM dan PL di 5 rumah sakit
propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Lampung dan
Merokok dalam waktu lama
Sumatera Selatan) pada tahun 2004,
menyebabkan pemaparan kronis reactive
menunjukkan COPD menempati urutan
oxygen species (ROS) terhadap
62 Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
merokok memacu proses inflamasi seperti Innate immunity dan adaptive immunity
produksi netrofil dan makrofag serta merupakan mekanisme imun yang saling
aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear terintegrasi pada mekanisme pertahanan
factor Kβ. Perubahan patologik dan gejala mukosa saluran napas pada respon awal
klinik merupakan hasil interaksi antara dari paparan partikel inhalasi akibat
faktor host dengan faktor lingkungan. merokok. Innate immunity dimulai dengan
Interaksi ini merupakan trias patologik pelepasan pattern-recognition molecules
COPD yang terdiri atas; inflamasi yang bekerja secara cepat, dan bersifat
persisten yang ditandai dengan nonspesifik.13
peningkatan netrofil, makrofag dan
limfosit T serta pelepasan beragam sitokin IVa. INNATE IMMUNITY
dan mediator pro inflamasi, protease- a. EPITEL SALURAN NAPAS
antiprotease imbalance, dan oxidative Epitel saluran napas merupakan sistem
stress, gambar 2. Semua faktor-faktor ini pertahanan tubuh pertama pada saluran
menyebabkan metaplasia dan hiperplasia napas kecil maupun besar. Merupakan
sel goblet, hipersekresi mukus, fibrosis, barrier fisik pertama terhadap mikroba
gangguan otot halus dan destruksi pathogen dan inhalasi toksin atau gas
12
jaringan paru. berbahaya. Epitel saluran napas telah
diketahui mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mengawali dan memediasi korelasi yang kuat terhadap derajat
1,13
respon inflamasi paru. infiltrasi dan progressi penyakit. Infiltrasi
Akibat paparan kronik terhadap rokok, makrofag terlokalisir disekitar jaringan
menyebabkan terjadinya perubahan rusak dan mengekspresikan mediator-
struktur epitel yang mengakibatkan mediator pro inflamasi. Melalui sekresi
hilangnya fungsi barrier epitel saluran matriks metalloproteinase misalnya
napas, hal ini ditandai dengan penurunan MMP-9, makrofag alveolar secara
cleareance mucocilliary dan metaplasia langsung menyebabkan kerusakan
epitel skuamous. Akibat adanya jaringan pada emfisema.13
perubahan morfologi epitel saluran napas Makrofag pada COPD juga
transforming growth factor-β (TGF-β) menyebabkan peningkatan pelepasan IL-8
dependent signaling menjadi teraktivasi yang memicu infiltrasi neutrofil dan
sehingga memicu pelepasan sitokin pro kerusakan jaringan melalui peningkatan
inflamasi seperti tumour necrosis factor-α sekresi protease. Infiltrasi T-cell melalui
(TNF-α) dan interleukin-1β oleh makrofag peningkatan ekspresi Th1/Tc1 dengan
alveolar yang mengawali kaskade pro kemokin spesifik seperti CXCLl9,
inflamasi.13 CXCL10 dan CXCL11.13
Paparan terhadap rokok juga secara c. SEL DENDRITIK
langsung dapat memicu peningkatan Sel dendritik merupakan sel “sentinel”
ekspresi kemokin seperti IL-8 dan pada respons innate immunity dan
chemokine (c-c motif) ligand 20 ( CCL20) berperan penting sebagai antigen
yang memicu infiltrasi neutrofil, sel presenting cell (APC) dan menjadi
dendritik dan sel T kedalam paru.13 perantara antara innate dan adaptive
b. MAKROFAG ALVEOLAR immunity. Sel dendritik terletak pada
Makrofag alveolar telah lama diketahui parenkim paru, mengalami migrasi ke
berperan penting terhadap respons daerah intraepithelial dan segera
inflamasi pada COPD, hal ini ditandai berespons terhadap infeksi atau kerusakan
dengan peningkatan jumlah makrofag jaringan melalui aktivasi naive Tcells.13
pada jaringan paru dan mempunyai
65 Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017
paru (masih dalam proses penelitian parsial. Hambatan aliran udara pada
di Negara maju). COPD berhubungan dengan adanya
respon inflamasi paru terhadap partikel
X. DIAGNOSIS BANDING atau gas yang beracun atau berbahaya.
Diagnosis banding COPD yaitu; Merokok merupakan faktor risiko
Asma, Sindrom Obstruksi Pasca lingkungan utama terjadinya COPD.
Tuberkulosis (SOPT), Pneumotoraks, Paparan kronik partikel inhalasi akibat
Gagal Jantung Kronik, dan merokok memacu proses inflamasi seperti
Bronchiectasis.18 produksi netrofil dan makrofag serta
aktivasi faktor transkripsi seperti nuclear
factor Kβ. Perubahan patologik dan gejala
klinik merupakan hasil interaksi antara
faktor host dengan faktor lingkungan.
Interaksi ini merupakan trias patologik
XI. PROGNOSIS
COPD yang terdiri atas; inflamasi
Pasien COPD dengan komplikasi persisten yang ditandai dengan
yang berat seperti gagal jantung kanan dan peningkatan netrofil, makrofag dan
kor pulmonal memiliki prognosis yang limfosit T serta pelepasan beragam sitokin
jelek, jika tidak ditangani secara intensif dan mediator pro inflamasi, protease-
dapat menyebabkan kematian pada pasien antiprotease imbalance, dan oxidative
COPD.3 stress. Semua factor-faktor ini
menyebabkan metaplasia dan hiperplasia
XII. RINGKASAN
sel goblet, hipersekresi mukus, fibrosis,
Chronic Obstruktive Pulmonary gangguan otot halus dan destruksi
Diseases (COPD) adalah penyakit paru jaringan paru.
kronik yang ditandai oleh hambatan aliran Innate immunity dan adaptive
udara di saluran napas yang bersifat immunity merupakan mekanime imun
progressif nonreversible atau reversible yang saling terintegrasi pada mekanisme
pertahanan mukosa saluran napas pada
75 Rosa Dwi Wahyuni, Aspek Imunologi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 4 No. 1 Januari 2017